Hal : Permohonan Surat Ijin Kunjungan Depok, 2 Oktober 2013
Lampiran : 1 berkas proposal kunjungan
Kepada: Kepala Program Studi Pendidikan Ners. Ibu Kuntarti S.Kp., M.Biomed Sehubungan dengan tugas mata aar !"anaemen Kepera#atan$ bagi mahasis#a %akultas &lmu Kepera#atan 'ni(ersitas &ndonesia )%&K '&*, dengan hormat kami mohon kesediaan &bu untuk memberikan i+in kepada kami untuk mengadakan kunungan ke: tempat : Puskesmas Ke,amatan -ebet alamat : .l. Pro/. Soepomo, S0 No. 12 Ke,amatan -ebet, Kelurahan "enteng dalam, .akarta Selatan hari, tanggal : 3abu, 20 dan 24 No(ember 2013, Sabtu 23 No(ember 2013 dan 3abu 2 Desember 2013 5dapun surat i+in permohonan berkunung ini dituukan kepada Kepala Puskesmas Ke,amatan -ebet. Kami bermaksud untuk melakukan obser(asi pada salah satu ruang ra#at dan #a#an,ara seputar manaemen kepera#atan khususn6a proses pengarahan 6ang diterapkan pada ruang ra#at tersebut. "ahasis#a 6ang akan berkunung berumlah 1 orang, dengan rin,ian sebagai berikut: No. Nama "ahasis#a NP" 1 2 3 2 1 7itra 0a/ilah Shabrina Dara "ustika Sartika &rsa Putri Septiani 5n#ar -ri 0ida6anti 110809:021 1108020288 1108013122 1108009891 1108003:11 Demikian permohonan ini kami sampaikan. 5tas i+in 6ang &bu berikan, kami sampaikan terima kasih. "engetahui, Pembimbing Ketua Kelompok "anaemen Kepera#atan Ns. Sukihananto, S.Kep.".Kep Dara "ustika N&P. 1:9310102010121003 NP": 1108020288 P!P!S"L K#$%#$&"$ M"'" "%" K(P(MIMPI$"$ )"$ M"$"%(M($ K(P("*"'"$ ". L"'" B(L"K"$& Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan 6ang bertanggung a#ab men6elenggarakan pembangunan kesehatan di suatu #ila6ah kera. Dibentukn6a puskesmas atau pusat kesehatan mas6arakat diharapkan dapat membantu menekan angka kesakitan dan kematian mas6arakat sekitar dengan program pela6anan dalam gedung maupun luar gedung dengan pemberian promosi kesehatan dan pemberda6aan mas6arakat. Saat ini puskesmas telah ban6ak didirikan di berbagai #ila6ah kera dengan dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Namun, Puskesmas masih memiliki ban6ak masalah dalam pelaksanaann6a. ;eberapa masalah 6ang ada di puskesmas antara lain (isi misi dan /ungsi puskesmas 6ang belum elas sehingga dalam pelaksanaann6a program puskesmas belum optimal. Kemudian, sistem manaemen puskesmas belum terkoordinasi dengan baik sehingga implementasin6a terlihat kurang dalam mengatasi masalah 6ang ada di mas6arakat. Selain itu, kegiatan 6ang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan mas6arakat setempat. Salah satu masalah 6ang ban6ak teradi adalah sistem manaemen kepera#atan 6ang kurang maksimal baik dari segi peren,anaan, pengorganisasian, ketenagaan, aktuating, dan kontroling. Salah satu hal 6ang berpengaruh di dalamn6a adalah sistem kepemimpinan 6ang ada. Sistem kepemimpinan dapat berupa ga6a kepemimpinan 6ang tidak tepat diterapkan. 5da beberapa ga6a kepemimpinan antara lain otoriter, demokratis, partisipati/ dan bebas tindak. Seorang pemimpin 6ang baik harus bisa mengkombinasikan enis ga6a diatas dalam melakukan super(isi terhadap sta/. Pemimpin 6ang e/ekti/ harus memiliki kemampuan untuk menggunakan proses pen6elesaian masalah, mempun6ai kemampuan komunikasi 6ang baik, menunukkan keuuran dalam memimpin, kompeten, kreati/, dan kemampuan mengembangkan kelompok. Selain itu, baik atau burukn6a kualitas pela6anan asuhan kepera#atan uga bergantung pada metode penugasan 6ang diterapkan pada puskesmas tersebut. Prinsip pemilihan metode penugasan adalah umlah tenaga 6ang ada, kuali/ikasi sta/ dan klasi/ikasi pasien. ;erdasarkan prinsip<prinsip tersebut, dipilihlah metode terbaik dalam pemberian asuhan kepera#atan 6ang mengakomodir semua prinsip. -erdapat beberapa ma,am metode penugasan. