Você está na página 1de 31

.1 Apakah Menara Pendingin itu?

Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan


suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikannya ke
atmosfir. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air
diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan (Gambar 1).
Menara pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan
yang hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam
mobil, dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.

Gambar 1. Diagram skematik sistim menara pendingin
(Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)

1.2 Komponen menara pendingin
Komponen dasar sebuah menara pendingin meliputi rangka dan wadah, bahan
pengisi, kolam
air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louvers, nosel dan fan.
Kesemuanya
dijelaskan dibawah.1
Rangka dan wadah. Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur
yang menunjang
tutup luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan
rancangan yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat
menjadi rangka.
Bahan Pengisi. Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi
(terbuat dari plastik
atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan
kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
o Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas
lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus
menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi
permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastic
memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan
pengisi percikan dari kayu.
o Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis
dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan
air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak
dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar,
bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi
film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama
dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
Kolam air dingin. Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah
menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan
bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah
untuk pengeluaran air dingin. Dalam beberapa desain, kolam air dingin
berada dibagian bawah seluruh bahan pengisi. Pada beberapa desain aliran
yang berlawanan arah pada forced draft, air di bagian bawah bahan pengisi
disalurkan ke bak yang berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai kolam
air dingin. Sudu-sudu fan dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup
udara naik melalui menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada
landasannya, memberikan kemudahan akses bagi fan dan motornya.
Drift eliminators. Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam
aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir.
Saluran udara masuk. Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju
menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran
melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain aliran berlawanan
arah).
Louvers. Pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran
masuk louvers. Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara
ke bahan pengisi dan menahan air dalam menara. Beberapa desain menara
aliran berlawanan arah tidak memerlukan louver.
Nosel. Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi.
Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting
untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan
pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau
segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti
pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar.
Fan. Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan
dalam menara. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan
pada menara induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-
duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada
ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau
dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang
dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang
cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang
dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat
diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka
merespon perubahan kondisi beban.
.2 Material untuk Menara
Pada mulanya menara pendingin dibuat terutama dari kayu, termasuk rangka,
wadah, louvers, bahan pengisi dan kolam air dingin. Kadangkala kolam air
dingin terbuat dari beton. Saat ini, telah digunakan berbagai macam bahan
untuk membangun menara pendingin. Bahan-bahan dipilih untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi, mengurangi perawatan, dan turut
mendukung kehandalan dan umur layanan yang panjang. Baja yang sudah
digalvanis, berbagai kelas stainless steel, fiber glass, dan beton sangat banyak
digunakan dalam pembuatan menara, juga alumunium dan plastik untuk
beberapa komponen.2
Rangka dan wadah. Menara yang terbuat dari kayu masih tersedia,
namun beberapa komponen dibuat dari bahan yang berbeda, seperti
wadah casing fiber glass disekitar rangka kayu, saluran masuk udara
louvers dari fiber glass, bahan pengisi dari plastik dan kolam air
dingin dari baja. Banyak menara (wadah dan kolam) nya terbuat dari
baja yang digalvanis atau, pada atmosfir yang korosif, menara
dan/atau dasarnya dibuat dari stainless steel. Menara yang lebih besar
kadangkala terbuat dari beton. Fiber glass juga banyak digunakan
untuk wadah dan kolam menara pendingin, sebab dapat
memperpanjang umur menara pendingin dan memberi perlindungan
terhadap bahan kimia yang berbahaya.
Bahan pengisi. Plastik sangat banyak digunakan sebagai bahan
pengisi, termasuk PVC, polypropylene, dan polimer lainnya. Jika
kondisi air memerlukan penggunaan splash fill, splash fill kayu yang
sudah diberi perlakuan juga banyak digunakan. Disebabkan efisiensi
perpindahan panasnya lebih besar, bahan pengisi film dipilih untuk
penggunaan yang sirkulasi airnya bebas dari sampah yang dapat
menghalangi lintasan bahan pengisi.
Nosel. Plastik juga digunakan luas untuk nosel. Banyak nosel terbuat
dari PVC, ABS, polipropilen, dan nylon yang diisi kaca.
Fan. Bahan yang biasa digunakan untuk fan adalah alumunium, fiber
glass dan baja yang digalvanis celup panas. Baling-baling fan terbuat
dari baja galvanis, alumunium, plastik yang diperkuat oleh fiber glass
cetak.

