Você está na página 1de 16

1

Analisa Vitamin C
I. Pengertian
Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada suatu bahan pangan.
Diantaranya adalah metode titrasi dan metode spektrofotometri.
a. Metode Titrasi
1. Iodium
Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan tidak
memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai Iodium sebagai
oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum sebagai indikatornya.
(Wijanarko, 2002).
2. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)
Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih spesifik dari titrasi
yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan asam oksalat atau asam
metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain mengoksidasi vitamin C. Namun,
metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 dan asam metafosfat sangat
mahal (Wijanarko, 2002).
3. Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara atau
metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat
gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka titran harus
bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C dari metode ini
adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, 2005).
b. Metode Spektrofotometri
Pada metode ini, larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada sebuah kuvet yang disinari
oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama dengan molekul pada vitamin C
yaitu 269 nm. Analisis menggunakan metode ini memiliki hasil yang akurat. Karena
alasan biaya, metode ini jarang digunakan (Sudarmaji, 2007).

II. BAHAN
Sampel : Jeruk, Vitacimin, You C lemon dan jeruk
Reagen :
2

- Amylum 1% ; 10 gr pati yang dapat larut dicampur dengan 10 mg Hgl dan 30 ml
aquades yang sedang mendidih
- Standar Yodium : 2 2.5 gr KI dan 1.269 gr I
2
dilarutkan dalam aquades sampai 1
liter
III. ALAT
Buret
Statif
Erlenmeyer
Labu ukur
Neraca analitik
Gelas kimia
Pipet tetes
Kapas
Pipet gondok
Pisau

IV. PROSEDUR
A. Air Jeruk
1. Jeruk diperas, ambil airnya.
2. Timbang sebanyak 10 30 gr dengan neraca analitik menggunakan gelas kimia.
Catat hasil yang ditimbang.
3. Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquades sampai tanda batas.
4. Saring dengan kapas untuk memisahkan filtratnya.
5. Pipet 10 ml filtrat dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
6. Tambahkan 1 ml larutan amylum 1% (soluble starch).
7. Kemudian titrasi dengan 0/01 N standart yodium (sebelumnya yodium telah
dimasukkan kedalam buret yang telah dibersihkan dan yang telah diuji apakah buret
tersebut tidak bocor)
Perhitungan :
Kadar Vit.C = Vol.pengenceran x Volume titrasi x 0.88 mg x 100%
Berat Sample
3

Kadar vit.C = 100 x 1.9 x 0.88 mg x 1 = 16.72 mg
10
B. Sampel Jus Jeruk
1. Ditimbang kurang lebih 25ml sampel jus jeruk
2. Catat sebagai berat mula-mula
3. Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 100ml hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250ml
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I
2
sampai berubah warna menjadi biru violet
7. Catat volume I
2
yang digunakan
C. Sampel Tablet Vitamin C
1. Ditimbang kurang lebih 0,1 gram tablet vitamin C yang sudah digerus
2. Catat sebagai berat mula-mula
3. Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 250 ml hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian diencerkan sampai volume 30ml ke dalam
Erlenmeyer
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I
2
sampai berubah warna menjadi biru violet
7. Catat volume I
2
yang digunakan

4

Perhitungan dan contoh (B&C)
Data 1: Volume Titrasi Larutan I
2

Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari
You C
Orange
You C
Lemon
Vitacimin
I II I I I II III
Berat sampel mula-mula (gr) 25 25 25,11 25 0,1 0,1 0,1
Volume sampel (ml) 10 10 10 10 10 10 10
Volume I
2
yang digunakan
(ml)
0,5 0,6 14,60 13,45 0,7 1,8 2,05
Volume I
2
rata-rata (ml) 0,55 14,60 13,45 1,517

Data 2: Kadar Vitamin C dalam Sampel
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari Vitacimin You C Orange You C Lemon
Berat sampel mula-mula (gr) 2,25 0,05 25,11 25
Berat vitamin C pada sampel
(mg)
4,84 33,374 128,48 118,36
Berat vitamin C dalam
sampel (%)
0,21 66,75 0,51 0,47

