Standar Pekerjaan lapangan ketiga menyatakan bahwa bukti
audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Auditor tidak mengumpulkan semua bukti untuk merumuskan pendapatnya, melainkan melakukan pengujian (test) terhadap karaterisitik sebagian bukti (sebagai sampel) untuk membuat kesimpulan mengenai karakterisitik seluruh bukti. Pengujian terhadap karakterisitik sebagian bukti, auditor dapat menempuh salah satu dari empat cara, yaitu: 1. Mengambil sample 100%, 2. judgment sampling, 3. representative sampling, atau 4. statistical sampling.
Tipe pengambilan sample dalam auditing.
TIPE SAMPLE
CONTOH PENERAPAN
CARA PEMILIHAN PENGAMBILAN KESIMPULAN 1. Sample 100% Semua faktur penjualan diatas Rp1,000,000 Unsur Kunci Konklusif 2. Judgment Sample Semua faktur penjualan yang dibuat mulai Juni sampai dengan September Pertimbangan Auditor Pertimbangan Auditor 3. Representative Sample Lima puluh faktur penjualan yang dibuat dalam tahun yang diaudit Acak Pertimbangan Auditor 4. Statistical Sampling Enam puluh faktur penjualan yang dibuat dalam 10 bulan pertama dalam tahun yang diaudit Acak Matematik Statistical sampling dibagi menjadi dua, yaitu attribute sampling dan variable sampling. Attribute Sampling disebut juga proportional sampling digunakan terutama untuk menguji efektifitas pengendalian internal (dalam pengujian pengendalian), sedangkan variable sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun (dalam pengujian substantif-Substantive test). Penggunaan statistical sampling dalam pengujian pengendalian internal (test of control) meliputi penggunaan tiga attribute sampling model, yaitu: 1. Fixed-sample-size attribute sampling 2. Stop-or-go sampling 3. Discovery sampling Fixed-sample-size attribute sampling merupakan model statistikal sampling yang paling banyak digunakan oleh auditor.
Model pengambilan sample ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam audit. Model sample dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya, auditor dapat memperkirakan berapa persen bukti kas keluar yang terdapat dalam satu populasi tidak dilapmiri dengan bukti pendukung yang lengkap. Model ini digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian internal dan auditor memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan atau kesalahan. Prosedur pengambilan sample dengan cara fixed-sample-size attribite sampling adalah sebagai berikut: 1. Penentuan Attribite yang akan diperiksa untuk menguji efektifitas pengendalian internal, 2. Penentuan Populasi yang akan diambil samplenya, 3. Penentuan besarya sample, 4. Penentuan anggota sample dari seluruh anggota populasi, 5. Penentuan terhadap attribute yang menunjukkan efektifitas unsur pengendalian internal, 6. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sample. Penjelasan yang akan diuraikan diterapkan pada SIA penjualan kredit. Penjelasan: 1. Penentuan Attribute. Sebelum auditor melakukan pengambilan sample, ia harus secara seksama menentukan attribute yang akan diperiksa. Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur lain. Dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian, attribute adalah penyimpangan dari atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu pengendalian internal yang seharusnya ada. Misalnya: Dalam SIA penjualan kredit, persetujuan pemberian kredit dari bagian kredit merupakan unsur pengendalian internal untuk mencegah terjadinya penjualan kredit yang tidak mempertimbangkan kemungkinan ketertagihan piutang. Dalam pengujian pengendalian terhadap SIA penjualan kredit tersebut, salah satu unsur attribute yang diperiksa adalah otorisasi (tandatngan) oleh bagian kredit yang tertera dalam dalam persetujuan kredit. 2. Penentuan Populasi. Setelah attibute ditentukan, langkag berikutnya adalah menentukan populasi yang akan diambil sample nya. Dalam pengujian pengendalian terhadap SIA penjualan kredit tsb, setelah attribute yang akan diperiksa ditentukan, yaitu adanya otorisasi persetujuan kredit oleh Kepala Bagian Kredit, maka populasi yang akan diambil samplenya adalah arsip tembusan Surat Order Pengiriman. Arsip ini bersisi tembusan Surat Pengiriman yang dilampiri dengan Surat Persetujuan Kredit yang telah diotorisasi oleh Kepala Bagian Kredit yang disusun berdasarkan abjad nama pembeli yang diselenggarakan olejh Bagian Order Penjualan.
