A. LATAR BELAKANG Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (618 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa. Artinya, secara kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita anemia. Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan. Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi, seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh. Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal, dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil.
1
B. TUJUAN 1. Tujuan umum Mahasiswa dapat dan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia Berat. 2. Tujuan khusus Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia Berat diharapkan mahasiswa dapat: a. Melakukan pengkajian data pada ibu nifas dengan Anemia Berat b. Menginterpretasikan data dan mendiagnosa ibu nifas dengan Anemia berat c. Menentukan antisipasi sesuai diagnosa potensial pada ibu nifas dengan Anemia berat d. Merencanakan asuhan untuk ibu nifas dengan Anemia berat. e. Melaksanakan asuhan sesuai dengan perencanaan pada ibu nifas dengan Anemia berat f. Mengevaluasi asuhan yang telah dilakukan pada ibu nifas dengan Anemia berat. C. MANFAAT 1. Bagi Penulis Penulis dapat menerapkan teori yang diperoleh dari pendidikan secara nyata dilapangan dalam hal melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan Anemia berat. 2. Bagi Instansi Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa menerapkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dan mempraktekannya dilahan. 3. Bagi Masyarakat Dapat meningkatkan pengetahuan bagi ibu nifas dengan Anemia berat dan memperoleh asuhan kebidanan yang optimal.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN Anemia pada wanita masa nifas (pasca persalinan) umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada wanita post partum dari keluarga miskin (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005). Faktor - faktor yang mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia, nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri (Prawirohardjo, 2005). Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007). Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. 3 Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbs, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
B. ETIOLOGI Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu: 1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah. 2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma. 3. Kurangnya zat besi dalam makanan. 4. Kebutuhan zat besi meningkat. 5. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
C. TANDA DAN GEJALA 1. Tanda tanda anemia a. Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah b. Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis, pecah- pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut Ciri-ciri anemia defisiensi besi: 1) Mikrositosis 2) Hipokromasia 3) Anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokrom 4) Kadar besi serum rendah 5) Daya ikat besi serum meningkat 6) Protoporfirin meningkat 7) Tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang. 2. Gejala-gejalanya: 1. Malnutrisi 2. Glositis berat(Lidah meradang, nyeri) 3. Diare 4. Kehilangan nafsu makan
D. PATOFISIOLOGI Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, makanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam sistem retikulo endotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka hemoglobin akan muneul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urine. Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut: a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke jaringan. b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Secara umum prosedur diagnostik yang sering dilakukan bagi klien dengan Anemia yaitu: 1. Melakukan transfusi tukar 2. Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin 3. Pemeriksaan laboratorium
F. PENATALAKSANAAN 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan infus dan transfusi darah. 2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan setelah 2 jam postpartum seperti miring ke kiri atau ke kanan dan setelah 6 jam post partum ibu diperbolehkan duduk untuk mencegah tromboflebitis.
G. KOMPLIKASI 1. Terjadi subinvolusi uteri yang menyebabkan perdarahan (atonia uteri) 2. Infeksi puerperium 3. Berkurangnya pengeluaran ASI 4. Retensio Placenta 5. Perlukaan sukar sembuh 6. Mudah terjadi febris puerpuralis
