Você está na página 1de 20

http://www.informasi-pendidikan.com/2013/08/penulisan-laporan-penelitian.

html
Penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir dari suatu penelitian dan merupakan hasil akhir
yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. Laporan dari suatu penelitian pun harus dapat
dipertanggungjawabkan dan juga mudah dipahami oleh setiap pembaca. Suatu penulisan laporan
yang baik terlebih dahulu harus memiliki bahasa yang baik dan setiap aspek yang disampaikan dalam
penulisan juga harus sesuai dengan apa yang telah dilakukan dalam penelitian.

Penulisan laporan penelitian ini harus ditulis dengan teliti dan juga jelas, hal ini adalah kegiatan
menuangkan pikiran-pikiran kedalam kalimat yang baik dan juga menyusun kalimat-kalimat ke dalam
alinea dan merangkai alinea tersebut menjadi suatu karya ilmiah. Penulisan laporan ini menjadi
mutlak karena dengan adanya laporan maka masyarakat dapat dengan mudah untuk dipahami, atau
mungkin menyempurnakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Aspek yang harus diperhatikan
dalam sebuah penulisan laporan penelitian adalah penggunaan bahasa yang komunikatif,
mengetahui target atau untuk siapa laporan tersebut ditujukan kemudian juga adanya kejelasan
serta kemampuan


meyakinkan para pembaca. Sebelum laporan penelitian diajukan, maka diperlukan kerangka laporan
yang berfungsi sebagai arah dari setiap isi dan bagian laporan.

Dan berikut beberapa tahapan dalam penulisan laporan penelitian :

Buatlah laporan sementara, artinya apabila data dari hasil penelitian telah terkumpul, maka tahap
selanjutnya adalah mengerjakan laporan sementara secara bertahap, kemudian diteliti baru setelah
itu dapat disusun dengan baik.

Buatlah kerangka laporan. Pada dasarnya tidak semua orang mampu menuangkan hasil
pemikirannya secara langsung dan detail, tapi sebelum itu buatlah dulu garis besar laporan yang
akan ditulis. Kerangka laporan ini akan memudahkan penulisan laporan dari sebuah penelitian.
Ketika penulisan laporan masih dalam tahap pembuatan kerangka muncul ide-ide atau gagasan
tambahan untuk menunjang isi suatu laporan yang dibuat.

Menyusun hasil penelitian, dalam isi laporan ada beberapa aspek yang harus disusun, yakni :

1. Judul

2. Kata pengantar

3. Daftar isi

4. Pendahuluan

5. Tubuh laporan

6. Kesimpulan dan saran

7. Daftar pustaka

Yang juga harus diperhatikan dalam penulisan laporan penelitian ialah saran dan kesimpulan. Hal ini
merupakan bagian yang paling penting dari laporan penelitian, keduanya saling berhubungan. Tetapi
bagian kesimpulan dan saran merupakan bukan bagian wajib dari suatu laporan, hal ini hanyalah
sebagai pelengkap saja.


http://alihusain170491.blogspot.com/2013/05/proposal-penelitian.html
PROPOSAL PENELITIAN

Pengertian Proposal
I. Definisi Proposal
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang
bersifat formal. Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau persetujuan pihak lain.
Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar.
Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat
membandingkannya dengan istilah Proposal Penelitian dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang
disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis,
disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian)
yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk Proposal
Penelitian ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti
penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.

Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Proposal Umum yang sering
digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan
dengan model Proposal Penelitian yang digunakan dalam dunia ilmiah, namun karena sifatnya
yang lebih umum maka Proposal Umum biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak
terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih bebas, penulisan Proposal Umum
tetap harus mengindahkan kaidahkaidah dan sistematika tertentu, agar dapat dengan mudah
dimengerti oleh orangorang yang membaca proposal tersebut. Secara mendasar, harus di garis
bawahi bahwa penulisan proposal hanya salah satu dari sekian banyak tahap perencanaan, seperti
yang telah diuraikan sebelumnya dalam buku ini. Penulisan proposal adalah suatu langkah
penggabungan dari berbagai perencanaan yang telah dibuat dalam tahaptahap sebelumnya.

