Você está na página 1de 14

RASIDAH_H1C110031

2013
TUGAS
TEROWONGAN DAN
PENYANGGAAN
UNI V ER S I T A S L AMB UNG MANGKUR AT
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
2

Soal :
1. Mencari macam-macam jenis penyanggaan (penyanggaan aktif dan pasif)
2. Perbedaan I-Beam dan H-Beam
3. Perbedaan shorcreate dan concrete

Jawab :
1. Jenis-jenis penyanggaan yaitu :
a. Penyangga aktif adalah penyangga yang bersifat melakukan reaksi
langsung (yield) dan memperkuat batuan tersebut secara langsung
(reinforcement). Pemilihan jenis penyangga yang dibuat dalam sebuah
penggalian tambang bawah tanah tergantung pada zona batuan, apakah
elastis atau patah disekitar penggalian itu. Macam-macam Penyangga Aktif
antara lain :
1) Roof Bolts (Rock bolt system)
Rock bolts atau baut batuan termasuk penyangga aktif,
karena mempunyai sifat memperkuat massa batuan secara langsung
dimana penyangga yang dipasang merupakan bagian dari massa
batuan. Tekanan dari rock bolts sangat efektif dalam mempertahankan
blok longgar atau sebagai pengganjal batuan dekat permukaan
penggalian. Blok ini mungkin telah dilonggarkan oleh perpotongan
kekar dan bidang datar pada batuan atau mungkin juga terbentuk
karena peledakan yang buruk. Dalam kasus lainnya, jatuhnya batuan
lepas akan menciptakan kondisi kerja yang tidak aman dan
membutuhkan beberapa bentuk penyangga pendukung.

Gambar 1. Cara Pemasangan Roof Bolting
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
3

Sayangnya, rock bolts mekanis mengalami beberapa
masalah. Ada kecenderungan jangkar selip secara bertahap terhadap
waktu, mungkin sebagai akibat dari getaran yang diinduksi oleh
peledakan didekatnya. Oleh karena itu, rock bolts tua yang telah jelas
kehilangan semua takanannya sering terlihat di tambang bawah tanah.
Masalah lain berkaitan dengan karat dari baut-baut dalam massa
batuan dengan air tanah yang agresif, misalnya dalam sulfida masif.
Baut Batuan ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Baut Batuan Type Ulir dengan Pengikat Resin
Baut batuan type ulir (Thread Bar) dapat digunakan
sebagai penyangga primer ataupun sekunder. Baut ini juga dapat
dipasang di atap ataupun di dinding. Sistem pengikatan baut adalah
dengan menggunakan resin. Resin yang berbentuk kapsul akan
dipasang pada setiap baut yang dipasang.
Ada beberapa jenis resin yang digunakan disesuaikan
dengan kondisi air pada lubang bornya. Resin-resin tersebut
dibedakan dengan warna untuk membedakan tipe resinnya baik itu
tipe paling cepat kering, cepat kering, sedang, lambat, sangat
lembat. Untuk kondisi yang basah untuk memperoleh efek
penggantungan yang optimal, maka panjang baut bervariasi sesuai
ketebalan atap agar baut dapat dijangkarkan dengan
pembungkusan resin minimal 45 cm di lapisan batubara. Umumnya
digunakan baut dengan panjang 2,4 dan 2,7m. Baut kabel berkuat
tarik tinggi dipasang sebagai penyangga primer apabila lapisan
batubara jaraknya lebih dari 2,1 m dari atap terowongan. Pada
situasi ini baut batuan dengan panjang 2,1 m akan dipasang
sebagai penyangga sementara sebelum baut kabel tersebut
dipasang.
b) Baut Kabel Berkuat Tarik Besar (Hiten Cable Bolt)
Baut kabel berkuat tarik besar dipasang sebagai
penyangga primer apabila lapisan batubara jaraknya lebih dari 2,1
m dari atap terowongan. Pada situasi ini baut batuan dengan
panjang 2,1 m akan dipasang sebagai penyangga sementara
sebelum baut kabel tersebut dipasang. Dengan sifat kelenturan dan
kefleksibelannya dalam panjang yang digunakan, baut kabel ini
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
4

