Você está na página 1de 41

Artropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-

laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Artropoda adalah nama lain hewan berbuku-
buku. Artropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit.
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen,
segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen
berpasangan (Asal penamaan Artropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin. Secara berkala
mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan
mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah
struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen,
rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi.
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas kanal
alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali
syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus
malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas
keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti
tangga tali.
Artropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
1. Kelas Myriapoda.
2. Kelas Crustacea.
3. Kelas Arachnida.
4. Kelas Insecta.
Artropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Empat dari lima bagian
spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang
ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Jumlah spesiesnya yaitu sekitar
900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies hewan yang
diketahui sekarang. Artropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan
bumi dipenuhi oleh spesies ini. Artropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida,
contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan.

Artropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di
pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka
luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari
sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari
tubuhnya.

Artropoda
Rentang fosil: 5300 Ma
Pra

O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N
Cambrian Saat ini

Artropoda yang sudah punah dan yang masih ada
Klasifikasi ilmiah
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Upakerajaan: Eumetazoa
Superfilum: Ecdysozoa
Filum: Artropoda
Latreille, 1829
Upafilum dan kelas
Upafilum Trilobitomorpha
o Trilobita
Upafilum Chelicerata
o Arachnida
o Xiphosura
o Pycnogonida
o Eurypterida
Upafilum Myriapoda
o Chilopoda
o Diplopoda
o Pauropoda
o Symphyla
Upafilum Hexapoda
o Insecta
o Entognatha
Upafilum Crustacea
o Branchiopoda
o Remipedia
o Cephalocarida
o Maxillopoda
o Ostracoda
o Malacostrac
oDon paidz
Minggu, 18 November 2012






keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah

1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan tempat tinggal berbagai bentuk yang terhitung jumlahnya, baik berupa
tanaman, hewan maupun mikroba. Kehidupan hewan sangat tergantung pada habitatnya karena
keberadaan dan kepadatan populasi suatu spesies hewan tanah sangat ditentukan oleh keadaan
daerah.(Michael, 1995)
Kelompok hewan tanah sangat banyak dan beraneka ragam, mulai dari Protozoa, Porifera,
Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, hingga Vertebrata. Hewan tanah dapat pula
dikelompokkan atas dasar ukuran tubuhnya, kehadirannya di tanah, habitat yang dipilihnya, dan
kegiatan makanannya (Suin, 2003:68). Pada permukaan tanah terdapat banyak makhluk hidup
terutama hewan yang sebagian besar dihuni oleh jenis-jenis Arthropoda. Hewan-hewan itu
umumnya menggunakan sumber daya yang ada dipermukaan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupannya.
Hewan tanah mempunyai arti penting dalam proses pembentukan lahan yang merupakan
substrat bagi tanaman, misalnya untuk stabilitas air tanah, dan sebagai sumber mineral. Hewan
tanah cepat bereaksi terhadap akibat pengolahan tanah. Ada hewan tanah yang menguntungkan
bagi tanaman dan ada juga hewan tanah yang dapat merusak tanaman.
Arthropoda merupakan phylum terbesar dari animal kingdom. Jumlah spesies dalam
arthropoda lebih banyak daripada semua spesies dari phyla lain. Arthropoda merupakan hewan
yang dominan dalam dunia ini (Jasin, 1987:153). Anggota phylum Arthropoda telah berhasil
diketahui dan diberi nama sebanyak 80% (Jumar, 2000:5). Karena Arthropoda merupukan
phylum yang terbesar maka mereka terdapat dimana-mana, baik itu di hutan, dataran rendah
maupun dataran tinggi.
Peranan serangga dalam kehidupan manusia baik yang menguntungkan dan merugikan.
Peranan serangga yang mengutungkan adalah sebagai berikut; penyerbukan tanaman , penghasil
produk, bersifat entomofagos (predator dan parasitoid), pemakan bahan organik pemakan gulma
sebagai bahan penelitian. Sedang peranan serangga yang merugikan adalah; perusak tanaman,
perusak produk dalam simpanan, sebagai faktor penyakit bagi tanaman, hewan maupun manusia
(Jumar,2000).
Arthropoda umumnya hidup di serasah-serasah sebagai tempat hidup dan sumber
makanannya. Sisa-sisa tumbuhan membentuk bahan organik tanah yang bila terurai seluruhnya
akan menjadi humus. Kondisi seperti ini tentunya dapat menyuburkan tanah dan baik untuk
tanaman, terutama tanaman kopi.
Kopi (Coffea sp) adalah nama jenis tanaman pohon yang menghasilkan biji kopi. Ada 2
jenis kopi yaitu kopi robusta dan kopi arabika, saat ini kopi menjadi komuditi ekspor bagi
Negara kita . kopi tumbuh lambat mencapai 1 meter per tahun dan mampu mencapai tinggi rata-
rata 5 meter. Batang pohon kopi kuat dan biasanya terdapat banyak cabang, dengan kayu keras
dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan sinar matahari penuh atau
sebagian, dan lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan asam di dalam habitat aslinya di
dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus dan berkilau. Bunganya putih dan wangi,
menggelung seperti bentuk bintang laut
Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang terletak di antara 20
o
LU dan
20
o
LS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia terletak di antara 5
o
LU dan 10
o
LS. Hal ini
sberarti sangat ideal dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi. Kopi tumbuh baik dengan
ketinggian daerah antara 1700-1750m dan suhu antara 16-12
o
C. iklim kering atau daerah-daerah
kering 3bulan pertahun secara berturut-turut yang sesekali terdapat hujan kiriman. Kopi tidak
menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah yang banyak, tetapi menyukai jumlah sinar
matahari yang teratur, sinar matahari yang banyak akan menyebabkan penguapan dari tanah
maupun dari daun yang gilirannya akan menguap dan itu akan mengganggu proses fotosintesis
dan juga akan berpengaruh terhadap proses pembentukan kuncup bunga.
Kopi merupakan bukan tumbuhan asli Indonesia yang mempunyai manfaat sebagai salah
satu bumbu yang kerap dipakai di berbagai jenis masakan Indonesia dan Kemiri juga berkhasiat
untuk mengobati antara lain mengurangi resiko kanker payuda, penyakit jantung, diabetes,
sirosis, penyakit parkiston, melindungi dan mencegah penyakit saraf.
Desa Muang terletak di Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. Desa ini terletak di
dataran tinggi, mempunyai tanah yang kering dan subur sehingga memungkinkan hidupnya
binatang-binatang seperti Arthropoda, Anellida, dan Mollusca. Dan Desa ini juga merupakan
salah satu sumber informasi untuk mengetahui keberadaan Arthropoda yang nanti akan menjadi
objek penelitian saya.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Keragaman Arthropoda Permukaan Tanah Pada perkebunan kopi (Coffea. sp) di Desa Muang
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini,
sebagai berikut :
1. Jenis-jenis Arthropoda permukaan tanah apa saja yang dijumpai pada Perkebunan Kopi (Coffea.
sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong?
2. Bagaimana keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah pada Perkebunan kopi (Coffea. sp) di
Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong?
3. Bagaimana kemelimpahan Arthropoda permukaan tanah pada Perkebunan Kopi (Coffea. sp) di
Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong?


1.2.2. Batasan Masalah
Dari perumusan masalah di atas dapat ditentukan batasan masalah, yaitu:
1. Arthropoda yang akan diteliti adalah Arthropoda permukaan tanah yang dapat dilihat dengan
mata.
2. Arthropoda yang termasuk dalam larva atau telur tidak dimasukkan dalam hitungan.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian diatas adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Arthropoda permukaan tanah yang terdapat pada Perkebunan Kopi
(Coffea.sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.
2. Untuk mengetahui keragaman Arthropoda yang terdapat pada Perkebunan Kopi (Coffea.sp) di
Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.
3. Untuk mengetahui kemelimpahan Arthropoda yang terdapat pada Perkebunan Kopi (Coffea.sp)
di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.

