Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN TEORI
A.TUBERKULOSIS ( TBC )
1
dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan
terjadinya kavitas atau efusi pleura.
- Komplikasi : komplikasi yang sering terjadi pada stadium lanjut berupa
hemoptosis berat ( perdarahan dari saluran nafas bawah ) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas, kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial,bronkiectasis dan
fibrosis pada paru, pneumotorak spontan : kolaps spontan karena
kerusakan jaringan paru, penyebaran infeksi ke organ lain , Insufisiensi
Kardio Pulmoner ( Cardio Pulmonary Insufficiency )
Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh
( BTA negatip ) masih bisa mengalami batuk darah . Keadaan ini sering
dikelirukan dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini tidak diperlukan
pengobatan dengan OAT cukup diberikan simtomatis bila perdarahan
berat penderita harus dirujuk ke unit spesialis
Perjalanan alamaih TB yang tidak diobati : tanpa pengobaan setelah lima tahun ,
50 % dari penderita TB akan meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya
tahan tubuh yang tinggi dan 25 % sebagai kasus kronik yang tetap menular
( WHO, 1996 )
Pengaruh infeksi HIV : infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya
tahan tubuh seluler ( Cellular Immunity ), sehingga jika terjadi infeksi
oportunistik, seperti tuberkulosis maka yang bersangkutan akan menjadi sakit
parah bahkan bias mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV
meningkat , maka jumlah penderita TB di masyarakat akan meningkat pula
hanya satu spesimen yang positip perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut
yaitu foto roentgen mendukung TB, maka penderita didiagnosa sebagai
penderita TB BTA positip. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB maka
pemeriksaan dahak SPS diulangi.Bila memungkinkan dapat dilakukan biakan.
Di Indonesia saat ini uji tuberkulin tidak mempunyai arti dalam menentukan
diagnose TB pada orang dewasa sebab sebagian besar masyarakat sudah
terinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis karena tingginya prevalensi
TB. Uji tuberkulin positip hanya menunjukkan yang bersangkutan pernah
terpapar dengan Mycobacterium tuberculosis. Di lain pihak hasil uji
tuberkulin dapat negatip meskipun orang tersebut menderita TB, misalnya
pada penderita HIV/AIDS, malnutrisi berat, TB milier, dan morbili.
Indikasi pemeriksaan foto rontgen dada : umumnya diagnose TB paru dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis,namun pada
kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan rontgen misalnya pada suspek
dengan BTA negatip setelah pemberian anti biotic dan periksa ulang dahak
hasil tetap negatip.atau pada panderita BTA positip yang diduga mengalami
komplikasi, hemoptosis berat , atau hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasil
positip.
6.
7.
8.
di UPK melakukan olah raga ringan ( lari- lari kecil ) kemudian menarik
nafas dalam beberapa kali . Bila terasa akan batuk ,nafas ditahan selama
mungkin lalu disuruh batuk.
E. PENGOBATAN TUBERKULOSIS
1.
Tujuan pengobatan pada tuberculosis adalah : menyembuhkan penderita,
mencegah kematian , mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat
penularan..Seseorang yang positip menderita penyakit TB bila berobat di unit
pelayanan kesehatan akan mendapat obat TB yang disebut kombipak atau
paket obat FDC yang semuanya diberikan secara gratis. Meskipun gratis obat
tersebut kualitasnya dijamin oleh pemerintah dan khasiatnya sama dengan
obat paten/ bermerek.Obat TB harus diminum secara teratur sampai penderita
dinyatakan sembuh. Lama pengobatan berkisar 6 sampai 8 bulan. Akibat yang
dapat terjadi jika penderita tidak teratur minum obat :
2.
3.
4.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN P2M TB D PUSKESMAS DEPOK I
A.
B
C
Profil Puskesmas
Monografi
Standar Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
1. VISI
Tuberkulosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyaakat
MISI
- Menetapkan kebijaksanaan , memberikan panduan serta membuat evaluasi
secara tepat, benar dan lengkap.
- Menciptakan iklim kemitraan dan transparansi pada upaya penanggulangan
penyakit TB
- Mempermudah akses pelayanan penderita TB untuk mendapatkan pelayanan
yang sesuai dengan standar mutu
2.. Tujuan Penanggulangan TB
- Tujuan jangka panjang
memutuskan rantai Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
penyakit TB dengan cara penularan, sehingga penyakit TB tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia
- Tujuan jangka pendek
* tercapainya angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru
BTA positip yang ditemukan
* tercapainya cakupan penemuan psecara bertahap shingga pada tahun 2005
dapat mencapai 75 % dari perkiraan semua penderita baru BTA positip
3. Kebijakan Operasional
- Penanggulangan TB di Indonesia dilaksanakan dengan desentralisasi
sesuai kebijaksanaan Departemen Kesehatan
- Penanggulangan TB dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelayanan Kesehatan
(UPK), meliputi Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan swasta, BP4
serta Praktek Dokter Swasta ( PDS ) dengan melibatkan peran serta
masyarakat secara paripurna dan terpadu
- Dalam rangka mensukseskan pelaksanaan penanggulangan TB, prioritas
ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, penggunaan obat yang
rasional dan paduan obat yang sesuai dengan panduan strategi DOTS.
- Target program adalah angka konversi pada akhir pengobatan tahap
intensif minimal 80 % angka kesembuhan minimal 85% dari kasus baru
BTA positip , dengan pemeriksaan sediaan dahak yang benar ( angka
kesalahan maksimal 5% )
- Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan dahak yang bermutu, maka
dilaksanakan uji silang ( cross check ) secara rutin oleh Balai
Laboratorium Kesehatan ( BLK ) dan laboratorium rujukan yang ditunjuk.
- Obat Anti Tuberkulose ( OAT ) untuk penanggulangan TB Nasional
diberikan kepada penderita secara cuma-Cuma dan dijamin
ketersediaannya