Você está na página 1de 15

STATUS UJIAN UTAMA DOKTER MUDA

BAGIAN / SMF PSIKIATRI RSUP SANGLAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Nama Penguji : dr. Wayan Westa, Sp.KJ (K)
Nama Residen Pembimbing : dr. Inke
Dokter Muda : Komang Surya Bhuana Rajeg (0902005049)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama :PJP
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Lingga gang I no. 73 singaraja
Umur : 18 tahun
Agama : Hindu
Bangsa : Bali / Indonesia
Tingkat pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Tanggal Wawancara : 2 April 2014
No. RM : 02 6750
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

II. RIWAYAT SAKIT
Keluhan utama (Heteroanamnesa) : Gaduh Gelisa
1. Autoanamnesa
Pasien datang ke RSJ Bangli pada tanggal 9 Maret 2014 Pada pukul 13.00. Pada
kunjungan tersebut pasien datang diantar oleh ayah dan sepupunya. Pasien mengenakan baju
kaos merah, dengan celana pendek berwarna abu selutut dan sendal jepit berwarna putih.
Pasien terlihat bersih namun berbau. Pasien berperawakan gendut dengan tinggi badan sekitar
170cm dan berat badan pasien 75 kg dengan kulit berwarna sawo matang. Pasien
diwawancara dalam posisi duduk berhadapan dengan pemeriksa, dan wawancara dilakukan
dalam bahasa bali. Selama wawancara pasien menjawab dengan jelas. Pasien berbicara sambil
sambil menatap mata pemeriksa. Selama wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan
dengan jelas dan dapat dimengerti.
Pasien mampu menyebutkan nama lengkap, umur, waktu saat pemeriksaan, siapa
yang menemani, serta berada di mana saat wawancara dengan benar. Ketika ditanya
pengurangan 100-7 pasien menjawab 92 dan ketika di tanya 92-7 pasien menjawab 84.
Pasien dapat mengulangi 3 nama benda yang sebelumnya diucapkan oleh pemeriksa yaitu
pulpen, pisau dan sendok. Pasien dapat menjawab nama Presiden Indonesia sekarang yaitu
SBY. Pasien tidak mampu menjawab arti peribahasa bagai air di daun talas dengan
benar. Pasien mampu membedakan antara buah jeruk dan bola tenis, pasien menjawab buah
jeruk berwarna orange, bola tenis berwarna hijau. Ketika ditanya pendidikan terakhir pasien
menjawab smp.
Pasien mengatakan perasaannya biasa saja. Ketika ditanya senang atau sedih pasien
menjawab senang. Pasien merasa senang karena memiliki banyak teman di RSJ Bangli.
Ketika ditanya kenapa dibawa kesini pasien menjawab tidak tahu. Awalnya pasien diajak
jalan-jalan kerumah bibinya tetapi diajak ke RSJ Bangli. Pasien berkata tiang nak be seger,
kel jemput ne jak bapak, tapi konden teke. Ketika ditanya keluhan sekarang pasien
mengatakan tidak ada keluhan. Ketika ditanya apakah mendengar suara-suara pasien
menjawab tidak ada. Ketika ditanya apakah dulu pernah mendengar suara-suara pasien
menjawab pernah.
Pasien mengaku mengalami keluhan tersebut pertama kali dulu, ketika ditanya kapan
pasien tidak mampu meningatnya. Suara tersebut dikatakan tidak didengar oleh orang lain &
tidak diketahui sumbernya dari mana. Pasien mengatakan suara suara tersebut berupa suara
manusia laki laki dan perempuan yang menyuruhnya untuk makan. Lalu pasien menuruti
apa yang disuru oleh suara-suara tersebut. Suara suara tersebut dikatakan terus menerus
terngiang. Pada awalnya suara hanya didengar pada malam hari, dan lama kelamaan suara
tersebut semakin sering terdengar sampai sepanjang hari suara tersebut didengar pasien.
Suara suara tersebut terdengar lebih dari 1 bulan. Pasien mengatakan jadi sering emosi oleh
karena suara tersebut. Terkadang pasien mendengar suara yang memerintah pasien, terutama
saat bekerja. Suara tersebut dikatakan menyuruh pasien untuk melepaskan barang barang
yang pasien bawa, sehingga pasien dikatakan sering menjatuhkan barang barang di tempat
pasien bekerja yaitu di Super Ekonomi. Pasien lantas dipecat dari pekerjaannya. Pasien lantas
mengatakan sering berbicara sendiri dan marah marah akibat mendengar suara suara
maka pasien di bawa ke poli RSUP sanglah & di rawat inap di ruang lely selama seminggu.
Pada saat dirawat dan setelah minum obat pasien merasa semakin jarang mendengar suara
suara tersebut, merasa lebih tenang dan mulai bisa tidur. Pasien tidak ingat obat apa yang
diberikan saat ia dibolehkan pulang dari rumah sakit.