H. DIAGNOSA Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit.
BAB III TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATHOLOGI Ny. D umur 30 tahun P 1 A 0 1 hari post partum dengan Anemia Berat Di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata PURBALINGGA
Pengkajian hari tanggal : Sabtu, 21 juli 2012 Pukul : 16.00 wib Tempat : R. BOUGENVILE
I. PENGKAJIAN A. Anamnesa 1. Identitas Nama Ibu : Ny. D Nama suami : Tn. S Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun Pendidikan: SMP Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Agama : Islam Agama : Islam Alamat : Talagening 2/8 Alamat : Talagening 2/8
2. Alasan datang : Pasien pindahan dari ruang bersalin partus tanggal 20 juli 2012 jam 09.00 wib di BPS dikirim oleh bidan karena terjadi perdarahan post partum.. 3. Keluhan utama : ibu mengatakan lemes dan pusing Keluhan tambahan : ibu mengatakan nafsu makannya berkurang. 4. Riwayat persalinan a. Tempat persalinan : BPS b. Di tolong oleh : Bidan c. Lama persalinan : Kala I, II, III dan IV tidak terkaji d. Placenta : tidak terkaji e. Tali pusat : tidak terkaji f. Perineum : Ada luka jahitan grade II pada perineum g. Jumlah perdarahan : Kala I, II, III dan IV tidak terkaji h. Selama operasi : Tidak operasi i. Komplikasi persalinan : Perdarahan pervaginam 5. Riwayat bayi a. Masa gestasi : 37 Minggu b. Lahir tanggal : 20 Juli 2012 Jam :09.00 WIB c. Apgar score : tidak terkaji d. Antropometri PB : 48 cm BB : 3100 gr LD : 33 cm LK : 34 cm e. Cacat bawaan : tidak ada Keterangan : bayi di rumah 6. Riwayat post partum a. Status emosional : ibu merasa cemas dengan keadaannya sekarang. b. Pola makan : ibu makan 3x/hari, porsi sedang, (nasi, sayur, lauk) c. Pola tidur : tidur siang : 1 jam, tidur malam : 7 jam d. Eliminasi BAK : 3-4 kali sehari, jumlah sedang, warna kuning jernih, bau khas. BAB : 1 kali sehari, warna kuning, bau khas. e. Mobilisasi : ibu sudah latihan duduk f. Pengalaman menyusui : ibu belum pernah menyusui sebelumnya. g. Seksualitas : belum berhubungan seksual
7. Personal hygiene a. Membersihkan alat kelamin : ibu membersihkan alat kelamin setelah BAK, BAB dan saat mandi. b. Mengganti pakaian : ibu mengganti pakaian dalam setelah mandi atau jika merasa risih. c. Mengganti pembalut : ibu mengganti pembalut jika sudah penuh. d. Mandi : ibu diseka 2 kali sehari e. Keramas : ibu belum keramas. 8. Riwayat KB - Ibu mengatakan sebelumnya tidak menggunakan KB.
B. Pemeriksaan 1. Keadaan umum : cukup Kesadaran : Composmentis 2. Tanda vital a. Tekanan darah : 110/70 mmHg b. Suhu tubuh : 37 0 C c. Denyut nadi : 86 kali per menit d. Pernafassan : 22 kali per menit 3. Pemeriksaan fisik a. Muka : simetris, tidak odema Konjungtiva : pucat Sklera : putih b. Mulut dan gigi Gigi : tidak ada caries Lidah : bersih Stomatitis : tidak ada c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis. d. Dada : pernafasan normal, tidak ada retraksi dinding dada. Jantung : normal Paru : normal e. Payudara Pembesaran : ada Putting susu : menonjol Pengeluaran : ada Kelainan : tidak ada f. Abdomen TFU : 3 jari di bawah pusat Konsistensi : keras Nyeri/mules : ada Luka operasi : tidak ada g. Genetalia Perineum : Ada luka jahitan perineum, grade 2 Vulva : tidak odema, tidak ada varises. Lochea : rubra Anus : tidak ada hemoroid h. Ekstremitas atas dan bawah : tidak odema, pucat, tidak ada kekakuan sendi, tidak ada varises. C. Pemeriksaan Penunjang Hb : 6,8 gr % tanggal : 21 juli 2012 Golongan Darah : A
II. INTERPRETASI DATA a. Diagnosa Kebidanan : Ny. D umur 30 tahun P1A0 1 hari post partum dengan anemia berat. Dasar S : Ibu mengatakan bernama Ny. D umur 30 tahun Ibu mengatakan ini kelahiran anak yang pertama. Ibu mengatakan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan lemas, pusing Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit.
O : TTV : TD : 110/70 mmHg N : 86 kpm Hb : 6,8 g/dl R : 22 kpm S : 37 0 C Konjungtiva : merah muda Ekstremitas : pucat Kontraksi : keras PPV : sedikit, 30 cc
b. Masalah : Ibu cemas dengan keadaannya. Dasar : Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang.