dapat dipasang untuk menjangkau lapisantanpa harus menambah
tinggi dimensi terowongan. Baut kabel ini terdiri dari 21 buah wire
strand dengan diameter 12 mm untuk masing-masing wire.
c) Wire Mesh dan Double W Strap
Untuk meningkatkan kekompakan di daerah sekitar atap
dan mencegah terjatuhnya bongkahan batuan berukuran kecil,
maka akan di pasang mesh pada atap dan dinding. Double W Strap
merupakan plat besi tipis dan panjang yang digunakan agar baut
batuan atau baut kabel dapat dipasang pada satu garis. Plat ini juga
dapat meningkatkan kekompakan batuan di daerah atap.
Kelebihan dari penggunaan baut batuan adalah:
(1) Lebih fleksibel, dapat digunakan dalam bentuk geometri yang
bervariasi.
(2) Penghematan biaya material.
(3) Pemasangannya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi,
sehingga relatif lebih cepat.
(4) Tahan terhadap korosi
(5) Kerapatannya (jumlah baut per satuan luas) dengan mudah
dapat disesuaikan dengan kondisi batuan lokal.
(6) Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti wire mesh
dan penyangga pasif.
Adapun kekurangan dari penggunaan baut batuan adalah:
(1) Penyimpanan atau penanganan harus hati-hati, karena dapat
mempengaruhi kehandalan pemasangan baut batuan.
(2) Pemasangan baut batuan memerlukan pemantauan dan
pengujian yang khusus serta prosedur yang baik dan benar.
Di samping baut batuan, ada penyangga lain yang
dinamakan dowel atau doweling. Prinsip kerjanya sama dengan
pemasangan baut batuan, tetapi sifatnya hanya sementara dan
umumnya digunakan untuk lubang-lubang produksi.
d) Hydraulic Props
Hydraulic props adalah tiang penyangga yang pada
dasarnya terdiri dari dua silinder dimana silinder yang satu bergerak
di dalam silinder yang lainnya dengan mekanismenya
menggunakan sistem hidraulik. Penyangga ini umumnya digunakan
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
5

untuk penyangga sementara pada lubang-lubang produksi, lubang
bukaan untuk pelayanan dan penambangan.

Gambar 2. Single Prop

Adapun bagian-bagian dari Hidraulic Prop antara lain:
(1) Top extension fitting
Komponen ini yang bersentuhan langsung dengan beban
yang disangga dan sekaligus sebagai pelindung dari Breather
unit.
(2) Breather unit
Breather unit merupakan kornponen yang terletak pada
bagian atas inner tube yang berfungsi memberikan
kemungkinan udara masuk ke dalam inner tube pada saat HP
sedang disetting. Pada breather ini terdapat juga filter yang
terbuat dari kawat kasa yang terpasang pada leher breather
yang berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran kedalam
inner tube.
(3) Pump and release shaft
Komponen ini berfungsi untuk pengoperasian pompa dan
menurunkan HP .
(4) Connetting rod
Komponen ini merupakan batang penghubung pump shaft.
(5) Push rod
Komponen ini berfungsi sebagai pendorong release valve.



Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
6

(6) Pump sylinder
Bagian ini terdiri dari sebuah piston dan sebuah silinder yang
berfungsi untuk memompakan fluida hydrolik dari inner tube
ke silinder utama.
(7) Release valve
Valve ini berfungsi untuk menyalurkan fluida hydrolik dari
silinder utama kembali ke inner tube sehingga HP turun .
(8) Yield (relief) valve 25 Ton
Valve ini berfungsi untuk mengamankan HP dari beban
maksimum yang dapat diterimanya yaitu sebesar 25 ton.
(9) Inner tube (main piston)
Bagian dari HP yang naik turun didalam silinder utama yang
sekaligus menjadi tempat terletaknya beberapa komponen
lain seperti breatherpump dan lain-lain
(10) Ring
Pada bagian bawah inner tube terdapat 3 buah ring (seal)
yang berfungsi untuk mencegah kebocoran .
(11) Main silinder (silinder utama)
Bagian ini berfungsi untuk tempat naik turunnya inner tube.
(12) Guard tube
Bagian ini berfungsi sebagai pelindung dari silinder utama dari
benturan luar.

