Você está na página 1de 5

ANALISIS ROMAN SITI NURBAYA BAB 4

DITULIS OLEH : CHRISTOPHER JASON/9D/06



A. Ri ngkasan Ceri ta
Pada waktu itu, hari Minggu sore, Sutan Hamzah sedang berada
di rumah Rubiah dan pada saat itu hadir juga Putri Rubiah yang sedang
menjahit di tikar rumput. Di sana, Sutan Hamzah dan Putri Rubiah
berbincang-bincang mengenai kelakuan Sutan Mahmud yang semakin
lama semakin berubah. Sutan Mahmud, kakak Sutan Hamzah, dirasa
oleh Putri Rubiah dan Sutan Hamzah semakin jarang mengunjungi
mereka. Sutan Mahmud beralasan karena pekerjaan dan kesibukannya.
Sutan Hamzah dan Putri Rubiah juga berbincang-bincang bagaimana
kakaknya tersebut terlalu mengurusi anaknya sampai disekolahkan
tinggi-tinggi di mana-mana. Padahal, yang seharusnya mengurusi adalah
mamaknya. Putri Rubiah dan Sutan Hamzah juga mengkritik bagaimana
Sutan Mahmud tidak mau beristir banyak padahal ia adalah penghulu
yang notabene merupakan orang yang bergelar cukup tinggi. Akhirnya,
setelah berbincang-bincang, mereka berdua mencurigai sikapnya yang
berubah disebabkan karena pengaruh orang lain. Mereka pun meminta
bantuan dukun setempat Si Juara Lintau, namun sang dukun berkata
bahwa ilmu yang ada pada Sutan Mahmud terlalu kuat. Dugaan Sutan
Hamzah dan Putri Rubiah pun menjadi terbukti. Akhirnya, mereka
menyuruh Si Juara Lintau untuk mengerjai istri Sutan Mahmud dan Si
Juara Lintau menyarankan agar istri Sutan Mahmud tersebut dibuat
menjadi orang gila. Mereka pun setuju. Akhirnya, setelah semua urusan
dengan Si Juara Lintau selesai, ia pun segera pulang ke rumahnya.

B. Daftar Kata-Kata Sul i t
1) Pelimbahan : Tempat rendah atau lubang yg sengaja digali untuk
tempat membuang air kotor dsb.
2) Mentua : Mertua.
3) Bersutan : Menyebut sutan kepada ; memanggil sutan kepada.
4) Menyabung : Mengadu ; mempertaruhkan.
5) Bujang : Belum menikah (baik laki-laki maupun perempuan).
6) Kemenakannya : Anak saudara (adik atau kakak).
7) Daranya : Anak perempuan yang belum kawin ; gadis ;
perawan.
8) Diindahkannya : Dipedulikannya ; diperhatikannya
9) Secambung : Semangkuk
10) Nipah : Palem yg tumbuh merumpun di rawa-rawa daerah
tropis tinggi mencapai 8 m, daunnya digunakan untuk bahan atap,
tikar, keranjang, topi, dan payung, nira dr sadapan perbungaannya
digunakan untuk pembuatan gula dan alkohol;

C. Daftar Ungkapan Khas

I . DAFTAR I DI OM
1) Harta Pusaka : Barang pusaka/peninggalan
sebelumnya/terdahulu.
2) Untung Nasib : Nasib hidup seseorang/takdir.
3) Sia-sia : Tidak ada gunanya.

I I . DAFTAR PERI BAHASA
1) Arang habis, besi binasa : artinya mendapat musibah
secara beruntun.
2) Malang tak boleh ditolak, mujur tak dapat diraih : artinya nasib
itu tak dapat diubah sebelumnya oleh karena nasib adalah rahasia Allah
bagi manusia.
3) Berudang di balik batu : artinya ada sesuatu/maksud
yang tersembunyi di sebalik sesuatu perbuatan, perkataan dan
sebagainya.
4) Menepuk air di dulang : artinya membeberkan rahasia
keluarganya.