Kira kira 1 bulan setelah pasien dirawat inap di RSJ Bangli, yaitu pada awal tahun
bulan maret 2014, pasien mengatakan suara suara tersebut sudah jarang didengar lagi oleh
pasien.
Saat itu pasien bekerja di rumah kakek pasien menjadi tukang siram sayur. Pasien
mengaku satu Bulan setelahnya pasien mulai mendengar suara suara lagi, suara tersebut
dikatakan tidak diketahui sumbernya dan dikatakan hanya didengar oleh pasien. Suara
suara tersebut dikatakan mengomentari tentang diri pasien, ketika ditanya bagaimana
contohnya pasien mengatakan bahwa ia lupa apa yang dikatakan oleh suara suara tersebut.
Pasien juga mengatakan sesekali melihat bayangan perempuan kecil yang dikatakan berlari
ke arah pintu kamar pasien. Bayangan tersebut dilihatnya pada malam hari. Pasien
mengatakan hanya dia yang bisa melihat bayangan tersebut. pasien mengaku berusaha untuk
tidak memerdulikan suara dan bayangan tersebut yang berlangsung selama hampir 1 bulan.
Selain itu pasien juga merasa bahwa dirinya dikendalikan oleh komputer, ketika ditanya
dimana komputer tersebut pasien tidak bisa menjelaskan. Pasien mengatakan dirinya
dikendalikan saat dia ingin mengendarai motor sehingga dia takut untuk mengendarai motor,
sehingga pasien berhenti bekerja di rumah kakeknya. Pasien juga mengatakan sempat
dikontrol dan pasien mengamuk dan merobek robek ijazah yang dimilikinya. Keesokan
harinya pasien diajak ke RSUP sanglah dan akhirnya pasien dirawat kembali selama 1
minggu di ruang Lely RSUP sanglah.
Setelah dirawat untuk yang kedua kalinya pasien mengatakan sudah tenang, tidak
merasakan dikontrol lagi. Namun pasien mengatakan masih mendengar suara suara yang
sama dengan sebelumnya. Lama kelamaan suara suara tersebut intensitasnya berkurang dan
mulai terdengar samar samar. Setelah pasien merasakan keluhannya mereda, pasien
kemudian melamar untuk bekerja di NC minimarket sebagai kasir dan SPG. Pasien mengaku
selama bekerja pasien sudah tidak lagi mengalami keluhan apa apa, dan bisa bekerja
dengan baik selama hampir satu tahun hingga tahun 2009. Pasien akhirnya berhenti
mengonsumsi obat obatan dan berhenti kontrol ke RS Sanglah. Lalu pasien mengatakan
kembali mendengar suara suara dan kesulitan tidur. Pasien juga merasa bahwa teman
teman ditempat kerjanya membicarakannya. Sehingga pasien berhenti kerja di NC
minimarket. Saat keluhan tersebut muncul pasien mengaku kontrol kembali ke Poli RSUP
sanglah untuk mendapatkan obat, pasien mengatakan mendapatkan haloperidol, namun
pasien lupa akan dosis yang diminum. Akhirnya pasien merasa lebih baik dan dapat kembali
tidur. Kemudian pasien pindah kerja ke Bali Taxi sebagai tukang las dan mekanik, dimana
pasien bekerja disana selama 1 tahun 4 bulan. Pasien merasa senang bisa bekerja namun
pekerjaan tersebut dirasa berat karena pasien harus berkonsentrasi untuk melakukan
pekerjaannya. Terkadang dahulu pasien sering berpikir tidak mampu untuk menyelesaikan
pekerjaannya, dan merasa sangat terbebani dengan adanya tenggat waktu yang diberikan.
Pasien sering berpikir bahwa atasannya tidak puas akan hasil kerjanya dan rekan kerjanya
tidak suka bekerja sama dengannya. Terkadang apabila teman pasien mulai berbicara dengan
suara pelan kepada temannya yang tidak bisa didengar oleh pasien dari tempat duduknya,
pasien merasa yakin bahwa temannya membicarakannya dan berkomentar jelek tentang
dirinya. Saat pemeriksa mencoba membantah dengan mengatakan bahwa mungkin mereka
sedang membicarakan pekerjaan atau hal lain, pasien dengan yakin berkata bahwa sudah
