Você está na página 1de 12

Nama : Nessa Selviany

NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

MEKANISME PENGHILANG BUSA PADA MOLTO SEKALI
BILAS DAN PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN DARI
MINYAK JELANTAH

1. Proses yang Terjadi pada Molto Ultra Sekali bilas
Pada dasarnya Molto Ultra bukanlah deterjen utama yang pakai untuk
pengangkatan noda pada pakaian. Kebanyakan Molto ultra cair di fungsikan
hanya sebagai pewangi pakaian, karena daya angkat noda pada Molto Ultra sangat
lemat. Molto Ultra Cair merupakan deterjen cair konsentrat yang memiliki seluruh
keunggulan dari Deterjen Cair ditambah dengan kesegaran Molto Ultra yang
tahan lama. Molto Ultra cair dapat meresap langsung ke dalam serat kain sehingga
efektif dan cepat membersihkan noda membandel, menjaga warna tetap
cemerlang, dan lembut di tangan. Molto Ultra Cair tersedia dalam kemasan botol,
refill, dan sachet dengan kemasan yang menarik.
Pada proses 1 kali bilas hal yang terjadi adalah noda-noda pada pori-pori
pakaian akan terangkat, dimana pada proses perendaman noda-noda pada pori-
pori pakaian tersebut tidak dapat terangkat. Sebenarnya proses pembilasan ini
tidak perlu dilakukan sampai berkali-kali, tapi cukup sekali bila noda berada
dipermukaan pakaian. Dan juga pada proses pembilasan ini busa dari detergen
hilang sekaligus terangkat bersama noda-noda yang masih tertinggal tadi.
Melakukan perkerjaan rutin rumah tangga seringkali memakan waktu yang
tidak sedikit, termasuk saat mencuci. Mulai dari memilah, merendam hingga
membilas pakaian. Untuk hasil yang terbaik para ibu rela menghabiskan waktu
dan tenaga untuk membilas cuciannya hingga tiga kali. PT Unilever yang telah
menemani masyarakat Indonesia selama 75 tahun memberikan solusinya.
Terobosoan Molto Ultra Sekali Bilas adalah varian baru yang
mempermudah ibu ketika membilas. Cukup satu kali bilas busa hilang dan tidak
meninggalkan residu deterjen.praktis dan hemat air. Kelebihan Molto Ultra Sekali
Bilas yaitu mengusung teknologi baru, yaitu bahan penghilang busa yang dapat
menghilangkan busa seketika hanya dalam sekali bilas. Kebiasaan mencuci
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

hingga tiga kali pembilasan yang menghabiskan banyak tenaga dan waktu dapat
teratasi dengan sekali bilas. Dan tidak sedikit pesaing yang ikut memproduksi
produk yang sama agar bisa menarik minat konsumen sehingga konsumen bisa
beralih ke produk mereka dengan membanding-bandingkan dan membuat iklan
yang seakan-akan produk merekalah yang paling bagus. Molto ultra sekali bilas
telah terbukti bahwa produk ini memang pantas untuk bersaing di dunia bisnis.
Didalam etika bisnis, Dengan keunggulan yang dimilikinya, produk ini
diharapkan akan mendapatkan tempat yang istimewa di tengah maraknya pasar
produk pelembut dan pengharum pakaian. Dengan menggunakan molto ultra
sekali bilas dapat menghemat waktu tidak perlu membutuhkan waktu yang lama
untuk membilasnya, belum lagi waktu menunggu agar pewangi atau pelembutnya
bekerja efektif. Tapi berkat molto ultra sekali bilas, acara membilas yang
berulang-ulang lewat, karena molto ultra sekali bilas dapat menghilangkan bekas
busa dalam sekejap. dan itu berarti, waktunya dapat lebih cepat dan tenaga kita
juga tidak keluar banyak. Selain itu juga sebagai bentuk wujud kepedulian Molto
terhadap ketersediaan air bersih di Indonesia, sekaligus usaha penghematan air,
Molto melakukan Gerakan Sosial; Gerakan Sekali Bilas Molto. Sebagai brand
pelembut dan pengharum pakaian, Molto menyadari betul masalah akan
kelangkaan air bersih sehingga tergerak berinovasi dengan mengeluarkan variant
terbaru Molto Ultra.
2. Cara Kerja Molto Ultra Sekali Bilas
Buat yang rajin nyuci, pasti kenal ama yang namanya molto ultra sekali
bilas, pelembut pakaian yang bisa menghilangkan busa hanya dalam sekali bilas.
ini merupakan salah satu terobosan dari PT. Unilever mengingat pentingnya
penghematan terhadap sumber daya dan bahayanya deterjen bagi lingkungan
akuatik. Deterjen adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti
natrium stearat, C17H35COO-Na+.
Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian
dan kemampuan menurunkan tegangan permukaan dari air. Konsep ini dapat
dipahami dengan mengingat kedua sifat dari ion sabun. Suatu gambaran dari
stearat terdiri dari ion karboksil sebagai kepala dengan hidrokarbon yang
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