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL Diagnosa / masalah potensial : Syok hipovolemik Dasar : Hb : 6,8 gr %
IV. IDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN KEBUTUHAN PENANGANGANAN SEGERA - Kollaborasi dengan SpOG untuk terapi lanjutan Amoxcicilin 3x500 mg Asam mefenamat 3x500 mg Metil ergometrin 3x1 tablet SF 2x1 tablet - Transfuse darah 3 colf WB
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH Tanggal : 21 juli 2012 jam : 16. 25 Wib 1. Beritahu ibu tentang keadaannya sekarang 2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. 3. Kolaborasi dengan dr. Sp.OG untuk terapi pengobatan (amox 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, metil ergo 3x1 tablet, SF 2x1 tablet) dan pemberian transfusi darah. 4. Monitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah 5. Jelaskan tentang tanda bahaya mas nifas 6. KIE cara minum tablet Fe.
VI. PELAKSANAAN Tanggal : 21 juli 2012 jam : 16. 30 Wib 1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, yaitu ibu sekarang terkena anemia berat dan memerlukan pengobatan, keadaan ibu cukup , TD : 110/70 mmHg, N: 86x/menit, R: 20x/menit, S: 37 0 C 2. Menganjurkan pada ibu agar cukup istirahat 3. Melakukan kolaborasi dengan dr.Sp.OG untuk pemberian terapi obat (amox 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, metil ergo 3x1 tablet, SF 2x1 tablet) dan pemberian transfusi darah 1 colf WB. 4. Memonitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah 5. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas, yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam lebih dari 2 hari dengan suhu lebih dari 37.5 0 C, bengkak pada muka, tangan, kaki, disertai sakit kepala hebat, nyeri atau panas didaerah tungkai, payudara bengkak, berwarna kemerahan disertai rasa sakit. 6. Melakukan KIE tentang cara minum tablet Fe yaitu diminum dengan air putih atau dapat menggunakan sari buah untuk membantu mempercepat absorbsi obat tersebut.
VII. EVALUASI Tanggal : 21 Juli 2012 jam : 1. Ibu dan keluarga sudah tahu hasil pemeriksaan 2. Ibu bersedia mengikuti anjuran. 3. Kolaborasi dengan dr sudah dilakukan, transfusi darah colf pertama WB terpasang pukul 18.00 wib. 4. Tidak terjadi reaksi alergi dari pemasangan transfusi 5. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas. 6. Ibu sudah mengetahui cara minum tablet fe yang benar.
DATA PERKEMBANGAN I Tanggal 22 juli 2012 jam : 07.15 Wib S : ibu mengatakan masih lemas Ibu mengatakan masih sedikit pusing Ibu mengatakan masih perdarahan
O : KU : cukup, ibu tampak anemis Keasadaran : compos mentis TTV : TD : 110/80mmHg conjungtiva : pucat N : 78 x/menit R : 22 x/menit S : 36,9 0 C PPV : Sedikit, 30 cc Kontraksi uterus : keras Post transfusi colf I WB Terpasang infus NaCl
A : Ny. D umur 30 tahun P1A0 2hari post partum dengan anemia berat. P : 1. Memberitahu ibu dan keluarga keadaan ibu. - Ibu dan keluarga sudah tahu keadaan ibu. 2. Mengobservasi KU, perdarahan dan vital sign. - KU : Cukup - PPV : sedikit - TD : 110/80mmHg - N : 78x/menit - S : 36,9 0 C - R : 22x/menit 3. Memberikan transfusi darah Colf WB ke II - Transfusi darah colf WB ke II jam 19.00, transfusi habis jam 02.00 4. Memonitor reaksi alergi dari pemberian transfusi darah colf WB ke II - Tidak ada reaksi alergi 5. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang mengandung zat gizi besi seperti sayuran hijau, hati, dan daging yang berwarna merah. - Ibu bersedia mengikuti anjuran 6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti jalan. - Ibu bersedia mengikuti anjuran
DATA PERKEMBANGAN II Tanggal : 23 juli 2012 jam : 07.35 Wib S : Ibu mengatakan masih merasa sedikit pusing Ibu mengatakan masih perdarahan sedikit. Ibu mengatakan sudah tidak begitu lemas. Ibu mengatakan ASI keluar.