Data 3 : Kebutuhan Sampel per hari (untuk mendapatkan 60 mg Vitamin C)
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari Vitacimin You C Orange You C Lemon
Berat vitamin C dalam
kemasan (mg)
90 500 1000 1000
Jumlah yang dibutuhkan per
hari (gr)
0,0024 0,6 0,0024 0,0024

Perhitungan :
5





6

Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan larutan I
2
sebagai larutan
peniter. Hal pertama yang dilakukan ialah membuat larutan I
2
0,01 M dengan menimbang
sejumlah 0,245gr ke dalam 100 ml aquades. Dengan perhitungan :

Dalam pembuatan larutan baku I
2,
padatan I
2
yang ditimbang tidak larut sempurna pada
saat dipanaskan sehingga dilakukan pengenceran untuk mendapatkan larutan I
2
0,01M dari
larutan I
2
0,05M ke dalam labu ukur 100ml. Dengan perhitungan:

Penentuan vitamin C (asam askorbat) dilakukan dengan titrasi iodimetri (titrasi langsung).
Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan I
2
.
Reaksi :













Ayu Putu Prima Septiani
DIV Analis Kesehatan TK 4










7


PEMBAHASAN
Percobaan penetapan kadar vitamin C pada praktikum kali ini dengan menggunakan
sampel minuman yang mengandung vitamin C yaitu jeruk yang diperas airnya. Fungsi larutan
standart yodium ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang terdapat dalam
sampel menjadi senyawa dehidro askorbat sehingga akan berwarna biru tua karena pereaksi yang
berlebih. Fungsi amylum ialah untuk meningkatkan kecepatan percobaan (sebagai indikator).
Reaksi ini disebut reaksi IODIMETRI karena terjadi perubahan dari tidak berwarna (bening)
menjadi berwarna biru tua, sedangkan reaksi IODOMETRI adalah kebalikannya.
Proses pengujian untuk sample jeruk dilakukan hanya dengan 1 kali pengenceran yaitu
100 mL, dan dilakukan 4 kali pengujian (duplo) sehingga saat praktikum dilakukan 4 kali
titrasi. Hal tersebut dilakukan karena pada pengujian pertama/titrasi pertama dengan
pengenceran 100 mL tersebut, volume titran yang diperoleh kurang memuaskan karena tetesan
dari buret tidak lancar dan dalam mengaduk erlenmeyer juga tidak konsisten. Untuk sample
dengan pengenceran 100 mL berat sample yang berhasil ditimbang adalah 10,0150 g, sample
ditimbang dalam gelas kimia dengan menggunakan neraca analitik dan diencerkan dengan
menggunakan aquadest sampai tanda batas.
Setelah sample ditimbang dan diencerkan, selanjutnya sample dipipet sebanyak 10 mL
dan dimasukan dalam erlenmeyer, kemudian ditmabahkan amilum 1% sebagai indikator, setelah
itu dititrasi dengan menggunakan I2 0,01 N. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam
erlenmeyer berubah warna menjadi biru, warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum
yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir, indikator yang dipergunakan
dalam analisa vitamin C dengan metode iodimetri adalah larutan amilum.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan ini, setelah dilakukan sebanyak 4X, ml
titran yang digunakan mempunyai rata-rata 1.9 ml. Kadar vitamin C setelah perhitungan
diperoleh 16.72 mg/10 gr atau 167.2 mg/100 gr sampel. Hasil percobaan memiliki nilai yang
lebih tinggi dari nilai yang ada di DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan) yaitu 49 mg/100
gr jeruk manis. Hal ini dapat disebabkan pada saat melakukan praktikum praktikan kurang
berhati-hati dalam melakukan percobaan, kebersihan alat juga berpengaruh dalam mendapatkan
nilai yang akurat karena dapat terrkontaminasi dengan zat lain. Selain itu, vitamin C memiliki
sifat yang mudah rusak dan mudah larut dalam air, sehingga mudah teroksidasi. Pada saat titrasi,
warna yang diperoleh adalah pada saat 15 detik pertama. Sehingga jika lebih hasil yang
diperoleh juga akan berbeda yang dapat mempengaruhi hasil yang sesungguhnya. Hal tersebut di
atas juga dapat disebabkan oleh jenis sample (jeruk) yang digunakan mungkin saja berbeda baik
dari segi jenis, varietas, tingkat keasaman, dan hal-hal lainnya yang menyebabkan ketidaksamaan
data yang didapat.
Hal ini juga disebabkan karena penyusunan DKBM ini hanya menggunakan satu jenis
bahan yang kita tidak mengetahui darimana asal dan bagaimana komposisi bahan tersebut. Kadar
dari vitamin C, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Keadaan buah tersebut, semakin
8

