Você está na página 1de 27

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA

Nomor 32 Tahun 2012


SALINAN
PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA
NOMOR 32 TAHUN 2012

TENTANG

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

WALIKOTA SAMARINDA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Pemerintah Kota Samarinda yang
berwibawa dan bermartabat serta
bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme sehingga terciptanya
pemerintahan yang berbudi luhur
serta mempunyai integritas terhadap
tugas dan tanggungjawabnya kepada
Bangsa dan Negara;
b. bahwa dalam rangka menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola
pemerintahan yang bersih, wajib
menghindari praktek-praktek tercela
terutama tidak berperilaku koruftif
- 2 -
dalam hal gratifikasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud huruf a dan
huruf b diatas, perlu ditetapkan dalam
Peraturan Walikota.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun
1957 tentang Penetapan Undang
Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953
tentang Pembentukan Dati II di
Kalimantan sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 1959 Nomor 72; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 1820);
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3641) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
3590);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
- 3 -
Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas
UndangUndang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
3851);
5. Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 20 Tahun
2001 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 134,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4150);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik PNS (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 141, Tambahan
- 4 -
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4449);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah
Propinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahum 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara
RI tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4741);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahum 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5135);
11. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
12. Peraturan Daerah Nomor 07 tahun
2007 tentang Pembentukan Susunan
- 5 -
Organisasi dan Tata Kerja Satpol PP
Kota Samarinda;
13. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 08 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah I.A.MOEIS Kota Samarinda
(Lembaran Daerah Kota Samarinda
Tahun 2007 Nomor 8);
14. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Kota Samarinda (Lembaran Daerah
Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor
13);
15. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan
Kota Samarinda (Lembaran Daerah
Kota Samarinda Tahun 2008 Nomor
14);
16. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kota Samarinda
Tahun 2009 Nomor 11);
17. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 09 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Samarinda sebagaimana
telah dubah dengan Peraturan Daerah
Kota Samarinda Nomor 08 Tahun
- 6 -
2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 09 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Kota Samarinda (Lembaran Daerah
Kota Samarinda Tahun 2011 Nomor
08);
18. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Samarinda sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kota Samarinda Nomor 09
Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Samarinda (Lembaran
Daerah Kota Samarinda Tahun 2011
Nomor 09);
19. Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah
Kota Samarinda sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kota
Samarinda Nomor 10 Tahun 2011
tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Samarinda Nomor 12
Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
- 7 -
dan Lembaga Teknis Daerah Kota
Samarinda (Lembaran Daerah Kota
Samarinda Tahun 2011 Nomor 10);
20. Peraturan Walikota Samarinda
Nomor 31 Tahun 2010 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
di Lingkungan Pemerintah Kota
Samarinda;
21. Peraturan Walikota Samarinda
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Kode
Etik & Perilaku Pegawai di
Lingkungan Pemerintah Kota
Samarinda.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURANWALIKOTA TENTANG
PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA
SAMARINDA.


BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota Samarinda, yang dimaksud
dengan:
1. Daerah adalah Kota Samarinda;
- 8 -
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Daerah Kota Samarinda
dan DPRD Kota Samarinda menurut asas otonom dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota Samarinda dan
Perangkat Daerah Kota Samarinda sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah;
4. Walikota adalah Walikota Samarinda;
5. Pemerintah Kota Samarinda adalah Walikota Samarinda
dan Perangkat Satuan Kerja Daerah serta Unit Kerja
Mandiri dan Perusahaan Daerah Kota Samarinda sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan dan pembangunan
Kota Samarinda.
6. Insan Pemerintah Kota Samarinda adalah walikota, wakil
walikota, pejabat struktural, pejabat fungsional tertentu
dan pejabat fungsional umum, dewan komisaris / direksi.
Pegawai tidak tetap bulanan (PTTB) / pegawai tidak tetap
harian dan pegawai yang bekerja untuk dan atas nama
pemerintah kota samarinda termasuk anggota keluarga
inti (suami / istri dan anak dan atau anak yang tercatat di
pencatatan sipil ;
7. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yaitu
meliputi penerimaan atau pemberian uang/setara uang,
barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
8. Gratifikasi Yang Dapat Dianggap Suap adalah gratifikasi
yang diperoleh Insan Pemerintah Kota Samarinda, yang
- 9 -
berkaitan dengan jabatan dan kedudukan atau
berlawanan dengan tugas dan kewajiban dari Insan
Pemerintah Kota Samarinda.
9. Gratifikasi Dalam Kedinasan adalah gratifikasi yang
diterima oleh Insan Pemerintah Kota Samarinda, selaku
wakil yang sah dari Pemerintah Kota Samarinda, dalam
pelaksanaan tugas kedinasannya.
10. Penerimaan Gratifikasi Bukan Suap dan Kedinasan
adalah gratifikasi yang diterima Insan Pemerintah Kota
Samarinda berdasarkan kontrak yang sah dan atau
merupakan kompensasi resmi atas prestasi yang telah
dilakukan.
11. Jamuan Makan adalah pelaksanaan kegiatan makan
minum bersama-sama antara Insan Pemerintah Kota
Samarinda dengan Pihak Ketiga.
12. Jamuan Olahraga adalah pelaksanaan kegiatan olah raga
bersama-sama antara Insan Pemerintah Kota Samarinda
dengan Pihak Ketiga.
13. Pelapor adalah Insan Pemerintah Kota Samarinda, yang
bekerja untuk dan atas nama Pemerintah Kota Samarinda
termasuk anggota keluarga inti (suami/istri, anak).
14. Penerima adalah setiap Insan Pemerintah Kota Samarinda
maupun Pihak Ketiga yang melakukan penerimaan
gratifikasi yang terkait dengan implementasi pengendalian
gratifikasi.
15. Penolakan adalah setiap Insan Pemerintah Kota
Samarinda maupun Pihak Ketiga yang melakukan
penolakan atas penerimaan gratifikasi yang terkait dengan
implementasi pengendalian gratifikasi.
- 10 -
16. Pemberi adalah Pihak Ketiga yang memiliki hubungan
kerja dengan Pemerintah Kota Samarinda, dan melakukan
pemberian gratifikasi yang terkait dengan implementasi
pengendalian gratifikasi.
17. Peminta adalah setiap Insan Pemerintah Kota Samarinda
yang melakukan permintaan gratifikasi yang terkait
dengan implementasi pengendalian gratifikasi.
18. Pihak Ketiga adalah orang-perorangan dan/atau badan
hukum yang pernah/sedang/diketahui berpotensi akan
memiliki hubungan kerja atau sebagai mitra kerja yang
terkait penerimaan, pemberian dan permintaan gratifikasi.
19. Tim Pengendalian Gratifikasi (TPG) adalah tim kerja di
bawah Inspektorat Daerah dan Bagian Organisasi yang
melakukan fungsi pemantauan dan pengendalian
gratifikasi di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda.
20. Equivalency adalah batasan nilai yang setara dengan nilai
rupiah dari masing-masing penerima dan pemberi.
21. Entertainment adalah hiburan/pertunjukan yang
diberikan kepada insan Pemerintah Kota Samarinda.
22. Inspektorat Daerah adalah Inspektorat Daerah Kota
Samarinda


BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2
TUJUAN

Tujuan dari penyusunan pedoman pengendalian
gratifikasi adalah untuk memberikan arah dan acuan bagi
- 11 -
seluruh Insan Pemerintah Kota Samarinda yang
berkenaan dengan penerimaan, pemberian dan
permintaan gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Kota
Samarinda agar mendorong terlaksananya tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi.

Pasal 3
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penyusunan pedoman pengendalian
gratifikasi adalah mengatur prinsip kehati-hatian dengan
etika penerimaan, pemberian dan permintaan gratifikasi
dan mekanisme pelaporannya.