1.4 . Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi masyarakat umum terutama penduduk Desa Muang Kecamatan Jaro
Kabupaten Tabalong.
2. Sebagai bahan masukkan bagi mahasiswa Jurusan Biologi khususnya yang mengambil mata
kuliah Ekologi Hewan dan

Zoologi Invertebrata.
Sebagai bahan koleksi dan media pembelajaran


TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keanekaragaman dan Kemelimpahan
Keanekaragaman adalah suatu keadaan makhluk hidup yang bermacam-macam.
Keanekaragaman yang dapat dilihat dari adanya perbedaan bentuk, ukuran, struktur, warna,
fungsi, organ, dan habitatnya. Keanekaragaman makhluk hidup yang terdapat diantara individu
sejenis disebut variasi. Lingkungan yang berperan penting dalam penganekaragaman makhluk
hidup karena makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tetap hidup.
Karena jumlah individu serta keanekaragamannya begitu besar, maka untuk mengenal dan
mempelajari setiap individu perlu diklasifikasikan.
Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa komunitas memiliki
kompleksitas tinggi karena dalam komunitas terjadi interaksi jenis yang tinggi pula. Jumlah
spesies dalam komunitas adalah penting dari segi ekologi, karena keanekaragaman jenis
nampaknya bertambah bila komunitas menjadi stabil. Gangguan parah menyebabkan penurunan
yang nyata dalam keanekaragaman. Keanekaragaman yang besar juga mencirikan sejumlah besar
corak (Michael,1994:268).
Kenekaragaman cenderung jadi tinggi di dalam komunitas yang lebih tua dan rendah
dalam komunitas yang baru tertbentuk. Sementara produktivitas atau arus energi seluruhnya jelas
mempengaruhi keanekaragaman jenis, kedua kualitas itu tidak berhubungan dalam cara linier
yang sederhana manapun (Odum, 1993:187).
Kemelimpahan adalah jumlah jenis pada suatu area atau lokasi tertentu.
Kemelimpahan mengacu kepada jumlah jenis-jenis struktur dalam komunitas. Kemelimpahan
suatu jenis dapat didefinisikan sebagai jumlah individu perkuadrat. Kemelimpahan suatu
individu biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total jenis yang ada dalam komunitas,
dengan demikian merupakan pengukuran yang relatif. Dalam pengambilan sampel bagi
kemelimpahan suatu jenis, individu-individu jenis harus dihitung dan bukan sekedar keberadaan
atau ketidakhadiran jenis yang dilakukan seperti pada saat mempelajari frekuensi jenis. Secara
bersama-sama, kemelimpahan dan frekuensi sangat penting dalam menentukan struktur
komunitas (Michael, 1994).

2.2 Pengertian dan Ciri-ciri Arthropoda
Arthropoda berasal dari kata Arthos yang berarti sendi atau ruas dan podos berarti
kaki. Jadi Arthropoda artinya binatang yang kakinya beruas-ruas atau berbuku-buku. Semua
hewan tak bertulang belakang yang kakinya beruas-ruas dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Ruas-ruas itu tidak hanya tampak pada kakinya, melainkan juga pada seluruh tubuhnya (Reacee
dkk,2000:236).
Arthropoda merupakan phylum terbesar dari animal kingdom. Jumlah jenis dalam
Arthropoda lebih banyak daripada semua jenis dari phyla lain. Arthropoda merupakan hewan
yang dominan dalam dunia lain (Jasin, 1987:153)

Menurut Jumar (2000:118), ciri-ciri khusus dari Arthropoda adalah:
1. Tubuh beruas-ruas
2. Kaki beruas-ruas
3. Eksoskleton (dinding tubuh) berkitin dan beruas-ruas
4. Alat mulut beruas dan dapat beradaptasi untuk cara makan
5. Rongga tubuh merupakan rongga darah
6. Bernafas dengan permukaan tubuh, insang, trakea atau paru-paru
7. Alat pencernaan makanan berbentuk tabung, terletak disepanjang tubuh
8. Alat pembuangan melalui pipa panjang pada rongga tubuh
Filum Arthropoda terbagi dalam lima kelas yaitu :
1. Crustacea
Crustacea merupakan satu kelompok besar yang bervariasi dari Arthropoda, kebanyakan
dari hewan ini adalah binatang laut, tetapi banyak yang terdapat di air tawar dan beberapa adalah
binatang darat. Ordo yang paling umum dalam kelas ini adalah Ordo Isopoda. Isopoda adalah
kutu-kutu yang berwarna kehitam-hitaman, kelabu, atau kecokelat-cokelatan, yang biasanya
terdapat di batu-batu atau di bawah kulit kayu (Borror, dkk 1992:172-179).
2. Diplopoda
Menurut Kastawi, dkk (2001:216) Diplopoda disebut juga millipede. Tubuh berbentuk
subsilindrik, terdiri atas 25 sampai 100 segmen, dan jumlah tersebut tergantung jenisnya. Hampir
pada setiap segmen membawa 2 pasang apendik yang kemungkinan berasal dari dua fungsi
segmen, dua pasang spirakel, ostia, dan ganglia saraf.
Kaki seribu (Diplopoda) adalah hewan mirip cacing, dengan kaki berjalan (dua pasang
per segmen) yang jumlahnya besar, meskipun kurang seribu dari seperti namanya. Mereka
memakan daun-daunan yang membusuk dan bahan tumbuhan lain (Campbell, 2003:234)
3. Kelas Chilopoda
Tubuh pipih dorso-ventral dan terdiri atas 15 sampai 173 segmen, yang setiap segmen
tubuh membawa sepasang kaki kecuali dua segmen terakhir dan satu segmen tepat di belakang
kepala (Kastawi, dkk. 2001:215). Kepalanya memiliki sepasang antena dan tiga pasang anggota
badan yang dimodifikasi sebagai bagian mulut, yang meliputi mandibula yang mirip rahang.
Masing-masing segmen bada memiliki satu pasang kaki berjalan (Campbell, dkk, 2003:234).
4. Kelas Insekta
Insekta atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang terbesar di dalam
Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 jenis yang terbesar disemua penjuru dunia.
Merupakan invertebrata yang hidup ditempat yang kering dan dapat terbang. Habitat insekta
disemua tempat, kecuali di laut. Sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada
macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya (Jasin, 1987:159-160).
Menurut Jasin (1987:172) kelas insekta terdiri atas sub kelas Apterygota dan sub kelas
pterygota. Sub kelas Apterygota terdiri dari:
a. Ordo Orthoptera
Yang termasuk dalam ordo ini adalah belalang, jangkrik dan lain-lain. Wujudnya cukup
besar, alat mulut mengigit, sayap muka agak sempit, dari bahan perkamen dan bervena, sebagian
besar pemakan Tanam-tanaman (Jasin, 1987:174).
b. Ordo Coleoptera
Ukuran tubuh bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar, alat mulut tipe
penggigit. Sayap muka adalah tebal dan tanpa pembuluh darah, bertemu satu sama lain di garis
median dorsal, sayap belakang berupa membrane dengan sedikt pembuluh darah, terlipat di
bawah sayap muka. Beberapa metamorphosis sempurna (Jasin, 1987:190).
c. Ordo Hymenetoptera
Sayap-sayap secara relative mengandung beberapa rangkap sayap, dan pada beberapa
bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama sekali. Bagian-bagian mandibulat,
tetapi kebanyakan terutama lebah-lebah, labium dan maksillae membentuk struktur seperti lidah
melalui alat itu makanan cair di ambil (Borror, 1992:824)
d. Ordo Mantodea
Belalang sembah adalah serangga-serangga yang agak bergerak lamban, besar dan
memanjang yang penampilannya menakjibkan karena keanehan tungkai-tungkai depan mereka
yang mengalami modifikasi. Serangga-serangga ini adalah pemangsa tingkat tinggi dan
memakan segala macam serangga (Borror, 1992:287).
5. Kelas Arachinida
Menurut Kastawi, dkk (2001:203) anggota kelas ini antara lain laba-laba, kalajengking dan
tungau. Hewan-hewan tersebut tidak memiliki antenna juga rahang sesungguhnya. Arachinida
memiliki sefalotorak dengan enam pasang anggota badan chelicereae, sepasang anggota badan
yang disebut pedipalpus yang umumnya berfungsi dalam penginderaan atau pengambilan
makanan, dan empat pasang kaki untuk berjalan (Campbell, dkk, 2003:233).

