Você está na página 1de 45

Pemeriksaan dan Penyidikan

Pajak
Oleh Icha Fajriana,S.I.A
LAW ENFORCEMENT
Pemeriksaan
Penagihan
Penyidikan
Pengertian pemeriksaan pajak
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan

Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya
dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan
3
Peranan Pemeriksaan Pajak
Meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib
Pajak melalui deterrent effect
Mendeteksi ketidakpatuhan Wajib Pajak
pada tingkatan individu
Mengumpulkan informasi
Sarana edukasi untuk Wajib Pajak
Mengidentifikasikan berbagai hal yang
kurang jelas dalam peraturan
4
Peranan Pemeriksaan Pajak
Kualitas
Audit
Kuantitas
Audit
Dasar Hukum
Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 31 Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 28
Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU
KUP)
Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 199/PMK.03/2007 tgl 28
Desember 2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak (menggantikan
Keputusan menteri Keuangan Nomor 545/KMK.04/2000
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-19/PJ/2008 tanggal 2 Mei 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan (menggantikan
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-123/PJ/2006 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-176/PJ/2006)
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-20/PJ/2008 tanggal 2 Mei 2008
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor (menggantikan
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-142/PJ/2005 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-173/PJ/2006)
5
Pasal 29 UU KUP

(1) Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
(2) Untuk keperluan pemeriksaan, petugas pemeriksa harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan
dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan serta memperlihatkannya kepada Wajib Pajak yang
diperiksa.
(3) Wajib Pajak yang diperiksa wajib :
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya, dan
dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan
bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi
bantuan guna kelancaran pemeriksaan;dan/atau
c. memberikan keterangan lain yang diperlukan.
(3a) Buku, catatan, dan dokumen, serta data, informasi, dan keterangan lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) wajib dipenuhi oleh Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permintaan disampaikan.
(3b)Dalam hal Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sehingga tidak dapat dihitung besarnya
penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak tersebut dapat dihitung secara jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(4) Apabila dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang
diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban untuk
merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

6
Pasal 30 UU KUP

(1) Direktur Jenderal Pajak berwenang
melakukan penyegelan tempat atau ruangan
tertentu serta barang bergerak dan/atau
tidak bergerak apabila Wajib Pajak tidak
memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam pasal 29 ayat (3) huruf b.
(2) Tata cara penyegelan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri keuangan.

7
Pasal 31 UU KUP

Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
(1) Tata cara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diantaranya
mengatur tentang pemeriksaan ulang, jangka waktu pemeriksaan,
kewajiban menyampaikan surat pemberitahuan hasil pemeriksaan
kepada Wajib Pajak, dan hak Wajib Pajak untuk hadir dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan dalam batas waktu yang ditentukan.
(2) Apabila dalam pelaksanaan pemeriksaan Wajib Pajak tidak memenuhi
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3) sehingga
penghitungan penghasilan kena pajak dilakukan secara jabatan, Direktur
Jenderal Pajak wajib menyampaikan surat pemberitahuan hasil
pemeriksaan kepada Wajib Pajak dan memberikan hak kepada Wajib
Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dalam
batas waktu yang ditentukan.

8
Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan per
undang-undangan perpajakan
DAPAT DILAKUKAN MELALUI
PEMERIKSAAN KANTOR (PK)
atau
PEMERIKSAAN LAPANGAN (PL)
Tujuan Pemeriksaan
9
Ruang
Lingkup
Pemeriksaan
Menguji Kepatuhan
Satu/beberapa/
seluruh jenis pajak
baik untuk
satu atau beberapa
Masa pajak, Bagian
Tahun pajak dalam
Tahun-tahun lalu/
Tahun berjalan
Pemeriksaan
Tujuan Lain
WP mohon pengembalian kelebihan pembayaran
pajak
SPT Lebih Bayar
SPT Lebih BayarSPT menyatakan rugi
tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT
yang melampaui batas waktu pada Surat Teguran
melakukan pengabungan, peleburan, dll
SPT memenuhi kriteria seleksi (analisis risiko)
Melaksanakan
ketentuan perundang-
undangan
pemberian NPWP
penghapusan NPWP
pengukuhan.pencabutan pengukuhan PKP
WP mengajukan keberatan
pengumpulan bahan Norma Penghitungan
pencocokan data/alket
penentuan WP berlokasi daerah terpencil
penentuan tempat terutang PPN
pemeriksaan dalam rangka penagihan
penentuan saat mulai produksi
pertukaran informasi dengan negara mitra P3B