I I I . KALI MAT BERMAJAS
1) Pikiranku pun demikian pula. Makin lama makin jarang ia datang
kemari kian hari kian kurang diindahkannya aku dan Rubiah, serta kaum
keluarganya yang lain-lain sebagai takut ia datang kemari.
2) "Apakah sebabnya Penghulu di lain-lain tiada sebagai dia?" jawab
Sutan Hamzah.
3) Bukan tak baik saja, perbuatan yang sedemikian, tetapi malu aku
kepada orang lain; sebab tak layak orang yang berbangsa sebagai kita,
berbuat begitu,
4) Bukan sebagai kakanda Mahmud; jangankan mendapat uang, bahkan
berugi dan berhabis uang pula ia.
5) Bukankah lebih baik bodoh sebagai hamba ini, tetapi tak pernah
susah dan menyusahkan orang.
6) Tetapi hamba, bebas sebagai burung di udara; tak ada yang
melarang dan menyuruh, boleh berbuat sekehendak hati: Beraja di hati,
bersutan di mata hamba sendiri.
7) Orang yang sebagai dia, harus membanting tulang, jika tak kaya;
sebab bangsanya kurang.
8) Bukankah telah adat nenek moyang kita, yang sebagai itu?
9) Sekarang tahulah hamba, apa sebabnya ia sebagai benci saja
melihat kita.
10) Jika kita bencanakan dia, menjadi sebagai: menepuk air di dulang
pekerjaan kita itu; muka kita sendiri juga yang akan basah.
11) Tatkala datang bujang Abu, berkatalah Sutan Hamzah per- lahan-
lahan kepadanya, sebagai takut ia perkataannya akan ter- dengar oleh
orang lain.
12) Kurang patut rupanya bagi orang besar sebagai Tuanku itu.

