1. Tata nama dan rumus struktur alkana ditentukan berdasarkan jumlah atom karbonnya. Alkana dapat bereaksi melalui oksidasi, halogenasi, dan pembakaran.
1. Tata nama dan rumus struktur alkana ditentukan berdasarkan jumlah atom karbonnya. Alkana dapat bereaksi melalui oksidasi, halogenasi, dan pembakaran.
1. Tata nama dan rumus struktur alkana ditentukan berdasarkan jumlah atom karbonnya. Alkana dapat bereaksi melalui oksidasi, halogenasi, dan pembakaran.
Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC agar dapat digunakan secara internasional. Aturan tata nama alkana 1. Rantai tidak bercabang (lurus) Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n- (normal) CH 3 CH 2 CH 2 CH 2 CH 3 = n-pentana 2. Jika rantai karbon bercabang, maka: a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain. Rantai induk diberi nama alkana.
rantai induk terdiri dari 6 atom C, sehingga diberi nama heksana b. Penomoran. Berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih penomoran dari ujung bawah. c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
d. Tabel 3. Nama Alkil
e. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama cabang nama rantai induk: Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana -jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nonor-nonor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.
-Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-mana alkil disusun menurut abjad.
3. Tambahan untuk penomoran khusus a. Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.
Rantai induk = 5 atom C Rantai induk = 5 atom C Cabang = 2 (metil dan etil) Cabang = 1 (isopropil) Sehingga yang dipilih adalah struktur yang pertama : 3-etil-2-metilpentana b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.
Dari kiri, nomor 3 terdapat cabang etil Dari kanan, nomor 3 terdapat cabang metil. Sehingga yang dipilih adalah penomoran dari kiri: 3-etil-4metilpentana.
Rumus Umum Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Senyawa alkana merupakan rantai karbon yang paling sederhana.. Senyawa paling sederhana dari alkana yaitu metana. Metana hanya memiliki satu atom karbon yang mengikat empat atom H. Senyawa alkana mempunyai rumus :
C n H 2n + 2
Tabel 1. Deret homogon dari rumus struktur, rumus molekul, dan tata nama senyawa alkana [1]
Jumlah Karbon Rumus Molekul Struktur Nama 1 CH 4 CH 4 Metana 2 C 2 H 6 CH 3 CH 3 Etana 3 C 3 H 8 CH 3 CH 2 CH 3 Propana 4 C 4 H 10 CH 3 (CH 2 ) 2 CH 3 Butana 5 C 5 H 12 CH 3 (CH 2 ) 3 CH 3 Pentana 6 C 6 H 14 CH 3 (CH 2 ) 4 CH 3 Heksana 7 C 7 H 16 CH 3 (CH 2 ) 5 CH 3 Heptana 8 C 8 H 18 CH 3 (CH 2 ) 6 CH 3 Oktana 9 C 9 H 20 CH 3 (CH 2 ) 7 CH 3 Nonana 10 C 10 H 22 CH 3 (CH 2 ) 8 CH 3 Dekana
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaan kesepuluh senyawa di atas terletak pada jumlah gugus metilena (CH 2 ). Senyawa dengan kondisi demikian disebut homolog. Susunan senyawa yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbedaan dengan tetangga dekatnya hanya pada jumlah metilena disebut deret homolog.
2. Reaksi Dalam Alkana
Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan penyusunnya adalah atom-atom karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai rumus empiris CnH2n+2. Pemberian nama pada alkana dengan rantai tidak bercabang yaitu dengan cara menyatakan jumlah atom karbonnya dan ditambah akhiran ana yang berarti senyawa tersebut adalah hidrokarbon alifatik jenuh. Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud padat. Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl 4 . Jika alkana ditambahkan ke dalam air alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air. Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen.Berikut ini adalah beberapa reaksi dibawah ini : a. Oksidasi Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO 4 , tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau combustion Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO 2 dan H 2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat. Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm) CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 + 212,8 kkal/mol C 4 H 10 + 2O 2 CO 2 + H 2 O + 688,0 kkal/mol Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja. 2CH 4 + 3O 2 2CO + 4H 2 O CH 4 + O 2 C + 2H 2 O Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta. b. Halogenasi Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) menghasilkan alkil halida. Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi. Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana. Laju pergantian atom H sebagai berikut H 3 > H 2 > H 1 . Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin. Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap.
Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia. Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi. Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul Cl 2 atau Br 2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl 2 dan 46 kcal/mol untuk Br 2 . Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah permulaan. Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil ( CH 3 ). Langkah I dari siklus penggadaan
Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan molekul (Cl 2 ) untuk membedakan atom khlor dalam langkah penggandaan lainnya. Langkah 2 dari siklus penggadaan
Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir. Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi. Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal untuk membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan (coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal bertumbukan
Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH 3 dapat bergabung dengan Cl menghasilkan CH 3 Cl Suatu masalah dengan radikal bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi khlorinasi metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul klormetan, bukannya dengan molekul metan. Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung banyak halogen berupa diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana
Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana
Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi rantai radikal bebas. c.Sulfonasi Alkana Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus SO 3 H. Laju reaksi sulfonasi H 3 > H 2 > H 1 . Contoh
d. Nitrasi Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
5. Pirolisis (Cracking) Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 1000 0 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek
Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).
3. Pembuatan alkana Ada beberapa cara pembuatan alkana antara lain : a) Sintesa Wurtz 2RX + 2Na RR + NaX 2CH 3 CH 2 Br + 2Na CH 3 CH 2 CH 2 CH 3 + 2NaBr etil bromida butana
Rantai alkana yang terbentuk lebih panjang. b) Sintesa Grignard RX + Mg RMgX RMgX + H 2 O R H + MgOHX CH 3 CH 2 Br + Mg CH 3 CH 2 MgBr etil bromida etil magnesium bromida CH 3 CH 2 MgBr + H 2 O CH 3 CH 3 + MgOHBr etana Mg hidroksi bromida Rantai alkana yang terbentuk tetap. c) Adisi H 2 pada alkena dan alkuna CH 2 = CH 2 + H 2 CH 3 CH 3
etuna etena etana Rantai alkana yang terbentuk tetap. d) Sintesa Dumas RCOONa + NaOH RH + Na 2 CO 3
CH 3 COONa + NaOH CH 4 + Na 2 CO 3
natrium asetat metana Rantai alkana yang terbentuk lebih pendek.
4. sifat alkana sifat fisik a) Titik lebur (biru) dan titik didih (pink) pada 14 suku pertama n-alkana, dalam satuan C. b) Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan mempunyai aktivitas biologi sedikit. c) Semua hidrokarbon merupakan senyawa non polar sehingga tidak larut dalam air. d) Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. e) Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini selalu menghabiskan energi. sifat kimia 1). Dapat mengalami reaksi substitusi/pergantian atom bila direaksikan dengan halogen(F2, Cl2, Br2, I2) Contoh:
2) Reaksi oksidasi / reaksi pembakaran dengan gas oksigen menghasilkan energi. Pembakaran sempurna menghasilkan CO 2 , pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO Reaksi yang terjadi: CH 4(g) + 2O 2(g) ----->CO 2(g) + 2H 2 O (g) + energi CH 4(g) + 1/2O 2(g)------> CO (g) + 2H 2 O (g) + energi 3) Reaksi eliminasi Penghilangan beberapa atom untuk membentuk zat baru. Alkana dipanaskan mengalami eliminasi dengan bantuan katalis logam Pt/Ni akan terbentuk senyawa ikatan rangkap /alkena.
d) Pembuatan senyawa alkana 1. Secara komersial : Pemecahan (cracking) Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan lebih bermanfaat. Penguraian ini dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi tanpa katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis. Sumber molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa fraksi. Faksi-fraksi ini dipecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses pemecahan. Molekul-molekul hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan campuran-campuran hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki ikatan rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin terjadi untuk hidrokarbon C 15 H 32 adalah : C 15 H 32 2C 2 H 4 + C 3 H 6 + C 8 H 18
Ini hanya merupakan salah satu cara untuk memecah molekul C 15 H 32 . Senyawa pecahan yang dihasilkan berupa etena dan propena yang merupakan bahan yang penting untuk membuat plastic atau untuk menghasilkan bahan-bahan kimia organic yang lain. Oktana merupakan salah satu molekul yang terdapat dalam petrol (bensin).