3. Penentuan besarnya sample. Untuk menentukan besarnya sample yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: Penentuan tingkat kesalahan (reliability level atau confidance level) disingkat R%. Tingkat kesalahan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektifitas pengendalian internal. Jika auditor menetapkan R% = 95% berarti bahwa ia mempunyai risiko 5% untuk mempercayai suatu pengendalian interna yang sebenarnya tidak efektif. Penaksiran persentase terjadinya attribute dalam populasi. Penmaksiran ini didadarkan pada pengalaman mengenai besarnya tingkat kesalahan dalam populasi. Misalnya, auditor mengambil 50 lembar Surat Order Pengiriman dan ternyata terdapat 1 lembar yang tidak dilampiri dengan tembusan Surat Persetujuan Kredit yang tidak diotorisasi oelh Kepala Bagian Kredit. Maka, tingkat kesalaha n dalam populasi adalah 2% (1 : 50). Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (desired upper precision limits-DUPL), misalnya: DUPL5 % yang berarti bahwa batas maksimum kesalahan tidak boleh melebihi 5%. Penggunaan tabel penentuan besarnya sample . Asumsikan bahwa menggunaan tabel Penentuan Besarnya Sample, junlah lembar tembusan Surat Order Pengiriman Barang beserta dokumen pendukungnya yang harus diambil adalah n=100 dari populasi sebanyak 2,000 lembar Surat Order Pengiriman Barang.(lihat tabel 9.2) 4. Penentuan anggota sample dari seluruh anggota populasi. Setelah ditentukan besarya sample sebanyak 100 lembar Surat Order Pengiriman, timbul masalah mengenai bagaimana menyeleksi 100 lembar dari 2,000 lembar Surat Order Pengiriman. Agar setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih mejadi anggota sample, maja auditor dapat menggunakan tabel angka acak (lihat tabel 9.4). 5. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektifitas pengendalian internal. Setelah 100 lembar Surat Order Pengiriman yang memiliki nomor2 sesuai dengan angka acak yang dipilih dari tabel angka acak (lihat tabel 9.4) tersebut diambil dari arsip, langkah selanjutnya adalah memeriksa attribute berupa tembusan Surat Persetujuan Kredit yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Kredit yang melampiri Surat Order Pengiriman tersebut. Jika terdapat Surat Order Pengiriman yang tidak dilampiri dengan Surat Persetujuan Kredit yang telah diotorisasi oleh Kepala Bagian Kredit, maka hal ini merupakan attribute, yaitu penyimpangan dari unsur pengendalian internal yang seharusnya ada. Auditor harus mencatat berapa kali ia menemukan Surat Order Pengiriman yang tidak dilampiri dengan Surat Persetujuan Kredit yang telah diotorisasi. 6. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribte anggota sample. Anggaplah dari 100 lembar Surat Order Pengiriman tsb auditir menemukan 3 lembar Surat Oder Pengriman yang tidak dilampiri Surat Perseyujuan Kredit yang telah ditandatnagni (diotorisasi) oleh Kepala Bagian Kredit, maka auditor tsb kemudian menggunakan tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai yang digunakan untuk menentukan berapa Achieved Upper Precision Limits AUPL . Pencarian AUPL dilakukan oleh auditor dengan cara sebagai berikut: 1. Ambil tabel 9.6 Evaluasi hasil pada tingkat keandalan 95% . 2. Dalam kolom samlpe size, cari angka besarnya sample yang telah dipilih sebelumnya (dalam contoh ini sample size adalah 100). 3. Dari angka sample size 100 tersebut kemudian pencarian berjalan kekanan secara hprizomtal untuk menemukan angka kesalahan yang dijumpai oleh auditor dalam pemeriksaan terhadap sample (dalam contoh ini jumlah Surat Order Pengiriman yang tidak dilampiri dengan Surat Persetujuan Kredit adalah 3 lembar). 4. Dari angka 3 yang kalau ditarik h0rizontal ke kiri didapati sample size, ditarik vertikal ke atas untuk menemukan AUPL. Dalam contoh ini AUPL adalah 8%. AUPL ini kemudian dibandingkan dengan DUPL untuk menilai apakah unsur pengendalian internal SIA penjualan kredit efektif atau tidak efektif. DUPL yang ditetapkan 5% sedangkan AUPL 8%, hal ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal atas SIA penjualan kredit tersebut tidak efektif. Sebaliknya bila AUPL lebih kecil daripada DUPL, dapat disimpulkan bahwa unsur pengendalian internal yang diperiksa menunjukkan unsur SIA penjualan kredit yang efektif.