panjang sebagai ekor. Dengan adanya minyak, lemak dan bahan organik tidak
larut dalam air lainnya, kecenderungan untuk ekor dari anion melarut dalam
bahan organik, sedangkan bagian kepala tetap tinggal dalam larutan air.
Unsur kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan atau bahan aktif
permukaan yang bereaksi dalam menjadikan air menjadi basah (wet) dan sebagai
bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan terkonsentrasi pada batas permukaan
antara air dengan gas (udara), padatan-padatan (debu) dan cairan-cairan yang
tidak dapat bercampur (minyak). Hal ini terjadi karena struktur Amphiphilic yang
berarti bagian yang satu dari molekul adalah suatu yang bersifat polar atau gugus
ionik (sebagai kepala) dengan afinitas yang kuat untuk air dan bagian lainnya
suatu hidrokarbon (sebagai ekor) yang tidak suka air.
Senyawa ini suatu surfaktan alkil sulfat, suatu jenis yang banyak
digunakan untuk berbagai keperluan seperti shampo, kosmetik, pembersih, dan
loundry. Sampai tahun 1960-an sufaktan yang paling umum digunakan adalah
Alkil Benzen Sulfonat (ABS). ABS suatu produk derivat alkil benzen. ABS
sangat tidak menguntungkan karena ternyata sangat lambat terurai oleh bakteri
pengurai disebabkan oleh adanya rantai bercabang pada strukturnya. Oleh kerena
itu ABS kemudian digantikan oleh surfaktan yang dapat dibiodegradasi yang
dikenal dengan Linier Alkil Sulfonat (LAS). Sejak LAS menggantikan ABS
dalam deterjen masalah-masalah yang timbul seperti penutupan permukaan air
oleh gumpalan busa dapat dihilangkan dan toksinitasnya terhadap ikan di air telah
banyak dikurangi.
Sampah dan buangan-buangan kotoran dari rumah tangga, pertanian dan
pabrik/industri dapat mengurangi kadar oksigen dalam air yang dibutuhkan oleh
kehidupan dalam air. Di bawah pengaruh bakteri anaerob senyawa organik akan
terurai dan menghasilkan gas-gas NH3 dan H2S dengan bau busuknya.
Penguraian senyawa-senyawa organik juga akan menghasilkan gas-gas beracun
dan bakteri-bakteri patogen yang akan mengganggu kesehatan air.
Detergen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain kecuali oleh ganggang
hijau dan yang tidak sempat diuraikan ini akan menimbulkan pencemaran air.
Senyawa-senyawa organik seperti pestisida (DDT, dikhloro difenol trikhlor
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