Pemecahan (cracking) terbagi menjadi 2 cara : a. Pemecahan Katalis Pemecahan modern menggunakan zeolit sebagai katalis. Zeolit ini merupakan aluminosilikat kompleks, dan memikili kisi besar (terdiri dari atom aluminium, silicon dan oksigen) yang membawa muatan negative. Zeolit tentunya terkait denga ion-ion positif seperti ion-ion natrium. Anda bisa menjumpai zeolit jika anda mengerti tentang resin-resin penukar ion yang digunakan dalam pelicinanair. Alkana dicampur dengan katalis pada suhu sekitar 500 o C dan pada tekanan yang cukup rendah. Zeolit digunakan dalam pemecahan katalisis untuk menghasilkan persentase tinggi dari hidrokarbon yang memiliki jumlah atom karbon antara 5 10, sangat bermanfaat untuk fetrol (bensin). Zeolit juga menghasilkan proporsi alkana bercabang yang tinggi dan hidrokarbon aromatic seperti benzene. b. Pemecahan Termal Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450 o C sampai 750 o C) dan tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atm) untuk menguraikan hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil. Pemecahan termal menghasilkan caampuran produk yang mengandung banyak hidrokarbon dengan ikatan rangkap, yakni alkena. Pemecahan termal tidak melibatkan pembentukkan senyawa intermediet ionic seperti pada pemecahan kaatalisis. Justru, ikatan C-C terputus sehingga masing-masing atom karbon memiliki 1 elektron tunggal. Denga kata lain, terbentuk radikal bebas. Reaksi-reaksi dari radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk.
2. Secara laboraturium a) Hidrogenasi senyawa alkena dan alkuna Alkena (C n H 2n ) + H 2 Alkana (C n H 2n+2 ) Reaksi ini menggunakan katalis platina / nikel b) Reduksi Alkil Halida c) Reduksi Metal dan Asam R-H + Zn R-H Alkana + Zn 2 + X -
Contoh : H 2 C-CH 2 -Cl + Zn 2 + + H + H 2 C-CH 3 (etana) + Zn 2 2+ + C -
d) Sintasa Dumas Garam Na-karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH, maka akan terbentuk alkana.
CH 3 COONa + NaOH CH 4 + Na 2 CO 3
Na-asetat Metana CH3CH2CH 2 -COONa + Na CH 3 CH 2 CH 3 + Na 2 CO 3
Na-butirat Propane e) Reaksi Wurtz Suatu reaksi pembuata paraffin hidrokarbon (alkana) dengan merefluks alkil halide (haloalkana) dengan logas natrium dalam eter kering. Pereduksi selain alkilmetal dapat digunakan mg, Ni(CO) 4 , t- BuLi R-X + R-X +2Na R-R Alkana + 2NaX CH 3 CH 2 Cl + CH 3 -Cl + 2Na CH 3 CH 2 CH 3 (propane) + 2NaCl f) Hidrolisis Pereaksi Grignard Pereaksi Grignard memiliki rumus umum RMgx dimana X adalah sebuah halogen, dan R adalah sebuah gugus alkil atau aril (berdasarkan pada sebuah cincin benzene). Pada pembahasan ini, kita menganggap R sebagai sebuah gugs alkil. Pereaksi grignard sederhana berupa CH 3 CH 2 MgBr
Hidrolisis dengan pereaksi Grignard melewati 2 tahap : 1. R-X + Mg R-Mg-X CH 3 CH 2 Cl + Mg CH 3 CH 2 Mg-Cl 2. R-Mg-X + H 2 O R-H (alkana) + (OH)-Mg-X CH 3 CH 2 MgCl + H 2 O CH 3 CH 3 (etana) + (OH)-Mg-Cl
5. kegunaan alkana a) Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar b) Pelarut c) Sumber hydrogen. Misalnya, industry ammonia dan pupuk. d) Pelumas, misalnya C18H38 e) Bahan baku untuk senyawa organic lain, seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain. f) Bahan baku industri.