Pengertian dari proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk
menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan)
sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail. Diharapkan
dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada si pembaca,
sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi, misi, dan tujuan. Ada beberapa hal yang biasanya di
detailkan dalam proposal bisnis :
1. Penjabaran mendetail mengenai tujuan utama dari si penulis kepada pembacanya.
2. Penjabaran mendetail mengenai proses bagaimana mencapai tujuan si penulis kepada
pembacanya.
3. Penjabaran mendetail mengenai hasil dari proses yang telah dijabarkan diatas sehingga mencapai
tujuan yang diinginkan oleh si penulis dan juga si pembaca.

Hal-hal yang perlu dimuat dalam proposal antara lain :
1. nama proposal
2. pendahuluan
3. tujuan
4. bentuk/jenis kegiatan
5. pelaksanaan
6. panitia pelaksana (terlampir)
7. biaya/dana (rincian terlampir)
8. harapan
9. lampiran

Manfaat Proposal :
- Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
- Menjelaskan secara tidak langsung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan
tersebut.
- Untuk meyakinkan para donatur/ sponsor agar mereka memberikan dukungan material maupun
finansial dalam mewujudkan kegiatan yang telah direncanakan.

jenis-jenis proposal :

1. Proposal Penelitian Pengembangan
Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan
masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan
teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan
masalah.

Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan
sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil
penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda.

Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan,
sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan
suatu permasalahan.

2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada
penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka
semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai
sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru.

Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran
atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah
ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.

3. Proposal Penelitian Kualitatif
Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui
pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan
penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta
menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

4. Proposal Penelitian Kuantitatif
Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini
berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta
pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk
dukungan data empiris di lapangan.

Tujuan membuat proposal:

Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan
memperoleh perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan, pendahuluan,tujuan,
waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan panitia, anggaran, penutup, tanda tangan dan nama
terang.

3.1 Identifikasi Masalah Penelitian
Secara umum dikatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang akan kita jawab dan
asumsi-asumsi yang ingin kita buktikan akan dapat menjadi permasalahan penelitian, akan
tetapi apa yang dimaksud dengan masalah atau masalah penelitian dapat diuraikan seperti
berikut. Masalah atau permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das Sollen dan
das Sein; ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan,
antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan, dan yang
sejenis dengan itu. Banyak sekali, kesenjangan itu mengenai pengetahuan dan teknologi;
informasi yang tersedia tidak cukup, teknologi yang ada tidak memenuhi kebutuhan, dan
sebagainya. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain
dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu. Masalah yang harus
dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu ada tersedia dan cukup banyak, tinggallah
si peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya dan merumuskannya.
Apa yang dimaksud dengan Masalah dalam sebuah penelitian?
Masalah penelitian adalah sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban berupa
penjelasan yang dapat dirumuskan melalui proses penelitian, baik penjelasan deskriptif
tentang satu variabel.
Sumber masalah
Masalah itu akan diidentifikasi jika :
1. Ada kesenjangan antara cita dengan realita.
2. Ada kesenjangan antara teori dengan praktek dalam kehidupan.
3. Ada kesenjangan antara perencanaan dengan realisasi lapangan, atau fenomena tertentu
maupun penjelasan tentang hubungan antar variabel.
4. Ada tantangan, keingintahuan tentang sesuatu yang belum ada penjelasannya.
5. Adanya pengaduan.
6. Adanya kompetisi.

