Você está na página 1de 8

1

NAMA : PRIA JUNI PRASETYA


NIM : 1206305040
NO.ABSEN : 27



PERTEMUAN 2


A. MEMPERTIMBANGKAN ASPEK KEPERILAKUAN TERHADAP
AKUNTANSI
1. Akuntansi adalah tentang manusia
Berdasarkan permikiran perilaku, manusia dan faktor sosial secara jelas di
disain dalam aspek aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi.
Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh
suatu pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka.
Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan
pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan
penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan.
Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut
pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang
lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat
menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial.
Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan
dengan teknik organisasi yang lebih luas.
2. Akuntansi adalah tindakan
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan
dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa
besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap
pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi
dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing
mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut. Kesadaran dapat terwujud manakala mematuhi ketetapan dalam
anggaran. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitaf juga merupakan salah satu
bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginan untuk
mencapai tujuan dan sasaran informasi.
2


B. DIMENSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Akuntansi keprilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang
mencakup pengumpulan, pengukuran, pencatatan, dan laporan informasi keuangan.
Para akuntan dan manajer professional menyadari kebutuhan akan tambahan
informasi ekonomi yang dihasikan system akuntasi. Oleh karena itu, informasi
ditambah tidak hanya melamporkan datadata keuangan tetapi datadata non
keuangan yang terkait dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga para akuntan
wajar memasukan dimensi dimensi keprilakuan dari berbagai pihak yang terkait
dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem. Ruang lingkup akuntansi keperilakuan
sangat luas, antara lain:
1. Lingkup akuntansi keperilakuanAkuntansi
keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti
mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan.
Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan
juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi
akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan
hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan
dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Ruang lingkup
akuntansi keperilakuan sangat luas, yang meliputi antara lain:
a) Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap disain kontruksi sistem
akuntansi
b) Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
c) Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu pengambilan
keputusan
d) Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku
perilaku para pemakai data
e) Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku, cita
cita serta tujuan dari orangorang yang menjalankan organisasi pemakian
data
Lingkup dari akuntasi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar :
a) Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan penggunaan
sistem akuntansi
b) Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia
3

c) Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia
2. Akuntansi keperilakuan :perluasan logis peran akuntansi tradisional
Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi akan dapat
menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang
relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang
dikenal dengan penggungkapan penuh (fulldisclouser). Prinsip ini memerlukan
penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai penggantian penambahan
informasi yang mendukung laporan data perusahaan. Tetapi juga sebagai
laporan menjelaskan kritik terhadap kejadian kejadian non keuangan.
Informasi tambahan dilaporkan dalam sebuah kerangka laporan keuangan atau
dalam cacatan laporan keuangan sehingga diperlukan suatu masukan informasi
keprilakuan guna melengkapi data keuangan dan data lain yang akan
dilaporkan.

C. LINGKUP DAN SASARAN HASIL ILMU KEPERILAKUAN
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et
all. 1989)
Istilah ilmu keprilakuan adalah penemuan yang relative baru. Ilmu keprilakuan
mencangkup biang riset manapun yang mempelajarinya baik melalui metode obsevasi
maupun esperimentasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun manual
Ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu social manusia.Ilmu sosial meliputi
disiplin ilmu antropologi, sosiologi, ekonomi, sejarah, politik, psikologi.

D. LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan
dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna
memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah
hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan
suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan
fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali
dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang
saling berhubungan dalam organisasi.

4

E. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU KEPERILAKUAN DAN
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan
manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial,
sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan
pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan
sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan
memecahkan permasalahan organisasi.
Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, akuntansi keperilakuan
merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keprilakuan. Akuntansi
keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keprilakuan untuk
menunjukkan dan memperediksi perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et
all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang
meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain
penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi
keperilakuan meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi
dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang
berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi
sifat pengendalian akuntansi dan desain orgaisasi
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3. Untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori
akuntansi keperilakuan dikembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di
organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu
5

sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi
keperilakuan sangat luas sekal, tidak hanya meliputi bidanga akuntansi manajemen
saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan
akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.