2. JENIS-JENIS MENARA PENDINGIN
Bagian ini menjelaskan dua jenis utama menara pendingin: menara pendingin
jenis natural
draft dan jenis mechanical draft.
2.1 Menara pendingin jenis natural draft
Menara pendingin jenis natural draft atau hiperbola menggunakan perbedaan
suhu antara udara ambien dan udara yang lebih panas dibagian dalam menara.
Begitu udara panas mengalir ke atas melalui menara (sebab udara panas akan
naik), udara segar yang dingin disalurkan ke menara melalui saluran udara masuk
di bagian bawah. Tidak diperlukan fan dan disana hampir tidak ada sirkulasi udara
panas yang dapat mempengaruhi kinerja. Kontruksi beton banyak digunakan
untuk dinding menara dengan ketinggian hingga mencapai 200 m. Menara
pendingin tersebut kebanyakan hanya digunakan untuk jumlah panas yang besar
sebab struktur beton yang besar cukup mahal.

Gambar 2. Menara pendingin natural draft Gambar 3. Menara pendingin
natural draft
aliran melintang aliran berlawanan arah

Terdapat dua jenis utama menara natural draft:
Menara aliran melintang (Gambar 2): udara dialirkan melintasi air yang
jatuh dan bahan
pengisi berada diluar menara.
Menara dengan aliran yang berlawanan arah (Gambar 3): udara dihisap
melalui air yang jatuh dan oleh karena itu bahan pengisi terletak dibagian
dalam menara, walaupun desain tergantung pada kondisi tempat yang
spesifik.

2.2 Menara Pendingin Draft Mekanik
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau
mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan
bahan pengisi, yang membantu memaksimalkan perpindahan panas diantara
keduanya. Laju pendinginan menara draft mekanis tergantung pada banyak
parameter seperti diameter fan dan kecepatan operasi, bahan pengisi untuk
tahanan sistim dll. Menara draft mekanik tersedia dalam range kapasitas yang
besar. Menara tersedia dalam bentuk rakitan pabrik atau didirikan dilapangan
sebagai contoh menara beton hanya bisa dibuat dilapangan.
Banyak menara telah dibangun dan dapat digabungkan untuk mendapatkan
kapasitas yang dikehendaki. Jadi, banyak menara pendingin yang merupakan
rakitan dari dua atau lebih menara pendingin individu atau sel. Jumlah sel yang
mereka miliki, misalnya suatu menara delapan sel, dinamakan sesuai dengan
jumlah selnya. Menara dengan jumlah sel banyak, dapat berupa garis lurus, segi
empat, atau bundar tergantung pada bentuk individu sel dan tempat saluran udara
masuk ditempatkan pada sisi atau dibawah sel.

Tiga jenis menara draft mekanik dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Ciri-ciri berbagai jenis menara pendingin draft (berdasarkan pada
ARAH)


Gambar 4. Menara Pendingin Forced Draft (REFERENSI)


Gambar 5. Menara pendingin induced draft dengan aliran berlawanan
(GEO4VA)


Gambar 6. Menara pendingin induced draft dengan aliran melintang
(GEO4VA)

3. PENGKAJIAN TERHADAP MENARA PENDINGIN
Bagian ini menjelaskan tentang bagaimana kinerja tenaga pendinginan dapat
dikaji.3. Kinerja menara pendingin dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach
dan range saat ini terhadap nilai desain, mengidentifikasi area terjadinya
pemborosan energi dan memberikan saran perbaikan. Selama evaluasi kinerja,
peralatan pemantauan yang portable digunakan untuk mengukur parameter-
parameter berikut:
Suhu udara wet bulb
Suhu udara dry bulb
Suhu air masuk menara pendingin
Suhu air keluar menara pendingin
Suhu udara keluar
Pembacaan listrik motor pompa dan fan
Laju alir air
Laju alir udara