BAB II
KATEGORI GRATIFIKASI
Bagian Kesatu
Penerimaan Gratifikasi
Pasal 4
Penerimaan Gratifikasi terdiri dari:
a. Penerimaan Gratifikasi yang dianggap suap;
b. Penerimaan Gratifikasi dalam kedinasan;
c. Penerimaan Gratifikasi bukan suap dan bukan kedinasan;

Pasal 5
Penerimaan Gratifikasi sebagaimana Pasal 4 huruf a antara
lain termasuk namun tidak terbatas pada:
- 12 -
a. Penerimaan uang terima kasih dari Pihak Ketiga rekanan
kerja setelah proses lelang atau proses lainnya yang
berhubungan dengan jabatan penerima;
b. Penerimaan hadiah dalam arti luas misalnya uang,
fasilitas, akomodasi dari Pihak Ketiga yang diketahui atau
patut diduga diberikan karena kewenangan yang
berhubungan dengan jabatan penerima
c. Penerimaan tidak resmi dalam bentuk uang, barang,
fasilitas atau akomodasi yang diterima petugas/pejabat
panitia pengadaan barang/jasa dari penyedia barang/jasa
terkait proses pengadaan barang/jasa yang sedang
dijalankan
d. Penerimaan tidak resmi dalam bentuk uang, barang,
fasilitas atau akomodasi yang diterima insan Pemerintah
Kota Samarinda dari proses sampai dengan
penyelesaiannya bidang perijinan / non perijinan, mutasi
kepegawaian, penyusunan anggaran, penyelesaian dalam
penanganan kasus/sengketa hukum, penempatan kerja,
penerimaan dan penempatan peserta didik dan atau
lainnya yang dapat menimbulkan gratifikasi.
e. Penerimaan tidak resmi dalam bentuk uang, barang,
fasilitas atau akomodasi yang diterima Insan Pemerintah
Kota Samarinda dari Pihak Ketiga sebagai hadiah atas
Perjanjian Kerja Sama yang tengah dijalin.
f. Penerimaan fasilitas perjalanan wisata oleh
istri/suami/anak Insan Pemerintah Kota Samarinda dari
Pihak Ketiga.
g. Penerimaan uang/barang oleh Insan Pemerintah Kota
Samarinda termasuk anak, istri/suami dalam kegiatan
suatu pesta pernikahan, kelahiran,ulang tahun, hari raya
keagamaan, hari raya adat dan hajatan lain dari Pihak
- 13 -
Ketiga yang melebihi batas kewajaran dalam equivalency
rupiah dari masing-masing pihak pemberi.
h. Penerimaan fasilitas transportasi, akomodasi, uang saku
oleh Insan Pemerintah Kota Samarinda dalam kegiatan
yang terkait pelaksanaan tugas dan kewajiban Insan
Pemerintah Kota Samarinda yang didasarkan pada
penunjukan langsung dari instansi/lembaga pengundang.
i. Penerimaan fasilitas entertainment, fasilitas wisata,
voucher, dalam kegiatan yang terkait pelaksanaan tugas
dan kewajiban Insan Pemerintah Kota Samarinda dari
Pihak Ketiga yang tidak relevan dengan penugasan yang
diterima dari Pemerintah Kota Samarinda.
j. Penerimaan berupa potongan harga khusus (diskon) pada
saat Insan Pemerintah Kota Samarinda membeli barang
dari Pihak Ketiga yang sedang bermitra dengan Pemerintah
Kota Samarinda.

