Você está na página 1de 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Etika adalah aturan tentang baik dan buruk. Beretika dalam berbisnis
adalah suatu pelengkap utama dari keberhasilan para pelaku bisnis. Bisnis yang
sukses bukan hanya dilihat dari hasil usaha saja, tetapi juga tercermin dari
perilaku serta sepak terjang si Pelaku Bisnis dalam proses berbisnis.
Namun pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan
etika demi tercapainya keuntungan yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan
kepentingan-kepentingan tertentu, sehingga menggeser prioritas perusahaan
dalam membangun kepedulian di masyarakat. Kecenderungan itu memunculkan
manipulasi dan penyelewengan untuk lebih mengarah pada tercapainya
kepentingan perusahaan. Praktek penyimpangan ini terjadi tidak hanya di
perusahaan di ndonesia, namun terjadi pula kasus-kasus penting di luar negeri.
!etiap perusahaan pada akhir periode akuntansi, akan menyajikan
laporan keuangan tahunan yang nantinya akan diaudit oleh seorang auditor
eksternal yang independen yang disebut sebagai "kuntan public.
#alam menjalankan pro$esinya seorang akuntan di ndonesia diatur oleh
suatu kode etik pro$esi dengan nama kode etik " % nstitut "kuntan ndonesia&
yang merupakan tatanan etika dan pro$esi dan prinsip moral yang memberikan
pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota
pro$esi dan dengan masyarakat. !elain itu, dengan kode etik akuntan juga
merupakan sebagai alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau
1
masyarakat pada umumnya, tentang kualitas mutu atau jasa yang diberikan
karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam
kode etik pro$esi.
#engan adanya kode etik tersebut, maka diharapkan asersi yang akan
dikeluarkan oleh seorang akuntan public merupakan in$ormasi yang nantinya
menjadi konsumsi public yang akan dijadikan pihak stockholders sebagai alat
pengambilan keputusan.
!eorang akuntan publik biasanya berada di bawah naungan sebuah
lembaga yaitu Kantor "kuntan Publik. #alam makalah ini, penulis sedikit
membahas permasalahan mengenai pelanggaran etika dalam Kantor "kuntan
Publik %K"P& terhadap !uap Pajak P' Easman (hristensen. #imana, pada bulan
!eptember 'ahun )**+, KP,--!iddharta !iddharta . /arsono terbukti menyuap
aparat pajak di ndonesia sebesar 0!1 23 ribu. 0ntuk menyiasati pengeluaran ini,
diterbitkan $aktur palsu untuk biaya jasa pro$essional KP,- yang harus dibayar
kliennya P' Easman (hristensen, anak perusahaan Baker /ughes nc. yang
tercatat dibursa New 4ork.
Kasus penyuapan pajak ini terkuak dari penasihat anti suap Baker,
ternyata yang khawatir dengan perilaku anak perusahaannya. ,aka, untuk
mengantisipasi resiko yang lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus
ini dan memecat para eksekuti$nya.
Badan pengawas pasar modal "!, !ecurities . E5change (ommision,
menjeratnya dengan 6oreign (orrupt Practices "ct, 0ndang-0ndang anti korupsi
buat perusahaan "merika di luar negeri. "kibatnya, hampir saja Baker dan KP,-
terseret ke pengadilan distrik 'e5as. Namun, oleh karena permohonan aker dan
itikad baiknya telah melaporkan kasus ini secara sukarela, kasus ini akhirnya
diselesaikan diluar pengadilan.
2
B. Rumusan Masalah
+. "pa pengertian "uditing 7
). "pa pengertian akuntan public7
8. "pa prinsip 9 prinsip etika dalam akuntan public7
:. "pa peraturan dan peri;inan K"P7
C. Tujuan Penulisan
'ujuan penulisan makalah ini yaitu<
+. 0ntuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Pro$esi
). 0ntuk memperdalam pemahaman dalam materi etika bisnis dalam kantor
akuntan public
BAB II
LANDASAN TERI
". Pengertian "uditing
"uditing adalah proses pengumpulan dan penge=aluasian bahan bukti
tentang in$ormasi yang dapat di ukur mengeni suatu entitas ekonomi yang
dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan
melaporkan kesesuaian in$ormasi termasuk dengan criteria-kriteria yang telah
ditetapkan menurut "rens Loebbecke %+>?+<+&.