Gambar 7. Range dan approach menara pendingin

Parameter terukur tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kinerja
menara pendingin
dengan beberapa cara. Yaitu:
a) Range (lihat Gambar 7). Ini merupakan perbedaan antara suhu air masuk
dan keluar menara pendingin. Range CT yang tinggi berarti bahwa menara
pendingin telah mampu menurunkan suhu air secara efektif, dan
kinerjanya bagus. Rumusnya adalah:
Range CT (C) = [suhu masuk CW (C) suhu keluar CW (C)]

b) Approach (lihat Gambar7). Merupakan perbedaan antara suhu air dingin
keluar menara pendingin dan suhu wet bulb ambien. Semakin rendah
approach semakin baik kinerja menara pendingin. Walaupun, range dan
approach harus dipantau, approach merupakan indikator yang lebih baik
untuk kinerja menara pendingin.
Approach CT (C) = [suhu keluar CW (C) suhu wet bulb (C)]
c) Efektivitas. Merupakan perbandingan antara range dan range ideal (dalam
persentase), yaitu perbedaan antara suhu masuk air pendingin dan suhu wet
bulb ambien, atau dengan kata lain adalah = Range/ (Range + Approach).
Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin tinggi efektivitas menara
pendingin.
Efektivitas CT (%) = 100 x (suhu CW suhu keluar CW) / (suhu masuk
CW suhu WB)
d) Kapasitas pendinginan. Merupakan panas yang dibuang dalam kKal/jam
atau TR, sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air, panas spesifik dan
perbedaan suhu.
e) Kehilangan penguapan. Merupakan jumlah air yang diuapkan untuk
tugas pendinginan. Secara teoritis jumlah penguapan mencapai 1,8 m3
untuk setiap 10.000.000 kKal panas yang dibuang. Rumus berikut dapat
digunakan (Perry):
Kehilangan penguapan (m3/jam) = 0,00085 x 1,8 x laju sirkulasi (m3/jam)
x (T1-T2)
T1 - T2 = perbedaan suhu antara air masuk dan keluar
f) Siklus konsentrasi (C.O.C). Merupakan perbandingan padatan terlarut
dalam air sirkulasi terhadap padatan terlarut dalam air make up.
g) Kehilangan Blow down tergantung pada siklus konsentrasi dan kehilangan
penguapan dan dihitung dengan rumus:
Blow down = Kehilangan penguapan/ (C.O.C. 1)
h) Perbandingan Cair/Gas (L/G). Perbandingan L/G menara pendingin
merupakan perbandingan antara laju alir massa air dan udara. Menara
pendingin memiliki nilai desain tertentu, namun variasi karena musim
memerlukan pengaturan dan perubahan laju alir air dan udara untuk
mendapatkan efektivitas terbaik menara pendingin. Pengaturan dapat
dilakukan dengan perubahan beban kotak air atau pengaturan sudut
siripnya. Aturan termodinamika juga mengatakan bahwa panas yang
dibuang dari air harus sama dengan panas yang diserap oleh udara
sekitarnya. Oleh karena itu rumus berikut dapat digunakan:
L(T1 T2) = G(h2 h1)
L/G = (h2 h1) / (T1 T2)
Dimana:
L/G = perbandingan aliran massa cair terhadap gas (kg/kg)
T1 = suhu air panas (0C)
T2 = suhu air dingin (0C)
h2 = entalpi uap campuran udara-air pada suhu wet-bulb keluar (satuannya
sama dengan diatas)
h1 = entalpi uap campuran udara-air pada suhu wet-bulb masuk (satuannya
sama dengan diatas)










Jenis Splash








Jenis Non Splash / Fill








Drift dan Eliminator




C.6 Perhitungan Menara Pendingin
Perhitungan pada menara pendingin melibatkan kesetimbangan energy dan
massa. Ada tiga jenis aliran fluida yang masuk dn yang meninggalkan sistem yang
harus diperhitungkan untuk kesetimbangan energy dan massa energi. Pada bagian
berikut ini terlebih dahulu akan dibahas mengenai sistem udar dan air (Air-Water
System) yang berkaitan erat dengan perhitungan pada menara pendingin
Kelembaban (Humidity)
Kelembaban dari suatu campuran udara-air dapat diartikan sebagai
perbandingan antara sejumlah massa dari uap air dengan sejumlah massa
dari udara kering, yang disimbolkan sebagai berikut :