D. Perbandi ngan Budaya
E. Anal i si s Unsur I ntri nsi k Ceri ta
1) Amanat/Moral yang disampaikan
! Sebaiknya, meskipun kita telah berkeluarga, kita tidak boleh
melupakan keluarga kita dan menelantarkannya begitu saja.
(bukti tekstualnya : "Pikiranku pun demikian pula. Makin lama makin
jarang ia datang kemari kian hari kian kurang diindahkannya aku dan
Rubiah, serta kaum keluarganya yang lain-lain sebagai takut ia datang
kemari. Katanya karena banyak kerja, dan ia takut kalau- kalau
pekerjaannya kurang maju. Benarkah itu?" tanya putri Rubiah).
2) Tokoh-Tokoh penting dan perwatakannya :
a) Sutan Hamzah :
! Dalam bab ini banyak sifat Sutan Hamzah yang bisa kita
lihat, mulai dari sifatnya yang pendendam terbukti pada saat dia ingin
istri Sutan Mahmud yang sudah mendukuni sikapnya agar mati (bukti
tekstual : "Mati pun tak mengapa, karena perempuan semacam itu tak
harus dipelihara. Setelah ia gila atau mati, saudara hamba tentu mau
kawin pula."). Terlihat juga sikapnya yang peduli kepada saudaranya (
bukti tekstual : Kalau benar ia telah kena "perbuatan" orang,
seharusnya kita- lah yang akan mengobatinya. Itulah kewajiban orang
bersaudara. Jangan kita musuhi dia, sebab tentulah akan bertambah-
!"#$%$&'()$#$*$+ '$#$
-$./" 0/"
'$#$ 1$./" 2/"3 4$+5$/ +6)7$8 *$9.$+
7(+:$#2 .(9$)"4$+ *28$ 4(6)$+5 %$+5
*();$+5.$/ /2+552 *()24/)2 *$+%$.<
'()52 .( #"."+ ;$#$ 1$./" 2/"
="."; *$+%$. #28$.".$+
>2.$ 4(6)$+5 *():$*$/ /2+552 /2#$.
7(7;"+%$2 24/)2 #$+ $+$. *$+%$. $.$+
#2$+55$; $+(9
!"#$%$&'()#$*$+ '$#$
?$7$+ @(.$)$+5
@$$/ 2+23 +6)7$8+%$ 7(7;"+%$2 24/)2
4(*$+%$. A 6)$+53 *$2. 2/" *();$+5.$/
/2+552 $/$";"+ /2#$.
'$#$ 4$$/ 2+23 4(*$52$+ 6)$+5 7$429
7(7;()=$%$2 #"."+3 +$7"+ .(;()=$%$$+
/()9$#$; #"."+ 4"#$9 *().")$+5<
>"4/)"3 ;$#$ 4$$/ 2+2 9$8 2/" #2$+55$;
$#$8$9 9$8 %$+5 ;$82+5 +6)7$8<
tambah penyakitnya, karena dari kanan dan dari kiri, tak dapat
pertolongan).
b) Putri Rubiah
! Dalam bab ini, digambarkan Putri Rubiah mempunyai
sifat setia terhadap saudaranya (bukti tekstualnya : "Memang
engkaulah saudaraku yang sesungguh-sungguhnya, membangkitkan
batang terendam, yang tahu adat istiadat dan menjunjung tinggi
pusaka nenek moyang kita dan tahu meng- hargakan ketinggian
kebangsawanan kita dan menjalankan kewajiban kepada saudara dan
kemenakannya," kata putri Rubiah, memuji-muji adiknya itu). Putri
Rubiah juga mempunyai sifat yang agak egois seperti pada saat ia lebih
ingin diurusi oleh Sutan Mahmud, ketimbang Sutan Mahmud lebih
mengurusi anaknya karena sekolah menurutnya tidak penting (bukti
tekstualnya : Mauku sekolah Belanda ini saja, cukuplah. Sudah itu
masukkan saja ia ke kantor, jadi juru tuliskah atau apa saja. Biarpun tak
bergaji, tak mengapalah mula- mula ini. Kelak, tentulah akan naik juga
pangkatnya dan dapat juga gaji yang besar, asal ada untungnya.
Bukankah sudah ada pepatah kita yang mengiaskan hal itu: Malang tak
boleh ditolak, mujur tak dapat diraih. Sesudah diikhtiarkan, diserahkan!
Ini tidak; karena hendak memajukan anak sampai berhabis-habisan.
Harta pusaka pun hampir diganggunya pula.).
c) Si Juara Lintau
! Si Juara Lintau pada bab ini digambarkan sebagai dukun
yang cukup baik dan penurut, terbukti pada saat ia melayani perintah
dari Sutan Hamzah dan Putri Rubiah (bukti tekstualnya : "Perkara itu
serahkanlah kepada hamba; seberapa boleh, tentu akan hamba tolong.
Hanya suatu permintaan hamba, adakah agaknya baju atau kain Tuanku
Penghulu di sini yang sudah dipakainya?" tanya Juara Lintau.).
d) Sutan Mahmud (tokoh pasif ! hanya digambarkan oleh peran
lainnya).
! Sutan Mahmud kurang memedulikan saudaranya (bukti
tekstualnya : "Pikiranku pun demikian pula. Makin lama makin jarang ia
datang kemari kian hari kian kurang diindahkannya aku dan Rubiah,
serta kaum keluarganya yang lain-lain sebagai takut ia datang kemari.
Katanya karena banyak kerja, dan ia takut kalau- kalau pekerjaannya
kurang maju. Benarkah itu?" tanya putri Rubiah.).
3) Karakterisasi yang digunakan :
! Pada bab ini, menggunakan karakterisasi secara dramatik,
terbukti karena pada bab ini terdapat sangat banyak dialog, dan watak
karakter lebih digambarkan melalui dialog antar tokoh (bukti
tekstualnya : "Pikiran yang sedemikian, acap kali timbul pula dalam
hatiku. Memang pangkat itu aku sukai dan harus dijaga benar- benar,
supaya jangan bercacat nama. Tetapi janganlah hendaknya karena itu,
berubah kelakuan adat dan pikiran. Coba kaupikir! Aku dan Rukiah
saudaranya dan kemanakannya yang perempuan, jadi tanggungannya.
Tetapi tiada dijaga, tiada dikunjung-kunjunginya dan tiada dilihat-
lihatnya, apalagi di- belanjainya; pendeknya tidak diindahkannya. Hanya
anak dan istrinya sahaja yang dijaga dipelihara dan dihiraukannya. Kalau
terjadi apa-apa pada malam atau siang hari atau kami ditimpa bahaya
sekali disebut seribu kali dijauhkan Allah hendaknya, bagaimana kami?
Akan mati seoranglah agaknya," kata Putri Rabiah dengan sedih.).
4) Latar Suasana Sosial Budaya
! Latar suasana sosial Budaya Minang dengan Agama Islam
(bukti tekstualnya : "Ah, bohong! Bukannya ia sendiri yang menjadi
Penghulu di Padang ini dan berpangkat tinggi. Apakah sebabnya
Penghulu di lain-lain tiada sebagai dia?" jawab Sutan Hamzah.). Pada
bukti tersebut terdapat gelar Sutan yang berarti dari Minang.
5) Sudut Pandang Pengarang
! Sudut pandang orang ketiga serba tahu

Você também pode gostar