Você está na página 1de 13

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

2
The Basel Committee on Banking Supervision adalah sebuah komite
otoritas pengawas perbankan yang didirikan oleh gubernur bank sentral
dari negara-negara G-10 pada tahun 1975. Lembaga ini terdiri dari wakil-
wakil senior dan otoritas pengawas perbankan dan sentral dari Belgia,
Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Luksemburg, Belanda, Swedia,
Swiss, Inggris, Amerika Serikat.
Komite ini telah menyusun dua jenis dokumen, yaitu:
1. Paket lengkap Core Principles for Effective Banking Supervision (The
Basel Core Principles).
2. Compendium (akan diperbaharui secara periodik) terhadap semua
rekomendasi, pedoman, dan standar yang telah dikeluarkan oleh
Basel Committee yang sebagian besar saling berkaitan dengan Core
Principles.
1
Arsitektur Perbankan Indonesia
The Basel Core Principles terdiri dari dua puluh lima prinsip dasar
yang ada bagi terwujudnya sistem pengawasan yang efektif. Prinsip-
prinsip tersebut berkaitan dengan:
Prasyarat bagi Pengawasan Perbankan yang Efektif --- Prinsip ke-1
Perizinan dan Struktur --- Prinsip ke-2 hingga ke-5
Peraturan Prinsip Kehati-hatian --- Prinsip ke-6 hingga ke-15
Metode Pengawasan Perbankan Terus-menerus --- Prinsip ke-16
hingga ke-20
Informasi --- Prinsip ke-21
Wewenang Formal Pengawas --- Prinsip ke-22, dan
Perbankan Lintas Negara --- Prinsip ke-23 hingga ke-25.
2
Arsitektur Perbankan Indonesia
Arsitektur Perbankan Indonesia merupakan suatu kerangka dasar
pengembangan sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh
untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun ke depan. Dengan
tujuan untuk memperkuat fundamental industri perbankan di Indonesia,
Bank Indonesia mulai tahun 2004 berusaha menerapkan Arsitektur
Perbankan Indonesia (API).
Kebijakan pengembangan industri perbankan di masa depan, seperti
yang di ungkapkan dalam API, dilandasi oleh visi:
menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien,
menciptakan kestabilan sistem keuangan,
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
3
Arsitektur Perbankan Indonesia
Program yang lain berkaitan dengan usaha peningkatan kinerja
perbankan melalui penerapan standar good corporate governance yang
didukung:
kemampuan operasional yang tinggi,
kemampuan tinggi dalam pengolahan resiko,
ketersedian infrastruktur pendukung perbankan yang memadai,
keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestik,
adanya skim peminjaman kredit yang mencukupi, serta
peningkatan kepercayaan nasabah.
4
Arsitektur Perbankan Indonesia
Deregulasi
Perbankan Mulai
1980-an
Kebutuhan Stabilitas
Keuangan
Internasional
Krisis Ekonomi Mulai
Mulai 1997
Basel Committee
Upaya
Penyehatan
Perbankan
Nasional
Basel
Principles 1997
Arsitektur
Perbankan
Indonesia
Visi Arsitektur
Perbankan
Indonesia
5
Arsitektur Perbankan Indonesia
6
Pilar 1 Pilar 5 Pilar 4 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 6
Struktur
Perbankan
yang Sehat
Sistem
Pengaturan
yang Efektif
Sistem
Pengawasan
Independen
dan Efektif
Industri
Perbankan
yang Kuat
Infrastruktur
Pendukung
yang
Mencukupi
Perlindungan
Konsumen
Sistem Perbankan sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem
keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Arsitektur Perbankan Indonesia
Keenam pilar API tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan struktur perbankan domestic yang sehat yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembanganan ekonomi
nasional yang berkesinambungan.
b. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan
mengacu pada standar internasional.
c. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang
tinggi serta memiliki ketahanan dalam mengahadpi resiko.
d. Menciptakan good corporate governance untuk mendukung terciptanya
industry perbankan yang sehat.
e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya
industri perbankan yang sehat.
f. Mewujudkan pemberdyaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.

7
Arsitektur Perbankan Indonesia
NO PILAR API SASARAN
1. Struktur Perbankan yang Sehat
Penguatan permodalan dan peningkatan daya
saing.
2. Sistem Pengaturan yang Efektif
Peningkatan Compliance terhadap 25 Core
Pinciples for Effective Banking Supervision.
3.
Sistem Pengawasan Independen
yang Efektif
Peningkatan koordinasi antara lembaga pengawas
penerapan Risk Based Supervision.
4. Industri Perbankan yang Kuat
Penerapan good corporate governance,
peningkatan kualitas manajemen resiko dan
peningkatan kemampuan operasional.
5.
Infrastruktur Pendukung yang
Mencukupi
Pembentukan Credit Bureau, optimalisasi credit
rating agency.
6. Perlindungan Konsumen
Penyelesaian pengaduan nasabah, pembentukan
lembaga mediasi perbankan dan transparasi.
8
Arsitektur Perbankan Indonesia
Untuk mewujudkan perbankan Indonesia yang lebih kokoh, perbaikan harus
dilakukan di berbagai bidang, terutamauntuk menjawab tantangan-tantangan
yang dihadapi perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini. Tantangan-
tantangan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah,
b. Struktur perbankan yang belum optimal,
c. Pemenuhan kebutuhan layanan perbankan yang masih kurang,
d. Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan,
e. Kapabilitas perbankan yang masih lemah,
f. Profibilitas dan efesiensi bank yang tidak mampu bertahan,
g. Perlindungan nasabah yang masih harus ditingkatkan,
h. Perkembangan teknologi informasi.
9
Arsitektur Perbankan Indonesia
Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh Bank
Indonesia dalam program kegiatan rentang waktu sepuluh tahun (dari
tahun 2004 hingga tahun 2013). Program-program tersebut adalah:
a. Program penguatan struktur perbankan nasional,
b. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan,
c. Program peningkatan fungsi pengawasan,
d. Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional
perbankan,
e. Program pengembangan infrastruktur perbankan,
f. Program peningkatan perlindungan nasabah.

1
0
Arsitektur Perbankan Indonesia
Pelaksanaan keenam pilar API dijabarkan lebih rinci oleh Bank
Indonesia dalam program kegiatan rentang waktu sepuluh tahun (dari
tahun 2004 hingga tahun 2013). Program-program tersebut adalah:
a. Program penguatan struktur perbankan nasional,
b. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan,
c. Program peningkatan fungsi pengawasan,
d. Program peningkatan kualitas manajemen dan operasional
perbankan,
e. Program pengembangan infrastruktur perbankan,
f. Program peningkatan perlindungan nasabah.

1
1
Arsitektur Perbankan Indonesia
Bank dengan
kegiatan usaha
terbatas
BPR
3-5 Bank
Nasional
2-3 Bank
Internasional
Dae
rah
Kop
eras
i
Ritel
Lain
nya
Modal > Rp. 50 triliun
Modal Rp. 10-50 triliun
30 50 Bank dengan fokus:
Modal Rp. 0,1-10 triliun
Modal < Rp. 0,1 triliun
0,1
10
50
Permodalan
Rp Triliun
Jumlah Bank
1
2
Arsitektur Perbankan Indonesia

Você também pode gostar