layu/kusut atau tidak segarnya vitamin menyebabkan kadar vitamin C yang terkandung dalam
buah tersebut berkurang. Waktu dalam mengekstrasi juga mempengaruhi kadar vitamin C,
semakin lama waktu mengekstrasi kandungan vitamin C akan semakin berkurang.
KESIMPULAN
1. Vitamin C merupakan senyawa organik yang larut dalam air, tidak larut dalam lemak, mudah
teroksidasi dalam kondisi basa, peka terhadap panas, stabil dalam kondisi asam dan kondisi
kering, berbentuk kristal warna putih, reduktor kuat.
2. Prinsip analisa kadar vitamin C dengan metode titrasi iodium adalah reaksi vitamin C dengan
iodin membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkapnya hilang dan
terbentuk kompleks iodium-amilum berwarna biru gelap.
3. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kadar vitamin C pada jeruk sample adalah
senilai 162.7 yang berbeda dari yang ada di DKBM, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya jenis bahan dan ketelitian dalam melaksanakan praktikum.
SARAN
1. Sebelum melakukan analisa kadar vitamin, mahasiswa harus benar-benar memahami prosedur
kerja agar diperoleh data pengukuran dengan keteliatian yang tinggi dan mendekati keakuratan.
2. Sebaiknya sewaktu analisa kadar vitamin, menggunakan banyak sampel yang diuji dari satu
jenis bahan (sari jeruk) sehingga hasil pengukuran yang digunakan merupakan nilai rata-rata
yang dapat mendekati nilai keakuratan pengujian.
3. Sebaiknya dalam melakukan titrasi, sebelumnya praktikan telah memastikan kondisi buret
seperti mengatur kuat tidaknya keran untuk dibuka atau ditutup, sehingga hasil tidak akan
kelebihan. Praktikan juga harus lebih teliti melihat awal dan akhir titrasi.
4. Hasil praktikum belum sesuai seperti yang ada di bahan sumber karena terjadinya kesalahan.
Kesalahan terjadi karena kurang teliti dan kurang terampilnya praktikan melakukan proses
titraasi, sehingga hasil pengamatan menjadi kurang akurat.






VITAMIN C DALAM JUS BUAH

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari cara analisa kadar vitamin C
9

2. Menghitung kadar vitamin C pada berbagai sampel

B. DASAR TEORI
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil
dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk
melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut
prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak
beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam
nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B
12
(disebut golongan vitamin
B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak disebutnya alosterin, dan dapat
disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh,
dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga membahayakan.
Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya penyakit difisiensi, tetapi biasanya gejala
penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut sudah terpenuhi (Poedjiadi,
1994).

Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus molekul
C
6
H
8
O
6
. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 192
o
C. Bersifat larut dalam air,
sedikit larut dalam aseton atau alcohol yang mempunyai berat molekul rendah. Vitamin C sukar
larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan logam membentuk garam. Pada pH rendah
vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila
terdapat katalisator Fe, Cu, enzim askorbat aksidase, sinar, dan temperature yang tinggi. Larutan
encer vitamin C pada pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas.
Oksidasi vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).

Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dihidroaskorbat yang masih
mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam dihidroaskorbat secara kimia sangat labil dan
10

dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki
keaktifan sebagai vitamin C lagi.
Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi
dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada
pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler,
kolagen. Vitamin ini tersebar keseluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks, dan lain-lain.
Vitamin C berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan
hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kalogen tersebut (Poedjiadi, 1994).
Vitamin C mudah larut dalam air sehingga apabila vitamin C yang dikonsumsi melebihi yang
dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh,
vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis rata-rata yang dibutuhkan bagi orang dewasa
adalah 60-90 mg/hari. Tetapi masih bisa melebihi dosis yang dianjurkan, tergantung pada kondisi
tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang yang berbeda-beda (Sudarmadji, 1989).
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin C dapat hilang
karena hal-hal seperti :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,
2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible
(Poedjiadi, 1994).
Penentuan vitamin C dapat dikerjakan dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri
merupakan titrasi langsung berdasarkan reaksi redoks yang menggunakan larutan baku I
2
untuk
mengoksidasi analatnya.
A
Reduksi
+ I
2
A
Oksidasi
+ I
-

Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat yang merupakan
reduktor yang cukup kuat dapat dititrasi. Indikator yang digunakan ialah amilum, dengan
perubahan dari tak berwarna menjadi biru.
Harga vitamin C (asam askorbat) sering ditentukan kadarnya dengan titrasi ini. Vitamin C
dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomer 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap
hilang (Harjadi,1990).


C. ALAT DAN BAHAN
11

A. Alat Yang Digunakan
1. Buret 50ml
2. Klem
3. Statif
4. Corong
5. Labu takar 100ml
6. Labu takar 250 ml
7. Batang pengaduk
8. Gelas beaker 100ml
9. Erlenmeyer 250ml
10. Pipet gondok 10ml
11. Pipet tetes
12. Mortar
13. Alu

B. Bahan Yang Digunakan
1. Larutan I
2
0,01M
2. Larutan Kanji
3. Sampel Vitamin C (Nutrisari, You C 1000, Vitacimin)
4. Aquades

D. CARA KERJA
A. Sampel Jus Jeruk
1. Ditimbang kurang lebih 25ml sampel jus jeruk
2. Catat sebagai berat mula-mula
3. Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 100ml hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250ml
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I
2
sampai berubah warna menjadi biru violet
7. Catat volume I
2
yang digunakan

B. Sampel Tablet Vitamin C
1. Ditimbang kurang lebih 0,1 gram tablet vitamin C yang sudah digerus
2. Catat sebagai berat mula-mula
3. Diencerkan dengan aquades didalam labu ukur 250 ml hingga tera
4. Dipipet 10ml sampel, kemudian diencerkan sampai volume 30ml ke dalam erlenmeyer
5. Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
6. Sampel dititrasi dengan larutan I
2
sampai berubah warna menjadi biru violet
7. Catat volume I
2
yang digunakan
12


E. DATA PERCOBAAN
Tabel I.I Volume Titrasi Larutan I
2

Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari
You C
Orange
You C
Lemon
Vitacimin
I II I I I II III
Berat sampel mula-mula (gr) 25 25 25,11 25 0,1 0,1 0,1
Volume sampel (ml) 10 10 10 10 10 10 10
Volume I
2
yang digunakan
(ml)
0,5 0,6 14,60 13,45 0,7 1,8 2,05
Volume I
2
rata-rata (ml) 0,55 14,60 13,45 1,517

Tabel I.II Kadar Vitamin C dalam Sampel
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari Vitacimin You C Orange You C Lemon
Berat sampel mula-mula (gr) 2,25 0,05 25,11 25
Berat vitamin C pada sampel
(mg)
4,84 33,374 128,48 118,36
Berat vitamin C dalam
sampel (%)
0,21 66,75 0,51 0,47

