Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Farmasi Kedokteran Oleh : Ramlah I1A001012 Pembimbing Dra. Suli!i"aning!"a Uni#eri!a Lambung $ang%ura! Fa%ul!a Ke&'%!eran Lab'ra!'rium Farmai (an)arbaru O%!'ber 200* 0 (A( I PENDA+ULUAN Prosedur penatalaksanaan seorang pasien dilakukan secara simultan mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang bila diperlukan. etelah melalui prosedur tersebut, seorang dokter sebagai praktisi medis akan menentukan diagnosis !ang tepat berdasarkan keluhan utama dan gejala pen!erta lainn!a. elanjutn!a akan dilakukan upa!a pen!embuhan terhadap diagnosis !ang telah ditegakkan dengan berbagai cara misaln!a melalui upa!a pembedahan, fisioterapi, pen!inaran, dengan obat dan lain"lain. #amun secara umum, terapi a$al dilakukan dengan menggunakan obat %&'. (bat berperan penting dalam pela!anan kesehatan. Penanganan dan pencegahan berbagai pen!akit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi. )erbagai pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan !ang cermat dalam pemilihan obat untuk suatu pen!akit, dengan mempertimbangkan efekti*itas, keamanan, efek samping, interaksi antar obat dan dari segi ekonomi%&'. (bat !ang diberikan kepada penderita harus dipesankan dengan menggunakan resep. atu resep umumn!a han!a diperuntukkan bagi satu penderita. +esep selain permintaan tertulis kepada apoteker juga merupakan per$ujudan akhir dari kompetensi, pengetahuan keahlian dokter dalam menerapkan pengetahuann!a dalam bidang farmakologi dan terapi. elain sifat" sifat obat !ang diberikan dan dikaitkan dengan *ariabel dari penderita, maka & dokter !ang menulis resep idealn!a perlu pula mengetahui pen!erapan dan nasib obat dalam tubuh, ekskresi obat, toksikologi serta penentuan dosis regimen !ang rasional bagi setiap penderita secara indi*idual. +esep juga per$ujudan hubungan profesi antara dokter, apoteker dan penderita%&,,' . A. De,inii &an Ar!i Ree- De,inii Menurut K. Mes. Kes. #o. -,,.Men.Kes. l.h men!ebutkan bah$a resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter he$an kepada /poteker Pengelola /potek %/P/' untuk men!ediakan dan men!erahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundangan !ang berlaku %&'. +esep dalam arti !ang sempit ialah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter he$an kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk tertentu dan men!erahkann!a kepada penderita %,'.
Ar!i Ree- %&' &. Dari definisi tersebut maka resep bisa diartikan.merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter %penulis resep', /P/ %apoteker pen!edia.pembuat obat', dan penderita %!ang menggunakan obat'. ,. +esep ditulis dalam rangka memesan obat untuk pengobatan penderita, maka isi resep merupakan refleksi.pengeja$antahan proses pengobatan. /gar pengobatan berhasil, resepn!a harus benar dan rasional. (. Ker!a Ree- +esep dituliskan di atas suatu kertas resep. 0kuran !ang ideal ialah lebar &0"&, cm dan panjang &1"&2 cm. 0ntuk dokumentasi, pemberian obat kepada , penderita memang seharusn!a dengan resep3 permintaan obat melalui telepon hendakn!a dihindarkan %,'. )lanko kertas resep hendakn!a oleh dokter disimpan di tempat !ang aman untuk menghindarkan dicuri atau disalahgunakan oleh orang !ang tidak bertanggung ja$ab, antara lain dengan menuliskan resep palsu meminta obat bius %,'. Kertas resep harus disimpan, diatur menurut urutan tanggal dan nomor urut pembuatan serta disimpan sekurang"kurangn!a selama tiga tahun. etelah le$at tiga tahun, resep"resep oleh apotek boleh dimusnahkan dengan membuat berita acara pemusnahan seperti diatur dalam K.Menkes +I no.,40.MenKes.K.5.