Dikenal pula istilah-istilah lain untuk kelembaban yang umum, contohnya
istilah temperatur dew point, yang diartikan sebagai temperatur dimana gas
atau udara dalam keadaan saturasi. Hubungan antara temperatur dan
kelembaban digambarkan pada gambar berikut :
Gambar C.7. Hubungan Temperatur dan Kelembaban








A
DP
B
T
A
T
DP
T
B
H
u
m
i
d
i
t
y

Temperature

Campuran udara-air pada keadaan yang temperatur dan kelembabannya
terletak pada titik A didinginkan sampai mencapai temperatur dew point-
nya (T
dp
), yang terletak pada kurva saturasi dimana proses kondensasi
akan mulai terjadi. Jika gas atau udara tersebut didinginkan lagi, maka
proses kondensasi akan terjadi untuk menjaga gas atau udara tersebut tetap
dalam keadaan saturasi. Proses pendinginan dari Ta ke Tb dilukiskan pada
garis yang dibentuk A-DP-B .
Istilah lanjut dalam kelembaban adalah humidity heat (s), yang
diartikan sebagai panas yang dibutuhkan untuk mendapatkan satuan massa
dari udara kering ditambah dengan massa dari uap air pada kondisi
temperatur yang berbeda dan tekanan tetap, sehingga :


Dimana :

= kapasitas panas spesifik udara kering (1kJ/kg)


= kapasitas panas spesifik uap air (1.88 kJ/kg)
Parameter-parameter lain yang juga dipertimbangkan adalah panas laten
dari evaporasi, h
lg






Dimana :
h
lg
= panas laten evaporasi pada temperature 0
o
C (273.15 K)
C
pl
= kapasitas panas spesifik (4.18 kJ/kg)

Temperatur Bola Kering (Dry Bulb Temperature)
Temperatur bola kering adalah temperatur yang umum diukur dan
digunakan. Temperatur ini diukur oleh sebuah termometer yang
menggunakan air raksa yang mempunyai bola kering pada sisi ujungnya ,
dilambangkan dengan lambang T
db
.
Temperatur Bola Basah (Wet Bulb Temperature)
Temperatur bola basah adalah temperatur dari udara yang diukur dengan
alat psychrometer, udara dihembuskan pada alat ukur ini yang memiliki
termometer yang memiliki bola diselubungi oleh kain basah. Jika udara
yang dihembuskan relatif kering, maka air akan menguap pada bola
tersebut lebih cepat dan akibatnya pembacaan pada bola basah lebih
rendah jika dibandingkan dengan pembacaan temperatur pada bola kering.
Jika udara yang dihembuskan lembab, maka proses penguapannya akan
lebih lambat sehingga mengakibatkan pembacaan temperatur bola
basahnya mendekati pembacaan temperatur bola kering. Pembacaan
temperatur bola basah ini dilambangkan dengan lambang, T
wb
.
Diagram phsycrometric
Diagram ini berhubungan denga kelembaban relatif (), temperatur
bola basah (T
wb
), temperature bola kering (T
db
) dan juga berisi informasi
tambahan seperti nilai entalpi dan volume spesifik. Dasar diagram
psychrometric diilustrasikan dalam gambar berikut :