pasti mereka membicarakan dirinya karena pasien merasa temannya tersebut tidak suka
dengan dirinya dan hasil kerjanya. Saat pemeriksa menanyakan apakah temannya tersebut
pernah mengatakan secara langsung bahwa dirinya tidak suka dengan hasil kerja pasien,
pasien mengatakan tidak, namun pasien merasa yakin bahwa memang hal tersebut yang
dirasakan oleh temannya walaupun temannya tidak pernah mengatakannya secara langsung..
Pasien lalu pindah kerja ke percetakan selama 2 minggu dan sempat tidak bekerja selama
hampir 2 tahun, akhirnya pindah kerja ke tiara grosir pada tahun 2012. Selama di tiara grosir
pasien merasa teman temannya sering membicarakannya, terutama saat teman temannya
sedang mengobrol atau tertawa bareng. Pasien Selama menjalani pengobatan di RSUP
Sanglah pasien merasa dirinya lebih baik. Suara suara yang sebelumnya didengar pasien
mulai berkurang, dan hanya terdengar samar samar hingga sekarang.
Pasien mengatakan sejak kecil anak pasien sering ditinggal kerja oleh ayah & ibunya
dan diasuh oleh neneknya. Pasien mengatakan saat kecil pasien dilahirkan normal dan tidak
ada permasalahan. Pasien dikatakan hanya mendapat ASI dimalam hari saat ibunya pulang
dari kerja. Pasien mengaku saat SD pasien dapat mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan
pasien sempat mendapatkan rangking 1 di sekolahnya. Pasien mengatakan bahwa ayah
pasien merupakan sosok yang disiplin. Pasien mengatakan selalu dimarah apabila pasien
tidak mau belajar. Pasien mengatakan pernah dimarahi sampai gemetar, menangis dan pipis
di celana. Pasien mengatakan jadinya lebih suka untuk menghabiskan waktunya dirumah
untuk membaca daripada bermain dengan teman temannya. Pasien mengatakan tidak
mempunyai teman dekat sampai sekarang. Pasien mengaku pernah berpacaran beberapa kali,
namun terakhir ketika tahun 2007 tersebut saat pasien diputuskan oleh pacarnya. Saat ditanya
tentang masa depan, pasien mengatakan ingin cepat bisa sembuh dan ingin melanjutkan
sekolah ke jenjang universitas, dan ingin cepat berkeluarga.
Sehari hari pasien hanya beraktivitas di rumahnya, terkadang pasien membantu
usaha ayahnya dan membantu mengantar dupa keliling warung. Namun pasien sebagian
besar menghabiskan waktunya dirumah untuk merawat ikan dan ayam ayamnya. Pasien
dirumah tinggal bersamah ayah, ibu dan neneknya, adik kandung dan adik sepupu pasien.
Pasien juga mengatakan bahwa ia terkadang mengantar adik sepupu pasien ke pantai untuk
mencari udara segar. Pasien mengatakan bahwa tetangganya mengetahui bahwa dirinya sakit
dan pasien bergaul seperti biasa, walaupun terkadang pasien memiliki pikiran pikiran
curiga terhadap mereka. Pasien mengatakan bahwa dirinya tau bahwa dia sakit, namun
terkadang saat dia merasa gejalanya berkurang, dia menghentikan obat obatan yang
diminum.
Pasien menyangkal pernah mengalami cedera kepala, kejang, asma, dan kencing
manis. Pasien mengatakan memiliki riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol, yaitu jenis
tuak. Namun pasien mengatakan hanya mengkonsumsi minuman tersebut jika ada hari raya
tertentu, atau hanya untuk mengurangi beban pikiran. Pasien juga memiliki riwayat merokok,
bahkan saat ini rokok yang dibelinya 2 minggu yang lalu masih tersisa. Pasien mengatakan
tidak mengalami kesulitan dalam mengendalikan keinginannya untuk mengkonsumsi alkohol
maupun rokok. Pasien juga mengatakan mengonsumsi kopi, dan hanya minum kopi ketika
harus bekerja pada pagi hari.