&-2& mengenai pen!impanan resep di apotek %,'. .. $'&el Ree- "ang Leng%a- +esep harus ditulis dengan lengkap, supa!a dapat memenuhi s!arat untuk dibuatkan obatn!a di /potek. +esep !ang lengkap terdiri atas %,'6 &. #ama dan alamat dokter serta nomor surat i7in praktek, dan dapat pula dilengkapi dengan nomor telepon, jam, dan hari praktek. ,. #ama kota serta tanggal resep itu ditulis oleh dokter. 8. Tanda +., singkatan dari recipe !ang berarti 9harap diambil: %u-er/ri-!i''. ;. #ama setiap jenis atau bahan obat !ang diberikan serta jumlahn!a %in/ri-!i'' a' <enis.bahan obat dalam resep terdiri dari 6 8 Remedium cardinale atau obat pokok !ang mutlak harus ada. (bat pokok ini dapat berupa bahan tunggal, tetapi juga dapat terdiri dari beberapa bahan. Remedium adjuvans, !aitu bahan !ang membantu kerja obat pokok3 adju*ans tidak mutlak perlu ada dalam tiap resep. Corrigens, han!a kalau diperlukan untuk memperbaiki rasa, $arna atau bau obat %corrigens saporis, coloris dan odoris' Constituens atau vehikulum, seringkali perlu, terutama kalau resep berupa komposisi dokter sendiri dan bukan obat jadi. Misaln!a konstituens obat minum air. b' <umlah bahan obat dalam resep din!atakan dalam suatu berat untuk bahan padat %mikrogram, miligram, gram' dan satuan isi untuk cairan %tetes, milimeter, liter'. Perlu diingat bah$a dengan menuliskan angka tanpa keterangan lain, !ang dimaksud ialah 9gram: 1. =ara pembuatan atau bentuk sediaan !ang dikehendaki %ub/ri-!i'' misaln!a f.l.a. pul* > fac lege artis pul*eres > buatlah sesuai aturan obat berupa pu!er. ?. /turan pemakaian obat oleh penderita umumn!a ditulis dengan singkatan bahasa @atin. /turan pakai ditandai dengan signatura, biasan!a disingkat . ; 4. #ama penderita di belakang kata Pro 6 merupakan identifikasi penderita, dan sebaikn!a dilengkapi dengan alamatn!a !ang akan memudahkan penelusuran bila terjadi sesuatu dengan obat pada penderita. 2. Tanda tangan atau paraf dari dokter.dokter gigi.dokter he$an !ang menuliskan resep tersebut !ang menjadikan resep tersebut otentik. +esep obat suntik dari golongan Narkotika harus dibubuhi tanda tangan lengkap oleh dokter.dokter gigi.dokter he$an !ang menulis resep, dan tidak cukup dengan paraf saja. D. Seni &an Keahlian $enuli Ree- "ang Te-a! &an Rai'nal %&,,'
Penulisan resep !ang tepat dan rasional merupakan penerapan berbagai ilmu, karena begitu ban!ak *ariabel"*ariabel !ang harus diperhatikan, maupun *ariabel unsur obat dan kemungkinan kombinasi obat, ataupun *ariabel penderitan!a secara indi*idual.
+esep !ang tepat, aman, dan rasional adalah resep !ang memenuhi lima tepat, ialah sebagai berikut 6 &. Te-a! 'ba!0 obat dipilih dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko, rasio antara manfaat dan harga, dan rasio terapi. ,. Te-a! &'i0 dosis ditentukan oleh faktor obat %sifat kimia, fisika, dan toksisitas', cara pemberian obat %oral, parenteral, rectal, local', faktor penderita %umur, berat badan, jenis kelamin, ras, toleransi, obesitas, sensiti*itas indi*idu dan patofisiologi'. 