ALKENA 1. TATA NAMA ALKENA 1) Alkena rantai lurus Nama alkena rantai lurus sesuai dengan namanama alkana, tetapi dengan mengganti akhiran ana menjadi ena. Contoh: C 2 H 4 etena C 3 H 6 propena C 4 H 8 butena 2) Alkena rantai bercabang Urutan penamaan adalah: a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap. Contoh:
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang). Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan: - nomor atom C yang mengikat cabang - nama cabang - nomor atom C ikatan rangkap - nama rantai induk (alkena) Contoh:
2. reaksi alkena Alkena tergolong reaktif, karena ikatan rangkap C=C kurang stabil, mudah membentuk ikatan tunggal C-C. Jenis reaksi yang terkenal pada alkena adalah adisi, yaitu reaksi penambahan atom/gugus atom yang akan menumbuk atom-atom C yang reaktif, yaitu C=C dan bergabung dengan kedua atom C tersebut, sehingga ikatan rangkap terbuka dan berubah menjadi ikatan tunggal C-C. Sehingga C=C ini dapat dikatakan sebagai gugus fungsi alkena, karena C=C inilah yang menentukan sifat alkena. Hidrogenasi. Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai hidrogenasi. Ketika propena direaksikan dengan hidrogen, terbentuklah propana. CH 2 =CH-CH 3 + H 2 CH 3 CH 2 CH 3
Halogenasi Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X 2 membentuk Halo alkana, RX n . Contoh, propena direaksikan dengan brom, membentuk 1,2-dibromo propana. CH 2 =CH-CH 3 + Br 2 CH 2 Br-CHBr-CH 3
Adisi HX Adisi hidrogen halida, HX dengan alkena menghasilkan halo alkana, RX. Adisi ini mengikuti aturan Markovnikov. Pada adisi ini terjadi 2 hasil campuran; namun karena jumlahnya tidak sama, Markovnikov membuat suatu aturan. Menurut Markovnikov, hasil terbanyak yang diperhatikan. Untuk itu dinyatakan bahwa yang kaya makin kaya. Maksudnya, atom H akan bergabung dengan atom C yang mengikat H terbanyak. Menurut daya dorong terhadap elektron maka makin panjang rantai C, makin non polar, sehingga daya dorongnya terhadap elektron makin kuat, sehingga atom C pada rantai panjang berkutub positif dan atom C pada rantai C pendek berkutub negatif. Pada saat HX menumbuk C=C, ikatannya putus, membentuk ion-ion H + dan X - . H + bergabung dengan atom C - (berkutub negatif) sedang X - bergabung dengan atom
C + (berkutub positif). Ketika propena direaksikan dengan HBr, maka terbentuklah 2-bromo propana. CH 2 =CH-CH 3 + HBr CH 3 -CHBr-CH 3
Hidrasi Pada adisi H 2 O digunakan katalis asam, misal HA. Seperti halnya adisi HX, maka ion H + bergabung dengan atom C yang berkutub negatif, yaitu rantai C pendek, sedangkan ion OH - bergabung dengan atom C berkutub positif, yaitu rantai C panjang. Contoh, 2-metil-1-butena direaksikan dengan H 2 O menghasilkan 2-metil-2-butanol. CH 3 -CH 2 -C(CH 3 )=CH 2 + H 2 O CH 3 -CH 2 -C(CH 3 )(OH)-CH 3
3. pembuatan alkena Alkena dapat dibuat dari reaksi eliminasi alkohol atau halogen alkana. a. ROH + H 2 SO 4 alkena + H 2 O CH 3 CH 2 OH+H 2 SO 4 CH 2 =CH 2 + H 2 O b. RX + KOH alkena + KX + H 2 O CH 3 CH 2 Br+KOH CH 2 =CH 2 +KBr + H 2 O
4. sifat alkena sifat fisik 1. pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan suku- suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerpatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air. 2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama. sifat kimia Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan adanya reaksi- reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran 1. Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi adisi pada alkena: a. Reaksi alkena dengan halogen (halogenisasi) b. Reaksi alkena dengan hidrogen halida (hidrohalogenasi) Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah alkena simetris atau alkena asimetris. alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana. alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana. Produk utana reaksi dapat diramalkan menggunakan aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H. c. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi) 1. Reaksi ini akan menghasilkan alkana. 2. Alkena dapat mengalami polimerisasi. Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.