Pasal 6
Atas penerimaan gratifikasi yang dianggap suap harus
DITOLAK, namun dalam kondisi tidak dapat dilakukan
penolakan dikarenakan antara lain :
a. Tidak diketahui proses pemberiannya,waktu maupun
lokasi proses penerimaan, serta tidak diketahui identitas
dan alamat pemberi,
b. Penolakan menyebabkan terganggunya nama baik
Pemerintah Kota Samarinda, sepanjang bukan dalam
bentuk uang dan surat berharga serta tidak melebihi batas
kewajaran dalam equivalency rupiah dari masing-masing
pihak pemberi, maka atas penerimaan gratifikasi tersebut
harus dilaporkan kepada Tim Pengendalian Gratifikasi
- 14 -
(TPG), selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
penerimaan gratifikasi.
c. Atas penerimaan dan penolakan gratifikasi tersebut harus
dilaporkan kepada Tim Pengendalian Gratifikasi (TPG)
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak penerimaan
gratifikasi.

Pasal 7
Penerimaan Gratifikasi sebagaimana dalam Pasal 4 huruf b
antara lain termasuk namun tidak terbatas pada;
a. Penerimaan fasilitas transportasi, akomodasi, uang saku,
jamuan makan, dalam kegiatan yang terkait pelaksanaan
tugas dan kewajiban Insan Pemerintah Kota Samarinda
dari Instansi/Lembaga berdasarkan penunjukan dan
penugasan resmi dari Instansi/lembaga lain.
b. Penerimaan plakat, vandel, goody bag/gimmick dari panitia
seminar, lokakarya, pelatihan dari Instansi/Lembaga yang
mana keikutsertaannya didasarkan pada penunjukan dan
penugasan resmi dari instansi/Pemerintah Kota Samarinda
c. Penerimaan hadiah pada waktu kegiatan kontes/kompetisi
terbuka dalam kedinasan.

Pasal 8
(1) Atas gratifikasi dalam kedinasan ditolak jika :
a. Penerimaan tersebut tidak dituangkan di dalam Surat
Perintah Tugas yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota
Samarinda menjadi beban pihak pemberi dan atau;
b. Dalam bentuk uang ;atau
- 15 -
c. Bukan dalam bentuk uang dengan nilai melebihi batas
kewajaran, dengan kondisi nilai gratifikasi telah
diketahui sebelum penerimaan terjadi
(2) Atas gratifikasi dalam kedinasan harus DITERIMA, JIKA
a. Penerimaan tersebut telah dituangkan didalam Surat
Perintah Tugas yang diterbitkan oleh Pemerintah Kota
Samarinda menjadi beban pihak pemberi dan atau;
b. Bukan dalam bentuk uang dan atau nilainya melebihi
batas kewajaran, dengan kondisi nilai gratifikasi telah
diketahui sebelum penerimaan.
(3) Maka atas penolakan maupun penerimaan gratifikasi
dalam kedinasan harus dilaporkan kepada Tim
Pengendalian Gratifikasi (TPG) selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak penerimaan/ penolakan gratifikasi
terjadi.

Pasal 9
Penerimaan Gratifikasi sebagaimana Pasal 4 huruf c adalah;
a. Keuntungan/manfaat yang berlaku umum bagi masyarakat
atas penempatan dana atau kepemilikan saham secara
pribadi oleh Insan Pemerintah Kota Samarinda.
b. Makanan dan minuman siap saji dalam jamuan yang
berlaku umum bagi seluruh peserta dalam rangkaian
kegiatan kedinasan.
c. Keuntungan dari undian, kontes, kompetisi yang dilakukan
secara terbuka bagi masyarakat dan diperoleh di luar
rangkaian kegiatan kedinasan.
- 16 -
d. Manfaat yang berlaku umum bagi seluruh peserta koperasi
pegawai berdasarkan keanggotaannya dalam koperasi
pegawai Pemerintah Kota Samarinda.
e. Sertifikat yang diperoleh dalam suatu pelatihan, seminar,
lokakarya, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar
rangkaian kedinasan.
f. Penerimaan hadiah oleh Insan Pemerintah Kota Samarinda
dalam kaitan adanya peningkatan performa Pemerintah
Kota Samarinda, baik yang diberikan oleh Pemerintah Kota
Samarinda maupun oleh mitra Pemerintah Kota
Samarinda, dengan kesepakatan maupun persetujuan
tertulis dari Pemerintah Kota Samarinda.
g. Pemberian penghargaan hasil dari prestasi akademik
maupun non akademik yang diperoleh di luar rangkaian
kegiatan kedinasan.
h. Penerimaan parcel pada hari raya oleh Insan Pemerintah
Kota Samarinda yang bukan berasal dari Pihak Ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Pemerintah Kota
Samarinda.
i. Penerimaan barang promosi dalam suatu kegiatan / event
resmi pemberi karena adanya peresmian kantor dan
peluncuran produk baru.
j. Penerimaan sponsorship dalam kegiatan / event yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Samarinda.
k. Penerimaan Insan Pemerintah Kota Samarinda dari hasil
mengajar di luar jam kerja dari Instansi/Lembaga lain,
sesuai dengan keahlianya.