1 8. Te-a! ben!u% e&iaan 'ba!0 menetukan bentuk sediaan berdasarkan efek terapi maksimal, efek samping minimal, aman dan cocok, mudah, praktis, dan harga murah. ;. Te-a! /ara &an 1a%!u -enggunaan 'ba!0 obat dipilih berdasarkan da!a kerja obat, bioa*aibilitas, serta pola hidup pasien %pola makan, tidur, defekasi, dan lain"lain'. 1. Te-a! -en&eri!a0 obat disesuaikan dengam keadaan penderita !aitu ba!i, anak"anak, de$asa dan orang tua, ibu men!usui, obesitas, dan malnutrisi. Kekurangan pengetahuan dari ilmu mengenai obat dapat mengakibatkan hal"hal sebagai berikut6 , )ertambahn!a toksisitas obat !ang diberikan Terjadi interaksi antara obat satu dengan obat lain Terjadi interaksi antara obat dengan makanan atau minuman tertentu Tidak tercapai efekti*itas obat !ang dikehendaki Meningkatn!a ongkos pengobatan bagi penderita !ang sebetuln!a dapat dihindarkan. )eberapa hal !ang harus diperhatikan dalam penulisan resep adalah %&'6 &. +esep harus ditulis dengan tinta ,. Penulisan nama obat, jumlah, cara pemakain harus terbaca olaeh apoteker atau asisten apoteker. 8. Menulis nama obat harus dengan huruf latin untuk 7at kimian!a atau nama generikn!a. ;. Aindarkan penulisan singkatan !ang meragukan. ? 1. Dalam pemilihan obat perlu juga memperhatikan tingkat ekonomi penderita. +esep dikatakan sah bila mencantumkan hal"hal berikut6 &. 0ntuk resep dokter s$asta terdapat nama, i7in kerja, alamta praktek dan rumah, serta paraf dokter pada setiap signatura. ,. +esep dokter rumah sakit.klinik.poli klinik terdapat nama dan alamat rumah sakit.klinik.poliklinik, nama dan tanda tangan.paraf dokter penulis resep tersebut serta bagian.unit di rumah sakit. 8. Pemberian tanda tangan untuk golongan narkotik dan psikotropik. ;. Pemakaian singkatan bahasa latin dalam penulisan resep harus baku. =ara penulisan resep ada 8 macam, !aitu %&'6 &. Formula magistralis dimana obat ini merupakan racikan, sesuai dengan formula !ang ditulis oleh dokter !ang membuat resep tersebut. ,. Formula officinalis dimana obat ini merupakan racikan !ang formulan!a sudah standar dan dibakukan dalam formularium Indonesia dan diracik oleh apotek apabila diminta oleh dokter pembuat resep. 8. Formula spesialistis dimana obat ini sudah jadi, diracik oleh pembuatn!a, dikemas dan diberi nama oleh pabrik pembuatn!a serta bentuk sediaann!a lebih kompleks. 4 (A( II ANALISA RESEP 2.1 Ree- =ontoh +esep dari Poliklinik Kesehatan /nak 2 Ke!erangan Ree- Klinik 6 Kesehatan anak Tanggal 6 &2 eptember ,00? #ama Pasien 6 /n. M. Ilmi 0mur 6 8 tahun )erat badan 6 &0,1 kg #o. +MK 6 0"?1"8&"44 /lamat 6 ungai /ndai )anjarmasin Pekerjaan (rang Tua 6 $asta Keluhan 6 )atuk, sesak Diagnosa 6 IP/ 2.2. Analia Ree- 2.2.1. Penulian Ree- +esep pada penulisan sudah ditulis dengan menggunakan tinta3 resep jika ditulis dengan pensil, ada kemungkinan satu dua tahun tidak dapat terbaca lagi, padahal kertas resep harus disimpan di /potek selama minimal 8 tahun, sesuai Peraturan Pemerintah. ecara umum resep jelas terbaca, suatu resep harus jelas dibaca sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat"obatan. +esep telah ditulis pada kertas resep dengan blanko +. dimana ukuran kertas !ang ideal adalah lebar &0"&, cm dan panjang &1"&2 cm %,'. Dimana pada resep tersebut belum tepat karena ukuran panjangn!a lebih sebesar ,&. - +esep sudah ditulis dengan bahasa latin sehingga sudah memenuhi kriteria resep !ang benar. 