Ruang Lingkup Pemeriksaan
10
Kriteria Pemeriksaan
Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan
WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak;
WP menyampaikan SPT yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah
diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
WP menyampaikan SPT yang menyatakan rugi;
WP tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT tetapi melampaui jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran;
WP melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran,
atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;atau
WP menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya
kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
11
Kriteria Pemeriksaan
Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain
pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
Wajib Pajak mengajukan keberatan;
pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto;
pencocokan data dan/ atau alat keterangan;
penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan;
dan/ atau memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda.
12
Jangka
Waktu
Pemeriksaan
Menguji Kepatuhan
Pemeriksaan
Tujuan Lain
Pemeriksaan
Lapangan
Pemeriksaan
Kantor
4 bulan
Max 8 bulan
3 bulan
Max 6 bulan
Indikasi
transfer
pricing atau
khusus
lainnya
Max 2 tahun
SP3
s.d
LPP
WP datang
s.d
LPP
Pemeriksaan
Kantor
Pemeriksaan
Lapangan
2 bulan
Max 4 bulan
7 hari
Max 14 hari
Jangka Waktu Pemeriksaan
13
Standar Pemeriksaan Untuk Menguji
Kepatuhan
14
Standar
Pemeriksaan
Standar
Umum
Standar
Pelaksanaan
Pemeriksaan
Standar
Pelaporan
Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa yang:
Telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis yang
cukup serta memiliki keterampilan sebagai pemeriksa
pajak dan menggunakan keterampilannya secara cermat
dan seksama

Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara

Taat terhadap peraturan perundangan-undangan,
termasuk taat terhadap batasan waktu yang ditetapkan

Standar Umum
15
Pemeriksaan dilakukan sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan:
Harus didahuli dengan persiapan yang baik, sesuai dengan tujuan pemeriksaan, dan
mendapat pengawasan yang seksama.
Scope audit ditentukan dan harus dikembangkan berdasarkan pencocokan data,
pengamatan, konfirmasi, dan pengujian lain.
Temuan pemeriksaan berdasarkan bukti kompeten yang cukup dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
>> (menguji kepatuhan)
Dilakukan oleh Tim Pemeriksa (1 supervisor, 1 ketua tim, 1 atau lebih anggota tim)
Tim Pemeriksa dapat dibantu oleh orang yang memiliki keahlian tertentu yang
bukan pemeriksa pajak, baik yang berasal dari internal maupun ekternal DJP.
>> (menguji kepatuhan)
Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan secara bersama-sama dengan tim
pemeriksa dari instansi lain. >> (menguji kepatuhan)
Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor DJP, tempat tinggal WP, dan tempat lain yang
dianggap perlu.
Pada jam kerja, jika perlu dapat di luar jam kerja
Didokumentasikan dalam bentuk KKP
LHP sebagai dasar penerbitan SKP dan/atau STP
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan
16
A. LHP disusun secara disusun secara ringkas dan jelas, memuat:
- ruang lingkup dan pos-pos yang diperiksa
- simpulan yang didukung dengan temuan yang kuat