3. pembakaran alkena Pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. CH2=CH2 + 2 O2 2CO2 + 2H2O
5. kegunaan 1. Alkena khususnya suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat plastik, karet sintesis, dan alkohol. 2. etena Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O 2 ) Untuk memasakkan buah-buahan Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)
ALKUNA 1. Tata Nama Alkuna 1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya akhiran ana diganti dengan una. Contoh: C 3 H 4 : propuna C 5 H 8 : pentuna C 4 H 6 : butuna 2) Alkuna rantai bercabang Urutan penamaan adalah: a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh:
c) Penamaan, dengan urutan: nomor C yang mengikat cabang nama cabang nomor C yang berikatan rangkap tiga nama rantai induk (alkuna) Contoh:
3metil1butuna (bukan 2metil3butuna)
4metil2heksana (bukan 3metil4heksana) (John Mc. Murry Fay, 4th ed.) Contoh 1. Tulislah nama senyawa berikut ini.
jawab:
4metil2pentuna
2metil3heksuna 2. Tulislah rumus struktur dari: a. 2,2dimetil3heksuna b. 3etil1heptuna Jawab: a. 2,2dimetil3heksuna
b. 3etil1heptuna
2. reaksi alkuna Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran a. reaksi adisi pada alkuna o Reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)
Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan markonikov. o Reaksi alkuna dengan hidrogen halida
Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:
bReaksi alkuna dengan hidrogen
b. Polimerisasi alkuna
3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
4. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. 2CH=CH + 5 O2 --- 4CO2 + 2H2O Berdasarkan kemiripan sifat elektroniknya, alkuna danalkena memiliki sifat yang mirip pula, sehingga reaktivitas keduagugus fungsi tersebut juga mirip. Meskipun demikian, terdapat juga perbedaan yang signifikan.
3. pembuatan alkuna Alkuna dapat dibuat dari reaksi eliminasi dihalogen alkana R CH CH 2 X +2KOH + 2KX +2H 2 O | X R CH 2 CHX + 2KOH + 2KX +2H 2 O | X
4. sifat alkuna sifat fisik Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat. Sifat Kimia Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran 1. reaksi adisi pada alkuna. Reaksi alkuna dengan hidrogen halida Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan antimarkonikov. 2. Polimerisasi alkuna 3. Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai dengan atom lain. 4. Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO 2 dan H 2 O.
2CH=CH + 5 O 2 4CO 2 + 2H 2 O
5. kegunaan 1. Untuk pembuatan gas karbid dari batu karbid. 2. etuna : - Pada pengelasan : dibakar dengan O 2 memberi suhu yang tinggi ( 3000 o C), dipakai untuk mengelas besi dan baja - Untuk penerangan - Untuk sintesis senyawa lain
Asam karboksilat
1. Tata Nama Asam Karboksilat
Menurut IUPAC Mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama asam di depannya dan mengganti akhiran ana pada alkana dengan akiran anoat pada asam Alkanoat. 1. Rantai utama adalah rantai yang paling panjang yang mengandung gugus fungsi COOH. Nama alkanoat sesuai dengan rantai pokok diberi ahkiran oat. 2. Penomoran dimulai dari gugus fungsi. 3. Penulisan nama dimulai dari nama cabang atau gugus lain, disusun berdasarkan alfabet kemudian dilanjutkan rantai pokok.