Gambar C.8. Cara Pembacaan Diagram Psikrometrik

Temperatur bola kering (Tdb) ditunjukkan oleh garis horizontal
dan kelembaban () ditunjukkan oleh garis vertikal. Pada sisi kiri
diagramnya terdapat kurva yang disebut dengan garis saturasi. Seluruh
keadaan saturasi dari gas atau udara terletak pada kurva ini. Kurva ini
disebut juga kurva dengan nilai kelembaban relatifnya sebesar 100% dan
kurva dengan nilai selain 100% secara umum juga mempunyai pola atau
bentuk yang sama. Garis dari temperatur bola basah ditunjukkan oleh garis
yang arahnya turun ke sisi sebelah kanan, sementara untuk garis volume
spesifik bentuknya hampir mirip tetapi turunnya agak lebih curam. Untuk
garis entalpi bentuk garisnya agak sedikit parallel dengan garis temperatur
bola basah. Untuk udara dalam keadaan saturasi, nilai dari temperatur bola
kering, nilai dari temperature bola basah, dan temperatur dew point-nya
akan mempunyai nilai yang sama.
Diagram psychrometric ini dihitung dan dilukiskan pada tekanan
atmosfir standar dan untuk penggunaan diagram pdychrometric pada
tekanan yang lebih dari 1 atm, nilai datanya harus dikoreksi untuk
mengkompensasi akibat pengaruh tekanan atau didalam perhitungan kita
bisa langsung menggunakan tabel-tabel yang sudah dikekuarkan oleh
Cooling Tower Institute.
Perpindahan Panas dan Massa
Teori dari proses perpindahan panas dan massa yng umum
digunakan dan dipakai dikembangkan oleh Merkel. Teori Merkel ini
menggunakan analisis berdasarkan perbedaan potensial entalpi yang
dikenal sebagai Driving Force. Masing-masing partikel air diasumsikan
dikelilingi oleh lapisan tipis dari udara dan perbedaan entlapi antara
lapisan tipis dan udara yang mengelilinginya menghasilkan driving force
untuk terjadinya proses pendinginan. Penurunan bentuk persamaan dari
merkel dapat dijelaskan melalui gambar brikut ini :

Gambar C.9. Skema Operasi Menara Pendingin
Gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Besarnya laju
aliran udara (G), laju aliran air (L), kelembaban udara () dan besarnya
kalor akibat pembebanan (q) yang nilainya adalah laju aliran kalor (Q)
dibagi dengan besarnya luasan aliran pada menara pendinginan (A). Pada
sistem pendinginan ini terjadi perpindahan kalor dan massa antara udara
sekitar yang memiliki temperatur lebih rendah dari air yang masuk ke
menara pendingin dan menyebabkan udara yang keluar menara pendingin
dan memiliki tingkat kelembabanyang lebih tinggi. Kondisi-kondisi ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :

Kesetimbangan energy yang terjadi pada udara :


Kesetimbangan energi yang terjadi pada air :


Penggabungan dua persamaan diatas akan menghasilkan persamaan berikut :


Jumlah air yang ditambahkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan
adalah :


Dengan mensubstitusikan persamaan 3 dan persamaan 4 maka didapat :


Penggabungan persamaan 2 dan persamaan 5 akan menghasilkan :


Total perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower terdiri dari
perpindahan kalor secara difusi dan perpindahan kalor secara konveksi
yaitu :

,dimana = kalor laten penguapan air pada cooling tower


Penggabungan persamaan 2 dengan persamaan 7 akan mendapatkan :



Pada persamaan 8 ini menunjukkan perbandingan antara perpindahan
kalor secara konveksi dengan perpindahan kalor secara difusi.
Perpindahan panas sensible dari air pada temperature T ke udara pada
temperatur t dapat dirumuskan sebagai berikut :


Dimana :
a = luas efektif dari permukaan air per satuan volume cooling tower
dV

= turunan pertama dari volume cooling tower
Luasan bidang perpindahan panasnya adalah :


Dimana dL adalah laju difusi uap air
Dengan menggunakan hubungan kelembaban massa maka dapat dituliskan
sebagai berikut :


Dimana : K = Koefisien perpindahan massa secara menyeluruh

= Kelembaban pada temperatur saturasi


= Kelembaban udara
Dengan mensubstitusikan persamaan 13 ke dalam persamaan 12 maka
didapat :


Total perpindahan panas dq yang diberikan oleh persamaan 7 dan dalam
bentuk turunan pertama adalah :


Persamaan 15 dapat diubah menjadi :
*

+
[(

) (

)]
Dengan menambahkan persamaan 16 dengan C.(T-t) lalu dikurangi
dengan C.(T-t) maka akan didapat sebagai berikut :
[