3
!ecara umum pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit adalah
proses secara sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan
independen dengan mengumpulkan dan mege=aluai bahan bukti dan bertujuan
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
#alam melaksanakan audit $actor-$aktor yang harus diperhatikan adalah <
1. #ibutuhkan in$ormasi yang dapat diukur dan sejumlah criteria yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk menge=aluasi in$ormasi tersebut.
2. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas
untuk menentukan lingkp tanggung jawab auditor.
3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi tujuan audit.
:. Kemampuan auditor memahami criteria yang digunakan serta sikap
independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk
mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.
B. Pengertian "kuntan Publik
"kuntan Publik adalah akuntan yang memperoleh i;in dari menteri
keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di ndonesia. Ketentuan
mengenai akuntan publik di ndonesia diatur dalam peraturan mentri keuangan
nomor +2@P,K.*+@)**A tentang jasa akuntan publik. !etiap akuntan publik
wajib menjadi anggota nstitut "kuntan Publik ndonesia %"P&, asosiasi pro$esi
yang diakui oleh pemerintah.
"kuntan publik memiliki tugas pokok yang termasuk kedalam bidang
jasa atestasi dan non atestasi, yang termasuk kedalam jasa atestasi adalah akuntan
public yang bertugas mengaudit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas
4
laporan keuangan prospekti$ dan in$ormasi per$orma keuangan juga mere=iew
atas laporan keuangannya. #an jasa non astetasi adalah akuntan publik yang
bertugas penghitungan keuangan,manajemen, konsultasi, kompilasi dan
perpajakan.
#ilihat dari $ungsi umumnya pada akuntan publik adalah akuntan public
dapat memberikan in$ormasi bagi para pengambil keputusan tentang peristiwa
ekonomi yang penting dan mendasar, selain itu juga menyediakan in$ormasi
tentang bagaimana caraya ntuk mengalokasikan sumber-sumber yang terbatas,
contohnya tenaga kerja, modal, dan bahan baku untuk mencapai tujuan yang
diinginkan oleh pemerintah.
"kuntan publik memiliki kantor yang bernama Kantor "kuntan Publik
%K"P& yang merupakan lembaga usaha yang telah mendapatlan i;in dari mentri
keuangan sebagai penempatan pada akuntan publik dalam menjalankan
pro$esinya.
(. Prinsip-prinsip Etika dalam "kuntan Publik
'ujuan pro$esi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar pro$esionalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi
dengan orientasi kepada kepentingan public. 0ntuk itu, mencapai tujuan tersebut,
ada empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi %Posiding Kongres B "
'ahun +>>A& <
a. Kredibilitas, masyarakat membutuhkan kredibilitas in$ormasi dan system
in$ormasi.
5
b. Pro$esionalisme, diperlukan indi=idu yang dengan jelas dapat
diidenti$ikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai pro$essional dibidang
akuntansi.
c. Kualitas jasa, keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
d. Kepercayaan, pemakai jasa akuntan harus merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika pro$essional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
6aktor kunci citra pro$esi akuntan yaitu, keberadaan dan perkembangan
pro$esi akuntan itu sendiri- ditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat
pemakai jasa akuntan, sedangkan tingakt kepercayaan masyarakat ditentukan oleh
tingkat kualitas jasa %pengetahuaan dan ketrampilan teknis dibidang akuntansi
serta disiplin ilmu terkait& dan tingkat ketaatan serta kesadaran para akuntan
dalam mematuhi kode etik pro$esi akuntansi.
!truktur kode etik " terdiri atas empat bagian yang disusun berdasarkan
struktur @ jenjang yaitu <
+. Prinsip etika
). "turan etika
8. nterpretasi aturan etika
:. 'anya jawab etika
Prinsi! etika IAI
!aat ini, kode etik " yang disahkan pada kongres " B tahun +>>A
terdiri atas delapan prinsip yaitu<
". Tanggung ja#a$ !r%&esi
Dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai profesionalis, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam
semua kegiatan yang dilakukannya.