2.3 Penelitian yang Relevan
Menurut Kartini.S. (2006) ada 10 jenis arthropoda yang ditemukan pada permukaan tanah di
perkebunan duku di Desa Malutu Kecematan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan
baik pada siang hari maupun malam hari. Kemelimpahan tertinggi pada siang hari terdapat pada
semut merah kecil (Formuca rupa) dengan NP sebesar 74,53% dan kemelimpahan terendah
terdapat pada jangkrik tanah (Allenimobius fasciatus) dengan NP sebesar 7,59%. Sedangkan
pada malam hari kemelimpahan tertinggi masih terdapat pada semut mereh kecil (formuca rupa)
dengan NP sebesar 56,57% dan kemelimpahan terendah pada kumbang ( Tribolium confustern)
dan kaki seribu ( Oxidus gracilis) dengan NP sebesar 7,57%
Menurut Adawiyah (2005) ada 14 jenis hewan yang ditemukan di kebun rambutan
Kabupaten Batola seperti Blatella germanica L, Blatta Orientalis L, Blatella sp, Formica sp,
Formica fusca, Frimica sp, Geomyrzaprinus sp, Gryllus sp, Julus terrestris, Leptopterna
dolobrata, Lycosa fibrilis, Monomorium minimum, Odontomachus pubctulatus, Scolopendra
obscura, diantara jenis ini yang paling melimpah adalah Formica rupa (semut merah kecil) yaitu
(74,99 %) sedangkan yang paling terendah adalah Geomyleaprumus sp (6,62 %).
Berdasarkan penelitian Baihakki (1999) keanekaragaman dan kemelimpahan Arthropoda
permukaan tanah pada di Gunung Mandiangin Kabupaten Banjar pada ketinggian berbeda,
bahwa kemelimpahan Arthropoda permukaan tanah sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat.
Kemelimpahan tertinggi terdapat pada daerah lembah, baik pada pengambilan sampel
Arthropoda permukaan tanah pada waktu siang hari maupun pengambilan sampel Arthropoda
pada waktu malam hari, kemudian disusul oleh daerah lereng dan daerah puncak.
Keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat, dimana
keanekaragaman tertinggi terdapat di daerah lembah kemudian lereng dan keanekaragaman
terendah terdapat pada daerah puncak. Indeks similaritas (keaasaman) Arthropoda permukaan
tanah pada ketiga ketinggian berbeda menunjukkan pola penyebaran tipe berkelompok. Dan
faktor lingkungan daerah penelitian di gunung Mandiangin ternyata masih dalam kisaran
toleransi untuk kelangsungan hidup Arthropoda permukaan tanah maupun organisme lainnya

2.4 Sifat-Sifat Faktor Lingkungan
Suatu hewan dapat hidup berhasil pada suatu lingkungan tertentu, maka lingkungan
harus mampu menyediakan berbagai keperluan untuk kelangsungan daur hidupnya. Oleh karena
itu sifat-sifat suatu lingkungan tidak hanya tergantung pada kondisi fisik dan kimia, tetapi juga
pada kehadiran organisme lain (Yuanita, 2007).
Beberapa faktor yang saling terkait satu sama lainnya yang mendukung kehidupan
arthropoda adalah :
1. Suhu Tanah
Suhu Tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan
kehadiran dan kepadatan organisme tanah, dengan demikian suhu tanah akan sangat menentukan
tingkat dekomposisis material organik tanah terhadap pelapukan induk. Suhu sangat besar
peranannya. Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu hari dan tergantung musim.
Fluktuasi itu juga tergantung pada keadaan cuaca, topografi daerah dan keadaan tanah (Suin,
2003:10).
2. Kelembaban
Menurut Odum 1993 kelembaban memberikan efek membatasi terhadap organisme
apabila keadaan ekstra, yakni apabila keadaan sangat rendah atau tinggi. Menurut Michael
(1994) kandungan uap air itu sendiri atau bersama-samadengan suhu merupakan faktor yang
paling mempengaruhi ekologi makhluk-makhluk hidup di darat, kandungan uap air harus
dianggap sebagai kelembaban atmosfer, air tanah untuk tanaman dan air minum untuk hewan-
hewan banyak hewan-hewan darat seperti Mollusca, Amfhibia, Isopoda, Nematoda sejumlah
insekta dan Arthropoda lainnya ditemukan hanya pada habitat-habitat atmosfer jenuh dengan uap
air.
3. pH Tanah
keberadaan dan kepadatan hewan tanah sangat tergantung pada pH tanah. Hewan
tanah ada memilih hidup pada tanah yang pH nya asam dan pula yang senang dengan pH basa,
serta pada pH asam dan basa. Hewan tanah yang hidup pada pH asam disebut golongan asidofil
pada collembolan yang pH nya kecil dari 6,5. Sedangkan yang hidup pada pH basa disebut
golongan karsinofil pada collembolan dan disebut metrofil pada acerina dengan pH berkisar
antara 6,5-7,5. Dan hewan yang hidup pada pH asam dan basa disebut golongan indiferen pada
collembolan dan pada acerina disebut basofil dengan pH diatas 7,5 (Suin 2003:22)
4. Kadar Organik Tanah
Material organik tanah merupakan sisa tumbuhan, hewan dan organisme tanah, baik
yang telah terdekomposisi maupun yang sedang mengalami dekomposisi manjadi humus yang
warnanya cokelat sampai hitam, dan bersifat koloidal. Komposisi dan jenis serasah itu
menentukan kepadatan populasi organisme tanah yang hidup disana dan banyaknya tersedia
serasah itu menentukan kepadatan hewan tanah.hewan tanah karnivora makanannya adalah jenis
hewan tanahlainnya termasuk saprovora, sedangkan hewan tanah yang tergolong koprovora
memakan sisa atau kotoran saprovora dan karnivora. Organisme yang tergolong mikroplora juga
sangat tergantung pada kadar mineral organik tanah sebagai penyedia bagi kehidupan (Suin
2003:24).
5. Cahaya
Aktivitas Arthropoda tanah dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga
timbul jenis serangga yang aktif pada pagi, siang, sore, malam hari. Cahaya matahari dapat
mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya
.
2.5 Tinjauan Tentang Tanaman kopi
Kopi (Coffea sp) adalah nama jenis tanaman pohon yang menghasilkan biji kopi. Ada 2
jenis kopi yaitu kopi robusta dan kopi arabika, saat ini kopi menjadi komuditi ekspor bagi
Negara kita . kopi tumbuh lambat mencapai 1 meter per tahun dan mampu mencapai tinggi rata-
rata 5 meter. Batang pohon kopi kuat dan biasanya terdapat banyak cabang, dengan kayu keras
dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan sinar matahari penuh atau
sebagian, dan lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan asam di dalam habitat aslinya di
dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus dan berkilau. Bunganya putih dan wangi,
menggelung seperti bentuk bintang laut
Tanaman kopi tumbuh dengan baik pada daerah-daerah yang terletak di antara 20
o
LU dan
20
o
LS. Berdasarkan data yang ada, Indonesia terletak di antara 5
o
LU dan 10
o
LS. Hal ini
sberarti sangat ideal dan potensial bagi pengembangan tanaman kopi. Kopi tumbuh baik dengan
ketinggian daerah antara 1700-1750m dan suhu antara 16-12
o
C. iklim kering atau daerah-daerah
kering 3bulan pertahun secara berturut-turut yang sesekali terdapat hujan kiriman. Kopi tidak
menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah yang banyak, tetapi menyukai jumlah sinar
matahari yang teratur, sinar matahari yang banyak akan menyebabkan penguapan dari tanah
maupun dari daun yang gilirannya akan menguap dan itu akan mengganggu proses fotosintesis
dan juga akan berpengaruh terhadap proses pembentukan kuncup bunga.
Kopi merupakan bukan tumbuhan asli Indonesia yang mempunyai manfaat sebagai salah
satu bumbu yang kerap dipakai di berbagai jenis masakan Indonesia dan Kemiri juga berkhasiat
untuk mengobati antara lain mengurangi resiko kanker payuda, penyakit jantung, diabetes,
sirosis, penyakit parkiston, melindungi dan mencegah penyakit saraf.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Ordo : Genteanales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffeae
Spesies : Coffea sp

