Você está na página 1de 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa
sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan
pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : Bangsa Indonesia
menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia
dengan lingkungan alam sekitarnya. Dengan demikian perlu adanya usaha agar
hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal
dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus
selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi
apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang
diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan.

B. Tujuan
Tujuan AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadi damnpak dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan. Untuk mencapai tujuan ini penyusunan AMDAL
harus berdasarkan atau sesuai dengan pedoman penyusunan studi AMDAL.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan studi AMDAL
adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang
dilaksanakan terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup.
Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan
terkena dampak besar dan penting.
Memperkirakan dan mengevaluasi rencana usaha dan atau
kegiatan usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.
Merumuskan RKL dan RPL.
Sedangkan kegunaan dilaksanakannya AMDAL adalah:
1) Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola usaha dan pembangunan
wilayah.
2) Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan.
3) Memberikan masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari
rencana usaha dan atau kegiatan.
4) Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan.
5) Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan
dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Termiologi Dalam AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan atau di singkat Amdal sebenarnya
sudah di kembangkan oleh beberapa negara maju sejak tahun 1970 dengan nama
Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assesment yang kedua-
duanya sisingkat EIA.
Setelah menerima saran penerjemahan dari beberapa pihak, akhirnya
Pemerintah Indonesia, khususnya Kantor Menteri Negara Pengawasan Pembangunan
dan Lingkungan Hidup (PPLH) yang kemudian menjadi Kantor Mentri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), menetapkan terjemahan EIA menjadi
Analisis Dampak Lingkungan yang pada awal nya disingkat ADL, kemuadian diubah
lagi menjadi ANDAL
Setelah dilakukan studi secara mendalam, dirumuskanlah Analisis Mengenai
Dampak lingkungan atau singkat AMDAL sebagai suatu analisis mengenai dampak
lingkungan dari suatu proyek yang meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan
dampak proyek dari bangunannya, proses mupun sistem dari lingkungan hidup
manusia

B. Berbagai Masalah Lingjungan Hidup
Lingkungan hidup sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang
dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau
bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan. Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas
lingkungan hidup.
Indonesia dengan beragam bentuk fisik (relief) dan penduduknya memiliki
beberapa permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan hidup antara lain :
1. Permasalahan Air
Indonesia memiliki permasalahan air yang seringkali diakibatkan oleh
penduduknya sendiri. Berikut beberapa permasalahan air yang banyak terjadi di
Indonesia :

a. Permasalahan Sungai
Sungai-sungai di Indonesia memiliki peranan penting bagi kehidupan, yaitu
sebagai sarana irigasi, sumber air minum, keperluan industri, dan lain-lain.
Tetapi dalam kurun waktu lima tahun ini, kualitas air telah mengalami
penurunan. Hal itu disebabkan sebanyak 64 dari 470 Daerah Aliran Sungai
(DAS) di Indonesia dalam keadaan kritis. Pendangkalan sungai terjadi di
mana-mana. Selain itu, sungai di Indonesia banyak yang tercemar oleh
berbagai limbah di antaranya Limbah domestik, limbah industri, limbah
pertanian dll

Gambar. Pencemaran sungai


b. Pencemaran Air Tanah
Pencemaran air tanah berasal dari :
o Sumur-sumur yang mengandung bakteri Fecal coli, coliform, serta
mineral-mineral seperti besi yang melebihi baku mutu. Sumber
pencemaran tersebut berasal dari tempat penampungan tinja penduduk
(septic tank)
o Pembuangan limbah industri yang berdekatan dengan sumur penduduk
juga menyebabkan air tanah tercemar














Gambar. Skema pencemaran air tanah

2. Permasalahan Sampah
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan tingkat konsumsi
masyarakat juga bertambah banyak. Hal ini memberi kontribusi langsung pada
meningkatnya volume sampah yang tidak diimbangi oleh upaya
penanggulangannya. Hal ini menyebabkan banyak terjadi permasalahan
lingkungan hidup. Sebut saja linkungan menjadi kotor, jorok, bau, dll. Itu baru
contoh sekitar. Contoh lebih lanjut adalah gejala keracunan dan merebaknya
penyakit.
Gambar tumpukan sampah di sungai
3. Permasalahan Hutan
Kerusakan hutan telah berakibat buruk pada kehidupan, seperti tanah longsor,
banjir, hilangnya banyak spesies hewan dan tumbuhan, tanah tandus dan tidak
produktif, kekeringan, pemanasan global, dll.

Gambar Hutan gundul akibat pertambangan
4. Permasalahan Ekosistem Pantai
Di daerah pantai dapat ditemukan hutan bakau dan terumbu karang. Hutan bakau
dapat dijadikan bahan baku pembuatan mebel. Terumbu karang merupakan
kawasan yang indah, namun sayang sering ada tangan-tangan jahil yang
mencopoti terumbu karang untuk dijual. Adapun pasir pantai dapat dijadikan
bahan bangunan. Pengerukan sumber daya alam pantai secara berlebihan dapat
membuat pantai menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ekosistem
pantai akan hancur.