- 17 -
Pasal 10
Atas penerimaan yang masuk kategori bukan gratifikasi,
dapat diterima dan dimiliki pemanfaatannya oleh penerima
tanpa ada kewajiban melaporkan kepada Tim Pengendalian
Gratifikasi (TPG).

Bagian Kedua
Penolakan Gratifikasi
Pasal 11
Insan Pemerintah Kota Samarinda wajib menolak penerimaan
gratifikasi dengan sopan dan santun serta menjelaskan
ketentuan gratifikasi kepada pihak pemberi dan
menyampaikan peraturan ini sebagai bagian dari sosialisasi.

Bagian Ketiga
Pemberian Gratifikasi
Pasal 12
Pemberian dengan tujuan suap atau gratifikasi yang dianggap
suap yaitu pemberian kepada Insan Pemerintah Kota
Samarinda dalam hubungan dengan jabatannya dan
berlawanan dengan tugas dan kewajibannya DILARANG
untuk dilakukan oleh setiap Insan Pemerintah Kota
Samarinda.

Pasal 13
Pemberian kepada pihak ketiga dapat dilakukan dengan
syarat memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Pemberian dilaksanakan dari Pemerintah Kota Samarinda
ke instansi pemerintah/korporasi/individu, berupa;
- 18 -
1. Pemberian kepada individu antara lain:
a) pemberian kepada perorangan dalam bentuk hadiah,
fasilitas dan akomodasi yang berlaku umum dan
diberikan kepada setiap orang.
b) pemberian di atas termasuk pemberian sumbangan
dan pemberian lainnya yang bersifat resmi dan
berlaku umum dalam rangka kegiatan
sosialisasi/temu wicara Walikota Samarinda.
2. Pemberian kepada instansi pemerintah antara lain :
a) Pemberian ditujukan langsung kepada instansi.
b) Penerima pemberian merupakan wakil instansi yang
sah berdasarkan penunjukan dari instansi penerima.
c) Pemberian tidak bertentangan dengan aturan
penerimaan gratifikasi yang berlaku di instansi
penerima.
d) Pemberian tidak untuk tujuan suap/gratifikasi yang
dianggap suap.
3. Pemberian di atas termasuk pemberian dalam kegiatan
sebagai berikut :
a) Pemberian akomodasi, jamuan makan, barang, atau
uang kepada wakil instansi pemerintah yang sah
dalam rangka kegiatan pertemuan
(rapat/gathering/sosialisasi/workshop) yang
merupakan agenda Pemerintah Kota Samarinda dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Samarinda, yang
secara kumulatif dalam jangka waktu satu tahun
tidak melebihi standar nilai maksimal pemberian
dalam equivalency rupiah kepada masing-masing
penerima.
- 19 -
b) Pemberian dalam bentuk sponsorship atau
sumbangan berdasarkan proposal resmi dari instansi
yang mengajukan.
b. Dalam hal terjadi pemberian gratifikasi kepada pihak ketiga
yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas, maka setiap
Insan Pemerintah Kota Samarinda wajib melaporkan
kepada Tim Pengendalian Gratifikasi.