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. .enis metode penugasan sendiri terdapat beberapa bentuk, 6aitu: 1. Metode Penugasan +ungsional "erupakan suatu metode 6ang berotrientasi pada tugas dimana /ungsi kepera#atan tertentu ditugaskan pada setiap anggota sta/. Seorang pera#at terda/tar )3N* bertanggung a#ab menerima tugas untuk melakukan keterampilan tertentu kepada seluruh klien 6ang ada di ruangan untuk pemberian obat<obatan, seorang 6ang lain untuk tindakan, seorang lagi mengatur pemberian intra(ena= seorang pera#at praktik terda/tar ditugaskan Sistem pemberian asuhan kepera#atan keperawatan fungsional )"ar>uis dan 0uston, 1::9* pada penerimaan dan pemulangan, 6ang lain memberi bantuan mandi= pembantu pera#at merapihkan tempat tidur, membagikan troli makan, dan sebagain6a. "etode ini e/isien dan mungkin sistem terbaik bila teradi shortage SD", dimana pada umlah beban pasien 6ang besar dan teradi keterbatasan pera#at pro/esional. -idak ada pera#at 6ang bertanggung a#ab penuh untuk pera#atan seorang pasien. Kepala ruang bertanggung a#ab dalam pembagian penugasan dan menerima laporan tentang seluruh klien. Keuntungan a. Pera#at terampil untuk pekeraan tertentu, karena orientasi pada tindakan langsung dan selalu berulang<ulang dikerakan. b. Kekurangan tenaga 6ang ahli dapat diganti dengan tenaga 6ang kurang berpengalaman untuk satu tugas 6ang sederhana. ,. "emudahkan kepala ruangan untuk menga#asi sta/ atau peserta didik 6ang praktik untuk ketrampilan tertentu. d. Dapat ban6ak men6elesaikan pekeraan dalam #aktu singkat. Kerugian a. Pela6anan kepera#atan terbagi<bagi sehingga proses asuhan kepera#atan sulit dilakukan. b. 5pabila pekeraan selesai ,enderung meninggalkan klien dan melakukan tugas non kepera#atan. ,. Kepuasan kera keseluruhan sulit di,apai dan sulit diidenti/ikasi kontribusin6a terhadap pela6anan. d. Pera#at han6a melihat asuhan kepera#atan sebagai keterampilan saa. e. Kepera#atan /ungsional menurunkan tanggung gugat dan tanggung a#ab pera#at. /. Kepera#atan /ungsional membuat hubungan pera#at<klien sulit terbentuk, bila ini pernah di,apai. g. Kepera#atan /ungsional memberi status hukum kepera#atan dalam bentuk tanggung a#ab untuk pera#atan pasien. ,. Metode "lokasi Klien-Kepera.atan 'otal "etode ini merupakan pengorganisasian pela6anan?asuhan kepera#atan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang pera#at pada saat bertugas?aga selama periode #aktu tertentu atau sampai klien pulang. Kepala ruangan bertanggung a#ab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pela6anan kepera#atan klien. Kelebihan: a. %okus kepera#atan sesuai dengan kebutuhan klien. b. "emberikan kesempatan untuk melakukan kepera#atan 6ang komprehensi/. ,. "emoti(asi pera#at untuk selalu bersama klien selama bertugas d. "endukung penerapan proses kepera#atan. e. Kepuasan tugas se,ara keseluruhan dapat di,apai. Kekurangan: a. ;eban kera tinggi terutama ika umlah klien ban6ak sehingga tugas rutin 6ang sederhana terle#atkan. b. Peserta didik sakit untuk melatih keterampilan dalam pera#atan besar, misaln6a: men6untik, mengukur suhu ,. Pendelegasian pera#atan klien han6a sebagian selama pera#at penanggung a#ab klien bertugas. /. Metode 'im "etode pemberian asuhan kepera#atan dimana seorang pera#at pro/essional memimpin sekelompok tenaga kepera#atan dengan berdasarkan konsep kooperati/ dan kolaborati/. Tujuan Metode Tim: 'ntuk memberikan pera#atan 6ang terpusat pada pasien. Kebutuhan asuhan kepera#atan pasien diidenti/ikasi dan memenuhin6a melalui diagnosis dan ketentuan kepera#atan. Konsep Metode Tim : a. Ketua tim sebagai pera#at pro/essional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. b. Pentingn6a komunikasi 6ang e/ekti/ agar kontinuitas ren,ana kepera#atan teramin. ,. 