Dokter Muda : Putu Herdita Sudiantara (1002005052)
IDENTITAS PASIEN Nama : PJP Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Jalan Lingga gang I no. 73 singaraja Umur : 18 tahun Agama : Hindu Bangsa : Bali / Indonesia Tingkat pendidikan : Tamat SMP Pekerjaan : Tidak bekerja Status Pernikahan : Belum menikah Tanggal Wawancara : 2 April 2014 No. RM : 02 67 50 Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
I. RIWAYAT SAKIT Keluhan utama (Heteroanamnesa) : Gaduh Gelisah 1. Autoanamnesa (saat pertama ke IGD) Pasien datang ke RSJ Bangli pada tanggal 9 Maret 2014 Pada pukul 13.00. Pada kunjungan tersebut pasien datang diantar oleh ayah dan sepupunya. Pasien mengenakan baju kaos merah, dengan celana pendek berwarna abu selutut dan sendal jepit berwarna putih. Pasien terlihat bersih namun berbau. Pasien berperawakan gendut dengan tinggi badan sekitar 170cm dan berat badan pasien 75 kg dengan kulit berwarna sawo matang. Pasien diwawancara dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa, dan wawancara dilakukan dalam bahasa Indonesia. Selama wawancara pasien menjawab dengan jelas. Pasien berbicara sambil sambil menatap mata pemeriksa. Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan dengan jelas dan dapat dimengerti. Pasien mampu menyebutkan nama lengkap, umur, waktu saat pemeriksaan, siapa yang menemani, serta berada di mana saat wawancara dengan benar. Ketika ditanyakan hasil pengurangan 100-7 pasien tidak mau menjawab dan mengatakan sedang mengantuk. Pasien tidak mau mengulang tiga nama benda yang disebutkan oleh pemeriksa sebelumnya. Serta pasien tidak mau menjawab perbedaan buah jeruk dan bola tenis. Pasien mengatakan perasaannya biasa saja. Ketika ditanya senang atau sedih pasien menjawab sedih. Ketika ditanya kenapa sedih pasien tidak mau menjawab. Pasien mengatakan tidak tahu kenapa dirinya dibawa ke RSJ Bangli oleh ayahnya. Sebelumnya ia berkata akan diajak jalan-jalan ke rumah bibi pasien tapi ternyata dibawa ke sini. Ini merupakan keempat kalinya pasien dibawa ke RSJ Bangli. Terakhir ia mengatakan pulang dari RSJ Bangli pada tanggal 31 Desember 2013. Ketika ditanya adakah hal yang sering dipikirkan oleh pasien, pasien tidak menjawab. Pasien berulang kali tidak menjawab pertanyaan pemeriksa, pasien hanya diam dan sesekali mengatakan ibu dokter cantik sekali. Pasien mengatakan pendidikan terakhirnya SMP kelas 3 dan berencana melanjutkan sekolah. Pasien mengatakan sering merasa kesal dengan adiknya yang masih berusia 4 tahun karena rewel. Dulu pasien mengatakan sering mendengar suara-suara manusia. Suara-suara tersebut menyuruh pasien untuk makan. Namun sekarang sudah tidak mendengar suara tersebut lagi. Dulu pasien juga sering melihat bayangan putih lewat, namun sekarang sudah tidak melihat lagi. Pasien menyangkal ada kekuatan diluar dirinya yang mengendalikannya. Pasien juga menyangkal adanya perasaan dikejar-kejar oleh sesuatu. Pasien mengatakan bahwa tidurnya nyenyak. Pasien tidur jam 7 malam dan bangun jam 6 pagi. Pasien juga mengatakan dirumah ia makan 3 kali sehari dan mandi atas inisiatif sendiri 3 kali sehari. Pasien tenang saat diperiksa, sesekali melihat kea rah ayahnya dengan tatapan curiga. Ketika ditanya apakah pernah merasa curiga terhadap orang pasien menjawab pernah. Tetapi ketika ditanya terhadap siapa dan mengapa, pasien tidak mau menjawab.
