ANALISIS GERAKAN RADIKALISME KEAGAMAAN DI INDONESIA
Oleh: Muhammad Utsman
Awal tahun ini kita telah disajikan oleh berbagai media di Indonesia tentang bagaimana pertarungan yang terjadi antara Densus 88 dengan tersangka teroris yang bersarang di Ciputat, hal itu menarik untuk dikaji karena tindakan terorisme yang merupakan salah satu bentuk fenomena gerakan radikalisme keagamaan di Indonesia tidak jarang kita dengar. ntuk lebih jelasnya, kita perlu tau apa itu radikalisme. !enurut "##I radikalisme adalah paham atau aliran yg menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan $ara kekerasan atau drastis. "esimpulannya %erakan &adikalisme "eagamaan adalah gerakan kekerasan yang mengatasnamakan agama untuk perubahan sosial yang $epat dan drastis. Di Indonesia sendiri radikalisme keagamaan identik dengan agama Islam yang merupakan mayoritas penganutnya di negara ini. %erakan ini $ukup mewarnai perjalanan panjang sejarah 'rde #aru. !un$ulnya (oeharto di panggung pimpinan Indonesia awalnya menjadi angin segar bagi Islam fundamentalis yang menginginkan merubah negara Indonesia menjadi negara Islam, namun sejarah men$atat penolakan permintaan mereka yang menimbulkan tindak terorisme diberbagai daerah. )alaupun se$ara khusus gerakan radikal di Indonesia bertujuan untuk menjatuhkan sistem negara *#ung "arno menyebutnya dengan kaum reformis+ dan merubah menjadi negara Islam, namun jaringan gerakan ini berhulu pada kelompok,kelompok -ihad di .imur .engah yang se$ara umum memiliki tujuan mendirikan khilafah di #umi. "emudian mun$ul pertanyaan apakah dapat dibenarkan tindakan radikal tersebut dilihat dari berbagai aspek/ Pemicu !elihat suburnya gerakan radikal itu tentu kita harus tahu apa penyebab dan pemi$unya. Amin Abdullah membagi dua tipe masyarakat beragama, pertama masyarakat beragama yang tidak agresif *pasif+, dikondisikan oleh $orak dan model pendidikan agama *learning system+. !empunyai sifat mempromosikan dan menyemai nilai,nilai keagamaan pada umatnya. Kedua masyarakat beragama yang agresif, biasanya dibentuk oleh $orak pemahaman keagamaan para elite pemimpinnya dan bersifat komando namun tidak mutlak *non-taqlid+. .ipe masyarakat beragama yang pertama *pasif+ memasukan ajaran keagamaan ke dalam pendidikan formal $enderung mempunyai sifat paksaan. )alaupun se$ara eksplisit regulasi itu positif, namun justru terdapat unsur sekuler atau pemisahan agama dengan negara. 0emahaman masyarakat yang di$ekoki dengan pendidikan agama dan menyaksikan kendaraan politik non,agama telah memisahkan agama dengan negara. Agama dipahami sebagai bagian tersendiri, begitu juga negara. 0enegasian urgensi agama berakhir dengan sekulerisme dan memi$u gerakan radikalisme agama *fundamental+ yang merupakan dua kutub berseberangan. %erakan radikalisme agama disebut sebagai bentuk perlawanan dari paham sekulerisme yang ditanam oleh regulasi sistem pendidikan. %erakan radikalisme keagamaan di Indonesia sepertinya telah menjadi lingkaran setan dalam tatanan kehidupan bernegara. &adikalisme keagamaan bersifat fundamental, ekstrimis, militansi tinggi yang diimplementasikan ke dalam bentuk tindakan kekerasan atau kita biasa menyebutnya terorisme. (edangkan menurut "aren Armstrong, konfrontasi tersebut berujung pada langkah pemisahan antara agama dengan negara. 0emisahan ini biasa disebut dengan sekularisme. 1amun justru sekularisme inilah yang menjadi pemi$u gerakan radikalisme keagamaan.