)]
Karena , dimana C adalah kalor kelembaban
(humidity heat), maka :
[


)]
Pada persamaan ini, nilai

dikenal dengan bilangan Lewis (Lewis


Number) dimana besarnya untuk sistem air-udara sama dengan satu,
sehingga persamaan ini dapat disederhanakn menjadi :


dq dapat diartikan sebagai bentuk penurunan entalpi dari air atau bentuk
kenaikan entalpi dari udara dan besar nilai keduanya adalah sama,
sehingga :
(

)
Untuk operasi cooling tower pada keadaan normal, besarnya jumlah air
yang hilang akibat penguapan lebih kecil dari 2%, sehingga didalam
perhitungan dapt diasumsikan laju aliran airnya adalah tetap sebesar L .
(


Untuk kesetimbangan energi secara keseluruhan (persamaan 3) adalah :


Dimana L =L
1
+L
2
Maka :



Dengan asumsi bahwa penguapan yang terjadi pada cooling tower
diabaikan,

maka :


Dengan menyelesaikan persamaan 20 maka didapat bentuk persamaan
menjadi :


Karena

maka didapat persamaan sebagai berikut :



Kemudian persamaan 22 ini dikalikan dengan G/L dan besarnya nilali C
p

untuk air adalah satu sehingga didapatkan persamaannya menjadi :


Dan untuk persamaan 21 menjadi :


Besarnya nilai

dikenal juga sebagai unit bilangan perpindahan


(Number of Transfer Unit) atau disebut juga sebagai Karakteristik dari
Cooling Tower .

Persamaan 23 dan 24 secara grafik diilustrasikan pada gambar
C.10 yang melukiskan hubungan antara air-udara dan driving force yang
dihasilkan pada cooling tower jenis counterflow, dimana udara mengalir
sejajar dengan aliran air dan mempunyai arah aliran yang berlawanan arah
dengan aliran air. Pemahaman pada gambar ini sangat penting dalam
memahami proses pendinginan yang terjadi pada cooling tower. Garis
kerja udara dimulai pada titik C yang terletak tegak lurus dibawah titik B
dan mempunyai nilai enatlpi pada temperatur bola basah disisi masuk
cooling tower. Gambar BC mewakili besarnya nilai pertama-tama dari
driving force (h-h). Pada setiap kenaikan 1
0
F air dingin maka besarnya
kenaikan entalpi udara per poundnya (lb) bertambah 1Btu dikalika dengan
perbandingan jumlah massa air (lb) dengan jumlah massa udara (lb) yaitu :
(L/G)*1
o
F .Perbandingan nilai L/G ini adalah sama dengan besarnya sudut
garis kerja udara.
Udara yang meninggalkan menara pendingin ditunjukkan pada titik
D, dan nilai dari cooling range adalah besarnya panjang garis CD yang
diproyeksikan pada skala temperatur (sumbu horiznontal). Sementara
besarnya nilai approach yang ditunjukkan pada gambar adalah perbedaan
temperatur antara air dingin yang meninggalkan menara dengan
temperatur bola basah sekitar menara. Titik koordinat yang secara
langsung menunjukkan besar nilai temperature dan entalpi pada
sembarang titik terletak pada garis kerja air, sedangkan pada garis kerja
udara hanya menunjukkan besarnya nilai entalpi.
Untuk menentukkan besarnya nilai temperatur bola basah pada
sembarang titik di garis CD, ditentukan dengan cara memproyeksikan titik
tersebut secara horizontal ke kurva saturasi, kemudian secara vertikal
diproyeksikan lagi ke koordinat temperatur. Nilai integral dari persamaan
23 diwakili oleh luasan ABCD pada diagram. Besarnya nilai ini dikenal
sebagai karakteristik cooling tower, yang besarnya bervariasi tergantung
pada besarnya nilai perbandingan L/G. Sebagai contoh, pada penambahan
temperatur bola basah di sisi masuk maka akan merubah titik asal C ke
arah atas dan akan menyebabkan garis CD berubah bergerak ke kanan
untuk menjaga agar nilai KaV/L tetap. Jika nilai cooling range bertambah
besar, garis CD juga akan memanjang. Perubahan nilai perbandingan L/G
akan merubah besarnya sudut CD, dan setelah tercapai kesetimbangan,
cooling tower tersebut akan mempunyai nilai KaV/L baru.