metana), juga merupakan bahan pencemar air. Sisa-sisa penggunaan pestisida
yang berlebihan akan terbawa aliran air pertanian dan akan masuk ke dalam rantai
makanan dan masuk dalam jaringan tubuh makhluk yang memakan makanan itu.
Bayangkan saja kalau limbah deterjen semakin banyak sehingga
organisme air tidak sanggup lagi untuk memakan limbah tersebut. Maka dari itu,
inovasi dari unilever adalah salah satu solving kita mengatasi masalah lingkungan
ini. Coba perhatikan kemasan Molto Ultra Sekali Bilas, di bagian belakang kanan
bawah, tertera tulisan bahan aktif : kwartener amonium klorida 10%.
Ammonium Klorida terbentuk melalui reaksi antara amonia (NH4) dan
hidroklorida (HCl), melalui reaksi: NH4Cl NH3 + HCl.
Amonium Klorida larut didalam air dan menjadi asam, sifat asam inilah yang
memutuskan reaksi antar molekul deterjen sehingga deterjen tidak lagi bekerja
sebagaimana mestinya, tidak berbusa. Ingat, deterjen bersifat basa, ketika bereaksi
dengan larutan asam konsentrasinya akan berubah.
Beberapa negara mengenal amonium klorida sebagai sal amoniak. Dalam
bidang tekstil, amonium klorida digunakan untuk pencelupan, penyamakan, dan
membuat bahan kapas menjadi cerah. Selain itu, amonium klorida juga dapat
digunakan dalam obat batuk dan membuat biskuit menjadi renyah. Amonium
klorida juga digunakan untuk memadamkan api.
3. Proses Pembuatan Sabun Transparan dari Minyak Jelantah
Minyak goreng banyak digunakan oleh masyarakat untuk memasak.
Mahalnya harga minyak goreng membuat masyarakat cenderung
menggunakannya berulang kali. Minyak goreng yang digunakan berulang kali ini
dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi tubuh. Hal tersebut dikarenakan
pemanasan yang terus-menerus dilakukan pada minyak akan menyebabkan
minyak dapat teroksidasi dan kemudian akan membentuk radikal bebas yang
dapat menyebabkan penyakit kanker bagi manusia. Namun, bukan berarti juga
minyak jelantah dapat dibuang sembarangan ke lingkungan karena akan
mencemari lingkungan. Oleh sebab itu digunakan alternatif lain dalam
pemanfaatan minyak jelantah yaitu dengan cara dimurnikan dan dijadikan sebagai
bahan baku pembuatan sabun transparan.
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan
yang dimurnikan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya digunakan untuk
menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan dihasilkan dari tanaman seperti
kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung dan kedelai. Minyak goreng dapat
digunakan hingga 3-4 kali penggorengan. Jika digunakan berulang kali, minyak akan
berubah warna. Zat warna dalam minyak terdiri dari dua golongan, yaitu zat warna
alamiah dan warna dari hasil degradasi zat warna alamiah. Zat warna tersebut terdiri
dari dan karotein, xanthofil, klorofil dan anthosyanin yang menyebabkan minyak
berwarna kuning, kuning kecoklatan dan kemerahmerahan (Djatmiko dan Widjaja,
1973, Ketaren, 1986).
Minyak yang baik adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh
yang lebih banyak dibandingkan dengan kandungan asam lemak jenuhnya. Setelah
penggorengan berkali-kali, asam lemak yang terkandung dalam minyak akan semakin
jenuh. Dengan demikian minyak tersebut dapat dikatakan telah rusak atau dapat
disebut minyak jelantah. Suhu yang semakin tinggi dan pemanasan dengan kadar
asam lemak jenuh yang tinggi akan mengakibatkan makanan yang lama akan
meningkatkan kadar asam lemak jenuh dalam minyak. Minyak nabati lama lama akan
meningkatkan kadar asam lemak jenuh dalam minyak.
Pertumbuhan jumlah penduduk, serta perkembangan industri, restoran, dan
usaha fastfood akan menyebabkan dihasilkannya minyak goreng bekas dalam jumlah
yang cukup banyak. Minyak goreng bekas ini apabila dikonsumsi dapat menimbulkan
penyakit yang membuat tubuh kita kurang sehat dan stamina menurun. Namun
apabila minyak goreng bekas tersebut dibuang sangatlah tidak efisien dan mencemari
lingkungan. Karena itu minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan kembali, salah
satunya menjadi produk berbasis minyak seperti sabun cair.
Sabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati atau lemak hewani bebentuk padat, lunak atau cair, dan berbusa. Sabun
dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan
gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi basa yang biasa digunakan adalah
Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hidroksida (KOH). Jika basa yang
digunakan adalah NaOH, maka produk reaksi berupa sabun keras (padat), sedangkan
basa yang digunakan berupa KOH maka produk reaksi berupa sabun cair.
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

