Você está na página 1de 9

TUGAS

ANALISA AIR
ANALISA COD (CHEMICAL OXIGEN DEMAND)
Oleh:
TEGUH CIPTO HARSONO
26.08.2359 J
PROGRA STUDI D!III ANALIS "ESEHATAN
#A"ULTAS ILU "ESEHATAN
UNI$ERSITAS SETIA %UDI
SURA"ARTA
20&&
ANALISA COD (CHEMICAL OXIGEN DEMAND)
Ketergantungan makhluk hidup akan air, merupakan alasan bahwa
sumberdaya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan, baik generasi sekarang maupun yang akan datang. Selain kuantitas,
kualitas air juga sangat penting, yang mencakup aspek fisik, kimia dan biologi.
Kualitas mempengaruhi ketersediaan air, baik untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia, rekreasi, pertanian, industri, dan pemanfaatan lainnya. Untuk itu perlu
dilakukan analisa untuk menguji apakah air tersebut layak, salah satunya adalah
melalui analisa COD.
ir merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air
kehidupan tidak dapat berlangsung. ir juga banyak mendapat pencemaran.
Semua bahan pencemar secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air. !erbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran
pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan. "asalah
pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. #al
ini mengingat keadaan perairan$alami di banyak negara yang cenderung menurun,
baik kualitas maupun kuantitasnya.
Chemical Oxygen Demand %COD& menggambarkan jumlah total oksigen
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang
dapat didegradasi secara biologis maupun sulit secara biologis menjadi CO
'
dan
#
'
O. (engukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua bahan
organik dapat dioksidasi menjadi karbondioksida dan air dengan bantuan
oksidator kuat %kalium dikromat)K
'
Cr
'
O
*
& dalam suasana asam. Dengan
menggunakan dikromat sebagai oksidator, diperkirakan sekitar +,-$.//- bahan
organik dapat dioksidasi %0ffendi,'//1&.
A. De'()(*(
COD adalah jumlah O
'
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi 2at$2at
organis yang ada dalam . l sampel air, dengan pengoksidasi K
'
Cr
'
O
*
sebagai
sumber oksigen %o3idi2ing agent&.
ngka COD juga merupakan ukuran bagi pencemaran air dan
mengakibatkan berkurangnya O
'
dalam air. nalisa COD berbeda dengan
analisa !OD, tapi dapat ditetapkan perbandingannya sebagai alat kontrol uji
COD dan !OD.
"enurut 0ffendi %'//1& nilai COD yang tidak tercemar biasanya
kurang dari '/ mg)4 dan tingginya nilai COD juga menunjukkan tebalnya
lapisan bahan organik yang ada di perairan sehingga dapat menyebabkan
rendahnya kadar oksigen terlarut di perairan yang dibutuhkan oleh organisme
untuk respirasi, keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam, ataupun
dari aktifitas rumah tangga dan industri, misalnya pabrik bubur kertas %pulp&,
pabrik kertas, dan industri makanan. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan
bahwa pada lokasi 1 diperoleh nilai COD yang lebih tinggi dikarenakan
tebalnya lapisan bahan organik pada lokasi tersebut.
Je)(* A(+ ,)-,. COD
.& ir limbah penduduk %/,5/$/,6/&
'& ir limbah penduduk setelah pengendapan 7 %/,6/&
1& ir limbah penduduk setelah pengolahan secara biologi %/,'/&
5& ir sungai %/,./&
%. Re/.*( COD
(ada prinsipnya COD merupakan perhitungan banyaknya oksigen
yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan$bahan organik secara kimia.
8eaksi9
:at Organik ; O
'

terurai +,- ;
CO
'
; #
'
O
C. P+()*(0 /)/l(*/
.. :at organis dioksidasi oleh larutan K
'
Cr
'
O
*
dalam suasana asam yang
mendidih dengan katalisator g
'
SO
5
untuk mempercepat reaksi dan
penambahan #gSO
5
untuk menghilangkan gangguan klorida.
'. Untuk memastikan 2at organis habis teroksidasi, maka pengoksidasi
K
'
Cr
'
O
*
ditambahkan berlebihan. Kelebihan K
'
Cr
'
O
*
digunakan untuk
menentukan berapa O
'
yang telah terpakai melalui titrasi dengan <erro
mm sulfat. 7ndikator feroin digunakan untuk menentukan t.a.t dari warna
hijau$biru menjadi merah coklat.
