A. BASYAR Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being). Dalam hal ini artinya, manusia adalah makhluk statis, tidak mengalami perubahan, berkaki dua yang berjalan tegak di muka bumi. Oleh karenanya itu, manusia memiliki definisi yang sama sepanjang zaman, terlepas dari ruang dan waktunya.(Shariati, Man and Islam: 64). Singkatnya, basyar adalah manusia dalam arti fisis-biologis. Manusia dilihat sudut fisik tidaklah jauh berbeda dengan hewan. Manusia bisa makan, minum, tidur, sakit dan mati. Begitu pula hewan. Bahkan, bila manusia dan hewan dibandingkan dari segi perbuatan nistanya, maka manusia lebih inferior dari hewan (dalam arti bisa lebih jahat dan kejam) Kata Basyar juga mengandung arti semangat,gembira,berseri-seri,langsung,kulit,luar.Bentuk lain dari kata ini adalah mubasysyir atau basyir yang berarti pembawa kabar gembira. Kata al-basyar disebut dalam al-Quransebanyak 26 kali dalam berbagai konteksnya,sebagaimana dijelaskan sebagai berikut : a) Sebagai manusia biasa yang memerlukan makan, minum,pakaian,tempat,dan diakhiri dengan kematian seperti terdapat dalam surat: al-Maidah [5]:18, Yusuf[12]:31, al- Anbiya[21]:34, Ali imran[3]:47,Hud[11}:27,Ibrahim[14]:10-11, al-Nahl[16]:103, al- Isra[17}:93,Maryam{19}:20,al-Muminun[23]:24,33,34,47 sebagai contoh dalam surat Hud[11]:27 Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: kami tidak melihat kamu,melainkan(sebagai)seorang manusia (biasa)seperti kami,dan kami tidak melihat orang- orang yang mengikuti kamu,melainkan orang-orang yang hina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta b) Sebagai penerima wahyu dan penyampai agama Allah seperti terdapat dalam surat : al- kahfi[18]:110,as-Syura[42]:51,Ali Imran[3]:79,al-Syura[26]:154,185, Yasin[36]:15,Sebagai contoh dalam surat al-Kahfi[18]:110 Katakanlah sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,yang diwayuhka: Bahwa sesungguhnyaTuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,maka hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah Ia mempersekutukan seseorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya(QS.al-Kahfi[18]:110) c) Dalam konteks penciptaan manusia dari tanah dan air,seperti terdapat dalam surat Shad [38]:71,ar-Rum [30]:20, dan al-Furqan[25]:54, sebagai contoh surat Shad[38]:71, dan al- Furqan[25]:54. (Ingatlah)ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungghunya Aku ciptakan manusia dari tanah. Dan dia(pula)yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu(punya)keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Kata Basyar baik laki-laki maupun perempuan, baik satu ataupun banyak.Al- Quranmenggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna(dua) untuk menunjukan anusia dari sudut lahiriyahnya serta persamaannya dengan manusiia seluruhnya.Karena iitu Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan bahwa Aku adalah Basyar(manusia)seperti kamu yang diberi wahyu(QS.al- Kahf[18]:110).Pada konteks lain banyak ayat-ayat al-Quran menggunakan kata ini yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia melalui tahapan-tahapan sehingga mencapai tahapan keswasaan.Firman Allah QS.ar-Rum[3]:20 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan- Nya Allah mencciptakan kamu dari tanah ketika kamu menjadi Basyar kamu bertebaran Bertebaran di sini bias diartikan berkembang biak akibat hubungan seks atau bertebaran mencari rezki Basyar juga diartikan sebagai kedewasaan dalam kehidupan manusia,yang menjadikannya mampu memikul tanggungjawab.Dan karena itu pula,tugas kekhalifahan dibebankan kepada Basyar. Manusia dalam pengertian Basyar tergantung sepenuhnya pada alam, pertumbuhan dan perkembangan fisiknya tergantung pada apa yang dimakan. Dari pengertian Basyar ini dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia merupakan makhluk yang dibekali Allah dengan potensi fisik maupun psikis untuk berkembang.