2) Powered Roof Support (PRS)











Gambar 3. Powed Roof Support
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
7


Gambar 4. Powered Roof Support pada Drum Shearer

Fungsi dari power roof support adalah:
a) Mengontrol deformasi, fracture dan berbagai gerakan yang ada di
sekitar permukaan batubara.
b) Menjaga keselamatan lingkungan tempat kerja produksi
c) Mencegah runtuhnya bagian atap.
d) Mencegah runtuhan batuan masuk ke area kerja.
Setiap struktur support terdiri dari canopy atap yang
dihubungkan ke landasan melalui shield dan leminscate. Pelindung
samping dikaitkan dengan canopy untuk mencegah butiran butiran
kecil batuan terjatuh ke dalam area kerja selam melakukan
penyanggaan. Kaki kaki hidrolik pada setiap tipe adalah miring
membentuk sudut hal ini untuk menhindari bengkok akibat menerima
beban berlebih. Chock shield support bisa menahan beban sampai
806 ton. Chock shield support umumnya mempunyai 4 kaki hidrolik
dan keempatnya dihubungkan dengan canopy sebagai penahan.
Model utama dari chock shield support adalah:
a) Empat kaki hidrolik langsung dihubungkan dengan canopy.
b) Yield load pada setiap range adalah konstan.
c) Atap canopy bisa berbentuk rigit maupun articulated.
d) Bagian base unit berbentuk rigid dan tidak ada pengikatan kaki
Ada dua jenis shield yaitu 4 leg shield dan 2 leg shield :
a) 4 Leg Shields
Jenis ini mempunyai dua set kaki yang miring ke canopy
dan lainnya miring ke bagian belakang serta dihubungkan dengan
goaf shield. Bentuk utama dari 4 leg shield adalah:
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
8

(1) Kaki silinder bagian depan menhubungkan antara landasan
dengan canopy dan silinder bagian belakang
menghubungkan landasan dengan top shield bagian belakang
(2) Canopy depan tergantung pada canopy belakang sehingga
memungkinkan canopy melakukan artikulasi.
(3) Bagian landasan dihubungkan ke shield bagian belakang
melalui lemniscate linkage.
b) 2 Leg Shields
Dua silinder penahan terhubung ke canopy dengan posisi
miring, dioperasikan melalui IFS (immediate forward support). Ciri-
ciri dari 2 leg shield adalah:
(1) Penahan berat tidak menjadi satu
(2) Lemniscate linkage menahan canopy depan
(3) Mempunyai jarak yang tetap dari permukaan batubara baik
dalam kondisi closed maupun terbuka penuh.
3) Desford Chock.
Desford chock adalah jenis penyangga hidrolik yang biasa
dipakai pada lubang-lubang pengambilan batubara yang memakai
sistem semi mekanis bersama-sama dengan pemakaian HP. Fluida
bertekanan yang dipakai pada sistem pengoperasiannya didapat dari
dari pompa hidrolic (Power Pack) yang dipasangkan secara terpisah.
Kemampuan Desford chock ini lebih besar dari pada HP dimana
dengan memakai fluida bertekanan sebesar 69 Bar (1000 psi)
penyangga ini dapat disetting pada beban 25 ton dan mampu menahan
beban maksimum sebesar 100 ton. Bagian-bagian dari Desford chock:
a) Tilting top .
Tilting top ini berfungsi untuk mendudukkan bagian atas
dari penyangga ke atap lubang dimana bagian ini dapat berputar
agar posisi atap benar-benar rapat dengan penyangga.
b) Extension
Bagian ini dipakai untuk menyesuaikan ketinggian
penyangga dengan ketinggian lubang dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah bagian ini.


Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
9

c) Desfort chock.
Bagian ini merupakan tempat bekerjanya sistem fluida bertekanan
untuk memperpanjang atau memperpendek penyangga.
d) Base
Base adalah merupakan tapak dari penyangga yang mempunyai
luas bidang lebih besar dari pada Tilting top.
e) Ram
Ram ini berfungsi untuk mendorong AFC pada waktu snaking.
Untuk mengetahui cara kerja dari Desford chock adalah
sebagai berikut: Saluran bertekanan antara 69 - 90 Bar keluar/masuk
melalui hose yang dipasangkan pada manifold, di dalam manifold blok
ini terdapat spool valves yang ditekan oleh spring pada posisi tertutup.
Valves ini akan bekerja apabila control lever dioperasikan sedangkan
selector valve dipakai untuk merubah arah tekanan fluida yang masuk.
Untuk memperpanjang/menaikkan penyangga selektor valve
dipakai/diletakkan pada posisi extend kemudian tarik kontrol levernya
sehingga fluida bertekanan. Masuk tube bagian luar melalui saluran
dan mengakibatkan tube bagian dalam terdorong keatas/naik. Naiknya
tube ini sampai pada batas dimana spacer ring kontak dengan gland
housing atau sampai batas apabila telah kontak dengan atap.
Untuk menurunkan penyangga letakkan posisi selector valve
pada retract dan tarik control lever. Dalam posisi ini fluida, bertekanan
akan masuk melalui manifold ke nipple adaptor melalui alur kedalam
gland hosing untuk mendorong spacer ring turun sehingga penyangga
menjadi pendek. Fluida yang kembali melalui manifold dan terus
kesaluran balik.
Alat penyangga hidrolik yang dipergunakan pada face (lubang
buka) system semi mekanis seperti Desfort chock dan Power Roof
Support (PRS) dioperasikan dengan bantuan fluida yang bertekanan.
Tekanan ini diperoleh dari pompa hidrolik yang digerakan oleh motor
listrik yang berkekuatan antara 22 - 75 Kw. Power Pack yang dipakai
untuk mengoperasikan Desfort chock adalah jenis Power Pack yang
bertekanan antara 69 - 100 Bar sedangkan untuk Power Pack yang
dipergunakan untuk mengoperasikan PRS adalah Power Pack yang
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
10

dapat menghasilkan dua macam tekanan yaitu 172 Bar (main pressure)
dan 310 Bar (high pressure).
b. Penyangga pasif
Penyangga pasif bersifat mendukung/menahan batuan yang akan
runtuh dan tidak melakukan reaksi langsung terhadap beban yang diterima
(rigid).
1) Macam-macam Penyangga Pasif, yaitu :
a) Penyangga Kayu
Keuntungan dari penyangga kayu adalah:
(1) Ringan, mudah dibawa, dibentuk, dan dipasang
(2) Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi
(3) Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai pasak,
material isian, dan lain-lain.
Sementara itu, kerugiannya adalah:
(1) Kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan cacat
alami.
(2) Kekuatan kayu dipengaruhi kelembaban.
(3) Mudah lapuk dan terbakar.
Ada beberapa jenis instalasi penyangga kayu yang
digunakan, yakni:
(1) Cribbing (Pack)
Cribbing mempunyai bentuk penampang yang lebar.
Umumnya digunakan di daerah yang memerlukan
pemerkuatan tinggi, seperti di lubang produksi dan junction.

Gambar 5. Cribbing
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
11

Pada pemasangan di lubang produksi (long wall),
susunan cribbing tersebut dikombinasikan dengan batang besi
yang dapat dilepas, yang umumnya disebut chock release.