B. Isi LHP mengenai (sesuai dengan tujuan):
Penugasan pemeriksaan
Identitas Wajib Pajak
Pembukuan/pencatatan Wajib Pajak menguji kepatuhan
Pemenuhan kewajiban perpajakan menguji kepatuhan
Data/informasi yang tersedia menguji kepatuhan
Materi yang diperiksa
Uraian hasil pemeriksaan
Ikhtisar hasil pemeriksaan menguji kepatuhan
Perhitungan pajak terutang menguji kepatuhan
Simpulan dan usul pemeriksa pajak
Dasar/Tujuan pemeriksaan tujuan lain
Buku/dokumen yang dipinjam tujuan lain
Standar Pelaporan
17
Kewajiban
&
Wewenang
Menguji
Kepatuhan
Tujuan
Lain
Kewajiban
Menyampaikan pemberitahuan tertulis (Pem. Lap.)
Memperlihatkan tanda pengenal dan SP3
Menjelasan alasan pemeriksaan
Memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan pemeriksa berubah
Menyampaikan SPHP
Memberikan hak hadir kepada WP waktu Pembahasan Akhir
Melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak
Mengembalikan buku, dokumen, dll yang dipinjam dari WP
Merahasiakan segala yang diberitahukan oleh WP
Wewenang
Memanggil WP datang ke kantor dengan Surat Panggilan (Pem. Kantor)
Melihat/meminjam buku, catatan, dokumen, dll
Mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap)
Memasuki tempat/ruangan yang dianggap perlu (Pem. Lap)
Meminta kepada WP memberi bantuan jika diperlukan
Menyegel tempat/ruangan dan barang bergerak/tidak (Pem. Lap)
Meminta keterangan tertulis/lisan dari WP
Meminta keterangan/bukti dari pihak ketiga
Meminjam KKP yang dibuat Akuntan Publik melalui WP (Pem. Kantor)
(Pasal 12)
Kewajiban
Wewenang
Menyampaikan pemberitahuan tertulis (Pem. Lap.)
Menyampaikan Surat Panggilan (Pem. Kantor)
Memperlihatkan tanda pengenal dan SP3
Menjelasan alasan dan tujuan pemeriksaan
Memperlihatkan ST apabila susunan pemeriksa berubah
Membuat KKP sebagai dasar penyusunan LPP
Mengembalikan buku, dokumen, dll yang dipinjam dari WP
Merahasiakan segala yang diberitahukan oleh WP
Melihat/meminjam buku, catatan, dokumen, dll
Mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap.)
Memasuki tempat/ruangan yang dianggap perlu
Meminta keterangan tertulis/lisan dar WP
Meminta keterangan/bukti dari pihak ketiga
Pasal
37
Pasal
11
Pasal
12
Pasal
38
Kewajiban dan Wewenang Pemeriksa
18
Hak
&
Kewajiban
Menguji
Kepatuhan
Tujuan
Lain
Hak
Kewajiban
Kewajiban
Hak
Minta pemeriksa memperlihatkan tanda pengenal dan SP3
Minta pemberitahuan secara tertulis perihal pemeriksaan (Pem. Lap.)
Minta penjelasan alasan dan tujuan pemeriksaan
Minta diperlihatkan Surat Tugas jika pemeriksa berubah
Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
Menghadari Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Mengajukan permohonan dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas
Memberikan pendapat/penilaian atas pemeriksaan
Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan (Pem. Kantor)
Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan, dokumen, dll
Memberikan mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap.)
Mengizinkan pemeriksa memasuki ruangan/tempat
Memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan
Menyampaikan tanggapan tertulis atas (SPHP)
Memberikan keterangan tertulis/lisan
Minta pemeriksa memperlihatkan tanda pengenal dan SP3
Minta pemberitahuan secara tertulis perihal pemeriksaan (Pem. Lap.)
Minta penjelasan alasan dan tujuan pemeriksaan
Minta diperlihatkan Surat Tugas jika pemeriksa berubah
Memberikan pendapat/penilaian atas pemeriksaan melalui kuisioner
Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan, dokumen, dll
Memberikan mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap.)
Mengizinkan pemeriksa memasuki ruangan/tempat (Pem. Lap.)
Memberikan keterangan tertulis/lisan
Pasal
40
Pasal
39
Pasal
13
Pasal
14
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
19
Pemeriksaan lapangan
Pemeriksaan Kantor
Buku, catatan, dokumen, data yang dikelola secara
elektronik dan keterangan lain Wajib dipinjam
pada saat itu juga, dan pemeriksa membuat
bukti peminjaman
- Dalam hal dokumen yang diperlukan belum
diperoleh saat pelaksanaan pemeriksaan, Pemeriksa
membuat Surat Permintaan Peminjaman.
- Wajib Pajak wajib menyerahkan dokumen yang
dimaksud paling lama 1 bulan sejak Surat
Permintaan Peminjaman disampaikan kepada
Wajib Pajak
- Buku, catatan, dokumen, data yang dikelola secara
elektronik dan keterangan lain yang diperlukan
harus dicantumkan pada Surat Panggilan
- Dokumen tersebut wajib dipinjamkan pada saat
Wajib Pajak memenuhi panggilan, dan Pemeriksa
Membuat bukti peminjaman
- Dalam hal dokumen yang diperlukan belum
dipinjamkan pada saat memenuhi panggilan
Pemeriksa membuat Surat Permintaan Peminjaman.
- Wajib Pajak wajib menyerahkan dokumen yang
dimaksud paling lama 1 bulan sejak Surat
Panggilan diterima oleh Wajib Pajak
Dalam hal dokumen belum dapat dipenuhi dan jangka waktu 1 bulan belum terlampaui,
Pemeriksa dapat menyampaikan peringatan secara tertulis paling banyak 2 (dua) kali.
Dalam jangka waktu 1 bulan terlampaui dan Surat Permintaan Peminjaman tidak dapat dipenuhi
sebagian atau seluruhnya, Pemeriksa harus membuat berita acara mengenai hal tersebut
Peminjaman Dokumen
20
Dalam jangka waktu 1 bulan terlampaui dan Surat Permintaan Peminjaman
tidak dapat dipenuhi sebagian atau seluruhnya.
Jika besarnya Penghasilan Kena Pajak tidak dapat dihitung
WP Orang Pribadi WP Badan
Pemeriksa dapat menghitung
penghasilan kena pajak secara
jabatan sesuai dengan
ketentuan perundang-
undangan yang berlaku