Bagian Keempat
Permintaan Gratifikasi
Pasal 14
(1) Insan Pemerintah Kota Samarinda apabila diminta untuk
memberikan gratifikasi yang tidak sesuai dengan
ketentuan pemberian, hendaknya melakukan penolakan
secara sopan dan santun terhadap pemintaan tersebut
dengan memberikan penjelasan terkait kebijakan dan
aturan gratifikasi kepada pihak ketiga dan apabila
diperlukan dapat menyampaikan pedoman tersebut
kepada pihak ketiga sebagai bagian dari sosialiasi
(2) Apabila permintaan menjurus kepada pemerasan
dan/atau pemaksaan yang terkait dengan kelancaran
organisasi Pemerintah Kota Samarinda, maka Insan
Pemerintah Kota Samarinda dimaksud agar segera
melaporkan permintaan tersebut kepada Tim
Pengendalian Gratifikasi.
(3) Atas laporan permintaan yang menjurus pemerasan
tersebut, Tim Pengendalian Gratifikasi melakukan kajian
dalam kaitan dengan ketentuan pengendalian gratifikasi,
dan apabila diperlukan dikonsultasikan dengan pihak-
pihak yang berkompeten termasuk pihak KPK.
- 20 -
BAB IV
STANDAR NILAI
Pasal 15
Standar Nilai yang dianggap wajar dalam penerimaan,
pemberian, atau pemanfaatannya yang berupa pemberian
fasilitas atau barang yang dinilai dalam equavalency rupiah
sesuai dengan batasan yang tertuang dalam pedoman
pengendalian gratifikasi, meliputi:
a. Standar nilai penerimaan yang dianggap suap, pada
kondisi penolakan dapat menyebabkan terganggunya
nama baik lembaga, maksimal Rp 1.000.,- (seribu) per
masing -masing pemberi.
b. Standar nilai pemberian dalam bentuk jamuan makan
kepada wakil instansi pemerintah pada waktu kegiatan
Pemerintah Kota Samarinda maksimal Rp.55.000,-(Lima
puluh lima ribu rupiah) per masing -masing penerima
dalam setiap kegiatan, dengan nilai kumulatif maksimal
Rp.5.000.000, -(lima juta rupiah) dalam periode satu
tahun.
c. Standar nilai pemberian dalam bentuk fasilitas
entertainment dalam kegiatan olahraga (golf/olahraga
lainnya) atau kegiatan hiburan lainnya kepada wakil
instansi pemerintah dengan nilai maksimal kumulatif
selama periode satu tahun sebesar Rp.2.500.000,-(dua
juta lima ratus ribu rupiah)per masing - masing
penerima.
d. Standar nilai pemberian dalam bentuk uang sebagai
honor atau dalam bentuk barang, voucher dan bentuk
lainnya sebagai goody bag dalam kegiatan pertemuan
(rapat/sosialisasi/workshop) kepada wakil instansi
pemerintah nilai maksimal Rp. 1.500.000 (satu juta lima
- 21 -
ratus ribu rupiah) setiap kegiatan dan kumulatif selama
periode satu tahun Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus
ribu rupiah) per masing -masing penerima.