0emi$u "ebijakan pre2entif negara Analisa &adikalisme keagamaan 3undamentalis 4kstrimis !ilitan .erorisme 0emisahan agama dengan negara (ekulerisme !enurut hemat saya, lingkaran setan radialisme keagamaan ini tepat jika kita mengkaji dengan 45uilibrium #angsa Indonesia. !enurut gambaran e5uilibrium, fenomena tersebut berada dalam irisan moral antara lingkaran karakter masyarakat Indonesia kini dengan lingkaran agama. !oral adalah aturan dasar yang mempunyai sifat subjektif dan objektif. Dalam lingkaran setan radikalisme agama, pengembangan moral gagal total karena karakteristik masyarakat kini *relatif 6 subjektif+ lebih kuat dibandingkan agama *absolut+. 7al ini ditandai oleh rusaknya moral dengan arus globalisasi yang tinggi dan dengan masuknya pemahaman,pemahaman luar *dalam konteks ini bersifat radikal+ ke dalam tubuh masyarakat. (ehingga agama yang menjadi landasan tindakan radikal oleh mereka se$ara tidak langsung terpinggirkan dan ternodai. .entunya fenomena ini juga menyentuh kepada enam wahana nilai *budaya, aturan dasar, sosial, politik, ekonomi dan lingkungan+ yang kita pijak dan tidak bisa terlepas dari salah satunya. Dari faktor budaya, radikalisme keagamaan berawal dari penegasian budaya luhur bangsa sehingga tidak memiliki etika *lihat lingkaran budaya luhur e5uilibrium+. !aka "arakteristik !asyarakat "ini #udaya 8uhur #angsa Agama 0osisi "omando #angsa 4tika !oral #hineka .unggal Ika pengembangan moral pun nol besar. -ika ditilik dari sejarah yang membangun bangsa ini, kita tidak dapat pungkiri terdapat kesenjangan agamis antara umat 7indu dan #udha pada masa !ajapahit dibuktikan dengan kitab "akawin (utasoma yang membahas hal itu, namun tidak sampai kepada radikalisme. -ustru kitab itu mengajarkan jalan perdamaian, toleransi antar umat beragama yang telah menjadi budaya luhur kita. Aturan dasar bertujuan mendekatkan kebenaran relatif kepada kebenaran absolute dengan tindakan yang bernilai yang telah ditetapkan Allah ().. Dalam hal ini gerakan radikalisme se$ara eksplisit telah $ukup mempunyai aturan dasar dengan mengatasnamakan agama diatas segala tindakan radikal. 1amun dengan tidak memiliki pengembangan moral, ketetapan Allah (). yang menjadi aturan dasar radikalisme keagamaan menjadi bias dan bersifat subjektif dan relatif. Dari sudut sosial, gerakan radikalisme agama ini juga bersifat subjektif karena lebih mendahulukan nafsu yang bertentangan dengan nilai sosial. 1ilai sosial sendiri adalah tindakan yang mampu memberikan apa yang paling di$intai untuk khalayak ramai. 1ilai sosial adalah persoalan kemaslahatan umum. %erakan radikal justru telah mengingkari nilai sosial se$ara riil dalam masyarakat. 0olitik juga bertujuan untuk khalayak ramai, kemampuan membangun strategi untuk men$apai tujuan yakni kemaslahatan umum. 1ilai ini tidak pula terdapat pada gerakan radikalisme agama, gerakan ini hanya membangun strategi menuruti hawa nafsu. 1ilai ekonomi dalam gerakan radikalisme agama tampak pula tidak ada. 7al ini dikarenakan tidak memberikan sesuatu yang bermanfaat, malah yang timbul $enderung kemadhorotan, memi$u kerusuhan lainnya walau pun itu merupakan bentuk solusi terhadap gerakan ini. (ementara nilai ekonomi adalah kemampuan untuk membentuk sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan. .erakhir dari enam wahana nilai adalah nilai lingkungan. .idak terdapat nilai lingkungan pada gerakan radikalisme ini. "arena memang mereka membangun aktifitas, namun bukan untuk kemaslahatan riil, hanya bersifat subjektif dan tentunya tidak akan mengakar. Dari analisis tersebut, jelas gerakan radikalisme keagamaan tidak dapat dibenarkan. "arena dasar mereka bertindak tidak pada tatanan moral sehingga landasan mereka pun melen$eng semakin relatif dan menyentuh 9 wahana nilai dalam kehidupan masyarakat. Acuan Al-Quran Allah (). telah memperingati umat,1ya akan hal tersebut. Dalam surat Al,#a5arah ayat :; di sebutkan< Dan janganlah mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil dan menyembunyikan yang haq sedangkan kalian mengetahui. !enurut Imam =atadah mengenai hal itu, salah satu $ontoh sejarahnya adalah kaum "hawarij. Dimana kaum "hawarij ini selalu mengatakan Laa Hukmu lla Lillah *tiada hukum ke$uali dari Allah+, namun slogan itu dipakai untuk memerangi khalifah Ali ibn Abu .halib. "alimat yang bersifat !l-Haq *kebenaran+, digunakan untuk memberontak *bathil+. .idak jauh berbeda dengan gerakan radikalisme keagamaan di Indonesia. 8andasan hukum yang dipakai oleh mereka bersifat absolut *!l-Haq+, namun implementasinya justru berbeda dan mengikuti hawa nafsu *relatif+. Dalam ilmu filsafat disebut "ihilsme, penyangkalan terhadap setiap dasar kebenaran yang bersifat objektif dan riil. Kesimulan "ekerasan berbasis sektarianisme *radikalisme keagamaan+ tidak dapat dibenarkan. 7al ini dikarenakan fenomena seperti itu bukanlah sebuah sebab, melainkan hanya akibat dari kondisi sebelumnya *stimulus 6 respon+. )alaupun tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan, namun berbagai pihak juga tidak dapat menyalahkan sepenuhnya terhadap gerakan radikal tersebut. 0emi$u timbulnya fenomena tersebut setidaknya ada dua hal, pertama sistem masyarakat keagamaan yang pasif sehingga menimbulkan faham sekulerisme yang menjadi penyulut api menurut Amin Abdullah. Kedua menurut -ohn 8. 4sposito, ketidaksetaraan *inequality+ yang sangat men$olok antara the ha#e dengan the ha#e not dalam masyarakat yang menyentuh sosial, politik dan ekonomi. $rigger *pemi$u+ ini disebut oleh !ohtar !as>oed dengan &umput kering yang sangat rawan terbakar. Da2id %. #ramley menyebutkan radikalisme agama hanyalah sepenggal dari fenomena ambi2alen agama. Agama dapat $ondong kepada kebaikan juga kepada kebenaran. Dalam $he %&ford Dictionary of 'old (eligion) -ohn #owker menulis bahwa agama sama sekali tidak bisa meninggalkan emosi. (edangkan emosi merupakan $ikal bakal agresi2itas yang mudah berbelok arah kepada tindak kekerasan.