Gambar C.10. Diagram Operasi Menara Pendingin

Untuk memperkirakan kinerja dari cooling tower, sangatlah
penting mengetahui karakteristik cooling tower yang dibutuhkan pada
kondisi temperatur ruang dan air yang tetap. Karakteristik (KaV/L) ini
dapat dihitung dengan cara diintegrallkan. Metode integral yang umum
digunakan adalah metode Chebyshev, dengan melakukan perhitungan
integral secara numerik yaitu :

)
Dimana :

= Nilai dari (h-h) pada T


1
+ 0.1(T
1
-T
2
)

= Nilai dari (h-h) pada T


1
+ 0.4(T
1
-T
2
)

= Nilai dari (h-h) pada T


1
+ 0.6(T
1
-T
2
)

= Nilai dari (h-h) pada T


1
+ 0.9(T
1
-T
2
)

Metode lain yang lebih cepat tetapi mempunyai keakuratan yang
lebih rendah, yaitu menggunakan metode nomograph yang dapat dilihat
pada gambar 2.19, yang disebut oleh Wood dan Betts. Cooling tower jenis
mechanical draft biasanya didesain untuk besarnya nilai perbandingan L/G
berkisar antara 0.75 sampai 1.50 dan besarnya nilai KaV/L bervariasi
antara 0.5 sampai 2.5 .

Gambar C.11. Nomograph Karakteristik Menara Pendingin

C.7 Kinerja Cooling Tower

Cara perhitungan yang digunakan di dalam melakukan analisis pengujian kinerja
dari suatu menaara pendingin diantaranya adalah :

Perhitungan dengan menggunakan Kurva Karakteristik
Dalam menguji kinerja cooling tower, data-data yang berhubungan
dengan karakteristik cooling tower seperti KaV/L dan perbandingan dengan
massa air dan udara (L/G) harus turut serta dilampirkan oleh pabrik pembuat
yang nantinya akan digunakan di dalam perhitungan pengujian sebagai
parameter-parameter lain yang mempunyai pengaruh berarti dari hasil
pengujian yang didapat, seperti kecepatan udara dan temperatur air panas
harus dapat diatasi dengan variasi dari nilai L/G , dengan batasan berkisar
20% masing-masing untuk nilai batas atas dan bawah dari nilai desain yang
diberikan.
Langkah-langkah yang harus diketahui di dalam melakukan pengujian
kinerja dari suatu cooling tower yang menggunakan perhitungan kurva
karakteristik adalah sebagai berikut :
a. Perbandingan Nilai Pengujian L/G

) (


Dimana :

= Laju aliran air sirkulasi yang masuk ke cooling tower saat


pengujian (gpm)

= Daya kipas cooling tower yang terpakai saat pengujian


berlangsung (Hp)

= Densitas udara basah saat pengujian (lb/ft


3
)

= Spesifik volume udara pada sisi keluaran kipas (ft


3
/lb)

Besarnya nilai desain dan pengujian fan inlet specific volume ()
dan densitas () dihitung dengan menggunakan persamaan kesetimbangan
panas (heat balance). Untuk cooling tower jenis forced draft besarnya
harga parameter tersebut diambil pada sisi masukan cooling tower, dan
untuk cooling tower jenis induced draft diambil pada sisi keluaran cooling
tower.

b. Perhitungan Nilai KaV/L (NTU)
Dengan menggunakan besarnya nilai rata-rata air panas yang masuk ke
cooling tower, air dingin yang keluar dari cooling tower, temperatur bola
basah dan besarnya nilai dari L/G hasil pengujian, maka besarnya nilai
KaV/L hasil pengujian dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
yang telah dijelaskan pada persamaan 2.3



c. Perhitungan Kemampuan Cooling tower
Besarnya nilai L/G dan KaV/L yang didapat dari pengolahan data
hasil pengujian dapat digambarkan pada grafik karakteristik cooling tower
yang diberikan oleh pabrik pembuat. Melalui besarnya nilai tersebut maka
sebuah garis harus digambarkan paralel terhadap kurva karakteristik yang
dikeluarkan pabrik pembuat. Untuk mengetahui kinerja atau kemampuan
dari suatu cooling tower dapat ditentukan dengan cara berikut ini :
Besarnya nilai L/G perpotongan yang didapat dari perpotongan garis L/G
hasil nilai pengujian dengan Garis desain approach dibagi dengan nilai
desain dari L/G. Pada nilai L/G perpotongan besarnya nilai (NTU)
test
sama
dengan (NTU)
desain