Sumber Masalah Penelitian
Sumber masalah penelitian, antara lain:
a. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b. Pengamatan sepintas.
c. Pernyataan pemegang otoritas.
d. Perasaan intuisi.
e. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

Cara memperoleh masalah
Dalam buku methods of psychological research, Craig menjelaskan bahwa masalah
penelitian dapat diperoleh dengan cara-cara :
1. Observation (melakukan observasi)
2. Brainstorming
3. Theorical prediction (membaca hasil penelitian)
4. Technological development (perkembangan teknologi)
5. Knowledge of the research literature (pengetahuan tentang research literature)
Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan
masalah penelitian yaitu :
Kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau
yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif,
maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan
dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan
dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas,
diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta
teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya
dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan
secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.
Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati beberapa
variasi, antara lain (1) Ada yang menempatkannya di bagian paling awal dari suatu
sistematika peneliti, (2) Ada yang menempatkan setelah latar belakang atau bersama-sama
dengan latar belakang penelitian dan (3) Ada pula yang menempatkannya setelah tujuan
penelitian.
Dengan memahami kriteria dalam memilih masalah penelitian paling tidak akan
mengarahkan peneliti mendapatkan masalah penelitian yang layak. Adapun kriteria memilih
masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Ada relevansinya dg judul penelitian
2. Mempertimbangkan manfaat teoritis
3. Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah
4. Mendukung tujuan penelitian
5. Menunjukkan variabel apa saja yg akan diteliti

Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah
kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan
(gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan
yang tersedia antara harapan dan kenyataan.
Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian, yaitu :
a. Memiliki nilai penelitian Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat
yang positif.
b. Memiliki fisibilitas. Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.
Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut,
2. batas-batas masalah yang jelas,
3. adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya,
4. adanya biaya yang diperlukan, dan
5. tidak bertentangan dengan hukum.
c. Sesuai dengan kualitas peneliti
Sesuai dengan kualitas peneliti artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat
kemampuan peneliti.
Bentuk-bentuk masalah penelitian
Bentuk rumusan masalah dalam pendidikan ada 3, yaitu :
1. Deskriptif, adalah masalah untuk penelitian dengan variabel tunggal, baik hanya satu variabel
atau lebih yang tidak saling berhubungan.
2. Komparatif, adalah rumusan masalah yang memfokuskan kajian terhadap analisis
perbandingan tentang satu variabel atau lebih pada dua atau lebih kelompok sampel.
3. Assosiatif, adalah masalah penelitian yang memfokuskan pada kajian hubungan antar
variabel, baik hubungan simetris, kausalitas maupun resiprokal atau suatu pertanyaan
penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Masalah rumusan yang baik
Ada beberapa kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik, yaitu :
1. Masalah itu harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih.
2. Masalah harus jelas dan spesifik, sehingga semua orang akan mempunyai pemahaman yang
sama tentang masalah tersebut.
3. Masalah dan pertanyaan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
mengisyaratkan adanya pengujian empiris.
4. Masalah harus signifikan, yakni memberi kontribusi yang nyata terhadap pengembangan
ilmu, atau penguatan bangunan ilmu dan atau memiliki kontribusi dalam pengembangan
kebijakan.
5. Masalah harus fleksibel, yakni layak dan bisa untuk diteliti.
6. Masalah harus sesuai dengan bidang keahlian peneliti.
Pedoman Perumusan Masalah Penelitian
Syarat-syarat masalah penelitian yang baik menurut Fraenkel dan Wallen
(1990,Sugiyono, 2000) adalah sebagai berikut:
a Masalah harus feasible.
b Masalah harus jelas.
c Masalah harus signifikan.
d Masalah bersifat etis
Sumadi (1989) dan Tuckman (Sugiyono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai
berikut:
Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya. Rumusan masalah hendaknya
padat dan jelas. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Rumusa masalah
hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Ada tiga bentuk masalah menurut Sugiyono (2000) yaitu sebagai
berikut:
a) Masalah Deskriptif
Masalah deskriptif merupakan masalah yang berkenaan dengan pertanyaanterhadap
keberadaan variabel mandiri.
b) Masalah Komparatif
Masalah komparatif merupakan suatu permasalahan penelitian yang
bersifatmembandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampelyang
berbeda.
c) Masalah Asosiatif
Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubunganantara
dua variabel atau lebih. Jenis-jenis hubungannya adalah sebagai berikut : Hubungan Simetris
yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan muncul bersama- Hubungan
kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat - Hubungan timbal balik atau interaktif
yaitu hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain.