BAB V
PENGELOLA GRATIFIKASI
Pasal 16
Pemantauan dan pengendalian gratifikasi dilingkungan
Pemerintah Kota Samarinda dilaksanakan oleh Tim
Pengendalian Gratifikasi yang merupakan unit kerja add hoc
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Walikota Samarinda melalui Inspektorat Daerah Kota
Samarinda,
a. Tim Pengendalian Gratifikasi terdiri dari beberapa anggota
yang berasal dari Satuan Pengawasan Intern dan
perwakilan SKPD Pemerintah Kota Samarinda.
b. Penunjukan perwakilan SKPD yang merupakan Satuan
Tugas (satgas) ditetapkan dalam keputusan Walikota
Samarinda.
c. Tugas dan Wewenang Tim Pengendalian Gratifikasi :
1. Menerima pelaporan gratifikasi dari Insan Pemerintah
Kota Samarinda dan meminta pemenuhan
kelengkapan dokumen yang diperlukan;
2. Melakukan penyampaian laporan gratifikasi kepada
KPK
3. Melakukan konfirmasi langsung atas laporan gratifikasi
dalam kedinasan kepada penerima, pemberi atau
pihak ketiga lainya yang terkait dengan kejadian
penerimaan/pemberian gratifikasi.
- 22 -
4. Menyalurkan pelaporan gratifikasi yang tidak termasuk
ke dalam katagori gratifikasi dalam kedinasan KPK
5. Menentukan atau memberikan rekomendasi
penanganan dan pemanfaatan gratifikasi dalam
kedinasan dengan batasan atas objek gratifikasi di atas
Rp 1.000.000, (satu juta rupiah).
6. Melakukan koordinasi, konsultasi dan surat-menyurat
kepada KPK atas nama Pemerintah Kota Samarinda
dalam pelaksanaan pedoman ini
7. Memantau tindak lanjut atas pemanfaatan penerimaan
gratifikasi dalam kedinasan oleh Pemerintah Kota
Samarinda maupun oleh penerima
8. Meminta data dan informasi kepada unit kerja tertentu
dan atau Insan Pemerintah Kota Samarinda terkait
pemantauan penerapan program pengendalian
gratifikasi
9. Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada Tim
Pengawas Intern apabila terjadi pelanggaran pedoman
gratifikasi oleh insan Pemerintah Kota Samarinda
melaporkan hasil penanganan pelaporan gratifikasi
kepada Walikota Samarinda melalui Inspektorat Daerah
Kota Samarinda dan KPK

d. Atas penerimaan gratifikasi yang telah diputuskan
pemanfaatannya menjadi milik Pemerintah Kota
Samarinda, maka alternatif pemanfaatannya dapat
dilakukan:
1. Dikembalikan kepada pemberi gratifikasi , atau
2. Disumbangkan kepada yasayan sosial atau lembaga
sosial lainnya , atau
- 23 -
3. Dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Samarinda untuk
keperluan operasional kantor, perpustakaan, atau
untuk barang display hasil pelaporan gratifikasi.

BAB V
IMPLEMENTASI
Pasal 17
Dalam rangka menjamin bahwa Pedoman ini dapat diketahui
oleh seluruh Insan Pemerintah Kota Samarinda serta seluruh
pihak ketiga yang berhubungan dengan Pemerintah Kota
Samarinda, maka perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mencantumkan ketentuan larangan penerimaan,
pemberian gratifikasi (hadiah/fasilitas) pada setiap
pengumuman dalam proses penerimaan berkas perkara,
pengadaan barang/jasa dan/atau pada kontrak
pengadaan barang dan jasa serta pada surat-surat yang
disampaikan kepada pihak ketiga lainnya.
b. Menugaskan kepada Tim Pengendalian Gratifikasi
Walikota Samarinda, untuk secara terus menerus
memberikan informasi kepada seluruh Insan Pemerintah
Kota Samarinda maupun pihak ketiga, terkait dengan
adanya pedoman gratifikasi.
c. Menugaskan kepada seluruh unit kerja di lingkungan
Pemerintah Kota Samarinda yang memiliki hubungan
kerja dengan pihak ketiga untuk melakukan penyampaian
Pedoman Gratifikasi kepada seluruh pihak terkait dengan
Pemerintah Kota Samarinda.
d. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak manapun
terkait dengan ketentuan yang terdapat dalam pedoman
gratifikasi.
- 24 -
e. Tim Pengendalian Gratifikasi Walikota Samarinda
memonitor pelaksanaan pedoman ini dan memberikan
laporan secara berkala kepada Inspektorat Daerah Kota
Samarinda mengenai implementasinya, termasuk laporan-
laporan yang timbul setelah adanya ketentuan ini.