2.6 Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian
Lokasi Perkebunan kopi yang akan menjadi objek penelitian ini berada di Desa Muang
kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. Perkebunan ini termasuk daerah bukit pegunungan dimana
wilayahnya terdiri atas hutan, perkebunan, dan pemukiman warga. Yang mana mempunyai tanah
yang kering dan subur sehingga memungkinkan hidupnya binatang-binatang seperti Arthropoda.
Pohon kemiri memiliki luas kurang lebih 1 hektar yang sebagian besarnya digunakan untuk areal
perkebunan, biasanya perkebunan kopi berada pada ketinggian 0-1000 m. Daerah muang
merupakan dataran tinggi yang memiliki beragam perkebunan misalnya perkebunanan karet,
perkebunan cabe jawa dan perkebunan kopi.
Batas wilayah Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong adalah :
1. Sebelah Timur: Desa Muang
2. Sebelah Selatan : Desa Lumbang/Taratau
3. Sebelah Utara : Desa Namun / Pianang
4. Sebelah Barat : Desa Nalui/Sempalang 1.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
pengambilan data dengan melakukaan observasi lapangan, dangan cara menggunakan Pitfall
trap (perangkap jebakan) untuk menjebak Arthropoda permukaan tanah pada Perkebunan Kopi
(Coffea.sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksaan
Waktu penelitian dari membuat proposal sampai penyusunan hasil adalah selama 5 bulan
yaitu dari bulan Maret sampai dengan juli. Tempat penelitiaan ini akan dilaksanakan pada
perkebunan Kopi (Coffea.sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis Arthropoda permukaan tanah yang ada di
Perkebenan Kopi (Coffea.sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong. Sampel
penelitian adalah Arthropoda permukaan tanah yang terperangkap /terjebak dalam perangkap.

3.3 Bahan yang digunakan adalah :
1. Sabun deterjan digunakan untuk memancing Arthropoda dengan aromanya yamg khas.
2. Formalin digunakan untuk mengawetkan sampel hasil penelitian.

3.4 Alat yang digunakan adalah :
1. Atap seng.
2. Botol jebakan dengan diameter 9 cm dan ti
nggi 10 cm untuk menampung arthropoda tanah yang tertangkap.
3. Botol minuman air mineral, untuk menyimpan arthropoda.
4. Luv, untuk mengamati Arthropoda tanah hasil penangkapan.
5. Soil tester, digunakan untuk mengukur kelembaban (%) dan pH tanah
6. thermometer batang, untuk mengukur suhu lingkungan daerah penelitian (C
o
).
7. Lux meter, untuk mengukur intensitas cahaya (lux bath).
8. Hygrometer, untuk mengukur kelembaban udara (%).
9. Altimeter untuk mengukur ketinggian tempat,
10. Kertas label berfungsi untuk membedakan botol plastik satu dengan yang lain.
11. Milimeter blok berfungsi untuk mengukur tubuh insekta yang di dapat.
12. Cawan petri.
13. Penggali lubang (sekop, parang).
14. Kamera digital, untuk dokumentasi.

3.5 Prosedur penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan 2 tahapan, yaitu :
3.5.1 Tahap persiapan
Adapun tahap-tahap yang harus dilaksanakan sebelum terjun kelapangan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan observasi pendahuluan.
b. Membuat permohonan izin penelitian.
c. Menyiapkan alat dan bahan penelitian.
3.5.2 Tahap pelaksanaan
a. Menyiapkan alat dan bahan penelitian.
b. Menetapkan 16 titik sampling atau pohon dengan jarak antar pohon 30 meter dan tiap titik
sampling atau pohon ditetapkan 4 buah jebakan.
c. Menggali lubang untuk meletakkan jebakan sedalam 10 cm sampai dengan 11 cm.
d. Meletakkan botol jebakan atau pitfall trap pada pertengahan antara batang dengan kanopi terluar
yang berisi air sabun sebanyak 1/2 bagian botol.
e. Melakukan proses penangkapan selama 12 jam, yaitu untuk Arthropoda siang dari pukul 06.00-
18.00 malam dan untuk Arthropoda malam dari pukul 18.00-06.00 pagi.
f. Tiap botol sampel pengambilan dan tiap-tiap titik sampling diberi label.
g. Memilah dan menghitung jumlah tiap-tiap spesies yang ditemukan .
h. Tiap-tiap spesies yang ditemukan dimasukkan ke dalam botol yang berisi formalin 1% untuk
mengawetkan dan diberi label untuk keperluan identifikasi.
i. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
j. Mengidentifikasi serangga dengan buku kunci determinasi Borror dkk (1992), Jumar (2000),
Jasin (1987) dan Lilies (1991).
k. Melakukan pengukuran faktor lingkungan pada saat pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik menurut P. Michael.
l. Melakukan analisis data

3.6 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan Arthropoda yang diperoleh maka
data yang di dapat dianalisis dengan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
1. Untuk menghitung keanekaragaman dapat dihitung dengan indeks Diversitas (keanekaragaman)
yaitu : H` = -pi ln pi
Dimana : H` = Indeks keanekaragaman
Pi = Kemelimpahan proporsional dari jenis ke-I
Pi = Ni/N
Ni = J umlah individu ke-I
N = Jumlah individu keseleruh jenis dalam komunitas
Dalam penelitian ini, Indeks Diversitas (keanekaragaman) ditetapkan sebagai berikut :
Rendah, apabila H<1
Sedang, apabila H=1
_
3
Tinggi, apabila H >3
2. Menghitung menggunakan rumus Nilai Penting (NP) menurut Michael (1994) untuk mengetahui
kemelimpahan dengan rumus sebagai berikut:
NP = FR=KR
Keterangan :
NP = Nilai Penting
KR = Kerapatan Relatif
FR = Frekuensi Relatif
Dimana :
Frekuensi (F )=