Pertanyaan Penelitian
Salah satu persoalan mendasar dan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan
dalam penelitian adalah rumusan pertanyaan penelitian. Sebab, kualitas penelitian salah
satunya sangat ditentukan oleh bobot atau kualitas pertanyaan yang diajukan. Tetapi
kenyatannya berdasarkan pengalaman mengajar matakuliah metodologi penelitian,
membimbing dan menguji skripsi, tesis, dan disertasi selama ini, masih terdapat banyak
persoalan terkait rumusan pertanyaan penelitian. Pada hakikatnya pertanyaan penelitian
dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara:
1. Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive)
2. Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3. Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)
Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut
sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai
masalah penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai
masalah penelitian. Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian, setidaknya
terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya,
2. Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara,
observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,
3. Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu
(state of the arts),
4. Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
5. Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi,
6. Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya
belum diketahui masyarakat luas, dan
7. Masalah itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan peneliti.
Untuk mencapai maksud tersebut di atas, peneliti perlu melakukan pertanyaan
reflektif sebagai pemandu. Menurut Raco (2010: 98-99), ada beberapa pertanyaan awal untuk
dijawab sebagai berikut:
1. Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat,
2. Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala yang akan diteliti,
3. Proses apa yang sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut,
4. Perkembanghan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu peristiwa
terjadi, dan
5. Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahun dan
masyarakat secara luas di masa yang akan datang.
Dilihat dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi penelitian seperti Marshall &
Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) setidaknya membaginya menjadi tiga macam
pertanyaan, yaitu:
1. Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa adanya), dengan
menggunakan kata tanya apa. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
2. Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau fenomena secara mendalam), dengan
menggunakan kata tanya bagaimana. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian
kualitatif.
3. Eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena
yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh
antara faktor X dan Y). Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.

3.2 Kajian Pustaka Dan Hipotesis
3.2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka maupun penelitian
lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan merupakan variabel yang menentukan
dalam suatu penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan dan hasil
penelitian.
Di samping itu, berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian
tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Oleh karena
itu, pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman
dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang
akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan
Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-
penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat
memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu,
kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat
dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas.
Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.
2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang
tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu
dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
4. Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan usulan untuk
penelitian lebih lanjut.
Karena tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan.
Pembuatan kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti
tentang pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi
konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi,
menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta
melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang
direncanakan.
Dalam kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa
teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas
dengan tidak mengurangi makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari
tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda
bacaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-
temuan itu harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan.
Kegunaannya adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari
penelitian tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat
relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.
Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam sebuah penelitian ilmiah berarti menempatkan dan
menyimpulkan teori-teori dan konsep-konsep yang nantinya dapat memberikan
kerangka kerja dalam menjelaskan suatu topik dalam sebuah penelitian. Banyak cara
dan model membuat kajian pustaka, Creswell mengemukakan beberapa model sesuai
dengan pendekatan penelitian yang dilakukan. Untuk pendekatan kualitatif, model
pertama, peneliti menempatkan kajian pustaka pada bagian pendahuluan, ini
dimaksudkan agar kajian pustaka dapat menjelaskan latar belakang secara teoritis
masalah-masalah penelitian. Model kedua, menempatkan kajian pustaka pada bab
terpisah seperti halnya pada pendekatan kuantitatif, model ketiga Kajian pustaka
ditempatkan pada bagian akhir penelitian bersamaan dengan literatur terkait.
Untuk pendekatan kuantitatif selain menyertakan sejumlah besar teori dan konsep
pada bagian pendahuluan juga memperkenalkan masalah atau menggambarkan secara
detail literatur dalam bagian khusus dengan judul seperti tinjauan pustaka, kajian teori
atau kajian pustaka, dan pada bagian akhir penelitian meninjau kembali literatur terkait
dan membandingkan dengan temuan penelitian.
Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka
menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:
1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari
materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa
didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara
lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai
dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan
teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan variabel
penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik
penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan
orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding
dengan literatur yang sudah ada.
Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka berbagai
jenis metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit ruang lingkup
penelitian yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah penelitian lebih jelas
dan dapat dilakukan dengan baik
3.2.2 Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. (Vardiansyah, 2008:10)
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah
yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan
ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya
disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja
menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit
mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat
kemudian hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini
disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya
dinyatakan keliru.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian
kuantitatif. Kerlinger (1995:30) menyatakan terdapat tiga alasan utama yang
mendukung pandangan ini, di antaranya:
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat
dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori
mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau
di falsifikasi.
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas
dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Hipotesis dalam penelitian
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian,
tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam
suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau
tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.
Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan
mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis.
Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan
hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang
fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat
menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan
menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian menurut Bailey, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Karakteristik
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus
memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah
dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan
jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah
dengan tujuan penelitian.
2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara
operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus
mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan
diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan
memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis
deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau
distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai
yang mempunyai makna.
4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan
preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah
seperti halnya dalam hipotesis.
5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel
yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia
yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan
hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak
ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis
bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode
pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk
kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk
kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang
diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif).
Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat
umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya,
hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi,
hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel,
sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan.
Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam
pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah
hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu
hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di
antara variabel dibuat secara eksplisit.