2.2.2. Keleng%a-an Ree- +esep kali ini kurang lengkap karena 6 &. #ama dan /lamat Dokter Pada resep ini identitas dokter berupa nama tidak dicantumkan, han!a unit di +umah akit dan tanda tangan dokter penulis resep ada. ,. #ama kota dan tanggal resep dibuat Tercantum nama kota dan tanggal resep tersebut dibuat. 3. Superscriptio Tanda +. sudah dicantumkan pada resep tersebut, han!a penulisan tanda +. tidak jelas dicantumkan pada a$al setiap nama obat !ang diresepkan dan tiap resep tidak diparaf. 4. Inscriptio a. <enis bahan obat dalam resep Pada resep ini penulisan belum tepat, karena obat simptomatik diberikan lebih a$al dibandingkan obat kausatifn!a. edangkan penulisan obat !ang tepat ialah obat kausatif terlebih dahulu diikuti oleh obat simptomatikn!a kemudian. <enis.bahan obat dalam resep ini terdiri dari 6 Remedium Cardinale atau obat pokok !ang digunakan adalah antibiotik =efat sirup. &0 Remedium Adjuvans atau obat tambahan !ang digunakan dalam resep ini adalah Bpeksol s!rup, +omilar, 5entolin dan @ameson. Corrigens !ang digunakan glucura b. <umlah bahan obat, bentuk sediaan obat, kekuatan dan alat penakarn!a Dalam resep ini sudah dituliskan bentuk sediaan bahan obat tetapi penulisan satuan obat !ang diminta tidak jelas, !ang dapat mengakibatkan salah penafsiran resep. Disamping itu masih terdapat pemakaian satuan pecahan tablet !ang secara operasional akan sangat sulit. 5. Suscriptio Pada bagian subscriptio sudah cukup jelas bah$a dokter meminta pembuatan bentuk pu!er seperti dosis !ang tercantum diatas dengan jumlah &, buah, tetapi tulisan m.f.l.a tidak begitu jelas. !. Signatura"#ranscriptio Pada setiap resep, aturan pakai ditandai dengan signature, atau disingkat . Dalam penulisan aturan pakai pada resep ini belum lengkap, karena pada pemberian semua obat tidak dicantumkann!a $aktu pemakaian. eharusn!a tetap dicantumkan keterangan $aktu pemakaian misaln!a sebelum makan %ac', sesudah makan %pc', sehingga nantin!a didapatkan hasil !ang optimal. Pada bagian signatura untuk obat kausatif %antibiotik' harus diberikan setiap berapa && jam obat diminum , misaln!a tiap 2 jam %o.2.h'. Pada resep simptomatik juga seharusn!a dicantumkan pemakaian apabila gejala saja timbul %prn'. 4. Identitas Pasien Pada resep ini han!a dicantumkann!a nama,penderita sedangkan umur, dan alamat penderita tidak dicantumkan. Penulisan identifikasi penderita dilengkapi dengan alamatn!a, untuk memudahkan penelusuran bila terjadi sesuatu dengan obat penderita. elain itu resep akan mudah diberikan pada penderita tanpa kha$atir dapat tertukar dengan resep penderita lainn!a. 2.2.2. Keabahan Ree- Pada resep tersebut sudah tercantum tanda tangan dokter !ang menulis resep, nama jelas dokter !ang menulis resep, sehingga menjadikan suatu resep itu otentik $alaupun bagian pela!anan dari +umah akit !ang mengeluarkan resep tersebut tidak tercantum dan tidak ada paraf dokter pada setiap signature. Pada resep ini han!a dicantumkan nama kota dan propinsi dari +umah akit tersebut namun tidak disebutkan alamat lengkap dari +umah akit tersebut. 