BAB VII
PROSES PELAPORAN
Pasal 18
(1) Insan Pemerintah Kota Samarinda atau pihak ketiga
yang mengetahui adanya pelanggaran terhadap
ketentuan yang terdapat pada pedoman ini, agar segera
melaporkan pelanggaran dimaksud sesuai ketentuan
yang berlaku di Pemerintah Kota Samarinda melalui Tim
Pengendalian Gratifikasi.
(2) Walikota Samarinda menjamin bahwa proses pelaporan
gratifikasi yang dilakukan oleh Insan Pemerintah Kota
Samarinda maupun Pihak Ketiga akan dijaga
kerahasiaannya.
(3) Proses pelaporan dalam program pengendalian gratif
ikasi antara lain :
a. Setiap Insan Pemerintah Kota Samarinda harus
melaporkan atas penerimaan gratif ikasi yang
dianggap suap dan gratif ikasi dalam kedinasan
kepada Tim Pengendalian Gratifikasi selambat-
lambatnya tujuh hari kerja sejak penerimaan
gratifikasi (mengunakan formulir 1);
b. Setiap Insan Pemerintah Kota Samarinda harus
melaporkan penolakan atas penerimaan gratifikasi
- 25 -
kepada Tim Pengendalian Gratifikasi (mengunakan
formulir 2);
c. Setiap Insan Pemerintah Kota Samarinda harus
melaporkan atas pemberian kepada pihak ketiga
yang tidak sesuai dengan ketentuan pemberian
(menggunakan formulir 3);
d. Setiap Insan Pemerintah Kota Samarinda harus
melaporkan permintaan dari pihak ketiga yang
menjurus kepada pemerasan dan/atau pemaksaaan
yang terkait dengan kelancaran lembaga untuk
selanjutnya disampaikan keada Tim Pengendalian
Gratifikasi (menggunakan formulir 4);
e. Satuan Pengawasan Intern menyampaikan laporan
pengendalian gratifikasi terkait proses persidangan
dan pengadaan barang dan jasa (menggunakan
formulir 8);
f. Tim Pengendalian Gratif ikasi menyampaikan Lembar
Penyerahan Penanganan Atas Pelaporan Penerimaan
Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
(menggunakan formulir 6);
g. Tim Pengendalian Gratifikasi menyampaikan Lembar
Rekapitulasi Penanganan dan Tindak Lanjut
Pelaporan Penerimaan yang dikelola Tim
Pengendalian Gratifikasi setiap bulan kepada Komisi
Pemberantasan Korupsi (menggunakan formulir 7);




- 26 -
h. Tim Pengendalian Gratif ikasi menyampaikan
Laporan Rekapitulasi Penanganan dan Tindak Lanjut
Pelaporan Penerimaan dan Pemberian kepada
Inspektorat Daerah Kota Samarinda secara periodik
setiap tiga bulan (menggunakan formulir 5).

BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN
Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini, diatur lebih
lanjut oleh Keputusan Walikota Samarinda.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Peraturan Walikota ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.












- 27 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Samarinda.


Ditetapkan di Samarinda
pada tanggal 27 Juni 2012
WALIKOTA SAMARINDA
ttd

H. SYAHARIE JAANG

Diundangkan di Samarinda
pada tanggal 27 Juni 2012
SEKRETARIS DAERAH KOTA SAMARINDA,

ttd

H. ZULFAKAR NOOR

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2012 NOMOR 32








Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretariat Daerah Kota Samarinda
Kepala Bagian Hukum

ttd

H. ABDULLAH, SH, M.Si.
Nip. 196306021985031010

Você também pode gostar