Tahap-tahap pembentukan hipotesis secara umum
Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
1. Penentuan masalah.
Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya
timbul karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat
diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah
diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan
perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah
mendapat bentuk perumusan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua
kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa preliminer,
pengamatan tidak akan terarah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan dapat
digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan dengan
masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian,
hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis keseluruhan penelitian, namun
merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba
sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.
3. Pengumpulan fakta.
Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu
hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang
perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotesa.
Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak
dapat berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan
tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas
menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel jatuh
dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa semua
benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal dengan
hukum gravitasi.
5. Pengujian hipotesa
Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam
istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti
cocok dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika
usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.
Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang
dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi
atau koroborasi dapat disebut teori.
6. Aplikasi/penerapan.
Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah
ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan fakta.
Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.








3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada
subyek/obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek tersebut.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai
berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, dan lainnya. Misalnya,
penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari
semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative
(mewakili).
3.3.3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik yang digunakan dalam mengambil sampel. Pada
dasarnya teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a) Simple Random Sampling
b) Proportionate Stratified Random Sampling
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
d) Cluster Sampling (Area Sampling)
2. Nonprobabilty Sampling
Nonprobabilty sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau angota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
a) Sampling Sistematis
b) Sampling Kuota
c) Sampling Insidental
d) Sampling Purposive
e) Sampling Jenuh
f) Snowball Sampling
3.3.4. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri. Akan tetapi, jumlah yang paling tepat digunakan dalam penelitian adalah tergantung
pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki dan itu tergantung pada sumber dana,
waktu, dan tenaga yang tersedia.
Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah
anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data. Rumus untuk menghitung ukuran
sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :





Keterangan :