6
Prinsip ke-+ < tanggung jawab pro$esi diperlukan sebagai konsekuensi logis dari
keharusan pro$esi akunan untuk menjaga kepercayaan pblik. Prinsip ini
menyiratkan arti bahwa <
a. Public menuntut tanggung jawab pro$esi akuntan untuk selalu menjagaC
kualitas in$ormasi yang disampaikan.
b. #alam menjalankan pro$esinya , setiap akuntan akan sering dihadapkan
pada berbagai bentuk benturan kepentingan %con$licto$ interest& misalnya<
Kepentingan pribadi =ersus kepentingan public
Kepentingan atasan %untuk akuntan manajemen@akuntan
pemerintah& =ersus kepentingan public
Kepentingan klie pemberi tugas %untuk akuntan pemeriksa@auditor
indeependen& dengan kepentingan public. 0ntuk itu, akuntan harus
selalu lebih mengedepankan kepentingan yang lebih
besar%kepentingan public&
c. ,engedepankan kepentingan public hanya dapat dilakukan bila akuntan
selalu menggunakan pertimbangan moral dan pro$essional dalam semua
kegiatan yang dilakukan.
'. (e!entingan !u$li)
!etiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada public, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan
komitmen atas pro$esionalisme. Prinsip ke ) < kepentingan public menyiratkan
hal-hal sebagai berikut <
a. ,asyarakat@public membutuhkan dan mengandalkan in$ormasi %laporan
keuangan, laporan audit& yang dihasilkan oleh pro$esi akuntan untuk
mengambil berbagai jenis keputusan bisnis, ekonomis,dan politis
b. E$ekti=itas keputusan public ini bergantung pada kualitas in$ormasi yang
disampaikan oleh pro$esi akuntan.
c. Pro$esi akuntan akan tetap berada pada posisi penting bila setiap akuntan
selalu dapat memelihara kepercayaan public
7
d. Penghormatan kepada kepercayaan public ini hanya dapat dilakukan bila
setiap akuntan dapat menunjukkan komitmen dan dedikasi merek untuk
mencapai pro$esionalisme yang tinggi.
*. Integritas
0ntuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab pro$esionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. ntegritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan pro$esional. ntegritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan %benchmark& bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. ntegritas mengharuskan seorang
anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. ntegritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
+. $jekti,itas
!etiap anggota harus menjaga obyekti=itasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban pro$esionalnya. Dbyekti=itasnya
adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyekti=itas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. "nggota bekerja dalam
berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyekti=itas mereka
dalam berbagai situasi.
"nggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. "nggota yang lain menyiapkan laporan keuangan
sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam
8
kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan
pemerintah. ,ereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk
kedalam pro$esi. "papun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara obyekti=itas.
-. (%m!etensi .an kehati/hatian !r%&essi%nal
!etiap anggota harus melaksanakan jasa pro$esionalnya dengan berhati-
hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan pro$esional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
man$aat dari jasa pro$esional dan teknik yang paling mutakhir.
/al ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan jasa pro$esional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung jawab pro$esi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan dan pengalaman. "nggota seharusnya tidak menggambarkan
dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki.
Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu
tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota
untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.
#alam hal penugasan pro$esional melebihi kompetensi anggota atau
perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien
kepada pihak lain yang lebih kompeten. !etiap anggota bertanggung jawab
untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah
pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk
bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
9
6. (erahasiaan
!etiap anggota harus menghormati kerahasiaan in$ormasi yang diperoleh
selama melakukan jasa pro$esional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan in$ormasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban pro$esional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan pro$esi menuntut bahwa standar pro$esi yang
berhubungan dengan kerahasiaan dide$inisikan bahwa terdapat panduan
mengenai si$at si$at dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai
keadaan di mana in$ormasi yang diperoleh selama melakukan jasa pro$esional
dapat atau perlu diungkapkan.
"nggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan in$ormasi
tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa pro$esional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar
anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
0. Perilaku !r%&essi%nal
!etiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi pro$esi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan pro$esi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan pro$esi
harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, sta$, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
1. Stan.ar Teknis
!etiap anggota harus melaksanakan jasa pro$esionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar pro$esional yang rele=an. !esuai dengan
10
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyekti=itas. !tandar teknis dan standar
pro$essional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh
katan "kuntan ndonesia. nternasional 6ederation o$ "ccountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang rele=an.
#. Peraturan dan Peri;inan K"P
a. Peraturan dalam K"P
#i ndonesia, melalui PP"EP 9 #ep. Keu., pemerintah melaksanakan
regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan terkait dengan
penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. /al ini dilakukan sejalan
dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi pro$esi terhadap anggotanya.
Perlu diketahui bahwa telah terjadi perubahan insitusional dalam asosiasi
pro$esi "P. !aat ini, asosiasi "P berada dibawah naungan nstitut "kuntan
Publik ndonesia %"P&. !ebelumnya asosiasi "P merupakan bagian dari
nstitut "kuntan ndonesia %"&, yaitu Kompartemen "kuntan Publik&.
Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa
kewenangan pengaturan akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah,
dimulai dengan "merika !erikat yang membentuk Public (ompany
"ccounting D=ersight Board %P("DB&. P("DB merupakan lembaga semi
pemerintah yang dibentuk berdasarkan !arbanes D5ley "ct )**).
Berkaitan dengan perkembangan tersebut, pemerintah ndonesia
melalui Fancangan 0ndang-0ndang tentang "kuntan Publik %#ra$t F00 "P,
#epkeu, )**?& menarik kewenangan pengawasan dan pembinaan ke tangan
,enteri Keuangan, disamping tetap melimpahkan beberapa kewenangan
11
kepada asosiasi pro$esi. #alam F00 "P tersebut, regulasi terhadap akuntan
publik diperketat disertai dengan usulan penerapan sanksi disiplin berat dan
denda administrati$ yang besar, terutama dalam hal pelanggaran penerapan
!tandar Pro$esional "kuntan Publik %!P"P&. #isamping itu ditambahkan pula
sanksi pidana kepada akuntan publik palsu %atau orang yang mengaku sebagai
akuntan publik& dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan !P"P.
!eluruh regulasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan, meningkatkan kepercayaan publik serta melindungi
kepentingan publik melalui peningkatan independensi auditor dan kualitas
audit.
BAB III
PEMBAHASAN (ASUS
"merika !erikat sebagai sebuah negara yang banyak dibenci orang
memiliki undang-undang yang mengatur perilaku perusahaan-perusahaan
yang beroperasi di negara lain. ,ereka sangat melarang perusahaan "merika
untuk terlibat dalam korupsi termasuk penyuapan di negara lain. 0ndang-
undang yang bernama 6oreign (orrupt Practice "ct %6(P"& ini telah berlaku
sejak tahun +>22 dan paling tidak membantu negara lain tempat korupsi
tumbuh subur untuk memberantas korupsi, kalau negara tersebut mau,
tentunya. !anksi terhadap perusahaan-perusahaan yang melanggar 00 ini
cukup berat. Keringanan diberikan kepada perusahaan yang secara sukarela
melaporkan tindakan korupsi yang dilakukan ke #epartemen Kehakiman
%#oE& dan Pengawas Pasar ,odal %!E(&.
Kasus yang melanggar etika dalam kantor akuntan publik adalah
penyuapan yang dilakukan oleh Baker /ughes nc, sebuah perusahaan
12
peralatan pengeboran minyak bumi, pada tahun +>>>. Baker /ughes nc
menyuap aparat pajak ndonesia sebesar 123.*** agar anak perusahaannya di
ndonesia, yaitu P' Eastman (hristensen, memperoleh pengurangan pajak
sebesar 0!1 8 juta, dari 0!1 8.)**.*** menjadi 0!1)2*.***.