Pemeriksa mengusulkan
Pemeriksaan Bukti Permulaan
Peminjaman Dokumen (Lanjutan)
21
Peminjaman Dokumen
Dalam hal Pemeriksaan dilaksanakan dengan Pemeriksaan Lapangan
Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang diperlukan dan diperoleh/ditemukan pada saat
pelaksanaan Pemeriksaan di tempat Wajib Pajak, dipinjam pada saat itu juga
dan Pemeriksa Pajak membuat bukti peminjaman.
Dalam hal buku belum diperoleh/ditemukan pada saat pelaksanaan
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya, Pemeriksa Pajak
membuat surat permintaan peminjaman.
Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain sebagaimana dimaksud pada huruf b, wajib diserahkan kepada
Pemeriksa Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak surat permintaan peminjaman
buku, catatan, dan dokumen disampaikan kepada Wajib Pajak.

22
Peminjaman Dokumen
Dalam hal Pemeriksaan dilaksanakan dengan Pemeriksaan Kantor
Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang diperlukan oleh Pemeriksa Pajak, harus dicantumkan pada
surat panggilan.
Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain, wajib dipinjamkan pada saat Wajib Pajak memenuhi panggilan
dan Pemeriksa Pajak membuat bukti peminjaman.
Dalam hal buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara
elektronik serta keterangan lain yang diperlukan belum dipinjamkan pada saat
Wajib Pajak memenuhi panggilan, Pemeriksa Pajak membuat surat permintaan
peminjaman.
Buku, catatam, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain, wajib diserahkan kepada Pemeriksa Pajak paling lama 1 (satu)
bulan sejak surat panggilan diterima oleh Wajib Pajak.

23
Peminjaman Dokumen
SAAT PEMINJAMAN DOKUMEN
Harus dibuat bukti peminjaman
Apabila dalam bentuk fotokopi/data
elektronik, harus dibuat pernyaan bahwa
bahwa fotokopi dan/ atau data yang dikelola
secara elektronik yang dipinjamkan kepada
Pemeriksa Pajak adalah sesuai dengan
aslinya.

24
Data Tidak Dipinjamkan Atau Dipinjamkan Sebagian
Dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak orang
pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruh
permintaan peminjaman sehingga besarnya penghasilan kena
pajak tidak dapat dihitung, Pemeriksa Pajak dapat menghitung
penghasilan kena pajak secara jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak badan
dan Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruh
permintaan peminjaman sehingga besarnya penghasilan kena
pajak tidak dapat dihitung, Pemeriksa Pajak mengusulkan
Pemeriksaan Bukti Permulaan.

25
Penolakan Pemeriksaan
Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang KUP
sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan, Wajib Pajak harus
menandatangani surat pernyataan penolakan Pemeriksaan.
Dalam hal Wajib Pajak menolak menandatangani surat pernyataan penolakan
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya, Pemeriksa Pajak
membuat berita acara penolakan Pemeriksaan yang ditandatangani oleh
Pemeriksa Pajak.
Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi panggilan Pemeriksa Pajak dalam rangka
Pemeriksaan Kantor, Pemeriksa Pajak membuat berita acara tidak dipenuhinya
panggilan Pemeriksaan oleh Wajib Pajak.
26

Untuk memperoleh penjelasan lebih rinci
Pemeriksa Pajak melalui kepala unit pelaksana
pemeriksaan dapat memanggil WP

Penjelasan yang diberikan WP ditungkan
dalam pemberian keterangan Wajib Pajak
Penjelasan Wajib Pajak
27
Penolakan Pemeriksaan (Lanjutan)

Surat pernyataan penolakan Pemeriksaan
berita acara penolakan Pemeriksaan
berita acara tidak dipenuhinya panggilan Pemeriksaan
surat pernyataan penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan
berita acara penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan,

Dapat dijadikan dasar untuk penetapan pajak secara jabatan atau
diusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan.