Garam dari alkali asam lemak merupakan sabun dari reaksi saponifikasi dengan
cara memanaskan lemak dan Kalium Hidroksida (KOH) sampai terhidrolisis
sempurna. Untuk proses pemurnian minyak goreng bekas, dilakukan proses
netralisasi dengan menambahkan NaOH 15% dan proses bleaching dengan
menggunakan arang aktif buatan sendiri dari arang tempurung kelapa sebanyak 7,5%
dari berat minyak goreng yang digunakan. Nur Asyiah menemukan bahwa
konsentrasi NaOH dan temperatur proses pembuatan sabun mandi mempunyai
pengaruh yang penting terhadap kualitas sabun yang dihasilkan, yaitu bila konsentrasi
NaOH yang digunakan > 40% maka sabun yang dihasilkan adalah sabun keras yang
dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Sedangkan bila konsentrasi NaOH yang
digunakan < 40% maka sabun yang dihasilkan adalah sabun yang sulit berbusa dan
sukar membentuk sabun padat.
Sebagai langkah awal dibuat sabun transparan dengan bahan dasar minyak
jelantah olahan dengan prosedur dan formula sesuai rujukan (Sugiawati, W.,
2007). Langkah awal pembuatan sabun transparan adalah dengan mencairkan
asam stearat menggunakan pemanas yang dilengkapi stirrer sampai meleleh.
Langkah selanjutnya dengan menambahkan minyak sampai tercampur homogeny
dan mencapai suhu 65-70C dan segera tambahkan larutan NaOH sampai
terbentuk massa yang homogen. Etanol, gliserin, sukrosa, asam sitrat, DEA, NaCl,
dan air kemudian ditambahkan secara berurutan sambil diaduk sampai homogeny.
Setelah busa terbentuk, stirrer dimatikan dan biarkan beberapa saat sampai busa
berada di atas. Campuran akhir kemudian dituang ke dalam cetakan dan ditunggu
hingga memadat. Sabun transparan yang dihasilkan kemudian dilihat transparansi
dan busa yang dihasilkannya.
Proses pengolahannya sabun dari minyak jelantah yakni minyak jelantah
yang lebih dari 3 kali pemakaian dicampurkan dengan 10 % minyak jelantah.
Dipanaskan pada temperatur 200
0
C selama 2 jam. Minyak jelantah disaring agar
terpisah dari zeolit. Pembuatan sabun yakni minyak jelantah hasil olahan
ditimbang sebanyak 25 gram. Ditimbang dan dimasukkan 15 gram asam stearat ke
dalam minyak tersebut dan dipanaskan pada suhu 60C. Sebanyak 13,75 gram
NaOH dipanaskan hingga suhu 40C. Campuran minyak jelantah dengan asam
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

stearat yang telah dipanaskan dihaduk dengan magnetik stirer pada kecepatan
konstan dan dicampurkan dengan NaOH dihaduk terus sampai homogeny.
Ditambahkan ke dalamnya 22 mL metanol secara perlahan-lahan dengan
pengadukan tetap. Ditambahkan 4 gram gula pasir dan 22 mL gliserin.
Ditambahkan pewarna merah muda dan pewangi sintesis beraroma apel.
Saponifikasi adalah proses hidrolisis ester asam lemak menggunakan basa
alkali seperti natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH). Sabun
biasanya dikenal sebagai zat surfaktan yaitu zat memiliki gugus polar dan non-
polar. Hal ini menyebabkan sabun mampu membuat emulsi antara minyak dan air.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada proses pertama yaitu proses
pengolahan minyak jelantah digunakan zeolit dengan tujuan untuk
menghilangkan zat-zat pengotor pada minyak.
Reaksi yang terjadi dalam pembentukan sabun adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1. Reaksi Pembentukan Sabun
Selain itu pemanasan juga digunakan agar aktivasi zeolit yang digunakan
lebih efektif dalam mengadsorpsi zat-zat pengotor dari minyak. Dalam proses
kedua yaitu proses pembuatan sabun dibutuhkan pengadukan dan pemanasan
dengan tujuan mempercepat reaksi. Komposisi sabun yang tepat akan
mempengaruhi kualitas sabun. Kelebihan NaOH akan menyebabkan pH sabun
tinggi dengan transparansi rendah (keruh). Dari hasil percobaan yang dilakukan,
didapatkan pH sabun sebesar 11. pH ini terlalu tinggi untuk dipakai, namun masih
bisa menurun selama proses pemanasan. Warna kekuningan saat campuran
minyak jelantah dicampurkan dengan NaOH menandakan sabun terbentuk.
Setelah sabun terbentuk, ditambahkan alkohol sebagai zat pembuat transparan
dengan gliserol dan gula.
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