2.2.3. D'i4 ,re%ueni4 lama &an 1a%!u -emberian a5 .e,a! iru- 6.e,a&r'7il5 =efat %=efadroCil' merupakan antibiotik golongan sefalosporin semisintetik !ang diberikan secara oral. ecara in*itro sefadroksil bersifat bakterisidal. Dosis sefadroksil untuk anak"anak adalah 80 mg.kg)).hari. &, Frekuensi pemberian seban!ak , kali sehari atau setiap &, jam. Daktu pemberian dapat diberikan sebelum maupun sesudah makan, karena sefadroksil stabil dalam kondisi asam. @ama pemberian adalah tergantung berat ringann!a pen!akit %8,;'. Pada +esep diatas diketahui berat badan pasien adalah &0,1 Kg, maka dosis !ang tepat bagi pasien diatas untuk tiap kali pemberian adalah sekitar &10 mg. =efat sirup kering !ang beredar di pasaran tiap botoln!a berisi ,10 mg.1ml dan &,1 mg.1 ml dan dalam penulisan resep tidak dicantumkan jenis kemasan !ang mana. Dalam resep tertulis dosis pemakaian adalah tiga kali sehari satu sendok teh %1 ml', seandain!a memakai sediaan ,10 mg.1 ml maka dosisn!a menjadi berlebih dan kurang untuk sediaan &,1 mg.1 ml. Frekuensi pemberian seban!ak 8 kali sehari pada kasus diatas dianggap tidak tepat karena sefadroksil seharusn!a diberikan , kali sehari, karena $aktu paruhn!a selam &, jam. )erdasarkan kemasan !ang tersedia satu botol cefat sirup *olumen!a ?0 ml dan !ang tertulis diresep han!a & botol maka han!a cukup untuk ; hari, dan ini dianggap tidak tepat dan tidak sesuai untuk pengobatan kausatif %antibiotik' !aitu minimal 1 hari. Daktu pemberian tidak dicantumkan, tetapi sefadroksil aman untuk diberikan baik pada sebelum maupun sesudah makan. Pada kasus diatas pemberian sefadroksil dianggap tidak rasional. b5 E-e7'l iru- 6Ambr'7'l 18 mg98 ml5 BpeCol %/mbroCol' merupakan obat !ang mempun!ai sifat mukokinetik dan sekretolitik. /mbroCol merupakan metabolit dari bromheksin, suatu alkaloid dari *asisin. (bat ini meningkatkan jumlah sputum dan menurunkan *iskositasn!a dengan cara memecah rantai molekul mukoprotein. (bat ini juga merangsang &8 produksi surfaktan dan mungkin bermanfaat pada sindrom ga$at neonatus. /mbroCol meningkatkan pembersihan sekresi !ang tertahan pada saluran pernafasan dan menghilangkan mucus statis, memudahkan mngencerkan dahak. Dosis /mbroCol untuk anak usia 8"1 tahun adalah 4,1 mg tiga kali sehari. /mbroCol diberikan sesudah makan karena rusak oleh asam lambung dan lama pemberian 8 hari karena han!a untuk simptomatik %8,;,1'. Pada resep diatas BpeCol sirup diberikan 8 kali sehari seban!ak satu sendok teh %1 ml' sedangkan $aktu pemberiann!a tidak ditulis dan jumlahn!a satu botol. ediaan epeCol sirup mengandung ambroCol &1 mg.1ml maka dosis masih tidak tepat sedangkan frekuensi pemberian sudah tepat dan rasional. /5 R'milar !able! 6De%!r'me!h'r-han h"&r'br'mi&a 18 mg5 Dekstromethorphan merupakan antitusif tapi tidak mempun!ai efek analgesik maupun adiktif. (bat ini bekerja secara sentral dengan meningkatkan ambang batuk. Kekuatann!a dalam menekan refleks sama dengan kodein. Dalam dosis terapi tidak menghambat akti*itas rambut getar saluran nafas. Dosisn!a untuk anak usia ?"&, tahun 8,1 mg diberikan sampai ; kali sehari %8,;'. edangkan pada resep diatas romilar diberikan seban!ak ; mg sehari 8 kali sehingga dosis dan frekuensi sudah tepat dan sesuai. )erdasarkan jumlah pu!er !ang dibuat diketahui bah$a lama pemberian adalah ; hari, dan ini dianggap sesuai untuk pengobatan simptomatik !aitu sekitar 8 hari. Daktu pemberian tidak dicantumkan, tetapi dekstromethorphan aman untuk diberikan baik pada sebelum maupun sesudah makan. Pada kasus diatas pemberian romilar dianggap tidak rasional. &; &5 :en!'lin !able! 6Salbu!am'l 2 mg5 albutamol merupakan obat adrenergik terpilih untuk bronkodilator, bekerja