28
Penyegelan
Pemeriksa Pajak berwenang melakukan penyegelan dalam hal
Wajib Pajak :
tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat
atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak
bergerak; dan/atau
tidak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan yang
antara lain berupa tidak memberikan kesempatan untuk
mengakses data yang dikelola secara elektronik dan/atau
membuka barang bergerak dan/atau tidak bergerak.


29
Permintaan Keterangan dan/atau Penjelasan
Pemeriksa dapat
meminta keterangan
dan/atau penjelasan
atau bukti kepada
Wajib Pajak dengan menggunakan Surat
Panggilan Untuk Memberikan Keterangan
Pihak ketiga dengan menggunakan Surat
Permintaan Keterangan atau Bukti. Pihak
Ketiga harus merespon paling lama 7 (tujuh)
hari kerja sejak diterimanya Surat
Permintaan Keterangan atau Bukti
30
Jika Jangka
Waktu
respon lewat
Pemeriksa
Pajak Buat
Surat
Peringatan I
Pemeriksa
Pajak Buat
Surat
Peringatan II
Pemeriksa buat
Berita Acara Tidak
Dipenuhinya
Permintaan
Keterangan atau
Bukti dari Pihak
Ketiga
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
harus diberitahukan kepada Wajib Pajak dengan memberikan hak kepada Wajib
Pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir.
Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak tidak dilakukan apabila
Pemeriksaan dilanjutkan dengan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan beserta lampirannya disampaikan oleh
Pemeriksa Pajak melalui kurir, faksimili, pos, atau jasa pengiriman lainnya.
Wajib Pajak wajib memberikan tanggapan tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan dan berhak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan paling
lama :
- 3 (tiga) hari kerja sejak Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan diterima oleh Wajib
Pajak untuk Pemeriksaan Kantor;
- 7 (tujuh) hari kerja sejak Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan diterima oleh
Wajib Pajak untuk Pemeriksaan Lapangan.


31
WP menyampaikan tanggapan
hasil pemeriksaan tepat waktu
Berisi persetujuan
atas seluruh hasil
pemeriksaan
Berisi ketidaksetujuan
atas sebagian
atauseluruh hasil
pemeriksaan
Hadir dalam
pembahasan akhir
Tidak hadir dalam
pembahasan akhir
Pemeriksa membuat risalah
pembahasan dan berita acara
Pembahasan Akhir Pemeriksaan
(ditandatangani Pemeriksa &
WP*)
Pemeriksa membuat risalah
pembahasan dan berita acara
ketidakhadiran WP dalam
pembahasan akhir pemeriksaan
(ditandatangani Pemeriksa)
Tidak hadir dalam
pembahasan akhir
Hadir dalam
pembahasan akhir
Melakukan pembahasan akhir
dengan WP, membuat risalah
pembahasan dan berita acara
Pembahasan Akhir Pemeriksaan
(ditandatangani Pemeriksa &
WP*)
*) Dalam hal wajib menolak menandatangani Pemeriksa membuat catatan tentang
penolakan tersebut dalam berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
32
Hasil pemeriksaan dan SKP
dapat dibatalkan secara jabatan
atau berdasarkan permohonan
WP apabila pemeriksaan
dilaksanakan tanpa:
Penyampaian Surat
Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan (SPHP)
Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan
Proses dilanjutkan dengan penyampaian SPHP
Proses dilanjutkan dengan melakukan Pembahasan
Akhir Pemeriksaan
Pembatalan Pemeriksaan
33
Pengungkapan Wajib Pajak Dalam Laporan Tersendiri Selama
Pemeriksaan
Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan Pemeriksaan, dengan
syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam
laporan tersendiri ten tang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan
yang telah disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan
Pemeriksaan tetap dilanjutkan.
Pengungkapan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian
Surat Pemberitahuan, hanya dapat dilakukan sebelum Pemeriksa Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.
Pengungkapan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian
Surat Pemberitahuan oleh Pemeriksa Pajak diperlakukan sebagai tambahan
informasi atau data dan menjadi bahan pertimbangan bagi Pemeriksa
Pajak sebelum menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
kepada Wajib Pajak.