2
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5. d = 0,05. S = jumlah sampel
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) memberikan saran-
saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini.
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya ; pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-
lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi
ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelmpok control, maka jumlah sampel masing-masing antara 10 s/d 20.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok
fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji,
laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
3.4.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data
diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau
cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan
sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan
wawancara.
3.4.2.1 Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui
angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai
wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor
antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus
ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin
menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak
mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang
diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta
untuk memilih jawaban yang disediakan.
3.4.2.2 Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
a.Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau
situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi
mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah,
hubungan antar guru, dsb.
b.Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang
terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain :
lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll.
3.4.2.3 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai
studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden,
sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul
data (umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi
yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara
sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo,
dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara
spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari
responden.
3.4.3 Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
3.4.3.1Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah
cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain
untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data,
jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan
bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan
pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan
antara lain :
Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal,
perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku
yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan
seseorang;
Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat
berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya
subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena
takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas
dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara
langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-
kelemahan.
3.4.3.2 Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka
maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun
dihilangkan dari sampel
3.4.3.3 Metode Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci
dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau
memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner
secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan
dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun
hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung
dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi
kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok
karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
3.4.4 Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip
kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab
peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian
kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian
kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika
hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus
diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan
spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh
dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang
tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen
setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik
maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama study


3.5 Rencana Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses dalam menyederhanakan data ke bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Tahapan ini biasanya dilalui dalam penelitian
bisnis dan manajemen ekonomi. Data yang banyak digunakan dalam analisis data ini
biasanya berbentuk data statisktik dengan fungsi sebagai penyederhanaan data penelitian
yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih mudah untuk dipahami. Namun sebelum
melakukan analisis data yang sebenarnya perlu dilakukan sebuah rencana analisis data agar
saat penganalisian data benar.
Dalam menyusun rencana analisis data, diperlukan beberapa langkah agar kegiatan ini
mampu mencapai tujuan penyederhanaan. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan dalam
proses rencana analisis data ini yakni editing, coding dan tabulasi.
Editing
Kegitan ini dilakukan dengan memerika data mentah yang masuk, setelah itu mengecek
apakah terjadi kesalahan pengiriman, pengisiannya lengkap atau tidak, apakah data tersebut
aplsu atau tidak, dan lain sebagainnya. Tujuan dari editing ini adalah agar terpenuhinya
instruksi sampling, agar data mentah dapat dibaca, agar data bersifat konsisten, dan agar isi
jawaban dapat dimengerti.
Coding
Kegiatan ini adalah pemberian symbol pada tiap data yang masuk dalam katagori yang sama.
Tanda tersebut bias berupa huruf atau angka, bergantung pada kesepakatan penelitian. Tujuan
dari tahapan ini adalah unutk mengklasifikasi jawaban pada katagori katagori yang penting.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahapan ini yakni :
o Kode dan jeni pertanyaan. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar jenis
pertanyaan dan jawaban dapat dibedakan degnan jelas.
o Bila jawaban berupa angka, maka kode yang digunakan adalah angka tersebut.
o Apabila jawaban untuk pertanyaan tertutup, maka jawaban telah disediakan
terlebih dahulu sehingga responden tinggal mengecek jawaban jawaban
sesuai dengan instruksi.
o Apabila jawaban semi terbuka, maka responden berhak untuk memeberikan
jawaban lain di luar jawaban yang telah disediakan
o Apabila jawaban terbuka, maka pertanyaan bias dijawab dengan bebas oleh
responden dengan data yang telah dimodifikasi sebelumnya.
Tabulasi
Kegiatan ini adalah proses penyusunan data dalam bentuk table, jawaban disusun dengan
kategori dan dimasukkan ke dalam table atau grafik.
Sehingga dapat diambil sebuah pengertian dari rencana analisis data adalah
bagaimana mengolah data yang masuk hingga menjadi suatu susunan data yang sederhana
dan mudah dipahami.
3.6 Penulisan Laporan
Penulisan laporan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian, dimana dalam
laporan akan memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Laporan
penelitian ini akan berisikan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan juga terdapat
saran bila diperlukan. Selanjutnya laporan ini juga bermanfaat bagi peneliti peneliti
berikutnya sebagai suatu refrensi.
3.7 Proposal Penelitian
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Penelitian dilakukan
berangkat dari adanya suatu permasalahan. Rancangan penelitian harus dibuat secara
sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti.
Proposal penelitian atau rancangan penelitian paling tidak berisi empat komponen utama,
yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi
dan Jadwal Penelitian.