Frekuensi Relatif (FR) =

100%
Kerapatan (K)=
Kerapatan Relatif (KR) = x100%
3. Indeks keanekaragaman dapat dihitung dengan Indeks menurut Shannon-Winner (Odum, 1993)
dengan rumus sebagai berikut :
H = (Pi) (Ln Pi)
Pi =
Keterangan :
Pi = kemelimpahan proposional dan jenis ke-I, sehingga Pi = nilai indeks
Ni = jumlah individu jenis ke-I
N = Jumlah individu keseluruhan jenis ke dalam komunitas
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Jenis Arthropoda Permukaan Tanah yang ditemukan Pada Perkebunan Kopi (coffea sp)
di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten
Tabalong, dengan menggunakan alat jebak berupa pit faal trap (perangkap jebakan) ditemukan
12 jenis Arthropoda yang termasuk dalam 3 Kelas yaitu, Insekta, Arachnida, Diplopoda, 3 kelas
tersebut terdiri atas 6 ordo yaitu,glomerida, Hymenoptera, Araenidaae, Orthoptera, Hemiptera,
Blattaria,dan terdapat 7 famili yaitu, Glomeris marginata, Cicindalidae , Formicidae, Lycosidae,
Bllattidae, Gryllidae, Reduviidae, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Jenis-jenis Arthropoda Permukaan Tanah yang ditemukan Pada Perkebunan Kopi (coffea sp) di
Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong
No Jenis Kelas Ordo Famili Nama local
1 Ceuthophilus sp Insekta Orthoptera Rhaphidophorid
ae
Jangkrik gua
2 Camponotus
pennsylvanicus
Insekta Hymenoptera Formicidae

Semut hitam
besar
3 Lasius niger Insekta Hymenoptera Formicidae

Semut tanah
hutan
4 Cordiocondyla
wroughtoni
Insekta Hymenoptera Formicidae Semut api
5 Glomeris
marginata
Diplopoda glomerida

glomeridae Udang-
udangan
6 Lycosa gulosa Arachnida Araneida Lycosidae Laba-laba
peluncur
7 Blattella
germanica
Insekta Orthoptera Blattidae Kecoak
8 Oecophylla
smaragdina
Insekta Hymenoptara Formicidae Semut Rang-
rang
9 Gryllus
pennsylvanicus
Insekta Orthoptera Gryllidae Jangkrik
Lanjutan tabel 1 jenis-jenis arthropoda permukaan tanah
10 Blatta orientalis Insekta Orthoptera Blattidae Kecoak
hutan
11 Triatoma
infestans
Insekta Hemiptera Reduviidae Kepik
12 Cicindela
aurulenta
Diplopoda Coleoptera Cicindelidae Kumbang
macan

Deskripsi dan klasifikasi masing-masing jenis insekta malam yang ditemukan adalah
sebagai berikut:
1. Jangkrik gua (Ceuthophilus sp)

Hasil pengamatan:
Gambar 1: (Ceuthophilus sp)
http://
/imgres?q=ceuthophilus&num=10&u
m=1&hl=en&client
www.google.co.id


Hewan ini mempunyai ciri warna cokelat muda dan mempunyai corak yang lebih muda
diseluruh tubuh, panjang tubuh spesies ini sekitar 12-33 mm, habitat spesies ini di dalam gua
atau di bawah bebatuan, keluar pada malam hari, makanan utama spesies ini adalah serangga
yang lebih kecil, atu kotoran kelelawar, berkembang biak dengan cara bertelur.
Klasifikasi:
pilum : Arthropoda
kelas :Insecta
Ordo :Orthoptera
Famili : Rhaphidophoridae
Genus : Ceuthophilus
Spesies : Ceuthophilus sp.

2. Semut hitam besar (Camponotus pennsylvanicus)

Hasil pengamatan
Gambar 2: (Camponotus
pennsylvanicus)
http://www.google.co.id/imgres?q=c
amponotus+pennsylvanicus&start=2
1&num=10&um=1&hl=en&client


Menurut suin (1997 : 107) hewan ini mempunyai ciri torak dan pedikal berduri-duri,tubuh
hitam pekat, kepala oval, abdomen pendek bulat di depan, dan panjang badan kira-kira 12 mm,
ditemukan hamper di semua tempat, sebagian besar akan mengigit apabila diganggu, hewan ini
bersifat karnivora
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Formicidae
Genus : Camponotus
Species : Camponotus pennsylvanicus





3. Semut tanah hutan (Lasius niger)

Hasil pengamatan
Gambar 3: (Lasius niger)



http://www.biolib.cz/IMG/GAL/142
525.jpg


Hewan ini berukuran tubuh kira-kira 8-10 mm, pronotumnya melebar, bagian muka
abdomen menyetingi warna, sebagian besar semut makan sisa-sisa zat yang telah mati, dan
beberapa memakan biji-bijian
Klsifikasi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas ; Insekta
Ordo : Hymoneptera
Family : Formicidae
Genus : Formicida
Spesies : lasius negar






4. Semut api (Cordiocondyla wroughtoni)

Hasil pengamatan
Gambar 4: (Cordiocondyla
wroughtoni)

Semut ini termasuk kedalam semut pekerja, memiliki panjang tubuh 3-6mm, warna tubuh dan
dan perutnya gelap, sedangkan kepalanya berwarna coklat tembaga, habitatnya ditanah tapi
mereka lebih menyukai tinggal di benda-benda yang ada di permukaan tanah misalnya pada kayu
gelondongan, jenis makanannya yaitu mengumpulkan cairan manis dan bisa juga memakan
hewan-hewan yang telah mati seperti cacing, serangga dan hewan-hewan lainnya
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymenoptera
Family : Formicidae
Genus : Cordiocondylae
Spesies : Cordiocondyla wroughtoni




5. Udang-udangan (Glomeris marginata)

Hasil pengamatan
Gambar 5: (Glomeris marginata)
http://i.pbase.com/o6/94/339594/1/7
7138163.hxa3jryY.IMG_7574.JPG


Hewan ini merupakan salah satu jenis dari kelabang, tubuhnya terdiri dari kepala dan badan,
sistem pernafasan dengan trakeayang tidak bercabang, hidup di bawah dedaunan, kayu-kayu
yang lapuk, di bawah batu, dengan ukuran tubuh dewasa 20 mm, hewan ini dapat menggulung
tubuhnya membentuk seperi bola
Filum : arthropoda
Kelas : diplopoda
Ordo : glomerida
Family : glomeridae
Genus : glomeris
Spesies : glomeris marginata












6. Laba-laba peluncur (Lycosa gulosa)

Hasil pengamatan
Gambar 6: (Lycosa gulosa)

http://www.hsu.edu/uploadedImages/
bachelors_degree/majors/Bachelor_o
f_Science/Biology/Nature_Trivia/An
imals/Arthropods/Spiders_of_Arkans
as/Lycosidae/Gladicosa%20=%20Ly
cosa%20gulosa.jpg


Hewan ini termasuk kelas Arachinida, ordo Araenida dan famili Lycosa sidae, abdomen
oval dan bisanya tidak jauh lebih besar daricephalothorax. Kaki memanjang dan runcing, warna
tubuh biasanya abu-abu, coklat hitam pudar. Pungguang coklat dengan rambut-rambut berwarna
abu-abu, pada punggung terdapat gambaran berwarna putih, secara umumnya hewan ini
pengembara dan sedikit saja yang diam bersembunyi atau tinggal didalam liang (Lilies, 1994 :
215)
Kingdom : animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araenidae
Family : Lysosidae
Genus : Lycosa
Spesies : Lycosa gulosa


7. Kecoa (Blattella germanica)

Hasil pengamatan
Gambar 7: (Blattella germanica)
http://entnemdept.ufl.edu/creatures/u
rban/roaches/german_roach_05.jpg


Hewan ini satu kelompok besar dari kecoak, berwarna coklat tua, tubuh seperti pil dan
gepeng, antena membengkok kebelakang atau melengkung, torak dan abdomen dilindungi sayap,
biasanya tinggal ditumpukan kayu atau di rumah-rumah.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Blattaria
Famili : Blattellidae
Genus : Blattella
Spesies : Blattella germanic