34
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dapat diusulkan Pemeriksaan Bukti
Permulaan apabila:
pada saat pelaksanaan Pemeriksaan ditemukan adanya
indikasi tindak pidana di bidang perpajakan;
pada saat Wajib Pajak badan diperiksa tidak
meminjamkan sebagian atau keseluruhan dokumen; atau
Wajib Pajak menolak untuk dilakukan Pemeriksaan, tidak
memenuhi panggilan Pemeriksaan Kantor, menolak
membantu kelancaran Pemeriksaan dan terhadap Wajib
Pajak tersebut tidak dilakukan penetapan pajak secara
jabatan.



35
Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan Ulang hanya dapat dilakukan berdasarkan instruksi atau
persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
lnstruksi atau persetujuan Direktur Jenderal Pajak untuk
melaksanakan Pemeriksaan Ulang Dapat diberikan :
a. apabila terdapat data baru masuk data yang semula belum
terungkap; atau
b. berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak.
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan harus
didahului dengan Pemeriksaan Ulang, dalam hal sebelumnya
terhadap kewajiban perpajakan yang sama telah diterbitkan surat
ketetapan pajak berdasarkan hasil pemeriksaan.



36


PENYIDIKAN PAJAK
DEFINISI
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa
keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk
adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak
pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Pemeriksaan Bukti Permulaan adaiah pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah
terjadi tindak pidana di bidang perpajakan

39
Informasi
DATA
Laporan
Pengaduan
SELEKSI
Pengamatan
Pemeriksaan
Pajak
Laporan
Pengamatan
Laporan
Pemeriksaan
Pajak
Pemerik-
saan Bukti
Permulaan
Laporan
Pemeriksaan
Bukti
Permulaan
KPP
Untuk
Penetapan
Pajak
DIRJEN PAJAK
Untuk
PENYIDIKAN
PROSES KEGIATAN SEBELUM PENYIDIKAN
Sesuai KEP-272/PJ/2002
KPP
Untuk
Penetapan
Pajak
FILE
Sumber: Direktorat Intelijen dan Penyidikan
40
WEWENANG PPNS DJP (1)
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana
pajak agar menjadi lebih lengkap dan jelas

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai OP / badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan tindak pidana pajak

c. meminta keterangan dan bahan bukti OP / badan
sehubungan dengan tindak pidana pajak

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana pajak

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan
bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut
41
WEWENANG PPNS DJP (2)
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak
pidana di bidang perpajakan;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Azas-azas Hukum yang Harus
Diperhatikan Dalam Penyidikan
Azas legalitas
Azas keseimbangan
Azas praduga tak bersalah
Prinsip pembatasan penahanan
Azas ganti rugi dan rehabilitasi
Penggabungan pidana dengan tuntutan ganti rugi
Azas unifikasi
Prinsip diferensiasi fungsional
Prinsip saling koordinasi
Azas peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan
Prinsip peradilan terbuka untuk umum
42
43
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
1. Pasal 44A dan 44B Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 dan penjelasannya.
2. Pasal 109 ayat (2) dan (3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.
3. Pasal 21 dan 22 Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
272/PJ/2002 17 Mei 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengamatan, Pemeriksaan Bukti Permulaan, dan Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
44
LATAR BELAKANG PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Secara umum latar belakang penghentian penyidikan sebagai berikut :
1. Untuk menegakkan prinsip peradilan yang cepat, tepat, biaya
ringan dan sekaligus untuk tegaknya kepastian hukum dalam
kehidupan masyarakat.
2. Menghindari dari kemungkinan tuntutan ganti kerugian.
Keluarnya surat penghentian penyidikan perkara atau SP3 tidak membawa akibat
hapusnya kewenangan penyidik untuk memeriksa kembali kasus itu. Apabila di
kemudian hari ditemukan bukti yang cukup, penyidikan bisa dimulai lagi.
45
ALASAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN
1. Atas Usul Penyidik
a. Tidak terdapat cukup bukti
b. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dibidang perpajakan
c. Penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah daluwarsa
d. Tersangka meninggal dunia

2. Atas Permohonan Wajib Pajak
Wajib Pajak boleh mengajukan permohonan penghentian penyidikan
sepanjang perkara tersebut belum dilimpahkan ke pengadilan.

Di samping karena alasan di atas, penyidikan juga mungkin dihentikan oleh
Jaksa Agung atas permintaan Meteri Keuangan untuk kepentingan
penerimaan negara
Dengan syarat:
WP melunasi utang pajak + denda 400%

Você também pode gostar