Gambar 6. Pemasangan Cribbing dengan Chock Release

(2) Three Pieces Set
Digunakan pada lubang bukaan yang berbentuk
persegi panjang dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
bagian atas (cap) dan bagian samping/tiang (post).
Gambar 7. Three Pieces Set

(3) Five Pieces Set
Sistem penyanggaan ini hampir sama dengan three
pieces set, namun mempunyai 5 bagian pada bentuknya.
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
12


Gambar 9. Penyangga dengan Sistem Five Pieces Set

b) Penyangga Besi Baja
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding
penyangga kayu menyebabkan banyak penyangga kayu yang
diganti dengan penyangga besi baja, terutama pada lubang-lubang
utama. Keuntungan dari penyangga besi baja adalah homogeny,
mempunyai sifat elastisitas yang tinggi, tidak dipengaruhi
kelembaban, serta lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu.
Sementara itu, kelemahan penyangga besi baja adalah
karena harganya jauh lebih mahal daripada kayu. Contoh : Two
Pieces Arch dan Three Pieces Arch. Penyangga ini bentuknya
seperti busur dan digunakan pada daerah lubang-lubang utama.

Gambar 10. Two and Three Pieces Arch

c) Penyangga Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir, dan air yang
kadang ditambahkan dengan CaCl
2
(kalsium klorida) yang berfungsi
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
13

untuk mempercepat waktu pengeringan/pengerasan. Keuntungan
dari penyangga beton adalah mempunyai kuat tekan yang tinggi,
tahan terhadap pengaruh cuaca, dan bahan-bahan mudah didapat.
Sementara itu, kelemahannya adalah mempunyai kuat
tarik rendah, dapat hancur tiba-tiba tanpa tanda-tanda, serta
hancuran beton tidak dapat digunakan ulang.


2. Perbedaan I-Beam dan H-Beam, yaitu :
a. Rolled Steel Joist (Ibeam)
Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang biasanya
berbentuk empat persegi panjang dan umumnya digunakan pada lubang-
lubang produksi.

Gambar 11. Rolled Steel Joist (Ibeam)

Berbeda dengan menggunakan rangka solid H-beam, rangka
jenis I-beam ini dikirim ke lokasi pemasangan dalam satu kesatuan yang
telah dirakit lebih dahulu di pabrik pembuat. Keuntungan dari penggunaan
rangka konstruksi ini adalah lebih ringan dibandingkan rangka solid H
beam dan lebih cepat dalam pemasangannya. Kerugiannya adalah
memerlukan transportasi khusus terutama untuk unit unit yang
panjang/tinggi, jalan masuk ke lokasi pemasangan perlu dipersiapkan dari
awal saat pelaksanaan pekerjaan, serta setelah dipasang agak sulit
dipindahkan.
b. H - Beam
H-beam adalah sebuah balok baja Hot-rolled dengan
penampang berbentuk H, yang terutama digunakan pada tiang, pamcamg
Teknik Pertambangan
Universitas Lambung Mangkurat

Teknik Terowongan dan Penyanggaan
14

dan stuktur penahan, balok struktur baja atau composite beton. H-Beam
memiliki bentuk yang luas penampangnya menyerupai seperti huruf H.
Perbedaan antara H-Beam dan I-Beam adalah H-Beam memiliki flensa
yang lebih panjang daripada I-Beam.

3. Perbedaan shorcreate dan concrete, yaitu :
a. Shotcrete, adalah beton tembak. Namun lebih dari itu shotcrete secara
umum adalah campuran antara semen, aggregate/kerikil, air , fibre plastic
atau baja, dan semua admiktur/campuran tambahan.

Gambar 12. Shotcrete

b. Concrete, biasa digunakan sebaga bahan penyangga di tempat yang
dipertahankan dalam waktu lama, seperti mulut terowongan, lubang
bukaan vertikal dan ruang mesin. Untuk mengatasi kuat tarik yang rendah,
sehingga ditempat yang tekanan batuannya kuat, beton dipasang tulangan
baja yang ditanam atau dipasang di dalam konstruksi beton sehingga
membentuk satu kesatuan yang disebut beton bertulang (reinforced
concrete). Ditempat yang mudah terjadi swelling karena lantainya
mengandung air ada kalanya dilakukan pengerjaan inverted yaitu
membeton dengan menggali bagian lantai.

Você também pode gostar