O : KU : Cukup, Ibu tampak anemis Kesadaran : Composmentis TTV : - TD : 130/90mmHg - N : 82x/menitnj - R : 22x/menit - S : 36,5 0 C - PPV : sedikit, 30 cc - Conjungtiva : merah muda - Kontraksi : keras - ASI keluar
A : Ny. D umur 30 tahun P1A0 3 hari post partum dengan anemia ringan. P : 1. Memasang transfusi darah colf III jam 10.30 wib. - Transfusi colf III terpasang, habis jam 15.35 wib. 2. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu sudah membaik, dengan hasil TD : 130/90mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,5 0 C. - Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang hasil pemeriksaan. 3. Kolaborasi dengan institusi laborat untuk mpemeriksaan Hb ulang post transfusi 3 colf. - Hasil pemeriksaan cek Hb ulang 9,7 g/dl , transfusi colf III habis jam 15.35 Wib. 4. Menganjurkan ibu untuk tetap makan makanan yang mengandung zat gizi besi. - Ibu bersedia mengikuti anjuran. 5. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI perah pada bayinya. - Ibu bersedia memberikan ASI perah pada bayinya.
DATA PERKEMBANGAN III Tanggal : 24 Juli 2012 jam : 09. 30 wib S : Ibu mengatakan sudah tidak pusing dan tidak lemas. Ibu mengatakan perdarahan hanya flek. Ibu mengatakan belum KB dan ingin menggunakan KB implant.
O : KU : Cukup kesadaran : composmentis Hb post transfusi 3 colf : 9,7 g/dl ASI keluar
A : Ny. D umur 30 tahun P1A0 4 hari post partum dengan anemia ringan, calon akseptor KB Implant. P : 1. Melakukan konseling tentang KB implant, yaitu pengertian KB implant, jenis KB implant, Efektifitas dan Keterbatasan. - Ibu sudah mengerti tentang konseling yang telah disampaikan 2. Melakukan inform consent untuk pemasangan KB implant - Inform consent telah dilakukan 3. Melakukan skrining K4 sebelum pemasangan KB Implant - Skrining K4 telah dilakukan. 4. Melakukan pemasangan KB Implant oleh petugas - KB implant telah terpasang. 5. Memberikan KIE post pemasangan KB Implant, yaitu dalam beberapa hari akan terasa perih pada daerah yang di pasang implant, hindari benturan, gesekan dan penekanan pada daerah yang di pasang implant, jangan mengangkat beban yang berat selam 7 hari, hindari daerah pemasangan dari air. - Ibu sudah mengerti tentang konseling yang telah diberikan. 6. Menjelaskan pada ibu bahwa dirinya hari ini sudah boleh pulang, menganjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi. - Ibu sudah mengerti dan bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi.
BAB IV PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia berat pada tanggal 21 Juli 2012 sampai dengan tanggal 24 Juli 2012, penulis tidak menemukan kesenjangan atau pun perbedaan antara teori dan praktek dilahan. Banyak persamaan antara teori dan praktek mengenai penanganan anemia.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Dalam memenuhi atau menangani masalah tersebut pada perencanaan tindakan pelaksanaan asuhan kebidanan penulis melakukan berdasarkan tujuan dan klasifikasi dari jenis anemia tersebut. Pada evaluasi diagnosa kebidanan Ny. D umur 30 tahun dengan anemia berat diperoleh hasil dari tujuan dan criteria sesuai dengan bebas waktu yang telah ditetapkan. Pemberian transfusi darah dan terapi fe merupakan cara agar anemia tersebut cepat teratasi terutama pada anemia berat, selain itu juga harus diimbangi dengan asupan nutrisi yang baik, dan makan makanan yang mengandung zat gizi besi.
B. SARAN 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan petugas lebih biasa bertindak lebih cepat dan tepat dalam menghadapi pasien dengan anemia berat. 2. Bagi pasien Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas patologis diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dan petugas kesehatan 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan bagi institusi untuk menyediakan literatur khusus tentang anemia sehingga dalam pembuatan laporan panjang patologi asuhan kebidanan ini memiliki sumber yang akurat, dan dapat berguna untuk masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, A.B. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta. http://biechan.wordpress.com/anemia-dalam-masa-nifas/ http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/gizi+dan+kesehatan/Kelahiran/anemia.komplikasi.di.masa.nifas Y, Anggraeni. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Cendekia Press. Yogyakarta Diposkan oleh vhie purple di 19.53 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Arsip Blog 2012 (2) o November (2) Dehidrasi Pada Bayi PRESUS ANEMIA Mengenai Saya
vhie purple Lihat profil lengkapku Template Ethereal. Gambar template oleh Jason Morrow. Diberdayakan oleh Blogger.