Transparent agent bekerja untuk mencegah membantu mengkristalkan
sabun dengan mengisi rongga antar kristal sabun. Transparansi tergantung dari
bentuk kristal sabun. Sabun yang telah terbentuk dituang kedalam cetakan dan
dibiarkan dalam suhu ruang selama 24 jam dengan tujuan menguapkan secara
perlahan-lahan pelarut yang digunakan seperti alkohol dan air. Terbentuknya
sabun hasil sintesis dengan tekstur yang padat karena sifat kristal sabun dan
hilangnya pelarut akibat diuapkan dalam suhu ruang. Tekstur sabun tidak keras
karena adanya kandungan gliresol yang ditambahkan dan produk samping dari
reaksi penyabunan. Sifat sabun yang licin karena bersifat basa dan terkandung
lemak. Sabun transparan kurang berbusa karena banyak kandungan gliserol yang
bersifat lembut/licin dan menyebabkan pembentukan busa terhambat.
4. Proses Dasar untuk Pengolahan Minyak Jelantah Sebelum dibentuk
menjadi Sabun.
Agar diperoleh sabun dengan kualitas yang baik, maka perlu dilakukan
beberapa proses untuk menghilangkan kotoran dan bau yang tidak enak. Minyak
hasil pengolahan kemudian diolah menjadi sabun mandi cair. Pembuatan sabun
mandi cair dilakukan dengan proses saponifikasi. Proses saponifikasi ini
dipengaruhi oleh konsentrasi KOH. KOH dipakai untuk memperoleh sabun cair.
Dari hasil penelitian pembuatan sabun mandi cair menggunakan proses
saponifikasi, kondisi yang optimum dalam pembuatan sabun mandi cair adalah
pada konsentrasi KOH 21,93% (Evi, 2007).
Macam-macam proses yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun ini yaitu
proses degumming yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat terlarut atau
koloid (resin gum, protein, fosfatida dalam minyak). Caranya dengan penambahan
asam (H
3
PO
4
, H
2
SO
4
dsb) untuk membentuk flok-flok zat terlarut dan koagulasi
koloid. Proses dilanjutkan dengan dengan proses netralisasi yang bertujuan untuk
menghilangkan asam lemak bebas (FFA) yang dapat menimbulkan bau tengik.
Caranya adalah dengan menambah soda kaustik (proses penyabunan), juga untuk
decolorisasi dan dengan destilasi uap dapat mereduksi FFA sampai tersisa 0,01
0,03 %. Setelah proses tersebut maka dilanjutkan dengan proses bleaching Yang
bertujuan untuk menghilangkan zat warna yang terlarut atau terdispersi. Ada tiga
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

cara yang dapat dilakukan yaitu absorbsi dengan norit atau tanah pemucat, secara
kimia dengan prinsip reaksi oksidasi, dan hidrogenasi dan pemanasan.
Proses dilanjutkan dengan proses deodorisasi yang bertujuan untuk
menghilangkan rasa dan bau yang tidak dikehendaki (0,001-0,1%), yang berasal
dari karbohidrat tak jenuh, FFA dengan MR rendah, atau senyawa- senyawa
aldehid dan keton. Caranya dengan destilasi uap dan dilanjutkan dengan proses
interesterifikasi yang bertujuan untuk mengubah titik cair lemak. Prinsip yang
digunakan adalah jika lemak dipanaskan dengan adanya suatu katalisator
(biasanya Natrium Ethoxida atau Natrium Methoxida) sampai temperatur 110-
1600C, maka gugusan asam lemak dapat berubah posisi. Dengan interesterifikasi
ini, maka asam lemak jenuhnya dapat diubah menjadi asam lemak tak jenuh
(Prasetyaningsih, 2008)
Langkah penjernihan minyak jelantah juga dapat dilakukan secara
tradisional. Percobaan dimulai dengan mengumpulkan minyak goreng bekas
sesuai dengan takaran dan menyiapkan bahan bahan yang diperlukan. Untuk
memperoleh hasil yang baik minyak goreng bekas harus dijernihkan terlebih
dahulu dengan arang kayu. Ambil arang kayu lalu tumbuk sampai halus.
Masukkan gerusan arang kayu itu pada minyak jelantah. Ukuran pemakaian, 2
kepal arang kayu untuk satu kilogram minyak jelantah. Aduk sampai rata, tunggu
sampai 5 menit lalu saring dengan kain bersih. Cara ini menjadi alternatif terakhir
bila memang ingin menghemat biaya (Ragan, 2010).
5. Reaksi Pembuatan Sabun
Reaksi lemak atau minyak dengan suatu basa kuat, seperti NaOH atau
KOH menghasilkan sabun. Oleh karena itu, reaksinya disebut reaksi penyabunan
(saponifikasi). Reaksi penyabunan menghasilkan gliserol sebagai hasil
sampingan. Untuk menghasilkan sabun cair, minyak bereaksi dengan KOH.
Minyak dengan ikatan tak jenuh ganda menghasilkan sabun lunak atau sabun cair
(Purba, 2006). Berbagai jenis minyak dapat digunakan pada pembuatan sabun dan
dengan menjernihkan kembali minyak jelantah, seharusnya minyak tersebut tetap
dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Secara umum reaksi
pembuatan sabun adalah membentuk persamaan kimia sebagai berikut:
4
Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