5nggota tim harus menghargai kepemimpianan ketua tim. d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. "odel tim akan berhasil dan baik bila didukung oleh kepaa ruang. Kelebihan Metode Tim: a. "emunginkan pela6anan kepera#atan 6ang men6eluruh. b. "endukung pelaksanaan proses kepera#atan. ,. "emungkinkan komunikasi antar tim sehingga kon/lik mudah diatasi dan memberi kepada anggota tim. d. Kepera#atan tim memberikan pera#atan terbaik pada bia6a terendah, menururt beberapa ad(okat. Kekurangan Metode Tim: a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk kon/erensi tim, 6ang biasan6a membutuhkan #aktu dimana sulit untuk melaksanakan pada #aktu<#aktu sibuk )memerlukan #aktu* b. Pera#at 6ang belum terampil @ kurang berpengalaman ,enderung untuk bergantung?berlindung kepada pera#at 6ang mampu ,. .ika pembagian tugas tidak elas, maka tanggung a#ab dalam tim uga menadi tidak elas Sistem pemberian asuhan kepera#atan Team Nursing )"ar>uis dan 0uston, 1::9* 0. Metode Primer "odel kepera#atan primer dikembangkan pada tahun 1:80an, menggunakan beberapa konsep dan pera#atan total pasien. Kepera#atan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan kepera#atan di mana pera#at primer bertanggung a#ab selama 22 am terhadap peren,anaan pelaksanaan penge(a&uasi satu atau beberapa klien dan seak klien masuk rumah sakit sampai pasien din6atakan pulang. Selama am kera, pera#at primer memberikan pera#atan langsung se,ara total untuk klien. Ketika pera#at primer tidak sedang bertugas, pera#atan diberikan? didelegasikan kepada pera#at asosiet 6ang mengikuti ren,ana kepera#atan 6ang telah disusun oleh pera#at primer. Pada model ini, klien, keluarga, sta/ medik dan sta/ kepera#atan akan mengetahui bah#a pasien tertentu akan merupakan tanggung a#ab pera#at primer tertentu. Karakteristik Metode Primer: a. Pera#at primer mempun6ai tanggung a#ab untuk asuhan kepera#atan pasien selama 22 am sehari, dari penerimaan sampai pemulangan. b. Pera#at primer melakukan pengkaian kebutuhan asuhan kepera#atan, kolaborasi dengan pasien dan pro/essional kesehatan lain, dan men6usun ren,ana pera#atan. ,. Pelaksanaan ren,ana asuhan kepera#atan didelegasikan oleh pera#at primer kepada pera#at sekunder selama shi/t lain. d. Pera#at primer berkonsultasi dengan pera#at kepala dan pen6elia. e. 5utoritas, tanggung gugat dan autonomi ada pada pera#at primer Kelebihan Metode Primer: a. Pera#at primer mendapat akuntabilitas 6ang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan untuk pengembangan diri. b. "emberikan peningkatan autonomi pada pihak pera#at, adi meningkatkan moti(asi, tanggung a#ab dan tanggung gugat. ,. ;ersi/at kontinuitas dan komprehensi/ sesuai dengan arahan pera#at primer dalam memberikan atau mengarahkan pera#atan sepanang hospitalisasi. d. "embebaskan manaer pera#at klinis untuk melakukan peran manaer operasional dan administrasi. e. Kepuasan kera pera#at tinggi karena dapat memberikan asuhan kepera#atan se,ara holistik. Kepuasan 6ang dirasakan oleh pera#at primer adalah memungkinkan pengembangan diri melalui penerapan ilmu pengetahuan. /. Sta/ medis uga merasakan kepuasan karena senantiasa in/ormasi tentang kondisi klien selalu mutakhir dan komprehensi/ serta in/ormasi dapat diperoleh dari satu pera#at 6ang benar<benar mengetahui keadaan klienn6a. g. Pera#at ditantang untuk bekera total sesuai dengan kapasitas mereka. h. Aaktu 6ang digunakan lebih sedikit dalam akti(itas koordinasi dan super(isi dan lebih ban6ak #aktu untuk akti(itas langsung kepada klien. i. Pasien terlihat lebih menghargai. Pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhi kebutuhann6a se,ara indi(idu. . 