C. Kegunaan AMDAL
Pada saat-saat itu perubahan-perubahan pada lingkungan oleh aktifitas
manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alami. Tetapi
aktifitas manusia makin lama makin besar sehingga menimbulkan perubahan
lingkungan yang besar pula. Pada saat inilah manusia perlu berfikir apakah perubahan
yang terjadi pada lingkungan itu tidak akan merugikan manusia. Manusia perlu
memperkirakan apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan oleh manusia itu
sendiri.
Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-negara
berkembang ditujukan untuk :
a. Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi
akibat kegiatan pembangunan
b. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan
ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan
c. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian
lebih dalam dan pemantauannya.
d. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan
pembangunan.
e. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
f. Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak
pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya
satu sama lain.
Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga
serta dilestarikan fungsinya, antara lain:
1. Hutan lindung, Hutan konservasi, dan cagar biosfer.
2. Sumber daya manusia.
3. Keanekaragaman hayati.
4. Kualitas udara.
5. Warisan alam dan warisan budaya.
6. Kenyamanan lingkungan hidup
7. Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup.
Kemudian komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara mendasar
dan penting bagi masyarakat di sekitar suatu rencana usaha dan atau kegiatan, seperti
antara lain:
1. Kepemilikan dan penguasaan lahan.
2. Kesempatan kerja dan usaha.
3. Taraf hidup masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat.
Dengan adanya kegiaatan investasi atau usaha, maka komponen lingkungan
hidup di atas secara otomatis akan berubah dengan menimbulkan berbagai dampak
terutama dampak negatif yang sangat tidak diinginkan. Berikut ini dampak negatif
yang mungkin akan timbul, jika tidak dilakukan AMDAL secara baik dan benar
adaladh sebagai berikut:
1. Terhadap Tanah dan Kehutanan
a. Menjadi tidak subur, gersang atau tandus, sehingga sangat merugikan sektor
pertanian dan kehutanan.
b. Berkurang jumlahnya, apabila terjadi pengerukan atau bahkan hilang, seperti
untuk sektor pertambangan, yang pada akhirnya akan berbentuk danau-danau
kecil.
c. Terjadi erosi atau bahkan banjir apabila hutan yang ada disekitar proyek
ditebang secara tidak teratur.
d. Tailing bekas pembuangan hasil pertambangan akan merusak aliran sungai
berikut hewan dan tanaman disekitarnya.
e. Pembabatan hutan yang tidak terencana akan merusak lingkungan secara
keseluruhan dan rusaknya hutan sebagai sumber resapan air.
f. Punahnya keanekaragaman hayati, baik fauna maupun flora, akibat rusaknya
hutan alam dan aliran sungai yang terkena dampak dengan adanya proyek /
usaha.
2. Terhadap Air
a. Berubah warna, dari yang semula bening dan jernih menjadi kuning, hitam,
atau cokelat, sehingga tidak dapat dipergunakan lagi untuk keperluan seperti
air minum, mencuci dan keperluan lainnya.
b. Berubah rasa, dalam arti bahwa mungkin warnanya tidak berubah, akan tetapi
rasanya menjadi berubah, sehingga berbahaya untuk dijadikan air minum,
karena mungkin mengandung zat-zat yang beracun.
c. Berbau busuk atau menyengat, sehingga dapat mengganggu lingkungan
disekitarnya.
d. Matinya binatang air dan tanaman di sekitar lokasi akibat dari air berubah
warna dan rasa.
3. Terhadap Udara
a. Udara di sekitar lokasi menjadi berdebu, untuk proyek-proyek tertentu,
seperti proyek batu kapur atau semen, sehingga udara di sekitarnya menjadi
tidak sehat.
b. Dapat menimbulkan radiasi-radiasi yang tidak dapat dilihat oleh mata,
seperti proyek bahan kimia.
c. Untuk proyek tertentu dapat menimbulkan suara yang bising, seperti proyek
perbengkelan.
d. Menimbulkan aroma yang tidak sedap seperti berbau tajam, menyengat,
busuk, seperti usaha peternakan atau industry makanan.
e. Dapat menimbulkan suhu udara menjadi panas, akibat dari pada keluaran
industri tertentu.
4. Terhadap manusia
Akan menimbulkan berbagai penyakit terhadap:
a. Berubahnya budaya dan perilaku masyarakat sekitar lokasi, akibat
berubahnya struktur penduduk.
b. Rusaknya adat-istiadat masyarakat setempat, seiring dengan perubahan
perkembangan di daerah tersebut.


D. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL
Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
E. Jenis Dokumen Studi Kelayakan Lingkungan Lainnya
Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan/menerapkan
penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL (one
step scoping by pre request list). Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun
UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
86 Tahun 2002
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008
F. Contoh Studi Kasus













BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengenai
AMDAL di atas ialah :
1. Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai
dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
3. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia
menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan
wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006
Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib
menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002




B. Saran
saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami
hanya belandaskan dari buku-buku atau referensi lain yang berhubungan dalam
penyusunan makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di
adakannya kunjungan lapangan. Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud
untuk mengetahui secara langsung tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.
























DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset.
Yogyakarta
Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas MIPA UNHALU. Kendari
Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta

Você também pode gostar