NaOH + (C17H35COOH)3C3H5 3C17H35COONa + C3H5OH
Jika ester besar yang terdapat dalam lemak dan minyak hewani dan nabati
dipanaskan dengan larutan natrium hidiroksida pekat, reaksi yang terjadi persis
sama dengan reaksi pada ester-ester sederhana. Terbentuk asam karboksilat,
garam natrium dari sebuah asam besar seperti asam oktadekanoat (asam stearat).
Garam ini merupakan komponen sabun yang penting, yaitu komponen yang
melakukan pembersihan. Proses ini juga akan membentuk alkohol, alkohol yang
lebih rumit, propan-1,2,3-triol (gliserol).

Gambar 5.1. Hasil Reaksi Lemak dengan NaOH
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat
hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu
mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Prinsip kerja sabun
dalam kimia memiliki sifat hidrofil dan hidrofob. Molekul sabun terdiri atas dua
bagian, yaitu ekor dan kepala. Bagian ekor merupakan rantai hidrokarbon yang
bersifat hidrofobik, tidak suka molekul air tetapi mudah bercampur dengan lemak
dan minyak (nonpolar), sedangkan bagian kepala bersifat hidrofolik mudah
bercampur dengan air (polar). Pada proses mencuci piring bagian ekor masuk atau
mengikat dan bercampur dengan kotoran atau lemak dan minyak kemudian bagian
kepala ditarik oleh molekul air, selanjutnya kotoran dikelilingi oleh molekul-
molekul sabun kemudian lepas dari permukaan piring dan larut dalam air
(Kusnawan, 2006). Sabun transparan adalah jenis sabun yang bening sehingga
tampak tembus pandang dan menghasilkan busa yang lebih lembut dan
tampak lebih menarik. Berbeda dengan sabun yang tidak transparan opaque
soap dibuat dengan semi boiled process yang menggunakan bantuan panas.

Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

H
3
C-(CH
2
)
15
-CH
2
-C
O
O-Na
+
ekor
kepala

Gambar 5.2. Bentuk Ikatan Senyawa pada Sabun
Kadar air yang terkandung dalam sabun umumnya 1030 %. Sabun
mengandung suatu zat yang bernama tallow yang dicampur dengan minyak kelapa
untuk menaikkan kelarutan sabun (surfactan). Jumlah perbandingan kandungan
tallow di dalam sabun adalah 80:20 atau 10:90 (7-10%). Perbandingan yang
lainnya adalah 50:50 atau 40:60 yang disebut juga dengan super fatted asam
lemak bebas (Prasetyaningsih, 2008).


