selektif pada reseptor beta",. Dosis salbutamol !ang diberikan pada resep !aitu &.? tablet atau sekitar 0,88 mg tidak sesuai untuk anak usia ,"? tahun !aitu berdasarkan referensi seban!ak &" , mg. Pemberian salbutamol menurut referensi adalah tiga sampai empat kali sehari, tetapi sebenarn!a frek$ensi pemakaian bisa kurang dari frek$ensi referensi apabila gejala !ang dimaksud tidak timbul%;'. Demikian juga lama pemberian ber*ariasi tergantung masih ada atau tidak gejala !ang timbul pada pasien, dalam hal ini pada resep diatas berdasarkan jumlah pu!er maka laman!a adalah ; hari. Daktu pemberian tidak dicantumkan, tetapi salbutamol aman untuk diberikan baik pada sebelum maupun sesudah makan. Pada kasus diatas pemberian *entolin dianggap tidak rasional. e5 Lame'n 6$e!il-re&ni'l'n5 @ameson adalah suatu glukokortikoid !ang mempun!ai efek antiinflamasi kuat. Metilprednisolon berda!a ,0E lebih kuat dari prednisolon. Dosis 6 oral , F ?0 mg.hari tergantung beratn!a pen!akit dan pemeliharaan ; mg sehari. ediaan lameson !ang beredar dipasaran adalah ; mg, 2 mg dan &? mg. Pada kasus ini pemberian lameson seban!ak &.? tablet tapi tidak disebutkan sediaan !ang mana jadi dosis sebenarn!a tidak diketahui, dosis akan sesuai dengan referensi jika sediaan !ang dipakai adalah !ang &? mg %8,;,1,?'. Frekuensi pemberian pada resep diatas adalah 8 kali sehari, padahal $aktu paruh metilprednisolon adalah &,"8? jam dan $aktu pemberian juga tidak &1 dicantumkan. Menurut referensi lameson lebih baik diberikan dalam dosis tunggal pada pagi hari karena cara ini lebih sesuai dengan sekresi hormon korteks adrenal, jadi frekuensi dan $aktu pemberian tidak tepat dan irrasional. @ama pemberian metil prednisolon tergantung dari derajat pen!akitn!a. 0ntuk kasus ini laman!a pemberian adalah ; hari, dalam hal ini penghentian masih bisa dilakukan secara mendadak karena masih kurang dari , minggu. Menurut referensi pemberian dalam jangka lama %lebih dari , minggu' %1,?'. 2.2.8. (en!u% Se&iaan Oba! Pada resep kali ini bentuk sediaan !ang diberikan adalah bentuk sediaan pu!er %pul*eres' dan formula spesialistis berupa s!rup. Pemilihan bentuk sediaan ini dianggap sudah tepat dengan memperhatikan bah$a pasien adalah anak"anak, sehingga lebih mudah untuk ditelan. Disamping itu absorbsi juga akan lebih cepat pada bentuk sediaan pu!er dibandingkan dengan bentuk sediaan padat lainn!a. irup adalah bentuk sediaan cair !ang mengandung saccharosa atau gula. (bat dalam resep ini %epeCol G dan cefat G ' dipilih sediaan sirup karena disesuaikan dengan penderita adalah anak !ang berumur 8 tahun. 0ntuk anak sebaikn!a diberikan sediaan sirup karena dapat menutupi rasa !ang tidak enak 2.2.*. In!era%i Oba! (bat !ang diberikan pada kasus ini !aitu antibiotik sirup, mukolitik sirup, bronkodilator berupa H", adrenergik, kortikosteroid dan antitusif. Kombinasi ambroCol dengan obat"obatan lain dimungkinkan, terutama !ang berhubungan dengan sediaan !ang digunakan sebagai obat standar sindroma bronkitis &? %glikosida jantung, kortikosteroid, bronkospasme, diuretika antibiotika. Kortikosteroid mengembalikan kepekaan terhadap salbutamol %;'. 