Menurut Trivial Penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya. Contoh Penamaan Asam Karboksilat:
Untuk gugus karboksil yang terikat langsung pada gugus siklik, penataan nama dimulai dari nama senyawa siklik diakhiri dengan nama karboksilat. Contoh:
Isomer Asam Karboksilat Asam karboksilat tidak memiliki isomer posisi karena gugus fungsi di ujung rantai C. Oleh karena asam karboksilat memiliki isomer struktur, yang dimulai dari asam butanoat. Isomer struktur dari C 4 H 9 COOH ada 2, yaitu:
Inilah tabel tata nama asam karboksilat lengkap
Atom Karbon Nama Umum Nama IUPAC Rumus Kimia Ditemukan di 1 Asam format Asam metanoat HCOOH Sengatan serangga 2 Asam asetat Asam etanoat CH 3 COOH Cuka 3 Asam propionat Asam propanoat CH 3 CH 2 COOH Pengawetan gandum 4 Asam butirat Asam butanoat CH 3 (CH 2 ) 2 COOH Mentega tengik 5 Asam valerat Asam pentanoat CH 3 (CH 2 ) 3 COOH Valerian 6 Asam kaproat Asam heksanoat CH 3 (CH 2 ) 4 COOH Lemak kambing 7 Asam enantat Asam heptanoat CH 3 (CH 2 ) 5 COOH
8 Asam kaprilat Asam oktanoat CH 3 (CH 2 ) 6 COOH Kelapa dan santan 9 Asam pelargonat Asam nonanoat CH 3 (CH 2 ) 7 COOH Pelargonium 10 Asam kaprat Asam dekanoat CH 3 (CH 2 ) 8 COOH
11 Asam undesilat Asam undekanoat CH 3 (CH 2 ) 9 COOH
12 Asam laurat Asam dodekanoat CH 3 (CH 2 ) 10 COOH Minya kelapa dan sabun 13 Asam tridesilat Asam tridekanoat CH 3 (CH 2 ) 11 COOH
14 Asam miristat Asam tetradekanoat CH 3 (CH 2 ) 12 COOH Pala 15
Asam pentadekanoat CH 3 (CH 2 ) 13 COOH
16 Asam palmitat Asam heksadekanoat CH 3 (CH 2 ) 14 COOH Minyak palem 17 Asam margarat Asam heptadekanoat CH 3 (CH 2 ) 15 COOH
18 Asam stearat Asam oktadekanoat CH 3 (CH 2 ) 16 COOH Coklat, lilin, sabun, minyak 20 Asam arakhidat Asam ikosanoat CH 3 (CH 2 ) 18 COOH Kacang tanah
2. Sifat fisika dan kimia Sifat Fisik Asam karboksilat Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding. Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding. Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat molekul. Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air. Sifat KimiaAsam karboksilat Reaksi dengan basa Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. Contoh :
Reduksi Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan alkohol primer. Contoh :
Reaksi dengan tionil diklorida Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida. Contoh :
Esterifikasi Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan. Contoh :
Reaksi dengan amonia Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air. Contoh :
Dekarboksilasi Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana. Contoh :
Halogenasi Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida. Contoh :
KARBOHIDRAT DAN PROTEIN
KARBOHIDRAT 1. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat merupakan salah satu bahan makanan yang penting dan tersebar luas dalam jaringan binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat adalah senyawa yang memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Dalam karbohidrat terdapat gugus fungsional yaitu aldehid (polihidroksialdehid) dan keton (polihidroksiketon). Fungsi karbohidrat yaitu sebagai sumber energi dan penyusun sel tumbuhan. Karbohidrat terbentuk dari hasil fotosintesis tumbuhan.
H 2 O + CO 2 (C 6 H 12 O 5 ) n + O 2
2. Klasifikasi Karbohidrat 1. Berdasarkan Gugus Fungsi Utama Aldosa (Polihidroksialdehid) : Karbohidrat yang memiliki gugus fungsi aldehid. Ketosa (Polihidroksiketon) : Karbohidrat yang memiliki gugus fungsi keton.
2. Berdasarkan Jumlah Monomer Penyusunnya : Monosakarida Karbohidrat yang paling sederhana (C6H12O6). Merupakan karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis lagi menjadi satuan yang lebih kecil.
a. Monosakarida berdasarkan jumlah atom C : - Jumlah atom C = 3 --> Triosa - Jumlah atom C = 4 --> Tetrosa - Jumlah atom C = 5 --> Pentosa - Jumlah atom C = 6 --> Heksosa
b. Monosakarida berdasarkan struktur molekul : - Model Fischer
- Model Howarth
c. Contoh Monosakarida : Monosakarida Komposisi Terdapat dalam Glukosa C 6 H 12 O 6 Buah-buahan Fruktosa C 6 H 12 O 6 Buah-buahan, Madu Galaktosa C 6 H 12 O 6 Tidak terdapat secara alami Disakarida Karbohidrat yang tersusun dari 2 monosakarida (C6H12O6)2. Dan juga merupakan hidrolisis dari polisakarida. Dua molekul monosakarida dalam disakarida dihubungkan melalui ikatan C-O-C yang disebut ikatan glikosida. Contoh karbohidrat disakarida, antara lain :
a. Maltosa Terbentuk dari 2 molekul glukosa. " D Glukosa + D Glukosa --> Maltosa + H2O" Senyawa ini biasa terdapat pada makanan pokok (nasi) dan kecambah biji-bijian.