3.8 Cara Sitasi Yang Benar Dan Legal
Sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip pernyataan atau
menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis
yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan
orang lain.

Isi sitasi :
1) Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi
2) Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan nomor halaman.
3) Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses.

Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)
1) Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu artikel jurnal
atau makalah
2) Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis.

Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)
1) Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.
2) Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.
3) Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri didaftar
secara kronologis berdasarkan tahun publikasi
4) Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun yang sama,
tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh: 2005a, 2005b, 2005c.

Você também pode gostar

  • RMK 1 Fix
    RMK 1 Fix
    Documento4 páginas
    RMK 1 Fix
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Analisa Laporan Keuangan
    Analisa Laporan Keuangan
    Documento13 páginas
    Analisa Laporan Keuangan
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Materi 2
    Materi 2
    Documento4 páginas
    Materi 2
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Toko Hero
    Toko Hero
    Documento19 páginas
    Toko Hero
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Materi 1
    Materi 1
    Documento2 páginas
    Materi 1
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Kns Toko Hero
    Kns Toko Hero
    Documento19 páginas
    Kns Toko Hero
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • LPD Pertemuan 12 Fix
    LPD Pertemuan 12 Fix
    Documento5 páginas
    LPD Pertemuan 12 Fix
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Akuntansi Konsinyasi
    Akuntansi Konsinyasi
    Documento17 páginas
    Akuntansi Konsinyasi
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • 3 Proses Penelitian
    3 Proses Penelitian
    Documento13 páginas
    3 Proses Penelitian
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 14 Fix
    RMK 14 Fix
    Documento17 páginas
    RMK 14 Fix
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 7
    RMK 7
    Documento6 páginas
    RMK 7
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 5
    RMK 5
    Documento3 páginas
    RMK 5
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Judul Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
    Judul Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
    Documento2 páginas
    Judul Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
    Made Shirayuki
    50% (2)
  • RMK 4&5 Fix
    RMK 4&5 Fix
    Documento20 páginas
    RMK 4&5 Fix
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 2
    RMK 2
    Documento3 páginas
    RMK 2
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Tidak Baik Jika Kita Menutup
    Tidak Baik Jika Kita Menutup
    Documento7 páginas
    Tidak Baik Jika Kita Menutup
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 3 Fix
    RMK 3 Fix
    Documento6 páginas
    RMK 3 Fix
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Flowchart
    Flowchart
    Documento3 páginas
    Flowchart
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Kelema Han
    Kelema Han
    Documento1 página
    Kelema Han
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Pertemuan 3
    Pertemuan 3
    Documento9 páginas
    Pertemuan 3
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 3
    RMK 3
    Documento2 páginas
    RMK 3
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 - Mindset Kewirausahaan
    Bab 1 - Mindset Kewirausahaan
    Documento25 páginas
    Bab 1 - Mindset Kewirausahaan
    Made Shirayuki
    100% (2)
  • Perilaku Keorganisasian
    Perilaku Keorganisasian
    Documento1 página
    Perilaku Keorganisasian
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • RMK 5 Akun LPD & Perbankan
    RMK 5 Akun LPD & Perbankan
    Documento11 páginas
    RMK 5 Akun LPD & Perbankan
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Tidak Baik Jika Kita Menutup
    Tidak Baik Jika Kita Menutup
    Documento7 páginas
    Tidak Baik Jika Kita Menutup
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Latihan
    Latihan
    Documento6 páginas
    Latihan
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Pertanyaan TPM
    Pertanyaan TPM
    Documento1 página
    Pertanyaan TPM
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações
  • Bab I. Riset Pemasaran
    Bab I. Riset Pemasaran
    Documento4 páginas
    Bab I. Riset Pemasaran
    FItri Runn Az
    Ainda não há avaliações
  • Arti Penting Teori Ekonomi
    Arti Penting Teori Ekonomi
    Documento6 páginas
    Arti Penting Teori Ekonomi
    Made Shirayuki
    Ainda não há avaliações