Penyuapan tidak dilakukan sendiri oleh Baker /ughes nc, melainkan
dengan bantuan konsultan pajak mereka yaitu KP,--!!/, salah satu kantor
akuntan terbesar di dunia. 0ang penyuapan dimasukkan sebagai bagian dari
tagihan KP,--!!/ atas jasa konsultasi yang diberikan. 'otal tagihan sebesar
0!1+:8.*** terdiri dari 0!1 23.*** sebagai uang suap dan 0!1 ?A.***
sebagai uang jasa konsultasi yang sebenarnya.
!etelah melakukan penyuapan, penasehat anti suap Baker /ughes nc
melihat risiko yang besar bagi perusahaan jika sampai diketahui melakukan
penyuapan. Dleh karena itu, mereka kemudian melaporkan secara sukarela
kasus ini kepada !E( dan memecat para eksekuti$ yang terlibat dalam
penyuapan ini. Pada tahun )**+ Baker /ughes nc menyelesaikan kasus ini di
luar pengadilan dengan membayar denda dan dengan demikian pihak-pihak
yang terkait tidak terungkap di pengadilan.
#i ndonesia sendiri, berita mengenai tindak lanjut atas penyuapan
aparat pajak ini tidak diperoleh.
Pem$ahasan
Kasus suap pajak ini tersebut seharusnya tidak terjadi, apabila setiap
akuntan publik mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan penerapan etika
secara pro$esional dalam pelaksanaannya sebagai seorang akuntan publik
yang pro$esional dan independen. Pekerjaan seorang pro$esional harus
dikerjakan dengan sikap yang pro$esional pula dengan berdasarkan pada
13
standar moral dan etika dalam akuntan publik. Kemampuan seorang akuntan
publik juga dapat dimengerti dan peka terhadap persoalan etika yang
dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka berada. !ebuah kasus yang ironis
dimana karena pengungkapannya justru dilakukan oleh pemegang otoritas
pasar modal "merika !erikat %!E(&.
Kasus KP,--!iddharta siddharta . /arsono juga melibatkan kantor
akuntan publik yang dinilai terlalu memihak kepada kliennya. Prinsip-prinsip
yang tidak sesuai dengan prinsip etika " terkait dengan kasus tersebut
adalah <
". Prinsi! Integritas
ntegritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan pro$esional. ntegritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan %benchmark& bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. ntegritas mengharuskan seorang anggota
untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. ntegritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima
kecurangan atau peniadaan prinsip.
"kuntan public yang telah berusaha menyuap untuk kepentingan klien
seperti kasus KP,- !!/ diatas dapat dikatakan tidak jujur dan tidak adil
dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang anggota. !elain itu, akuntan juga
telah melanggar prinsip objekti=itas hingga mereka bersedia untuk melakukan
sebuah kecurangan. #ari situ, kita bisa melihat bahwa mereka meman$aatkan
14
jabatan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan mengabaikan
integritas mereka sebagai seorang akuntan publik
'. Prinsi! $jekti,itas
Prinsip obyekti=itas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. "nggota bekerja dalam
berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyekti=itas mereka
dalam berbagai situasi.
"kan tetapi, dalam kasus KP,- !!/ bersikap tidak secara objekti$,
karena mereka cenderung memihak dan membela kepentingan kliennya, P'
Easman (hristensen agar mendapatkan perlakuan khusus dengan meringankan
pembayaran pajak, dan kemudian akuntan public tersebut memberikan usulan
kepada P' Easman (hristensen untuk menyuap aparat pajak ndonesia.
/asilnya P' Easman (hristensen membayar pajak mereka hanya sebesar 0!1
)2* ribu dari yang seharusnya adalah sebesar 0!18,) juta.
*. Prinsi! (%m!etensi serta sika! ke)ermatan .an kehati/hatian !r%&essi%nal
!etiap anggota harus melaksanakan jasa pro$esionalnya dengan berhati-
hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan pro$esional pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
man$aat dari jasa pro$esional dan teknik yang paling mutakhir.