Ikatan - 1,4 - Glikosida
b. Selubiosa " D Glukosa + D Glukosa --> Selubiosa + H2O " Senyawa ini biasa terdapat pada tumbuh-tumbuhan seperti serat kayu.
Ikatan - 1,4 - Glikosida
c. Laktosa Terbentuk dari molekul glukosa dan galaktosa. " D Galaktosa + D Glukosa --> Laktosa + H2O " Senyawa ini biasa terdapat pada susu.
d. Sukrosa Terbentuk dari molekul glukosa dan fruktosa. " D Glukosa + D Fruktosa --> Sukrosa + H2O " Senyawa ini biasa terdapat pada gula tebu, gula bit.
Polisakarida Karbohidrat yang tersusun dari banyak mono/disakarida (C6H12O5)n dan dapat terhidrolisis menjadi banyak monosakarida. Semua polisakarida sukar larut dalam air dan tidak dapat mereduksi larutan fehling. a. Amilosa / Amilum (Pati) Yaitu maltosa yang memanjang. Amilum digunakan sebagai simpanan energi tumbuhan.
b. Amilopektin
Ikatan - 1,4 - Glikopiranosa dan cabang 1,6 - Glikopiranosa
c. Selulosa Digunakan sebagai serat tumbuhan.
Ikatan - 1,4 - Glukopiranosa
d. Glikogen Digunakan sebagai simpanan energi hewan. Dan juga biasa disebut dengan gula otot.
C. Uji Karbohidrat a. Uji Fehling
Uji ini dilakukan untuk menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Pada uji ini, reaksinya ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata.
b. Uji Tollens
Pada karbohidrat, reaksinya akan membentuk endapan perak atau biasa disebut dengan cermin perak.
c. Uji Iodium
Uji ini dilakukan untuk membedakan amilum, glikogen, dan selulosa.
Amilum + I2 --> Biru Glikogen + I2 --> Merah coklat Selulosa + I2 --> Negatif d. Uji Molish Pereaksi Molish adalah -naftol dalam alcohol 95%. Reaksi ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural. Warna merah ungu yang terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu turunannya dengan -naftol. Selain dari furfural dapat terkondensasi dengan bermacam-macam senyawa fenol atu amin memberikan turunan yang berwarna. Uji molish adala uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan merupakan reaksi yang spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negated merupakan petunjuk yang jelas tidak adanya karbohidrat dalam sample.
e. Uji Benedict Uji Benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu +2 menjadi Cu + oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau ketom bebas. Pereaksi Benedict mengandung CuSO 4 , Na 2 CO 3 dan Na-sitrat. Pada proses reduksi dalam dalam ssuasana basa biasanya di tambah zat pengompleks, seperti sitrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO 3 dalam larutan natrium bikarbonat. Larutan tembaga alkalis dapat di reduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid bebas atau monoketo bebas. Disakarida seperti maltosa dan laktisa dapat mereduksi larutan Benedict karena mempunyai gugus keto bebas. Uji Benedict dapat pula dipakai untuk memperkirakan konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai konsentrasi karbohidrat akan membetikan intensitas warna yang berlainan.
f. Uji Barfoed Pereaksi Barfoed merupakan larutan tembaga asetat dalam air yang ditambahkan asam asetat atau asam laktat. Pereaksi ini digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan cara mengontrol kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan. Senyawa Cu 2+ tidak membentuk Cu(OH) 2 dalam suasana asam. Jadi Cu 2 O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida dari pada oleh disakarida. g. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat golongan ketosa. Uji ini didasrkan atas terjadinya perubahan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulenat dan 4-hidroksimetil furfural, yang selanjutnya terjadi kondensasi 4-hidroksimetil furfural dengan resorsonol (1,3-dihydroksibenzen0 yang dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif dengan uji Seliwanoff. Glukosa dan karbohidrat lain dalam jumlah banyak dapat juga memberi warna yang sama.