2. Autoanamnesa (saat di ruangan pelayanan terpadu) Pasien diwawancara dengan keadaan duduk di sebuah sofa di ruangan pelayanan terpadu Sri Krisna. Pasien menggunakan baju berwarna hijau dan celana hijau yang disediakan oleh RSJ Bangli. Rambut pasien dicukur gundul rapi dan pasien berbau. Ketika ditanya perasaan hari ini pasien menjawab biasa saja pak dokter, saya sudah sembuh, kapan boleh saya pulang?. Saat ditanya seneng atau tidak disini pasien menceritakan bahwa ia senang disini. Ia memiliki banyak teman dan ia juga bercerita rajin membantu teman dan pegawai di ruangan dan selalu patuh oleh perintah pegwai. Ketika ditanya pengurangan 100-7 pasien menjawab 92 dan ketika di tanya 92-7 pasien menjawab 84. Pasien dapat mengulangi 3 nama benda yang sebelumnya diucapkan oleh pemeriksa yaitu pulpen, pisau dan sendok. Pasien tidak mampu menjawab arti peribahasa bagai air di daun talas dengan benar. Pasien mampu membedakan antara buah jeruk dan bola tenis, pasien menjawab buah jeruk berwarna orange, bola tenis berwarna hijau. Ketika ditanya pendidikan terakhir pasien menjawab smp kelas 2. Saat ditanya kenapa dibawa kesini pasien menjawab tidak tahu. Ayahnya yang membawanya ke sini tanpa member tahu alasan kepada dirinya. Pasien berkata tiang nak be seger, kel jemput ne jak bapak, tapi konden teke. Pasien juga mengatakan tidak ada keluhan apapun untuk saat ini. Ketika ditanya apakah pernah mendengar suara-suara pasien menjawab tidak. Pasien juga menyangkal dahulu pernah mengdengar suara-suara bisikan menyuruhnya untuk makan atau apapun. Pasien juga menyangkal riwayat pernah melihat bayangan-bayangan apapun. Ketika ditanya tentang tidur pasien, ia menjawab tidur biasa jam 7 malam setelah makan dan minum obat. Pasien menyangkal sering terbangun dari tidur nya. Pasien juga mengatakan bahwa ia biasa makan tiga kali sehari dan mandi 2 kali sehari. Pasien mengulangi kembali pernyataan pak dokter tiang mau pulang, bapak tiang wenten mriki?. Perhatian pasien beralih dan mengatakan bahwa punya cita-cita jadi guru. Ia sangat ingin kembali ke sekolah agar bisa bertemu temannya. Pasien pernah duduk dibangku SMP sampai kelas dua di SMP Negeri 2 Singaraja. Ia bercerita memiliki teman yang sangat baik padanya bernama elit, namun sudah lama tidak bertemu karena elit masih sekolah. Pasien memiliki riwayat kekerasan pada waktu di sekolah. Setelah tri sandhya bersama teman pasien tanpa berbicara apa langsung memukul pasien. Pasien bingung dan tidak tahu alasan mengapa ia di pukul. Temannya juga menantang pasien untuk berkelahi lalu pasien meladeni dan terjadi perkelahian. Pasien mengatakan alasan berhenti bersekolah karena ayahnya tidak memiliki biaya lagi untuk melanjutkan sekolahnya. Lalu pasien berkata abis dijemput sama bapak tiang mau ke sekolah lagi dok, ketemu temen-temen, saya pengen jadi guru pak dokter. Pasien mengatakan lelah untuk berbicara dan ingin merokok sebentar. Setelah pasien merokok pasien mau bercerita kembali. Pasien menceritakan kegiatan sehari-hari pasien di sini dan di rumah tidak jauh berbeda. Pasien membantu ibunya menyapu, mencuci piring dan bersih bersih di rumah. Pasien juga senang membantu pekerjaan ibunya yaitu menyapu jalan. Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu, dua adik, paman, bibi dan tiga sepupunya. Ketika ditanya siapa yang galak dirumah pasien menjawab bapak secara spontan, lalu terdiam dan berkata sing kok bapak nak baik sing galak, sing ade ne galak jumah. Pasien juga mengatakan tidak ada masalah dengan sodara-sodaranya. Pasien mengatakan senang bercanda dengan adik-adiknya. Pasien memiliki beberapa teman rumah. Ia sangat senang bergaul ke tetangga walaupun ada tetangga yang tidak ia sukai. Ketika ditanya siapa, pasien tidak mau menjawab. Pasien sesekali melihat sekelilingnya dengan tatapan tajam lalu kembali menatap pewawancara. Setelah selesai wawancara saya membawa les pasien kembali dan pasien mengikuti saya dan berkata pak dokter itu punya saya ya? Mau dibawa kemana? Kok punya saya aja dibawa. Setelah diberi penjelasan pasien mengaku mengantuk dan ingin tidur.
