Você está na página 1de 3

ADAPTASI

Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup.
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
Memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
Mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
Mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
Bereproduksi.
Merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan
menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:
Adaptasi Morfologi
adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat
dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya dan tempat untuk mencari
makanannya.
Adaptasi Fisiologi
adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu
organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak. Contoh adaptasi Fisiologi
pada Manusia :
Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang
tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai
lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka
dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen.
Ukuran jantung para atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung orang kebanyakan.
Saat kita mengeluarkan keringat ketika kepanasan. Dengan keluarnya keringat, tubuh akan dingin
karena panas tubuh diambil untuk menguapkan keringat di permukaan tubuh kita
Pada saat udara dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine.
Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat
gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan
menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas
cahaya.
Contoh adaptasi Fisiologi pada Hewan :
Hewan ruminansia, misalnya sapi, kambing, kerbau. Makanan hewan tersebut adalah rumput-rumputan, di
dalam saluran pencernaannya terdapat
enzim selulase, enzim ini berfungsi untuk mencerna selulose yang
menyusun dinding sel tumbuhan, dengan enzim selulase maka makanan menjadi lebihmudah dicerna.
Hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang
pasir dalam jangka waktu yang lama.
Burung hantu memiliki penglihatan yang sangat tajam yang memungkinkannya untuk dapat melihat di
malam hari
Anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin dengan menahan panas
tubuh tetap tertahan.

Contoh adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan :
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga
jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat.
Bunga Bromelia Merah dan beberapa jenis Anggrek mampu menarik perhatian serangga penghisap madu,
terutama lebah. Bunga ini menghasilkan aroma yang dapat menarik serangga untuk mendekatinya. Aroma
bunga merupakan sinyal bagi serangga untuk menentukan bunga yang memiliki kandungan nektar. Secara
tidak sengaja, saat serangga menghisap nektar bunga, banyak serbuk sari yang menempel di tubuhnya.
Kemudian, ketika mengunjungi bunga lain, serbuk sari akan jatuh pada kepala putik. Saat itulah
penyerbukan terjadi.
Semak azela di Jepang, Ilalang, Pohon Akasia, dan dapat mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi hewan
herbivora. Oleh karena itu, hewan herbivora jadi enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. Namun,
ternyata zat racun itu juga berdampak pada terhambatnya pertumbuhan, bahkan kematian pada tumbuhan
lain yang ada di sekitarnya. Pohon Mahoni juga menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni
mengeluarkan zat racun adalah untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal memperoleh
Nutrisi dari dalam tanah. Selain itu, dengan tersedianya ruang yang cukup, Pohon Mahoni akan tumbuh
lebih cepat dan baik.

Adaptasi fisiologi ada yang bersifat reversibel atau dapat kembali kekondisi awal. Contohnya, jika seseorang yang
biasa hidup di daerah pantai berpindah ke daerah pegunungan yang tinggi. Maka akan terjadi perubahan fisiologi,
yaitu meningkatnya jumlah butuir-butir sel darah merah (eritrosit). Namun, jika orang tersebut kembali ke dataran,
maka secara perlahan jumlah eritrosit akan turun atau normal seperti semula.
Adaptasi Tingkah Laku
adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang

POPULASI
Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat
yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya.
[1][2]
Konsep populasi banyak dipakai
dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Populasi
suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli
genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh
individu-individu anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam
kajian genetika populasi.

HABITAT
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya, habitat adalah
lingkunganpaling tidak lingkungan fisiknyadi sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan
dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang
ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka berbagi habitat
yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop
Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.

EKOSISTEM
A. PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak
hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi,
contohnya saja hubungan heewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan
membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-
masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus
terjaga.

B. MACAM-MACAM EKOSISTEM
Ada dua macam ekosistem yang terbentuk di bumi kita ini, yaitu

Ekosistem alamiah

Ekosistem Alami
Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sencirinya tanpa ada campur tangan dari manusia, oleh
karena itu lah kita sebut sebagai ekosistem Alamiah. Contohnya adalah ekosistem laut dan sungai.

Ekosistem Buatan

Ekosistem Buatan
Seperti namanya, ekosistem ini merupakan yang terbentuk dengan adanya campur tangan manusia, Dibuat
kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan
itu tujuan dari membuat ekosistem ini. Contohnya adalah sawah.

Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga
manusia, yaitu kira-kira di atas 20 kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk
komunikasi, sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini, gelombang
ultrasonik merupakan gelombang ultra (di atas) frekuensi gelombang suara (sonik).

Infrasonik adalah suara dengan frekuensi terlalu rendah untuk dapat didengar oleh telinga manusia. Infrasonik
berada dalam rentang 17 Hertz sampai 0,001 Hertz. Rentang frekuensi ini adalah sama dengan yang digunakan
oleh seismometer untuk mendeteksi gempa bumi. Gelombang infrasonik bercirikan dapat menjangkau jarak yang
jauh dan dapat melewati halangan tanpa kehilangan kekuatannya atau relatif kecil. Gelombang infrasonik pertama
kali yang diamati kemungkinan adalah ketika gunung Krakatau meletus menghasilkan gelombang atau getaran
yang mengelilingi bumi sedikitnya 7 kali dan tercatat di berbagai stasiun di seluruh dunia.


BUNYI AUDIOSONIK, INFRASONIK, & ULTRASONIK
Daerah frekuensi bunyi :
1. Bunyi Infra (infrasonik), adalah bunyi yang mempunyai frekuensi kurang atau di bawah 20 Hz, sperti jangkrik
dan anjing.
2. Bunyi audio (audiosonik), adalah suatu bunyi yang mempunyai frekuensi berkisar 20 Hz-20 KHz atau 20 Hz-
20000 Hz, seperti manusia.
3. Buny ultra (ultrasonik), adalah bunyi yang mempunyai frekuensi lebih atau di atas 20 Hz, seperti kalelawar.

Berikut contoh pengelompokan beberapa makhluk hidup (manusia, hewan/binatang) :
1. Manusia : audiosonik
2. Anjing : infrasonik
3. Kucing : audiosonik
4. Macan : audiosonik
5. Jangkrik: infrasonik
6. Monyet : audiosonik
7. Ikan Hiu: infrasonik
8. Ayam : audiosonik
9. Rakun : audiosonik
10. Ular : infrasonik

Você também pode gostar