Perhitungan dengan menggunakan kurva kinerja
Dalam menghitung dengan menggunakan kurva kinerja, terlebih dahulu
harus mempunyai kurva kinerja dari cooling tower minimum, terdiri atas tiga
set kurva yang masing-masing terdiri dari 90%, 100%, dan 110% dari desain
air sirkulasi cooling tower. Masing-masing kurva mewakili temperatur bola
basah pada sumbu horizontal dan temperatur air dingin pada sumbu
vertikalnya dan mempunyai skala kenaikannya minimum 0.5
o
F dan
maksimum 5
o
F per inci. Ketiga kurva ini harus dibuat menjadi satu kurva
berdasarkan pada data-data cooling range, temperatur air dingin yang keluar
cooling tower dan sirkulasi air yang masuk pada cooling tower. Perhitungan
dari kinerja cooling tower ini adalah perbandingan perkiraan jumlah aliran air
yang diperkirakan (Q
predicteed
) dengan jumlah aliran air yang diatur (Q
adjusted
)
hasil pengujian (gpm) dan dirumuskan dengan persamaan

)

C.8 Permasalahan Kinerja Cooling Tower
Kinerja dari cooling tower akan menurun disebabkan oleh penurunan kinerja
dari proses perpindahan panas yang terjadi pada cooling tower. Faktor-faktor yang
menyebabkannya antara lain :
Terbentuknya kerak (scale)
Ketika air menguap dari cooling tower dan meninggalkan kerak pada
permukaan paking yang berasal dari mineral-mineral yang terbawa dan tidak
larut di dalam air, maka kerak yang terbentuk akan berfungsi sebagai
penghalang pada saat terjadinya perpindahan panas antara udara dan air.
Terlalu banyaknya kerak (scale) yang terbentuk juga dapat sebagai tanda
adanya masalah dalam proses water treatment.
Mampatnya Pendistrubusian Air Sirkulasi (Clogged Spray Nozzles)
Tumbuhan lumut (algae) dan endapan-endapan yang terkumpul pada basin
cooling tower dapat juga terbawa ke distribusi air (spray nozzles) dan lama-
kelamaan akan mengakibatkan beberapa spray nozzles mampat. Hal ini akan
mengakibatkan tidak meratanya pendistribusian air ke paking-paking
sehingga mengurangi permukaan kontak air dengan udara pada proses
perpindahan panas. Masalah ini juga digunakan sebagai tanda adanya
masalah pada proses water treatment dan juga adanya masalah saringan yang
mampat.
Terganggunya Aliran Udara
Kurangnya aliran udara yang masuk cooling tower akan mengurangi
jumlah perpindahan panas yang terjadi antara air dengan udara. Kurangnya
udara yang mengalir dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
o Kotoran yang terbentuk pada sisi masuk atau sisi keluar paking
o Kerusakan yang terjadi pada fan blade
o Berubahnya alignment motor dan kipas
o Kurang perawatan pada gearbox
o Turunnya kinerja fan motor
o Berubahnya besar sudut susunan fan blade
Jika berkurangnya aliran udara disebabkan oleh buruknya kinerja dari motor
atau fan, maka kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan
menyeluruh dari motor atau fan tersebut secara tiba-tiba.

Turunnya Kinerja Pompa Cooling Tower
Aliran air sirkulasi yang sesuai sangat penting sekali di dalam
pencapaian yang optimum pada proses perpindahan panas yang terjadi pada
cooling tower. Kegagalan pada bantalan pompa, kavitasi yang terjadi,
mampatnya saringan pada sisi masuk pompa, getaran berlebih yang terjadi
dan kondisi operasi yang di luar desain, semuanya itu akan menyebabkan
turunnya kinerja dari cooling tower. Selain itu juga akan mengakibatkan
kegagalan yang tiba-tiba pada pompa tersebut.

Você também pode gostar