3. Heteroanamnesa (ayah pasien) Bapak pasien mengantar pasien ke RSJ Bangli atas keluhan pasien sering marah-marah di rumahnya dan mengamuk serta sering kehilangan konsentrasi. Misalnya ketika sedang makan. Pasien sering kali jalan-jalan entah ada alasan yang jelas setelah makan satu suap nasi. Kejadian ini terjadi sejak beberapa bulan lalu. Setelah itu pasien kembali melanjutkan kegiatan makannya. Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSJ Bangli dengan keluhan yang sama. 2 minggu lalu pasien boleh dipulangkan karena keluarga ingin mengobati pasien secara non-medis ke balian dan keadaan pasien sempat membaik. Namun beberapa hari kemudian kembali mendengar suara dan sulit berkonsentrasi. Ketika ditanya apakah ada dikeluarga ada yang mengalami penyakit serupa, ayah pasien menjawab ada kakak kandung ayah pasien menderita penyakit yang mirip dengan anaknya. Ayah pasien juga mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat lahir prematur. Pasien lahir pada umur kehamilan 4 bulan. Pasien juga memiliki riwayat kejang pada umur 1 tahun. Kepribadian pasien menurut ayahnya, pasien merupakan pribadi yang pendiam dan suka menyendiri sejak kecil. Dan anaknya adalah orang yang tertutup. Kondisi pasien seperti ini sudah terjadi sejak pasien berumur 15 tahun. Riwayat pendidikan pasien terakhir adalah SMP. Ayah pasien juga menceritakan anaknya sering memiliki keinginan untuk lari dari rumah. Ayah pasien juga menceritakan bahwa anaknya sering mendengar bisikan-bisikan yang tidak diketahui pasti sumbernya. Pasien juga pernah memiliki riwayat melihat bayangan sesuatu yang tidak dilihat orang lain. Bayangan tersebut diceritakan pasien kepada ayahnya dengan gambaran bahwa pasien sedang dikejar bayangan berupa laki-laki yang membawa parang seakan ingin membunuh pasien.
4. Heteroanamnesa ( Perawat Ruangan) Perawat Ruangan mengatakan bahwa pasien baru datang di ruangan seperti anak kecil. Pasien lebih terlihat seperti anak yang mengalami Retardasi Mental daripada terlihat seperti anak yang mengalami skizofrenia. Pasien sering mengalami ketakutan dan mengeluh tidak nyaman di ruangan. Pasien terus mengatakan bahwa ia ingin pulang dan selalu meminta perawat untuk menelepon ayahnya untuk menjemputnya. Tetapi sekarang pasien telah banyak mengalami perubahan. Sekarang pasien mampu kontak dengan pasien lebih baik. Pasien dikatakan tidak pernah ribut ataupun memiliki masalah dengan pasien lainnya. Pasien juga rajin membantu perawat untuk mengambil makanan untuk pasien di ruangan. Pasien juga rajin mengikuti kegiatan seperti rehabilitasi. Pasien juga sering merokok di ruangan. Akan tetapi ketika dilarang untuk merokok pasien mau menikutinya. Psikomotor pasien dikatakan bahwa pasien tidak bisa diam dan sangat aktif.
II. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Interna Keadaan umum : Baik Tekanan darah : 110/80 mmHg Nadi : 86 x/menit Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,5 0 C
Status General Kepala : normocephali Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-) Thoraks : simetris Cardio : S1S2 tunggal, regular, murmur (-) Pulmo : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/- Abdomen : bising usus (+) normal, distensi (-), hepar/lien tidak teraba Ekstremitas : akral hangat di keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas
2. Status Neurologi GCS : E4V5M6 Tenaga : 555 555 Tonus : N N 555 555 N N Trofik : N N Reflek fisiologis : + + N N + +
3. Status Psikiatri Kesan Umum: Kesan fisik keseluruhan : penampilan wajar, roman muka sesuai umur, badan berbau, kontak verbal cukup dan visual cukup Perilaku dan aktivitas motorik : tenang saat pemeriksaan Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif Sensorium dan Kognisi Kesadaran : jernih Orientasi : baik Daya ingat : Segera : baik Jangka pendek : baik Jangka panjang : buruk Konsentrasi : baik Berpikir Abstrak : buruk Berhitung : buruk Intelegensia : tidak sesuai dengan tingkat pendidikan Mood/Afek : inadekuat Proses Pikir Bentuk Pikir : non-logis non-realis Arus Pikir : blocking, preokupasi Isi Pikir : ide bunuh diri (-) waham curiga (+) Pencerapan Halusinasi : halusinasi auditorik (-),halusinasi visual (-) Ilusi : tidak ada Dorongan Instingtual : Insomnia (-), hipobulia (+), raptus (+) Tilikan : 1 III. RINGKASAN Pasien laki laki 18 tahun, pendidikan tamat SMP, Hindu, belum menikah, roman muka datar, berasal dari singaraja. Pasien datang dengan keluhan utama mengamuk. Pasien dapat menjawab nama, umur, alamat serta siapa yang menemaninya saat wawancara akan tetapi pasien tidak mampu berhitung dengan benar. Selama wawancara berlangsung pasien kooperatif, namun pasien lebih sering menunduk dan apabila menjawab tampak hanya memandang pemeriksa dengan sekilas dan tampak malu malu, lalu mengerakkan kakinya ditempat . Saat wawancara kontak verbal cukup dan visual kurang. Dikatakan awalnya pasien mengalami gangguan mendengar suara- suara bisikan dan melihat bayangan berwarna putih yang mengejar dirinya. Menurut ayahnya pasien sering kali marah-marah dirumahnya dan mengamuk. Pasien juga sering kehilangan konsentrasinya ketika melakukan kegiatan. Kejadian ini terjadi sekitar beberapa bulan lalu. Pasien dikatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk makan. Ketika makan pasien sering kali berhenti makan sejenak dan berjalan-jalan tanpa tujuan lalu kembali melanjutkan makannya. Pasien selalu merasa curiga dengan sekelilingnya. Pasien merupakan orang yang pendiam, tidak pernah mengungkapkan perasaannya dan menceritakan masalahnya kepada orang lain. Pasien saat ini tidak bersekolah. Riwayat penyakit, pasien pernah mengalami kejang saat umur 1 tahun. Dikatakan kakak dari ayah pasien mengalami gejala yang sama dengan pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status interna dan neurologi dalam batas normal. Dari status psikaitri didapatkan kesan umum dengan penampilan tidak wajar, roman muka sesuai umur, kontak verbal cukup dan visual cukup. Mood dan afek ditemukan inadekuat. Bentuk pikir non logis non realis, arus pikir blocking dan preokupasi, isi pikir terdapat waham curiga dan tidak ada ide bunuh diri. Persepsi tidak terdapat halusinasi visual dan auditorik saat ini. Insomnia tidak ada, hipobulia ada dan raptus ada. Psikomotor didapatkan tenang saat pemeriksaan dengan tilikan derajat 1.
V. DIAGNOSIS MULTIAXIAL Axis I : Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan (F20.00) Axis II : Ciri kepribadian skizoid Axis III : kejang saat umur 1 tahun Axis IV : Saat ini tidak ditemukan Axis V : GAF saat ini 40 - 31
VI. USULAN PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Psikometri Tes Warteg Tes House Man Tree Tes Mengarang 2. Pemeriksaan EEG
VII. PENATALAKSANAAN a. Non Farmakologi - Psikoterapi suportif Menginformasikan kepada pasien mengenai penyakit atau gangguan yang dialami pasien, mengenai perjalanan penyakitnya, terapi yang akan diberikan, termasuk efek samping obat, lama pengobatan, dan pengawasan minum obat. -Psikoedukasi keluarga b. Farmakoterapi - Chlopormazine 1x 50 mg - Stelosi 2 x 50 mg - Trihexyphenidil 2 mg k/p VIII. PROGNOSIS Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (Buruk) Onset umur : Muda (Buruk) Faktor genetik : Ada (Buruk) Ciri Kepribadian : Skizoid (Buruk) Pendidikan : Tamat SMP (Buruk) Status Pernikahan : Belum Menikah (Buruk) Dukungan Keluarga : Ada (Baik) Faktor pencetus : Tidak jelas (Buruk) Lingkungan Sos/Eko : Cukup (Baik) Penyakit organik : Ada (Buruk) Perjalanan Penyakit : Kronik (Buruk) Cepat terapi : Lambat (Buruk) Tepat Terapi : Tepat (Baik) Respon Terapi : Baik (Baik) Kepatuhan Terapi : Patuh (Baik) Insight/Tilikan : 1 (Buruk) Prognosis : Dubius Ad Malam