B. INSAN Insan berarti manusia dalam arti yang sebenarnya. Insan tidak menunjuk pada manusia biologis. Insan lebih terkait dengan kualitas luhur kemanusiaan. Ali Shariati menyatakan bahwa,tidak semua manusia adalah insan, namun mereka mempunyai potensialitas untuk mencapai tingkatan kemanusiaan yang lebih tinggi. Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming). Ia terus-menerus maju menuju ke kesempurnaan Karakter menjadi yang lebih diinginkan Sebagai contoh, semut dan serangga lainnya tidak pernah dapat melampaui keadaannya; ia menggali lubang dengan cara yang sama sebagaimana ia melakukanya 15 juta tahun yang lampau di Afrika. Tidak usah memandang di mana, kapan dan bagaimana, semut selalu dalam keadaan yang sama, pasti dan tidak dapat berubah-rubah. Dalam al-Quran dipakai untuk manusia tunggal .Sedangkan untu jamaknya dipakai kata an-nas,anasi,insiya,unasi.Kata al-insan mengandung arti tentang gembiran,dan baik.Arti ksts al-insan sebagaimana menurut para ulama yaitu makhluk yang mampu memikul beban amanat risalah dari Allah Swt dengan merujuk pada surat al-Ahzab[32]:72 Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit,bumi,dan gunung-gunung. Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka akan khawatir mengkhianatinya,dan dipikullah amanat itu oleh manusia.Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh Kata insan ini terulang daalam al-Quran sebanyak 70 kali dengan berbagai konteksnya yaitu: a) Menjelaskan tentang manusia 1. Asal kejadian manusia dari tanah Sebagai contoh dalam surat al-Hijr[15]:26 Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia(Adam)dari tanah liat kering(yang berasal)dari lumpur hitam yang diberi bentuk 2. Kejadian manusia dari setetes air mani Sebagai contoh dalam surat al-Nahl[16]:4 Dia telah menciptakan manusia dari mani,tiba- tiba dia menjadi pembantah yang nyata 3. Kejadian manusia dari segumpal darah Sebagai contoh terdapat dalam surat al-Alaq[96]:2 Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah 4. Kejadian manusia dalam susah payah Sebagai contoh dalam surat al-Balad[90]:4 Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam susah payah 5. Kejadian manusia dalam sebaik-baiknya bentuk Sebagai contoh terdapat dalam surat at-Tin[95]:4 Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
b) Menjelaskan sifat-sifat negative manusia 1. Tidak pandai bersyukur dn putus asa atas nikmat Allah Sebagai contoh dalam surat Hud[11]:9 Dan jika kami rasakn kepadanya manusia suatu rahmat(nikmat) dari kami,kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya,pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih 2. Pragmatis terhadap Allah (ingat ketika kesulitan dan lupa ketika kelapangan) Sebagai contoh terdapat dalam surat Yunus[10]:12 Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring,duduk, atau berdiri tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu dari padanya,dia(kembali)melalui(jalannya yang sesat),seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.Begitulah orang-orang yang melampauibatas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan 3. Kikir dan suka keluh kesah dan tergesa-gesa Sebagai contoh terdapat dalam surat al-Maarij[70]:19 Sesungguhnya manusia diciptakan keluh kesah lagi kikir 4. Suka membantah,zalim dan melampaui batas Sebagai contoh terdapat dalam surat al-Ahzab[33]:72 sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada langit ,bumi dan gunung-gunung,maka semuanya enggan untuk memikul amanatitu dan mereka khhawatir akan mengkhianatinya dan dipikulah amanat itu oleh manusia.Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh
C. NAAS Dijelaskan dalam Lisanul Arab, bahwa kata ini berasal dari nawasa ( ), artinya bergerak, tidak menetap pada satu keadaan, bimbang. Aslinya adalah anas ( ), lalu diringankan menjadi naas ( ). Di dalam Al-Quran, istilah naas biasanya disebut secara tersendiri, atau menjadi kebalikan dari jinnah (bangsa jin), misalnya dalam surah an-Naas. Salah seorang raja Yaman ada yang digelari Dzu Nuwas, karena memiliki dua kepang / kuncir rambut yang bergerak-gerak di pundaknya, atau di punggungnya. Ranting pohon yang kecil dan mudah bergerak ditiup angin disebut dengan yanus ( ), dan bangsa Arab menyebut seseorang yang tidak bisa tenang / diam sebagai nawwas ( ). Banyak istilah- istilah lain yang berakar dari sini dan seluruhnya mengandung makna tidak tetap atau terus bergerak, seperti nuwwas (sesuatu yang digantung di langit-langit), nuwas (bekas jaring laba- laba yang telah lama ditinggalkan), nuwasi (setandan anggur yang panjang), dll. Menurut Bintu Syathi, kata naas muncul sekitar 240 kali dalam Al-Quran, dan biasanya dipakai untuk menyebut spesies makhluk bernama manusia secara umum. Tampaknya, ketika manusia disebut dengan naas, yang ditunjuk adalah kecenderungan mereka untuk terus berubah, bergerak, tidak menetap pada satu keadaan, atau berkembang dan dinamis. Mungkin, ini pula yang menjadi rahasia mengapa istilah naas diperlawankan dengan jinnah, sebab bangsa jin cenderung statis dan tidak berkembang kehidupannya. Wallahu alam.