Tabel I.III Kebutuhan Sampel per hari (untuk mendapatkan 60 mg Vitamin C)
Data Pengamatan
Sampel
Nutrisari Vitacimin You C Orange You C Lemon
Berat vitamin C dalam
kemasan (mg)
90 500 1000 1000
Jumlah yang dibutuhkan per
hari (gr)
0,0024 0,6 0,0024 0,0024

F. PERHITUNGAN
13



14





G. PEMBAHASAN
15

Penentuan kadar vitamin C dilakukan dengan menggunakan larutan I
2
sebagai larutan
peniter. Hal pertama yang dilakukan ialah membuat larutan I
2
0,01 M dengan menimbang
sejumlah 0,245gr ke dalam 100 ml aquades. Dengan perhitungan :

Dalam pembuatan larutan baku I
2,
padatan I
2
yang ditimbang tidak larut sempurna pada
saat dipanaskan sehingga dilakukan pengenceran untuk mendapatkan larutan I
2
0,01M dari
larutan I
2
0,05M ke dalam labu ukur 100ml. Dengan perhitungan:

Penentuan vitamin C (asam askorbat) dilakukan dengan titrasi iodimetri (titrasi langsung).
Hal ini berdasarkan sifat bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan I
2
.
Reaksi :

Percobaan penetapan kadar vitamin C pada praktikum kali ini menggunakan sampel yang
mengandung vitamin C dari beberapa merk dagang. Prosedur pertama yang dilakukan ialah
menimbang sejumlah sampel kemudian dilarutakan dengan aquades ke dalam labu takar 100 ml
untuk sampel cair dan labu takar 250 ml untuk sampel padatan. Selanjutnya sampel dipipet
sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan larutan kanji
sebagai indikator. Setelah itu dititrasi dengan larutan I
2
0,01M. Proses titrasi dilakukan sampai
larutan dalam erlenmeyer berubah warna dari larutan bening menjadi biru violet. Warna biru
violet yang dihasilkan merupakan reaksi antara iod dengan amilum menjadi iod-amilum yang
menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir.
Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang terdapat
dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan berwarna biru karena pereaksi
yang berlebih. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan 2 tetes larutan kanji yang berperan
sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida membentuk suatu kompleks
yang berwarna biru yang akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah. Larutan kanji
tidak boleh ditambahkan tepat sebelum titik akhir dicapai. Jika larutan kanji ditambahkan ketika
konsentrasi iod tinggi, sedikit iod akan tetap teradsorpsi bahan pada titik akhir titrasi.
Penyakit-penyakit yang terjadi akibat kekurangan vitamin C antara lain sariawan,
penurunan tingkat penyembuhan luka, anemia, kulit kering dan bersisik, radang gusi, kerusakan
pada jaringan jantung, dan lai-lain.
16

Dampak kelebihan vitamin C bagi orang yang mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi ialah
sakit kepala, gangguan pencernaan, bahkan dapat membuat usus kram. Selain itu juga dapat
memperberat kinerja ginjal. Vitamin C yang mudah larut dalam air akan membuat pengeluaran
urine yang mengandung vitamin C meningkat dibandingkan biasanya dan dapat membuat
terbentuknya batu ginjal dengan mudah. Menghilangkan kelebihan vitamin C ini dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi air putih secara rutin.
Standar jumlah yang dibutuhkan tubuh sudah dibuat oleh USA Academy of Sciences.
Jumlah kebutuhan vitamin ini berbeda-beda menurut umur dan jenis kelaminnya. Kebutuhan
harian vitamin C bagi orang dewasa adalah sekitar 60 mg, untuk wanita hamil 95 mg, anak-anak
45 mg, dan bayi 35 mg. Namun karena banyaknya polusi di lingkungan antara lain oleh adanya
asap-asap kendaraan bermotor dan asap rokok maka penggunaan vitamin C perlu ditingkatkan
hingga dua kali lipat yaitu 120 mg.
http://elsapermatasari.blogspot.com/2012/10/laporan-analisa-kuantitatif-vitamin-c.html
http://wangikristalini.blogspot.com/2014/01/penentuan-kadar-vitamin-c.html

Você também pode gostar