2. Heteroanamnesa (Ibu Pasien)
Ibu pasien mengatakan membawa pasien ke poliklinik jiwa dengan keluhan utama tidak
bisa tidur. Dikatakan pasien tidak bisa tidur sejak 3 hari yang lalu, namun pasien dilihat
tidak terlalu gelisah, hanya terkadang berjalan jalan saja. Ibu pasien mengatakan saat ini
kondisi anaknya jauh lebih baik dari dulu. Ibu pasien mengatakan kalau anaknya sekarang
lebih terbuka dan bisa mengurus diri dengan baik. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
sudah lebih terbuka dengan lingkungan keluarganya, dimana jika ada masalah pasien mau
bercerita kepada ibunya dan meminta pendapat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pasien dikatakan dulu sangat tertutup dan tidak mau menceritakan masalah yang dia hadapi
dengan keluarganya. Pasien juga dikatakan termasuk merupakan orang pendiam
dikeluarganya.
Dulunya saat masih sakit pasien dikatakan tidak mau untuk berinteraksi dengan orang
dan lingkungan sekitar rumahnya, namun saat ini pasien sudah mau berinteraksi, dan sudah
mau bergaul dengan muda mudi banjar saat ada kegiatan banjar, walaupun terkadang
pasien malas untuk keluar. Saat bekerja dahulu pasien dikatakan merupakan orang yang
mandiri dan bertanggung jawab dimana pasien sering membantu ekonomi keluarganya, dan
pasien juga sering membayarkan tagihan listrik, air dan pajak rumahnya.
Ibu pasien menceritakan anaknya mulai sakit pada awal 2007, dimana pada saat itu
banyak permasalahan yang dialami pasien. Pada saat itu pasien merupakan tulang punggung
keluarga, dimana ayah pasien saat itu tidak bekera sehingga tidak memiliki penghasilan.
Sedangkan ibu pasien juga memiliki penghasilan yang pas-pasan karena warung yang
dimilikinya tidak seramai sekarang. Selain menanggung beban ekonomi keluarganya pasien
juga dikatakan merasa beban dengan masalah keluarganya dimana ayah pasien bertengkar
dengan paman pasien. Kemudian pasien juga di putus pacarnya, sehingga pasien dikatakan
sering murung dan berada didalam kamarnya. Semenjak itulah pasien dikatakan sering
murung, bengong dan terkadang berbicara sendiri. Pasien dikatakan sering teriak teriak di
malam hari dan sering berbicara kacau. Pasien dikatakan terkadang nyambung dan juga
tidak saat diajak bicara. Karena itulah pasien dikatakan diajak berobat ke RSUP sanglah.
Sepulang dari RS pasien dikatakan agak tenang, pasien dikatakan sudah tidak lagi teriak
teriak di malam harinya. Pasien juga dikatakan lebih tenang, walaupun pasien masih
belum dapat bekerja. Pasien pernah diajak kontrol ke puskesmas, namun sepulang dari
puskesmas pasiendikatakan membuang obatnya dan langsung membuang dirinya diatas
motor dan mengamuk, Malam harinya pasien dikatakan mengamuk dan merobek robek
ijasahnya. Lalu pasien dibawa lagi ke rumah sakit sanglah untuk dirawat, dan setelah pulang
dari rumah sakit pasien dikatakan menjadi lebih tenang.
Ibu pasien mengatakan sewaktu kecil anaknya lahir normal di RSUP Sanglah tanpa
komplikasi. Semasih kecil anaknya sering ditingal kerja dan hanya diasuh oleh neneknya. Ibu
pasien mengatakan anaknya hanya mendapat ASI dimalam hari saat ibunya pulang dari kerja.
Pasien dikatakan berkembang dengan baik dan memiliki interaksi sosial dengan anak
seumurannya dengan baik. Semasih SD pasien dikatakan merupakan anak cerdas dan pernah
mendapat juara 1 disekolahnya. Namun ayah pasien adalah orang yang cukup disiplin. Ayah
pasien dikatakan sering memarahi pasien waktu kecil. Ayah pasien dikatakan mendidik anak
anaknya dengan keras, terkadang memarahi dan menghukum anak anaknya sampai
nangis.