F. PERSPEKTIF BERDASARKAN PERILAKU MANUSIA :PSIKOLOGI,
SOSIALOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan
psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya
melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai
kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak.
Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap
stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya
dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada
seseorang sebagai suatu organisasi. Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang
berusaha mengukur, menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para
psikolog memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka
yang telah menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku
organisasional teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi konseling
dan psikologi industri dan organisasi.
Bila psikologi memfokuskan perhatian mereka pada individu, sosiologi
mempelajari sistem sosial di mana individu-individu mengisi peran-peran mereka,
jadi sosiologi mempelajari orang-orang dalam hubungan dengan manusia-manusia
sesamanya. Secara spesifik, sosiolog telah memberikan sumbangan mereka yang
terbesar kepada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku kelompok
dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan rumit. Beberapa bidang dalam
perilaku organisasi yang menerima masukan yang berharga dari para sosiolog adalah
dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teknologi organisasi,
birokrasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
6

hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam
bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi, cara-
cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses pengambilan
keputusan kelompok.Kita sering berpikir bahwa yang namanya dunia psikologi
adalah dunia yang berkaitan dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan
yang sejenisnya. Dan kalau berpikir tentang sosiologi, secara umum cenderung
memikirkan persoalan kemasyarakatan. Kajian utama psikologi adalah pada persoalan
kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam diri manusia
sebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada budaya dan struktur
sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku, dan kepribadian. Kedua
bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan psikologi sosial. Dengan
demikian para psikolog berwenang merambah bidang ini, demikian pula para
sosiolog. Namun karena perbedaan latar belakang maka para psikolog akan
menekankan pengaruh situasi sosial terhadap proses dasar psikologikal - persepsi,
kognisi, emosi, dan sejenisnya. Sedangkan para sosiolog akan lebih menekankan pada
bagaimana budaya dan struktur sosial mempengaruhi perilaku dan interaksi para
individu dalam konteks sosial, dan lalu bagaimana pola perilaku dan interaksi tadi
mengubah budaya dan struktur sosial. Jadi psikologi akan cenderung memusatkan
pada atribut dinamis dari seseorang; sedangkan sosiologi akan mengkonsentrasikan
pada atribut dan dinamika seseorang, perilaku, interaksi, struktur sosial, dan budaya,
sebagai faktor-aktor yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.

G. PENGARUH ORGANISASIONAL TERHADAP PERILAKU
Manusia bekerja dengan dibatasi oleh organisai. Perilakunya dipengaruhi oleh
banyak factor, termasuk ukuran organisasional dan struktur. Gaya kepemimpinan dan
filosofi manajemen, otoritas/hubungan pertanggungjawaban, hubungan status, dan
norma-norma kelompok juga turut memengaruhi perilaku dan fungsi organisasi.
Orang dalam organisasi saling bertukar jaringan informasi di dalam kantor
atau di luar kantor. Informasi tersebut mungkin saja akurat, disimpangkan , atau
palsu. Berdasarkan informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang,
keputusan-keputusan diambil dan dibentuk. Sebagai contoh, jaringan informasi
karyawan kantor mungkin menyatakan bahwa kerja keras dan kemajuan merupakan
jaminan untuk memperoleh pekerjaan dan promosi. Jaringan informasi non-karyawan
7

kantor mungkin mengindikasikan sebaliknya. Keputusan yang diambil berdasarkan
informasi yang sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat mengarah pada
terbentuknya sikap pekerjaan dan sikap organisasi serta kepemimpinan yang tidak
kondusif bagi efisiensi operasional.






























8

DAFTAR PUSTAKA
Arfan Ikhsan Lubis, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Jakarta Selatan, Salemba Empat
http://aristiyan.blogspot.com/2013/03/tinjaauan-terhadap-keperilakuan-dalam.html

Você também pode gostar