2.2.;. E,e% Sam-ing Oba! a. .e,a! iru- Iejala kolitis pseudomembranosa dapat timbul selama atau setelah pengobatan antibiotika. Mual dan muntah pernah dilaporkan terjadi, demikian juga diare pernah dilaporkan. +eaksi alergi berupa ruam kulit, urtikaria dan angioderma pernah dilaporkan. Meskipun demikian reaksi umum!a berkurang apabila obat diteruskan. Bfek samping lain berupa pruritus genitalis, moniliasis genitalis, *aginitis bakterial, neutropenia transient tingkat sedang dan peningkatan ringan transaminase serum juga dapat terjadi %8,;'. b. E-e7'l iru- Bfek samping !ang sering terjadi adalah sedasi, mengantuk mual dan muntah %;,1'. /. R'milar Kadang"kadang men!ebabkan rasa kantuk, pusing dan gangguan saluran cerna %;J1'. &. :en!'lin Bfek samping salbutamol jarang terjadi, biasan!a n!eri kepala, pusing, mual, dan tremor tangan. Pada dosis berlebih dapat terjadi strimulasi reseptor & dengan efek kardio*askuler takikardi, palpitasi , aritmia dan hipotensi %8'. e. Lame'n &4 Pemberian lameson dosis tinggi dalam jangka $aktu pendek %beberapa hari' jarang mengakibatkan timbuln!a efek samping !ang serius. #amun pemberian jangka lama, terutama dengan dosis besar, dapat menimbulkan timbuln!a moon $ace, deposit lemak dibagian tubuh tertentu, kelemahan otot, hipertensi, osteoporosis, penurunan toleransi glukosa, gangguan sekresi hormon seks, striae, ptekie, akne, edema, hipokalemi, atropi korteks adrenal, *askulitis, tukak peptik, penurunan mekanisme pertahanan tubuh, perlambatan sembuhn!a luka, hambatan pertumbuhan pada anak, glukoma, katarak, trombosis, psikosis dan reaksi alergi. elain itu juga merintangi pertumbuhan pada anak"anak akibat dipercepatn!a penutupan epif!sis tulang, imunosupresi %;,1'. 2.2.<. Analia Diagn'i )erdasarkan data !ang diperoleh dari status pasien, pada anamnesa han!a dapat diketahui bah$a pasien mengalami batuk dan sesak. Diagnosa !ang ditegakkan pada kasus ini adalah infeksi saluran pernapasan akut. Diagnosa ini masih sangat umum sehingga penatalaksanaan !ang diberikan juga akan sangat luas. )erdasarkan referensi IP/ dikelompokkan menjadi lima kelompok pen!akit !aitu %4' 6 &. Infeksi saluran pernapasan atas 6 +hinitis, Faringitis, Tonsilitis, (titis media ,. @aringo"trakeo bronchitis atau croup 8. )ronkhitis ;. )ronkiolitis 1. Pneumonia &2 /dapun terapi !ang diberikan berdasarkan resep diatas adalah antibotik %cefat sirup', mukolitik %epeCol sirup', antitusif %romilar', bronkodilator %*entolin' dan antiinflamasi %lameson'. Ditinjau dari etiologi, sebagian besar infeksi saluran pernafasan akut adalah disebabkan oleh *irus. Pemberian antibiotik berupa cefat pada kasus ini tepat jika causa dari IP/ tersebut adalah bakteri. #amun karena data !ang didapat dari status terbatas maka tidak dapat diketahui dengan pasti apa etiologin!a. Pada kasus ini digunakan antibiotik cefat karena merupakan antibiotik berspektrum luas !ang memang dianjurkan untuk radang hulu kerongkongan. Mukolitik !ang diberikan pada kasus ini adalah epeCol !ang berisi ambroCol (bat ini berguna untuk mengurangi kekentalan dahak dan mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan. /mbroCol memang diindikasikan untuk infeksi saluran nafas akut dan kronis !ang disertai sekresi bronkial !ang abnormal, khususn!a pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik dan asma bronkial %;'. edangkan antitusifn!a adalah romilar !ang mengandung dekstromethorphan, !ang memang diindikasikan untuk batuk dalam berbagai keadaan. )ronkodilator !ang digunakan pada kasus ini adalah *entolin !ang mengandung salbutamol !ang merupakan obat