8. Semut rang-rang (Oecophylla smaragdina)

Hasil pengamatan
Gambar 8: (Oecophylla
smaragdina)
http://3.bp.blogspot.com/-
0eOw9t_uCpg/T0SV4jrUwoI/AAA
AAAAAJto/ShEcm3Rm7y4/s1600/
Oecophylla+smaragdina.jpg


Hewan ini umumnya aktif disiang maupun malam hari untuk mencari makan, tinggal
berkoloni, dengan memiliki ciri-ciri kepala seperti segitiga, cembung, torak memanjang, sempit,
metenotum cembung dan agak tinggi, pedikal 1 dan tegak lurus, mata agak ditengah-tengah
kepala bagian depan, abdomen oval, kaki dan antenna panjang.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hymoneptera
Family : Formicidae
Genus : Smaragdina
Spesies : Oecophylla smaragdina




9. Jangkrik (Gryllus pennsylvanicus)

Hasil pengamatan
Gambar 9: (Gryllus
pennsylvanicus)
http://www.sciencephoto.com/image/
368559/530wm/Z3050245-
Male_Field_Cricket_Nymph-
SPL.jpg


Hasil pengamatan, spesies ini berwarna hitam, antenna panjang dan halus seperti rambut,
waktu istirahat sayap dilipat di atas tubuh, alat mulut menggigit dan mengunyah, panjang
tubuhnya adalah 21 mm. Spesies ini termasuk dalam Famili Gryllidae. Menurut (Lilies, 1991)
dewasa umumnya berwarna hitam, nimpha kuning pucat dengan garis-garis coklat. Antenna
panjang dan halus seperti rambut. Jenis jantan mempunyai gambaran cincin di sayap depan, pada
betina mempunyai ovipositor panjang berbentuk jarum silindris. Dewasa akan hilang sayapnya
setelah menetap di lingkungan sawah.
Klasifikasi :
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
Famili : Gryllidae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllus pennsylvannicus
10. Kecoa hutan (Blattella oriantalis)

Hasil pengamatan
Gambar 10: (Blattella oriantalis)
http://www.google.co.id/imgres?q=B
latta+orientalis&um=1&hl=en&clien
t=firefox-a&rls


Hewan ini mempunyai panjang badan kira-kira 20-25 mm, berwarna coklat muda , tubuhnya
bulat telor dan gepeng, kepala tersembunyi dari atas oleh pronotum, biasanya ada sayap-sayap,
walaupun di beberapa jenis sayap-sayap tersebut mengalami penyusutan, sersi beruas 1 sampai
banyak dan biasanya cukup panjang.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Blattaria
Famili : Blattedae
Genus : Blatta
Spesies : Blatta oriantalis





11. Kepik (Triatoma infastens)

Hasil pengamatan http://www.vetres.org/index.php?opti
Gambar 11: (Triatoma infastens)

on=com_image&format=raw&url=/a
rticles/vetres/full_html/2009/02/v090
18/v09018-fig7.jpg


Hewan ini mempunyai cirri-ciri tubuh pipih, ukuran sangat kecil sampai besar, yang bersayap
pada bagian pangkal sayap menebal sedangkan ujungnya membraneus, antena panjang, alat
mulut bertipe pencucuk pengisap yang muncul di bagian kepala, tidak mempunyai cerci, hidup di
berbagai habitat, ada yang hidup di air,ada yang hidup di darat, beberapa bersifat farasit di
vertebrata, ada yang bersifat sebagai hama, predator ataupun paktor penyakit
Phyllum : Arthropoda
Class :Insecta
Ordo :Hemiptera
Famil :Reduviidae
Genus : Triatoma
Species : Triatoma infestans




12. Kumbang macan (Cicindela aurulenta)

Hasil penelitian
Gambar 12: (Cicindela aurulenta)
http://www.google.co.id/imgres?q=ci
cindela+aurulenta&num=10&um=1
&hl=en&client
Hewan ini bercirikan dengan sayap depan keras ,tebal, menanduk, tidak ada vena-venanya,
berfungsi sebagai pelindung, ukuran tubuh kecil sampai besar, larva dan dewasa mempunyai alat
mulut bertipe penggigit pengunyah, larva tidak mempunyai kaki abdominal, umumnya dengan 3
pasang kaki thorakal, hidup di berbagai ekosistem, bertindak sebagai hama
Species A
Phyllum : Arthropoda
Class :Insecta
Ordo :Coleoptera
Famili :Cicindelidae
Genus :Cicindela
Species : Cicindela aurulenta
Validator:



Dra.Asri lestari, M.Pd
NIP.19570405 198303 2 002






4.1.2 Keanekaragaman Arthropoda Permukaan Tanah yang ditemukan PadaPerkebunan Kopi
(Coffea sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Tabel 2. Rekapitulasi data gabungan hasil pengamatan arthropoda permukaan tanah pada
perkebunan kopi (Coffea sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong.

No Jenis K KR F FR NP Pi PiLnPi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Oecophylla smaragdina
Glomeris margianata
Cordiocondyla wroughtoni
Camponotus pennsylvanicus
Lycosa gulosa
Cicindela aurulenta
Gryllus pennsylvanicus
Blatella germanica
Blatella orientalis
Triotoma infastens
Ceuthophilus Sp
Lasius niger
1,25
0,31
1,05
0,38
0,64
0,42
0,73
0,14
0,17
0,14
0,16
0,47
21,33
5,33
17,87
6,40
10,93
7,20
12,53
2,40
2,93
2,40
2,67
8,00
0,53
0,22
0,45
0,28
0,36
0,22
0,36
0,11
0,17
0,14
0,13
0,31
16,19
6,67
13,81
8,57
10,95
6,67
10,95
3,33
5,24
4,29
3,81
9,25
37,52
12,00
31,68
14,97
21,89
13,87
23,49
5,73
8,17
6,69
6,48
17,52
0,21
0,05
0,18
0,06
0,11
0,07
0,13
0,02
0,03
0,02
0,03
0,08
0,33
0,16
0,31
0,18
0,24
0,19
0,26
0,09
0,10
0,09
0,10
0,20

5,86 100 3,28 100 200 1,00 2,24



Gambar grafik rekapitulasi arthropoda

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten
Tabalong pada siang dan malam hari, di dapatkan nilai indeks keanekaragaman Arthropoda pada
Perkebunan Kopi (Coffea sp) yang berbeda atau bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2

Tabel 3. Hasil Perhitungan Keanekaragaman dengan Data Gabungan Arthropoda permukaan Tanah yang
Ditemukan pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten
Tabalong , pada siang dan malam hari

No Spesies siang Malam
1 Oecophylla smaragdina 0,36 0,31
2 Glomeris margianta 0,12 0,16
3 Cordiocondyla wroughtoni 0,34 0,29
4 Camponotus pennsylvanicus 0,22 0,19
5 Lycosa gulosa 0,26 0,23
6 Cicindela aurulenta 0,27 0,16
7 Gryllus pennsylvarnicus 0,22 0,27
8 Blattella germanica . 0,10
9 Blatta orientalis . 0,13
10 Triotoma infastans . 0,11
11 Ceuthophilus sp . 0,12
12 Lasius niger . 0,24
H 1,79 2,31