Riwayat Keluarga
Pasien dan keluarganya memiliki kehidupan yang sederhana. Saat ini pasien belum
menikah. Saat ini pasien tinggal bersama orang tua, nenek dan adiknya, kadang kadang
adik sepupu pasien juga menginap dirumah. Pasien belum menikah, dan saat ini berumur 27
tahun. Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Ibu pasien adalah anak keempat dari 5
bersaudara sedangkan ayah pasien adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Ayah pasien saat
ini bekerja sebagai buruh bangunan di daerah seminyak & kadang kadang membantu
mengedarkan dupa yang dijual ibunya. Ibu pasien hanya membuka usaha warung kecil
didepan rumah pasien. Adik pasien saat ini sedang kuliah semester 8 di STIKOM Denpasar.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lainnya dikatakan cukup baik, dan keluarga
pasien sangat mendukung kesembuhan pasien. Saat ditanya tentang keluarga pasien yang
memiliki gejala sama dengan pasien, ibu pasien mengatakan bahwa dirinya sewaktu kelas 5
SD dikatakan pernah mengalami lupa diri dan sering bengong bengong. Ibu pasien juga
mengatakan dirinya sewaktu kecil melihat daun seperti uang. Hal itu dialami ibu pasien
selama 3 bulan, namun setelah diajak ke dukun akhirnya sembuh. Ibu pasien juga
mengatakan bahwa nenek dari pihak ibu pasien juga mengalami keluhan yang sama dengan
pasien yaitu mendengar suara suara dan sering bicara sendiri. Nenek ibu pasien juga
dikatakan kadang kadang tidak ingat dengan keluarga atau sedang berada dimana. Namun
ibu pasien tidak yakin apakah hal itu merupakan gangguan jiwa atau tidak.