5suhan kepera#atan ber/okus pada kebutuhan klien. k. Pro/esi lain lebih menghargai karena dapat berkonsultasi dengan pera#at 6ang mengetahui semua tentang klienn6a. l. "enamin kontinuitas asuhan kepera#atan. m. "eningkatn6a hubungan antara pera#at dan klien. n. "etode ini mendukung pela6anan pro/esional. o. 3umah sakit tidak harus mempekerakan terlalu ban6ak tenaga kepera#atan tetapi harus berkualitas tinggi. Kekurangan Metode Primer: a. 0an6a dapat dilakukan oleh pera#at 6ang memiliki pengalaman dan 0an6a dapat dilakukan oleh pera#at pro/esional b. -idak semua pera#at merasa siap untuk bertindak mandiri, memiliki akuntabilitas dan kemampuan untuk mengkai serta meren,anakan asuhan kepera#atan untuk klien. ,. 5kuntabilitas 6ang total dapat membuat enuh. d. Perlu tenaga 6ang ,ukup ban6ak dan mempun6ai kemampuan dasar 6ang sama. e. ;ia6a relati/ tinggi dibanding metode penugasan 6ang lain. 1. Metode Kasus "etode kasus merupakan metode penugasan terlama. Dalam metode ini, satu pro/essional pera#at memberi pera#atan holistik untuk satu pasien ketika ia sedang bertugas. Pera#at merupakan penghubung langsung antara klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainn6a. Pera#at bertanggung a#ab atas semua kebutuhan pasien. Pada tahun 1:00<an, pera#at membantu semua kebutuhan pasien dan keluarga di rumah seperti memasak, membersihkan rumah, dan akti(itas spesi/ik lainn6a. Keban6akan metode ini ,o,ok untuk orang ka6a atau kelas menengah, sedangkan rumah sakit lebih utama untuk kaum miskin dan orang 6ang sakit akut. Namun, pada tahun 1:30<an, sudah ban6ak orang 6ang tidak mampu untuk membia6ai dan beralih ke rumah sakit. Sekarang ini metode kasus sering digunakan di intensive care unit, critical care, postanesthesia recover! room, home care, kesehatan i#a dan komunitas, dan pembelaaran untuk pelaar kepera#atan. Keuntungan Metode Kasus: a" Otonomi dan responsibilitas 6ang tinggi b" ;atas tanggung a#ab dan tanggung gugatn6a elas c" Pasien menerima pera#atan 6ang ,epat, holistik, dan tidak terbagi<bagi d" Pera#at lebih ,aring dan pun6a ban6ak kesempatan untuk mengamati dan memonitor progress pasien e" Pera#at lebih memahami kasus per kasus f" Pera#at lebih mandiri g" 0ubungan antara pasien dengan pera#at lebih dekat h" Penugasan pasien mudah dan langsung i" -idak perlu peren,anaan 6ang lama j" Sistem e(aluasi dari manaerial menadi lebih mudah. Kerugian Metode Kasus: a. Setiap pera#at memiliki pendekatan 6ang berbeda b. se,ara bia6a tidak e/ekti/ ,. kurangn6a ketersediaan pera#at karena perlu tenaga 6ang ,ukup ban6ak mempun6ai kemampuan dasar 6ang sama. Sistem sistem asuhan kepera#atan #ase Method Nursing )"ar>uis dan 0uston, 1::9* 2. Metode Modular "odel modular merupakan modi/ikasi atau gabungan dari model tim dan model primer. Oleh karena model modular merupakan model modi/ikasi, maka model ini memiliki kesamaan dengan model tim dan model prim. "odel modular ini sama dengan model kepera#atan tim karena baik pera#at pro/esional maupun non pro/esional bekera bersama dalam memberikan Kepala 3uang Sta/ Pera#at Sta/ Pera#at Sta/ Pera#at Pasien?klien Pasien?klien Pasien?klien asuhan kepera#atan di ba#ah kepemimpinan seorang pera#at pro/esional. Di samping itu, model modular dikatakan memiliki kesamaan dengan metode kepera#atan primer karena dua atau tiga orang pera#at bertanggung a#ab atas sekelompok ke,il pasien seak masuk dalam pera#atan hingga pulang bahkan sampai dengan #aktu follow up care" Sekalipun di dalam memberikan asuhan kepera#atan dengan menggunakan metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga orang pera#at sesuai dengan beban kasus, seak pasien masuk, pulang dan setelah pulang serta asuhan lanutan kembali ke rumah sakit. -anggung a#ab 6ang paling besar tetap ada pada pera#at pro/esional. Pera#at pro/esional uga memiliki ke#aiban untuk membimbing dan melatih non pro/esional. 