1. Untuk analisa COD ini dilakukan uji larutan blangko, karena blangko
tidak mengandung 2at organik yang dapat dioksidasi K
'
Cr
'
O
*
= nilai awal
K
'
Cr
'
O
*
.
D. G/)11,/)2 "e,)-,)1/) 3/) "e.,+/)1/) A)/l(*/ COD
.. >angguan
Kadar klorida ? '/// ppm mengganggu kerja gSO
5
, tapi dapat
dihilangkan dengan #gSO
5
%dengan jumlah yang sebanding& '&@O
'
$
juga
akan teroksidasi menjadi @O1$. !ila konsentrasi @O
'
$
A ' mg)l maka perlu
penambahan ./ mg sam sulfamat per mg @O
'
$
, baik dalm sampel
maupun blangko.
'. Keuntungan
Bes COD lebih singkat dari tes !OD
Bidak selalu butuh pengenceran
'$13 lebih teliti
>angguan yang sifatnya racun terhadap 2at organis tidak berpengaruh
1. Kekurangan
nalisa COD merupakan analisa suatu reaksi oksidasi kimia yang meniru
oksidasi biologis, sehingga merupakan pendekatan, tidak dapat
membedakan 2at inert dan 2at yang teroksidasi secara biologis.
(engawetan sampel air dengan penambahan #
'
SO
5
pekat S( p# C '.
E. Pe+.e45/)1/) A)/l(*/ COD
"etoda standar penentuan kebutuhan oksigen kimiawi atau Chemical
O3ygen Demand %COD& yang digunakan saat ini adalah metoda yang
melibatkan penggunaan oksidator kuat kalium bikromat, asam sulfat pekat,
dan perak sulfat sebagai katalis. Kepedulian akan aspek kesehatan lingkungan
mendorong perlunya peninjauan kritis metoda standar penentuan COD
tersebut, karena adanya keterlibatan bahan$bahan berbahaya dan beracun
dalam proses analisisnya. !erbagai usaha telah dilakukan untuk mencari
metoda alternatif yang lebih baik dan ramah lingkungan %@urdin, '//+&.
(erkembangan metoda$metoda penentuan COD dapat diklasifikasikan
menjadi dua kategori. (ertama, metoda yang didasarkan pada prinsip oksidasi
kimia secara konDensional dan sederhana dalam proses analisisnya.
(endekatan secara elektrokimia mengundang perhatian karena lebih
sederhana, cepat, dan mudah diotomatisasi. 7nstrumen analisis COD secara
elektrokimia biasanya menggunakan elektroda kerja (bO
'
, CuO, atau
komposit g
'
O dan CuO, telah sukses diimplementasikan pada sistem
monitoring on$line secara otomatis. kan tetapi hasil pengukurannya selalu
memberikan nilai COD yang lebih kecil jika dibandingkan dengan metode
standar, karena hanya fraksi kecil 2at organik yang dapat dimineralisasi oleh
sistem oksidasi secara elektrokimia.
da beberapa masalah penting yang ditemukan pada pengukuran COD
secara elektrokimia sebagaimana dijelaskan di atas. (ertama, besarnya
gangguan sinyal yang diakibatkan oleh oksidasi air atau elektrolit dalam
matrik sampel air yang seringkali menutupi sinyal analit. Kedua, karena
kemampuan oksidasi yang terbatas, hampir tidak mungkin memperoleh hasil
pengukuran COD yang sempurna. Kedua hal tersebut berpengaruh besar
terhadap sensitiDitas, resolusi, reprodusibilitas dan akurasi dari hasil
pengukuran.
Sementara itu, :hao et al. %'//5& telah melaporkan metode baru
sebagai metoda alternatif pengukuran COD. "etoda yang diusulkan ini
berbasis gabungan fotokatalisis dan elektrokimia, dengan pendekatan yang
sama sekali baru. "ereka menggunakan film BiO' yang dilapiskan pada
substrat gelas berlapis 7BO %7ndium Bin O3ide&, yang difungsikan sebagai
anoda pada sistem fotoelektrokimia. rus cahaya yang timbul saat sistem
fotoelektrokimia dijalankan telah dieDaluasi dan digunakan sebagai besaran
yang dapat dikorelasikan
#. Pe+/l/-/) 6/)1 %(/*/ D(1,)/./) 0/3/ A)/l(*/ COD
.& lat reflu3, batu didih.
'& (emanas listrik ) !unsen.
1& !uret, beker gelas, labu takar, Dol. pipet alat gelas, dll.
