Você está na página 1de 1

Ika Ardianni

14/MPA-XXIXB/19
Kelas Martikulasi 29B1


Setelah mereview artikel What does cost really mean? dan juga mengingat kembali
proses pembelajaran pada waktu S1, dimana istilah cost yang diartikan sebagai biaya dan
expense sebagai beban masih sering menimbulkan kesalahan dalam pemahaman. Akibatnya
muncul ungkapan kalau semua beban pemasaran dibebankan sebagai beban, yang mana tidak
ada makna dalam ungkapan tersebut. Oleh karena itu saya setuju dengan Bapak Suwardjono
mengenai pengunaan istilah kos untuk kata cost bukan kata biaya. Saat proses pembelajaran
dijelaskan bahwa cost merupakan satuan pengukur atau bahan olah (data dasar) untuk
menghasilkan informasi kuantitatif bukan merupakan objek suatu pengorbanan ekonomi untuk
memperoleh suatu barang atau jasa sehingga bisa disebut sebagai biaya.
Ada beberapa penjelasan menganai cost yang membuat saya setuju dengan
penggunaan kata kos sebagai istilahnya yaitu mengenai karakter dari cost itu sendiri dimana
merupakan monetary unit suatu sumber ekonomik yang digunakan untuk tujuan tertentu dan
juga memiliki suatu focus atau objeknya (cost object) sehingga memperoleh informasi
mengenai size atau relationship yang bermakna. Cost sering diartikan sebagai wadah atau
elemen (seperti loss dan expense) dan bukan sebagai suatu pengukur dari elemen itu sendiri
atau lebih simple jika dikatakan bahwa cost merupakan data dasar. Jika cost tersebut dilekati
oleh suatu objek (misalnya cost pemasaran, dimana cost adalah pengukurnya dan objeknya
adalah proses pemasaran) maka akan menghasilkan suatu informasi mengenai berapa cost
pemasaran pada perusahaan X.
Kos merupakan data dasar dalam menyediakan informasi keuangan yang dapat
diwujudkan dalam laporan keuangan atau laporan manajerial tujuannya untuk mengetahui
tentang size dan relationship secara jelas dan konsisten antara objek-objek. Kos secara teknis
pembukuan juga dapat dicatat dalam wadah yang namanya asset atau biaya tergantung
karakter hubungan pengeluaran dan pendapatannya sebagai tujuan akhir. Jika begitu apabila
kos dicatat pada asset, berarti dia adalah pengeluaran untuk asset atau pengeluaran untuk
barang modal sedangkan bila dicatat pada biaya, dia dikatakan pengeluaran untuk pendapatan.
Intinya kemanapun jumlah rupiah pengeluaran yang terjadi dicatat, ia tetap merupakan kos
bukan biaya atau harga pemerolehan. Jadi kalau perusahaan melakukan pengeluaran untuk
memperoleh persediaan barang akan menjadi kos sediaan barang.

Você também pode gostar