Berdasarkan Tabel di atas indeks keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah pada
perkebunan kopi (Coffea sp) untuk pengamatan siang hari yaitu sebesar 1,79. Maka nilai
keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah pada perkebunan kopi tersebut tergolong sedang,
karena nilai H lebih dari satu.
Berdasarkan Tabel di atas indeks keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah pada
perkebunan kopi (coffea sp) untuk pengamatan malam hari yaitu sebesar 2,31. Maka nilai
keanekaragaman Arthropoda permukaarn tanah pada perkebunan kopi tersebut tergolong sedang,
karena nilai H lebih dari satu.
4.1.3 Kemelimpahan Arthropoda Permukaan Tanah pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa
Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Berdasarkan hasil hitungan kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, dan
nilai penting terhadap spesies Arthropoda yang ditemukan pada perkebunan kopi (coffea sp) di
Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong pada siang dan malam hari, didapatkan
kisaran nilai yang berbeda yang bervariasi antara satu jenis Arthropoda yang lainnya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 berikut dibawah ini.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Kemelimpahan dengan Data Gabungan Arthropoda Permukaan Tanah yang
Ditemukan pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten
Tabalong, pada penelitian siang hari

No Nama jenis K KR F FR NP
1
Oecophylla smaragdina
0,48 28,97 0,41 27,96 56,93
2
Glomeris margianata
0,06 3,74 0,06 4,30 8,04
3
cordiocondyla wroughtoni
0,39 23,36 0,31 21,51 44,87
4
Camponotus pennsylvanicus
0,16 9,35 0,16 10,75 20,10
5
Lycosa gulosa
0,20 12,15 0,19 12,90 25,05
6
Cicindela aurulenta
0,22 13,08 0,19 12,90 25,99
7
Gryllus pennsylvanicus
0,16 9,35 0,14 9,68 19,02

Jumlah
1,67 100,00 1,45 100,00 200,00
Gambar grafik perhitungan kemelimpahan Arthropoda
Berdaskan tabel 4 di atas kemelimpahan Arthropoda yang ditemukan pada perkebunan
kopi (Coffea sp) pada siang hari nilai penting tertinggi ditempati oleh jenis Oecophylla
smaragdina yaitu sebesar 56,93%, sedangkan nilai penting terendah ditempati oleh jenis
Glomeris margianata dengan nilai penting sebesar 8,04%.
Tabel 5.Hasil Perhitungan Kemelimpahan dengan Data Gabungan Arthropoda Permukaan Tanah yang
Ditemukan pada Perkebunan Kopi (Coffea.sp) di Desa Muang Kecamatan Jaro
KabupatenTabalong, pada penelitian malam hari
NO Jenis K KR F FR NP
1
2
3
Oecophylla smaragdina
Glomeris margianata
Cordiocondyla wroughtoni
0,78
0,23
0,66
18,18
5,45
15,27
0,53
0,22
0,45
16,19
6,67
13,81
34,37
12,12
29,08
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Camponotus pennsylvanicus
Lycosa gulosa
Cicindela aurulenta
Gryllus pennsylvanicus
Blatella germanica
Blatella orientalis
Triotoma infastens
Ceuthophilus Sp
Lasius niger
0,31
0,44
0,23
0,58
0,13
0,17
0,14
0,16
0,47
7,27
10,18
5,45
13,45
2,91
4,00
3,27
3,64
10,91
0,28
0,36
0,22
0,36
0,11
0,17
0,14
0,13
0,31
8,57
10,95
6,67
10,95
3,33
5,24
4,29
3,81
9,52
15,84
21,13
12,12
24,41
6,24
9,24
7,56
7,45
20,43

Jumlah 4,30 100,00 3,28 100,00 200,00



Gambar grafik data gabungan


Berdasarkan Tabel 5 diatas kemelimpahan Arthropoda yang ditemukan pada perkebunan
kopi (Coffea sp) pada malam hari nilai penting tertinggi ditempati oleh jenis Oecophylla
smaragdina yaitu sebesar 34,37%, sedangkan nilai penting terendah ditempati oleh jenis
Blattella germanica dengan nilai penting sebesar 6,24%.
4.1.4 Kisaran Parameter Lingkungan pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa Muang
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Berdasarkan hasil pengukuran parameter lingkungan seperti suhu udara, suhu tanah,
kelembaban udara, pH tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah, intensitas cahaya, dan
ketinggian tempat yang telah dilaksanakan pada siang dan malam hari, didapatkan kisaran hasil
pengukuran parameter lingkungan pada perkebunan kopi (Coffea sp) yang dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan Pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa Muang
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

No Parameter lingkungan Kisaran Parameter
Siang Malam
1 Suhu udara (


C) 27,00-28,00 29,00-30,00
2 Suhu tanah ( C) 25,00-27,00 28,00-30,00
3 Kelembaban udara (%) 92-94 93-95
4 Intensitas cahaya (K.Lux) 1,48-2,86 0
5 pH tanah 6,4-6,8 6,4-6,8
6 Kelembaban tanah (%) 40,00-60,00 40,00-65,00
7 Ketinggian tempat (m.dpl) 110 110

Berdasarkan Tabel 6 diatas hasil pengukuran parameter lingkungan pada perkebunan kopi
(Coffea sp) pada pengamatan siang hari dan malam hari suhu udara berkisar antara 27,00-
28,00
o
C, 28,00-30,00
o
C, suhu tanah yaitu 25,00-27,00
o
C, 28,00-30,00
o
C, selanjutnya
kelembaban udara 92-94%, 93-95%, intensitas cahaya 1,48-2,86, 1,24-2,52 lux, pH tanah 6,4-
6,8, 6,4-6,8 , kelembaban tanah 40,00-60,00%, 40,00-65,00% , ketinggian tempat 110 mdpl.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Jenis-jenis Arthropoda Permukaan Tanah pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa
Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Jenis arthropoda yang ditemukan pada perkebunan kopi terdapat 12 jenis yaitu Glomeris
margianata, Blattella germanica, Blattella orientalis, Camponotus pennsylvanicus, Ceuthophilus
sp, Cicindela aurulenta, Cordiocondyla wroughtoni, Gryllus penncylvanicus, Lycosa gulosa,
Lasius niger, Oecophylla smaragdina, Triotoma infastans. Jenis yang ditemukan tersebut
termasuk dalam 3 Kelas yaitu, Insekta, Arachnida, Diplopoda serta terdapat 6 famili yaitu,
Glomeridae, Hymenoptera, Aranidae, Orthoptera, Hemiptera, Blattaria . Dari Kelas dan famili
tersebut yang terbanyak ditemukan adalah insekta dan famili terbanyak adalah formicidae. Kelas
insekta atau serangga merupakan jenis yang terbesar, hal ini disebabkan oleh daya tahan
tubuhnya yang baik, cepatnya menyesuaikan diri dengan lingkungannyadan penyebaran yang
sangat luas yaitu mulai dari daerah tropis hingga daerah kutub
(http://upikke.staff.ipb.ac.id/tag/kelas-insecta/) Famili Formicidae merupakan famili terbanyak
yang ditemui baik pada penelitian siang hari maupun malam hari. Menurut Lilies (1991 : 195)
famili Formicidae ini ditemukan hampir di semua tempat, di bangkai tanaman, rongga atau celah
di dalam bangunan atau tanah.
Famili yang terendah ditemukan adalah Julidae dari jenis Glomeris marginata, rendahnya
spesies ini ditemukan bisa disebabkan karena faktor lingkungan yang kurang mendukung atau
tidak tersedianya banyak makanan. Menurut Yuanita (2007) suatu hewan dapat hidup berhasil
pada suatu lingkungan tertentu, maka lingkungan harus mampu menyediakan berbagai keperluan
untuk kelangsungan daur hidupnya. Oleh karena itu sifat-sifat suatu lingkungan tidak hanya
tergantung pada kondisi fisik dan kimia, tetapi juga pada kehadiran organism lain.