Riwayat Sosial
Pasien dikatakan cukup bisa bergaul dengan teman-teman di sekolahnya namun tidak
memiliki teman yang benar-benar dekat.untuk diajak berbagi cerita. Pasien memang
cenderung pendiam dan jarang mengungkapkan perasaannya kepada orang-orang di
sekitarnya. Jika memiliki masalah, pasien cenderung menyimpan sendiri masalahnya dan
tidak menceritakannya kepada orang tau, saudara maupun teman-temannya. Pasien juga tidak
terlalu banyak bicara apabila sedang berada di rumah maupun di lingkungan sekitar
rumahnya. Namun pasien mengaku sudah berusaha untuk mulai lebih bergaul terhadap
orang orang disekitar rumahnya. Saat ini pasien mengatakan malas untuk bekerja karena
pasien merasa malas untuk dimarahi oleh bos dan bertemu teman teman baru. Pasien
mengatakan lebih memilih untuk tinggal dirumah dan mengurusi ayam serta burung burung
peliharaannya.

III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Interna
Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5
0
C

Status General
Kepala : normocephali
Mata : anemia -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks : simetris
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : bising usus (+) normal, distensi (-), hepar/lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat di keempat ekstremitas, edema (-) keempat ekstremitas

2. Status Neurologi
GCS : E4V5M6
Tenaga : 555 555 Tonus : N N
555 555 N N
Trofik : N N Reflek fisiologis : + +
N N + +

Reflek patologis : - - Gerakan involunter : (-)
- -

3. Status Psikiatri
Kesan Umum:
Kesan fisik keseluruhan : penampilan tidak wajar, roman muka sesuai umur,
Kontak verbal cukup dan visual kurang
Perilaku dan aktivitas motorik : tenang saat pemeriksaan
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
Sensorium dan Kognisi
Kesadaran : jernih
Orientasi : baik
Daya ingat : Segera : baik
Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
Konsentrasi : baik
Berpikir Abstrak : baik
Berhitung : baik
Intelegensia : sesuai tingkat pendidikan
Mood/Afek : inadekuat
Proses Pikir
Bentuk Pikir : nonlogis nonrealis
Arus Pikir : koheren, perlambatan.
Isi Pikir : ide bunuh diri (-) waham curiga (+) riwayat waham kendali (+)
Pencerapan
Halusinasi : halusinasi visual (-) , halusinasi auditorik (+), riwayat
halusinasi visual (+), saat ini Halusinasi visual (-)
Ilusi : tidak ada
Dorongan Instingtual : Insomnia (+) tipe campuran, hipobulia (-), riwayat raptus
(+), saat ini raptus (-)
Psikomotor : tenang saat pemeriksaan
Tilikan : 5

IV. RINGKASAN
Pasien laki laki 27 tahun, pendidikan tamat SMK, Hindu, belum menikah,
roman muka datar, berasal dari denpasar. Pasien datang dengan keluhan utama tidak bisa
tidur. Pasien dapat menjawab nama, umur, alamat serta siapa yang menemaninya saat
wawancara serta kemampuan berhitung dengan benar. Selama wawancara berlangsung
pasien kooperatif, namun pasien lebih sering menunduk dan apabila menjawab tampak
hanya memandang pemeriksa dengan sekilas dan tampak malu malu, lalu mengerakkan
kakinya ditempat . Saat wawancara kontak verbal cukup dan visual kurang.
Dikatakan awalnya pasien mengalami gangguan tidur tersebut sejak awal tahun
2007, diawali oleh masalah pada pekerjaannya, masalah pertengkaran ayah dan
pamannya, dan pasien diputuskan oleh pacarnya, sehingga pasien berhenti bekerja. Sejak
saat itu pasien mendengar suara suara yang tidak didengar oleh orang lain berkomentar
tentang dirinya. Pasien juga sering melihat bayangan perempuan kecil yang tidak dilihat
oleh orang lain. Pasien merasa pikirannya dikendalikan oleh robot dan membuat pasien
melakukan sesuatu tidak dibawah kehendaknya. Hal tersebut menyebabkan pasien
mengalami gangguan tidur, sering gelisah, dan berbicara kacau menyahuti suara suara
yang berkomentar tentang dirinya.
Pasien merupakan orang yang pendiam, tidak pernah mengungkapkan
perasaannya dan menceritakan masalahnya kepada orang lain. Pasien juga tidak memiliki
teman dekat. Pasien saat ini tidak bekerja, hanya kadang kadang membantu ayahnya
mengantar dupa. Riwayat kejang demam ketika masih anak anak tidak adak. Riwayat
penyakit sistemik dan trauma tidak ada. Dikatakan nenek dari ibu pasien sering
mengalami gelisah dan bicara kacau.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan status interna dan neurologi dalam batas normal.
Dari status psikaitri didapatkan kesan umum dengan penampilan tidak wajar, roman muka
sesuai umur, kontak verbal cukup dan non verbal kurang. Mood dan afek ditemukan
inadekuat. Bentuk pikir non logis non realis, arus pikir koheren, isi pikir terdapat waham
curiga dan tidak ada ide bunuh diri. Persepsi terdapat halusinasi visual dan auditorik.
Insomnia ada, hipobulia dan raptus tidak ada. Psikomotor didapatkan tenang saat
pemeriksaan dengan tilikan derajat 5.