#isini, KP,- !!/ tidak menjalankan tugas mereka secara kehati-
hatian karena mereka tidak mempertimbangkan dampak buruk seperti apa yang
akan terjadi atas tindakan yang dilakukan, yaitu kerugian yang harus ditanggung
oleh Negara demi keuntungan pihak kliennya, dan juga terjaminnya
kelangsungan jasa akuntannya akan digunakan terus oleh kliennya, P' Easman
(hristensen. Kemahiran pro$esionalnya tidak digunakan untuk tindakan yang
15
positi$, tetapi mengarah kepada perbuatan yang melanggar etika yaitu dengan
mengelabui, mengakali, dan menyuap para petugas pajak , sehingga hal tersebut
jelas dinilai sebagai tindakan yang sangat tidak pro$esionalisme.
+. Prinsi! !erilaku !r%&essi%nal
!etiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi pro$esi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan pro$esi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan pro$esi
harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, sta$, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
#alam hal ini, KP,- !!/ sudah jelas melanggar prinsip-prinsip
pro$essional, karena <
,enyarankan kepada kliennya,P' Easman (hristenses sebenarnya hal
tersebut tidak seharusnya dilakukan seorang akuntan public untuk melakukan
penyuapan kepada aparat pajak untuk mendapatkan sebuah keringanan dalam
pembayaran pajak.
"danya kong kali kong serta kerja sama dengan pihak ketiga mereka yaitu
aparat pajak untuk kepentingan kliennya dan organisasinya, sehingga hal ini
mengakibatkan kerugian Negara dari sector pajak yang seharusnya dibayar
0!1 8,) juta menjadi sebesar 0!1)2* ribu.
'indakan yang dilakukan KP,- !!/ berkaitan dengan hal-hal yang terkait
dengan masalah kepentingan.
16
BAB I2
PENUTUP
A. (esim!ulan
!ebagai seorang yang berpro$esi sebagai akuntan public, maka ia harus
menerapkan semua prinsip-prinsip akuntan public itu sendiri. harus
menerapkan etika akuntan public yang telah ditetapkan oleh ", oleh karena
itu apapun opini yang dikeluarkan oleh akuntan public akan digunakan oleh
pemangku kepentingan yang nantinya manjadikan opini tersebut sebagai alat
pengambil keputusan.
Etika adalah aturan tentang baik dan buruk. Beretika dalam berbisnis
adalah suatu pelengkap utama dari keberhasilan para pelaku bisnis. Namun
pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan etika demi
tercapainya keuntungan yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan
kepentingan-kepentingan tertentu, sehingga menggeser prioritas perusahaan
17
dalam membangun kepedulian di masyarakat. Kecenderungan itu
memunculkan manipulasi dan penyelewengan untuk lebih mengarah pada
tercapainya kepentingan perusahaan.
Laporan keuangan tahunan nantinya akan diaudit oleh seorang auditor
eksternal yang independen yang disebut sebagai "kuntan publik. #alam
menjalankan pro$esinya seorang akuntan di ndonesia diatur oleh suatu kode
etik pro$esi dengan nama kode etik " % nstitut "kuntan ndonesia& yang
merupakan tatanan etika dan pro$esi serta prinsip moral yang memberikan
pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota
pro$esi dan dengan masyarakat. !eorang akuntan publik biasanya berada di
bawah naungan sebuah lembaga yaitu Kantor "kuntan Publik. #engan adanya
kode etik tersebut, maka diharapkan asersi yang akan dikeluarkan oleh
seorang akuntan public merupakan in$ormasi yang nantinya menjadi
konsumsi public yang akan dijadikan pihak stockholders sebagai alat
pengambilan keputusan.
#alam kasus KP,--!iddharta siddharta . /arsono melibatkan
kantor akuntan publik berusaha menyuap untuk kepentingan klien. /al ini
dapat dilihat dari P' Easman (hristensen yang mendapatkan perlakuan
khusus dengan meringankan pembayaran pajak, dan kemudian akuntan public
tersebut memberikan usulan kepada P' Easman (hristensen untuk menyuap
aparat pajak ndonesia, sehingga P' Easman (hristensen hanya membayar
0!1 )2* ribu dari yang seharusnya sebesar 0!18,) juta. !ehingga membuat
kerugian yang harus ditanggung oleh Negara demi keuntungan pihak kliennya
18
19

Você também pode gostar