4.2.2 Keanekaragaman Arthropoda Permukaan Tanah Pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di
Desa Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Tinggi rendahnya keanekaragaman arthropoda di kawasan penelitian ini dapat di lihat dari
indeks keanekaragaman (H). Indeks keanekaragaman digunakan untuk menunjukkan hubungan
jumlah individu dengan jumlah individu yang menyusun suatu komunitas.
Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan terhadap indeks keanekaragaman Arthropoda
menurut Shannon-Winner (H) dalam (Odum,1998) diperoleh Indeks keanekaragaman yang di
tempati pada siang hari yaitu sebesar 1,79 terdapat 7 jenis yang berbeda, indeks keanekaragamn
yang di tempati pada malam hari yaitu sebesar 2,31 jenis yang berbeda.
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa indeks keanekaragaman pada siang hari di perkebunan
kopi (Coffeae Sp) desa Muang kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong indeks keanekaragaman
(H) relatif sedang karena berkisar antara 1,79-2,31. Pada siang hari indeks keanekaragaman
yaitu 1,79 dan pada malam hari Indeks keanekaragaman yaitu 2,31.
Berdasarkan kriteria keanekaragaman suatu organisme bahwa keanekaragaman dapat
dikatakan tinggi jika H>3, keanekaragaman tergolong sedang jika H= 1-3, dan tergolong
rendah jika H<1, menurut Shannon-Winner dalam Fahrul (2006). Sehingga berdasarkan kriteria
tersebut keanekaragaman Arthropoda pada siang hari dan malam hari tergolong sedang karena
H nilai 1-3. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan di perkebunan tersebut dalam kondisi
yang sesuai dan mendukung terhadap keberadaan dan pertumbuhan Arthropoda. Sumber
makanan dan faktor-faktor lingkungan yang berada pada daerah perkebunan sangat sesuai
dengan adaptasi dan perkembangan arthropoda tersebut.
Keadaan lingkungan di perkebunan sangan menunjang dalam kelangsungan reproduksi
karena daerah tersebut cocok untuk jenis hewan arthropoda. Adapun faktor lingkungan yang
mendukung pada siang hari seperti suhu udara 27,00-28,00
o
C, kelembaban udara 92-94%, pH
tanah 6,4-6,8, Kelembaban tanah 40,00-60,00%, intensitas cahaya 1,48-2,86 K.lux, dan
ketinggian tempat 110m.dpl. Sedangkan pada malam hari suhu udara 29,00-30,00
o
C,
kelembaban udara 93-95%, pH tanah 6,4-6,8, kelembaban tanah 40,00-65,00%, intensitas cahaya
0 dan ketinggian tempat 110 m.dpl. Sehingga keanekaragaman diperkebunan tersebut sangat
penting dalam menunjang perkembangan Arthropoda.
Keberadaan suatu organisme pada suatu tempat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
makanan. Ketersediaan makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas yang cukup bagi
suatu organisme akan meningkatkan populasi dengan cepat. Sebaliknya, jika keadan tersebut
tidak mendukung maka akan dipastikan bahwa organisme tersebut akan menurun (jumar, 2000).
Sedangkan menurut (Michael, 1994) bahwa keanekaragaman yang tertinggi menunjukkan
suatu komunitas itu memiliki kompleksitas tinggi, karena dalam komunitas terjadi interaksi jenis
yang tinggi pula, jumlah jenis dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi, karena
keanekaragaman jenis nampaknya bertambah bila komunitas menjadi dalam keanekaragaman.

4.1.5 Kemelimpahan Arthropoda Permukaan Tanah pada Perkebunan Kopi (Coffea sp) di Desa
Muang Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong

Kemelimpahan ditentukan oleh gabungan pengaruh beberapa faktor serta semua proses
mengenai populasi. Untuk menentukan kemelimpahan jenis Arthropoda permukaan tanah pada
perkebunan kopi (Coffeae Sp) dapat diketahui dari nilai penting (NP) yang ditemukan oleh
frekuensi kehadiran dan kerapatan individu atau sebaliknya seperti tabel 4 dan 5.
Berdasarkan tabel 4 dan 5, kemelimpahan tertinggi yang di dapat pada siang hari
ditempati oleh Oecophylla smaragdina dengan NP 56,93%, sedangkan pada malam hari
ditempati oleh Oecophylla smaragdina dengan NP sebesar 34,37%. Hal ini menunjukkan bahwa
faktor lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan hewan tersebut. Dari
hasil pengukuran parameter lingkungan pada tempat penelitian pada siang hari suhu udara 27,00-
28,00
o
C,dan pada malam hari 29,00-30,00
o
C. menurut jumar (2000) kisaran suhu yang efektif
bagi serangga adalah diantara 15
o
C hingga 45
o
C, dengan suhu optimum 25
o
C. hal ini
menunjukkan bahwa kisaran suhu pada perkebunan kopi tersebut efektif untuk pertumbuhan
arthropoda.
Selain suhu udara kelembaban yang sesuai juga sangat diperlukan oleh arthropoda pada
permukaan tanah. Dari hasil pengukuran kelembaban udara pada tempat penelitian pada siang
hari sebesar 92-94%, sedangkan pada malam hari 93-95% dan kelembaban tanah pada siang hari
sebesar 40,00-60,00%, sedangkan pada hari berkisar 40,00-65,00%. Berdasarkan penelitian
Yanto (2011) pada daerah penelitian kelembaban udara berkisar antara 72-84%, kelembaban
tanah berkisar antara 40-60%, dan menurut Rahmi (2002) pada daerah penelitian kelembaban
udara berkisar 50-60%, kelembaban tanah berkisar antara 29,5-40%. Dengan demikian dapat
diketahui Arthropoda pada permukaan tanah hidup pada kelembaban udara 50-90% dan
kelembaban tanah 29,5-77%.
Hasil pengukuran pH tanah pada siang hari maupun pada malam hari kisaran 6,4-6,8, pH
tanah sangat penting dalam ekologi hewan karena keberadaan serta kepadatan hewan tanah
sangat bergantung pada pH tanah. Hewan tanah ada yang memilih hidup pada tanah yang pHnya
asam dan ada pula yang senang pHnya basa (suin,1989).
Menurut jumar (2000), beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap
cahaya, sehingga timbul jenis serangga yang aktif pada pagi hari, siang, sore atau pun malam
hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya.
Faktor lingkungan lainya adalah ketinggian tempat. Menurut borror,dkk (1992) serangga
dapat dijumpai dari daerah dataran rendah hingga daerah dataran tinggi. Beberapa famili dari
serangga masih dapat ditemukan pada ketinggian gunung mencapai 1300 m.dpl. hasil
pengukuran ketinggian tempat pada kawasan penelitian ini adalah 110 m.dpl. dengan demikian
Arthropoda masih mampu bertahan hidup di daerah penelitian ini.
Sedangkan kemelimpahan terendah pada siang hari ditempati oleh Glomeris marginta
dengan NP sebesar 8,04%, dan pada malam hari ditempati oleh Blatella germanica dengan NP
sebesar 6,24%. Rendahnya kemelimpahan dari jenis kelabang dan kecoa baik siang maupun
malam hari dikarenakan habitatnya kurang banyak ditemukan terbukti dengan nilai kerapatan
dan frekuensi kehadiran yang sedikit dibandingkan jenis lainnya. Hal ini disebabkan karena
kemampuan beradaptasi jenis yang tidak cocok dan kalah dalam persaingan. Persaingan antar
jenis dapat terjadi karena setiap jenis memerlukan makanan, tempat hidup, cahaya, dan
kebutuhan lainnya yang sama (Jumar, 2000).


Diposkan oleh OdoN paidz di 19.13
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog
2012 (5)
o November (2)
keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah
~Kisah Laki Nang Kada Mahirani Ka Bininya Saurang ...
o Juli (2)
o Januari (1)
2011 (23)
Mengenai Saya

OdoN paidz
nilai sendiri aja
Lihat profil lengkapku
Template Travel. Diberdaya

Você também pode gostar