G. Pe+e/.*( 0/3/ A)/l(*/ COD
.& 4arutan standar K
'
Cr
'
O
*
/,', n
4arutan .',',+ g K
'
Cr
'
O
*
p.a %telah dikeringkan dalam oDen E ./,/ C
selama ' jam dan didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan
kelembaban& dengan aFuades sp Dol ./// ml.
'& gSO
5
1& #gSO
5
5& #
'
SO
5
pekat
,& 8eagen asamsulfat
. liter #
'
SO
5
pekat ditambah E ./ g gSO5 pelarutnya butuh waktu .$'
hari.
6& 4arutan standar <erro mm Sulfat %<S& /,.@
4arutkan 1+ g <e%@#
5
&
'
%SO
5
&
'
. #
'
O
'
dalam ,// ml aFuFdes, tambah '/
ml #
'
SO
5
p, setelah didinginkan tambahkan air suling sp Dol ./// ml.
larutan ini tidak stabil, harus setiap hari distandarisasi dengan larutan
K
'
Cr
'
O
*
.
@ormalitas <S 9 ml K
'
Cr
'
O
*
3 @ K
'
Cr
'
O
*
dibagi "l <S yang digunakan
*& 7ndikator <reoin ) <enantrolin <erro Sulfat
.,5G g .,/. fenantrolin monohidrat dan 6+, mg <eSO
*
#
'
O dilarutkan
dengan sedikit aFuades, kemudian campur dan encerkan sp. Hol .// ml
dengan aFuades.
G& sam sulfamat
H. C/+/ .e+7/ A)/l(*/ COD
!ila taksiran nilai COD A G// mg)l , sampel harus diencerkan dulu sp
nilai COD ? G// mg)l.
.& (ipet '/,/ ml sampel asli atau yang sudah diencerkan, masukkan batu
didih.
'& Bambahkan E /,5 g #gSO
5
dan K
'
Cr
'
O
*
/,', @ sebanyak ./,/ ml.
1& Siapkan 1/ ml reagen asam sulfat, masukkan perlahan$lahan lewat dinding
erlenmeyer. Kocok perlahanIlahan, agar tidak terjadi penguapan dan
sampel tercampur. 4angsung kondensor dipasang.
5& 4akukan reflu3, diatas pemanas selama ' jam dan pada temperatur G//C.
,& Setelah dingin, bilas kondensor dengan air suling E ',$,/ ml, refluk
dilepas dan sampel didinginkan, kemudian encerkan dengan air suling
sebanyak .,/$'//ml. dinginkan sp suhu ruangan.
6& Bambahkan indikator <eroin.
*& Bitrasi sisa K
'
Cr
'
O
*
dengan larutan <S /,. @ dari warna hijau$biru
menjadi coklat merah.
G& 4akukan blangko dari '/ ml aFuades, tambah reagen yang sama dan reflu3
dengan cara yang sama.
+& !ila COD kurang */ mg)l digunakan K
'
Cr
'
O
*
/,/', @ bila Cl A '///
mg)l, sangat sukar dilakukan dengan cara ini sebab hasil akan AAA. Dapat
diatasi dengan cara oksidasi dengan K"nO
5
.
I. Pe+h(-,)1/) A)/l(*/ COD
COD mg)l C
sampel l "
./// G3 3 @ b&3 $ %a
a C titrasi blangko
b C titrasi sampel
@ C normalitas <S
. ml <S J G mg O'
perbandingan rata$rata !OD, dan COD untuk macam$macam jenis air9
!OD, ) COD C /,5$/,6 air buangan penduduk
/,6 air buangan penduduk setelah pengendapan 7
/,' air buangan penduduk setelah diolah secara biologis
/,,$/,6, air beracun industri organis
/,//$/,' air buangan industri anorganik
DA#TAR PUSTA"A
0ffendi, #. '//1. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingungan Perairan. Kanisius. Kogyakarta.
@urdin "., L. Libowo, Supriyono, ". !. <ebrian, #. Surahman, K.K. Krisnandi,
dan M. >unla2uardi. '//+. (engembangan "etode !aru (enentuan
Chemical Oxygen Demand %Cod& !erbasis Sel <otoelektrokimia9
Karakterisasi 0lektroda Kerja 4apis Bipis Bio')7to. !AKA"A# SA$%S#
&OL. '(# %O. '# AP"$L )**+, '-..
:hao, D. Miang, S. :hang, K. Catterall, 8. Mohn. '//5 nal. Chem. *6 .,,$.6/.

Você também pode gostar