V. DIAGNOSIS BANDING
Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan (F20.00)
Gangguan Waham Menetap (F22)

VI. DIAGNOSIS MULTIAXIAL
Axis I : Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan (F20.00)
Axis II : Ciri kepribadian skizoid
Axis III : Saat ini tidak ditemukan
Axis IV : Saat ini tidak ditemukan
Axis V : GAF setahun terakhir 70 61 (
GAF saat ini 60 - 51

VII. USULAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Psikometri
Tes Warteg
Tes House Man Tree
Tes Mengarang

VIII. PENATALAKSANAAN
a. Non Farmakologi
- Psikoterapi suportif
Menginformasikan kepada pasien mengenai penyakit atau gangguan yang dialami
pasien, mengenai perjalanan penyakitnya, terapi yang akan diberikan, termasuk efek
samping obat, lama pengobatan, pengawasan minum obat serta informasi mengenai
harga obat.
-Psikoedukasi keluarga
b. Farmakoterapi
- Risperidone 2 mg 0 1 tablet i.o
- Trihexyphenidil 2 mg k/p

IX. PROGNOSIS
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (Buruk)
Onset umur : Muda (Buruk)
Faktor genetik : Tidak ada (Baik)
Ciri Kepribadian : Skizoid (Buruk)
Pendidikan : Tamat SMK (Baik)
Status Pernikahan : Belum Menikah (Buruk)
Dukungan Keluarga : Ada (Baik)
Faktor pencetus : Tidak jelas (Buruk)
Lingkungan Sos/Eko : Cukup (Baik)
Penyakit organik : Tidak ada (Baik)
Perjalanan Penyakit : Kronik (Buruk)
Cepat terapi : Lambat (Buruk)
Tepat Terapi : Tepat (Baik)
Respon Terapi : Baik (Baik)
Kepatuhan Terapi : Tidak Patuh (Buruk)
Insight/Tilikan : 5 (Baik)
Prognosis : Dubius Ad Malam

X. ANALISIS PSIKODINAMIKA
1. Genetik / organobiologik
Nenek dari ibu pasien dikatakan dulunya sering lupa dan berbicara sendiri, namun ibu pasien
tidak tahu apakah itu kelainan jiwa atau tidak. Ibu pasien juga saat kecil dikatakan pernah
bengong sendiri, namun sembuh setelah berobat ke dukun. Saat dalam kandungan, pasien
dikatakan cukup bulan dan lahir normal di rumah sakit.
2. Pola Asuh
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Sejak kecil pasien cukup sering ditinggal oleh
orang tuanya karena pekerjaan. Pasien dirawat oleh neneknya. Pasien mengaku lebih dekat
dengan ibunya, namun pasien tidak terlalu dimanjakan. Ayah pasien mendidik pasien dengan
cukup keras. Apabila pasien melakukan kesalahan / tidak mau belajar maka ayah pasien akan
memarahi dan menghukum pasien, bahkan terakadang hingga pasien menangis.
3. Stressor Psikososial
Pasien saat itu mendapatkan tekanan dari atasannya di tempat kerja, dan dirumah pasien
harus melihat pertengkaran ayah dan paman pasien, selain itu pasien juga mengaku
diputuskan oleh pacarnya saat itu karena pasien terlalu curiga. Namun untuk keluhan
sekarang
4. Ciri Kepribadian Premorbid
Pasien merupakan orang yang pemalu dan pendiam.Pasien tidak pernah menunjukkan
perasaannya dan tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang tua, saudara maupun
teman-temannya.Pasien cukup bisa bergaul dengan teman-temannya, namun pasien tidak
memiliki teman dekat yang benar-benar bisa diajak berbagi cerita.Pasien lebih suka untuk
melakukan segala sesuatunya sendiri dan tidak begitu suka bermain ke luar rumah.
5. Mekanisme Pembelaan Ego
Mekanisme pembelaan ego pasien adalah represi dimana pasien sering kali menekan masalah
yang dihadapinya agar tidak menjadi beban pikiran.

Você também pode gostar