5pabila pera#at pro/esional sebagi ketua tim dalam kepera#atan modular ini tidak masuk, tugas dan tanggung a#ab dapat digantikan oleh pera#at pro/esional lainn6a 6ang berperan sebagai ketua tim. Peran pera#at kepala ruang )nurse unit manager* diarahkan dalam hal membuat ad#al dinas dengan mempetimbangkan ke,o,okan anggota untuk bekera sama dan berperan sebagai /asilitator, pembimbing serta moti(ator. Oleh karena itu, agar model ini e/ekti/, maka kepala ruangan se,ara seksama men6usun tenaga pro/esional dan non pro/esional serta bertanggung a#ab supa6a kedua tenaga tersebut saling mengisi dalam kemampuan, kepribadian, terutama kepemimpinan. Dalam menerapkan model modular, 2<3 tenaga kepera#atan bisa bekerasama dalam tim, serta diberi tanggung a#ab penuh untuk mengelola 9< 12 kasus. Seperti pada model primer, tugas tim kepera#atan ini harus tersedia uga selama tugas gilir )shift* sore<malam dan pada hari<hari libur, namun tanggung a#ab terbesar dipegang oleh pera#at pro/esional. Pera#at pro/esional bertanggung a#ab untuk membimbing dan mendidik pera#at non pro/esional dalam memberikan asuhan kepera#atan. Konsekuensin6a peran pera#at pro/esional dalam model modular ini lebih sulit dibandingkan dengan pera#at primer. Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut, penulis perlu menganalisa dan mengindenti/ikasi penerapan manaemen kepera#atammulai dari peren,anaan, pengorganisasian, ketenagaan, actuacting, controlling, manaemen kepemimpinan dan metode 6ang digunakan, sertadan /ungsin6a dalam pelaksanaan manaemen suatu puskesmas. Salah satun6a melalui studi lapangan 6ang akan dilakukan di Puskesmas -ebet. Sehingga, penulis dapat menilai bagaimana sistem manaemen kepera#atan 6ang diterapkan dan apakah telah sesuai dan optimal demi ter,apain6a kesehatan mas6arakat sekitar. B. '#%#"$ -uuan umum: "ahasis#a mampu menganalisa dan mengidenti/ikasi penerapan manaemen kepera#atan beserta /ungsin6a di Puskesmas -ebet. -uuan khusus: a. "enganalisa pengimplementasian teori kepemimpinan, peren,anaan, pengorganisasian, ketenagaan, actuating,dan controling dalam pelaksanaan manaemen kepera#atan di Puskesmas -ebet. b. "engidenti/ikasi peran dan /ungsi kepala ruangan, ketua tim, dan pera#at pelaksana dalam pengelolaan asuhan kepera#atan serta metode penugasan 6ang digunakan di Puskesmas -ebet. ,. "engobser(asi proses timbang terima 6ang dilakukan di ruang ra#at Puskesmas -ebet. 3. )(SKIPSI K(&I"'"$ Kegiatan 6ang akan dilakukan adalah berupa kunungan di suatu ruang ra#at di Puskesmas -ebet serta melakukan obser(asi dan #a#an,ara terkait dengan tuuan di atas. ). *"K'# )"$ '(MP"' P(L"KS"$""$ Kunungan ini akan dilaksanakan pada 3abu, 20 dan 24 No(ember 2013, Sabtu 23 No(ember 2013 dan 3abu 2 Desember 2013 pukul 0:.00 s.d. selesai bertempat di Puskesmas Ke,amatan -ebet, .akarta Selatan. (. P(S('" K#$%#$&"$ 5dapun mahasis#a 6ang mengikuti kunungan adalah sebagai berikut: No. Nama "ahasis#a NP" 1 2 3 2 1 7itra 0a/ilah Shabrina Dara "ustika Sartika &rsa Putri Septiani 5n#ar -ri 0ida6anti 110809:021 1108020288 1108013122 1108009891 1108003:11 Nama<nama tersebut merupakan 1 )satu* kelompok 6ang terdiri dari 1 )lima* orang. Kelompok tersebut akan mengunungi puskesmas.