adrenergik !ang bejerja selektif pada reseptor beta", sehingga merupakan bronkodilator terpilih terutama untuk kasus asma bronkial% ;,1'. elain itu pasien juga diberikan obat antiinflamasi !aitu lameson !ang mengandung metilprednisolon. <ika diagnosa IP/ %infeksi &- saluran Pernafasan /tas' gejala alergi maka pemberian obat !ang mengandung kortikosteroid adalah tepat. )erdasarkan keluhan !ang didapat dari data penderita dan obat"obat !ang diberikan di atas maka diagnosa !ang mungkin paling mendekati adalah IP/ !ang mengenai saluran napas ba$ah seperti bronkiolitis atau penumonia atau bisa juga merupakan asma bronkial !ang dicetuskan oleh IP/. 2.2. Uulan Penulian Ree- ,0 PROPINSI PE$ERINTA+ DAERA+ TIN=KAT I KALIMANTAN SELATAN RUMAH SAKIT UMUM ULIN BANJARMASIN #ama Dokter 6 dr +amlah T. T Dokter #IP 6 I&/00&0&, 0PF.)agian 6 /nak
)anjarmasin, ,& september ,00? R/ Cefat dry syr 125 mg f I S 2 d.d cth 1 1/2 p.c (0 12 h) R/ Salbutamol 1 mg mbro!ol "#5 mg $e%stromethorpha& '#5 mg Sacc lac (s m.f.l.a pul). d.t.d *o. + S p.r.&. '.d.d pul) I p.c (tuss,f) R/ met,lpreed&,solo& 2 mg Sacc lac (s m.f.l.a. pul) d.t.d *o. - S 1.d.d pul) I ma& Pro 6 /n. M. Ilmi 0mur 6 8 tahun )erat badan 6 &0,1 Kg /lamat 6 ungai /ndai )<M (A( III KESI$PULAN )erdasarkan 1 tepat pada resep rasional, maka 6 &. Tidak tepat obat /ntibiotik !ang diberikan berupa cefat sudah tepat jika memang jelas etiologin!a karena infeksi bakteri tapi berdasarkan data pada kasus ini tidak terlalu jelas etiologi IP/ n!a. (bat simptomatik berupa *entolin !ang mengandung salbutamol juga merupakan salah satu pilihan !ang tepat karena keluhan sesak. Pemberian romilar dan efeksol sebagai antitusif dan mukolitik juga tepat karena ada keluhan batuk meskipun tidak diketahui batukn!a berdahak atau kering, tapi pemberian lameson kurang jelas kemanfaatann!a pada kasus ini. Ditinjau dari rasio manfaat"harga, resep sangat mahal karena semua obat !ang dituliskan adalah obat paten. hal ini sulit dinilai kerasionalann!a karena tidak diketahui bagaimana keadaan sosial dari pasien. <adi dapat ditarik kesimpulan bah$a resep diatas masih belum tepat obat. ,. Tidak tepat dosis Dosis !ang diberikan pada resep ini dianggap tidak tepat karena tidak sesuai dengan dosis referensi pada pasien anak umur 8 tahun. 8. Tepat bentuk sediaan )entuk sediaan !ang diberikan sudah tepat sesuai dengan keadaan pasien. ;. Daktu penggunaan obat ,& Pada resep ini tidak dituliskan kapan obat ini diminum dan sampai kapan pemakaiaan!a. edangkan kelengkapan lain !ang perlu ditulis adalah 6 Identitas pasien seperti umur dan alamat. ,, DAFTAR PUSTAKA &. @estari, =. Seni %enulis Resep #eori dan &raktek. PT Pertja. <akarta, ,00& ,. <oenoes, #ani7ar Kaman. Ars &rescriendi ' &enulisan Resep (ang Rasional ). /irlangga 0ni*ersit! Press. uraba!a, &--1. 8. Dinotopradjoko, M dkk. In$ormasi Spesialite *at Indonesia. Ikatan arjana Farmasi Indonesia. /karta, 5olume 8-, ,00;. ;. Aardjasaputra, .@.P dkk. +ata *at di Indonesia edisi &0. Irafidian Medipress. <akarta, ,00,. 1. Ianis$arna, .I %ed'. ,armakologi dan #erapi edisi ;. )agian Farmakologi FK0I. <akarta, &--1. ?. Kat7ung, ).I. Farmakologi Dasar dan Klinik Bdisi 5I. BI=. <akarta. &--2. 4. Lunus F, &enatalaksanaan -atuk dalam &raktek Sehari.hari. )agian Pulmonologi FK 0I 0nit Paru + Persahabatan, <akarta. Dalam 6 Cermin +unia /edokteran #o. 21, &--83 ;8";1 ,8