Nama : Nessa Selviany
NIM : 03111003014
Shift : Selasa Pagi
Kelompok : 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Chapter I. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2403
6/5/Chapter%20I.pdf. Diakses pada tanggal 24 September 2014
Maharani, Tiah. 2014. Pembuatan Sabun Transparan. http://www.scribd.com/
doc/227335261/PEMBUATAN-SABUNTRANSPARAN#download.
Diakses pada tanggal 24 September 2014
Oktafyananda, Delyan. 2012. Proses Pencucian Menggunakan Deterjen. dkk.
http://mirakochemistry.blogspot.com/2012/11/proses-pencucian-
menggunakan-deterjen.html. Diakses pada tanggal 24 September 2014
Pratiwi, Nanda Fira. 2011. Cara Kerja Molto Ultra Sekali Bilas. http://tiwiwiwi.
blogspot.com/2011/01/cara-kerja-molto-ultra-sekali-bilas.html. Diakses
pada tanggal 24 September 2014
Priani, Sani Ega, Yani Lukmayani. 2010. Pembuatan Sabun Transparan
Berbahan Dasar Minyak Jelantah serta Hasil Uji Iritasinya pada Kelinci.
ISSN: 2089-3582. Diakses pada tanggal 24 September 2014

Você também pode gostar

  • Bab1 Otk
    Bab1 Otk
    Documento11 páginas
    Bab1 Otk
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Peraturan Fotografi
    Peraturan Fotografi
    Documento1 página
    Peraturan Fotografi
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • BAB V - Penutup
    BAB V - Penutup
    Documento2 páginas
    BAB V - Penutup
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Konflik Dalam Organisasi New
    Konflik Dalam Organisasi New
    Documento14 páginas
    Konflik Dalam Organisasi New
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Bahan Konstruksi Kimia
    Bahan Konstruksi Kimia
    Documento9 páginas
    Bahan Konstruksi Kimia
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Konflik Dalam Organisasi (Shella)
    Konflik Dalam Organisasi (Shella)
    Documento16 páginas
    Konflik Dalam Organisasi (Shella)
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Kalina Siklus
    Kalina Siklus
    Documento3 páginas
    Kalina Siklus
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Alkilasi Termis
    Alkilasi Termis
    Documento5 páginas
    Alkilasi Termis
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Bab1 Otk (Revisi)
    Bab1 Otk (Revisi)
    Documento17 páginas
    Bab1 Otk (Revisi)
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Surat Permohonan Pengajuan Proposal
    Surat Permohonan Pengajuan Proposal
    Documento1 página
    Surat Permohonan Pengajuan Proposal
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • BAB IV - Tugas Khusus
    BAB IV - Tugas Khusus
    Documento16 páginas
    BAB IV - Tugas Khusus
    NessaSelvianyLee
    100% (1)
  • TK Gigih Sapon
    TK Gigih Sapon
    Documento10 páginas
    TK Gigih Sapon
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Surat Rekomendasi
    Surat Rekomendasi
    Documento1 página
    Surat Rekomendasi
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • BAB IV Korosi
    BAB IV Korosi
    Documento10 páginas
    BAB IV Korosi
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento7 páginas
    Bab Ii
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Kalina Siklus
    Kalina Siklus
    Documento3 páginas
    Kalina Siklus
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Plant - Nessa
    Tugas Plant - Nessa
    Documento12 páginas
    Tugas Plant - Nessa
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Tugas MI
    Tugas MI
    Documento14 páginas
    Tugas MI
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Plant - Nessa
    Tugas Plant - Nessa
    Documento12 páginas
    Tugas Plant - Nessa
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Pembahasan Sapon
    Pembahasan Sapon
    Documento2 páginas
    Pembahasan Sapon
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Khusus Sapon Deterjen. Fix Eko
    Tugas Khusus Sapon Deterjen. Fix Eko
    Documento9 páginas
    Tugas Khusus Sapon Deterjen. Fix Eko
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Documento3 páginas
    Bab Ii
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento2 páginas
    Bab I
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Tu Sapon
    Tu Sapon
    Documento12 páginas
    Tu Sapon
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Angka Penyabunan - Gigih
    Angka Penyabunan - Gigih
    Documento3 páginas
    Angka Penyabunan - Gigih
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Pendahuluan OTK Metil Ester Fix
    Laporan Pendahuluan OTK Metil Ester Fix
    Documento24 páginas
    Laporan Pendahuluan OTK Metil Ester Fix
    NessaSelvianyLee
    100% (1)
  • Resume Paten Biodiesel Dengan Microwave
    Resume Paten Biodiesel Dengan Microwave
    Documento4 páginas
    Resume Paten Biodiesel Dengan Microwave
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações
  • Metanol
    Metanol
    Documento12 páginas
    Metanol
    NessaSelvianyLee
    Ainda não há avaliações