PROTEIN 1. Klasif ikasi Protein a. Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut : Protein bentuk serabut (fibrous) Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot. Protein Globuler Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan- jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat. Protein Konjugasi Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng. b. Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi : Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur, albumin serum. Globulin : tidak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh : Ixiosinogen dalam otot. Glutelin : tidak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo dalam Hb. Plolamin/Gliadin: larut dalam alcohol 70-80% dan tidak larut dalam air maupun alkohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum. Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh : Hisron dalam Hb. Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam ikatan salmon. c. Berdasarkan senyawa pembentuk, terbagi sebagai berikut: Protein sederhana (protein saja ) Contoh : Hb Protein Kojugasi dan Senyawa Non Protein Protein yang mengandung senyawa lain yang non protein disebut protein konjugasi, sedang protein yang mengandung senyawa non protein disebut protein sederhana. Contoh : 9 Glikoprotein terdapat pada hati. Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng. d. Berdasarkan keberadaan asam amino esensial. Dikelompokkan kedelapan asam amino esensial yang harus disediakan dalam bentuk jadi dalam menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Isoleusin Leussin Lisin Methionin (asam amino esensial), fungsinya dapat digantikan sistin (semi esensial) secara tidak sempurna. Penilalanin, yang fungsinya dapat digantikan tirosin (semi esensial) tidak secara sempurna, akan tetapi paling tidak dapat menghematnya. Threonin Triptopan Valin
Klasifikasi protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya. 1. Enzim Merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting. Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, yang masing-masing berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. pada jasad hidup yang berbeda terdapat macam jenis enzim yang berbeda pula. Molekul enzim biasanya berbentuk bulat (globular), sebagian terdiri atas satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida. Contoh enzim: ribonuklease, suatu enzim yang mengkatalisa hidrolisa RNA (asam poliribonukleat); sitokrom, berperan dalam proses pemindahan electron; tripsin; katalisator pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida. 2. Protein Pembangun Protein pembangun berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur. Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang struktur dinding sel; struktur membrane, merupakan protein komponen membrane sel; -Keratin, terdapat dalam kulit, bulu ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta; fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam jaringan penyambung; elastin, terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi); mukroprotein, terdapat dalam sekresi mukosa (lendir). 3. Protein Kontraktil Protein kontraktil merupakan golongan protein yang berperan dalam proses gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan unsure filamen tak bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat dalam rambut getar dan flagel (bulu cambuk). 4. Protein Pengangkut Protein pengangkut mempunyai kemampuan mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui aliran darah. Sebagai contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus senyawa heme yang mengandung besi terikat pada protein globin, berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat pengangkut oksigen dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak dalam darah; -lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah; seruloplasmin, sebagai alat pengangkut ion tembaga dalam darah. 5. Protein Hormon Seperti enzim, hormone juga termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormone adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis kortikosteroid; hormone pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan tulang. 6. Protein Bersifat Racun Beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum, menyebabkan keracunan bahan makanan; racun ular, suatu protein enzim yang dapat menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat dalam membrane sel; risin, protein racun dari beras. 7. Protein Pelindung Golongan protein pelindung umumnya terdapat dalam darah vertebrata. Sebagai contoh misalnya: antibody merupakan protein yang hanya dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa kompleks; fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin dalam proses pembekuan darah; trombin, merupakan komponen dalam mekanisme pembekuan darah. 8. Protein Cadangan Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein yangterdapat dalam putih telur; kasein, merupakan protein dalam biji jagung.
2. Fungsi Protein Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh kita a. Sebagai Enzim Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis. b. Alat Pengangkut dan Penyimpan Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran. c. Penunjang Mekanis Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain. d. Media Perambatan Impuls Syaraf Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata. e. Pengendalian Pertumbuhan Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.