Studi ini membandingkan efektivitas dan keamanan ferbuxostat dengan allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat pada pasien hiperurisemia dan gout. Pasien diberi ferbuxostat 80 mg, 120 mg, atau allopurinol 300 mg selama 52 minggu. Ferbuxostat lebih efektif menurunkan kadar asam urat dan area tofus dibanding allopurinol, dengan efek samping yang serupa antara kelompok.
Studi ini membandingkan efektivitas dan keamanan ferbuxostat dengan allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat pada pasien hiperurisemia dan gout. Pasien diberi ferbuxostat 80 mg, 120 mg, atau allopurinol 300 mg selama 52 minggu. Ferbuxostat lebih efektif menurunkan kadar asam urat dan area tofus dibanding allopurinol, dengan efek samping yang serupa antara kelompok.
Studi ini membandingkan efektivitas dan keamanan ferbuxostat dengan allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat pada pasien hiperurisemia dan gout. Pasien diberi ferbuxostat 80 mg, 120 mg, atau allopurinol 300 mg selama 52 minggu. Ferbuxostat lebih efektif menurunkan kadar asam urat dan area tofus dibanding allopurinol, dengan efek samping yang serupa antara kelompok.
Michael A. Becker, M.D., H. Ralph Schumacer,Jr., M.D., Robert L. Wortmann, M.D., Patricia A. MacDonald, B.S.N., N.P., Denise Eustace, B.A., William A. Palo, M.S., Janet Streit, M.S, Nancy Joseph-Ridge, M.D.
Abstrak Latar Belakang Ferbuxostat, penghambat oxidase xanthin, adalah alternatif potensial untuk menggantikan allopurinol pada pasien dengan hyperurisemia dan gout. Metode 762 pasien dipilih secara acak dengan gout dan kadar konsentrasi serum urat setidaknya 8.0 mg/dl (480umol per liter) untuk menerima baik ferbuxostat (80mg dan 120 mg) atau allopurinol (300 mg) sehari sekali selamat 52 minggu; 760 pasien terpilih untuk menerima penelitian obat. Disediakan pencegahan dalam serangan gout dengan naproxen atau colchicine selama minggu 1 sampai 8. Titik akhir yang utama adalah konsentrasi serum urat kurang dari 6.0 mg/dl (360 umol per liter) pada pengukuran akhir bulan ke tiga. Titik akhir yang kedua termasuk pengurangan insidensi serangan gout pada area tofus. Hasil Titik akhir yang utama diraih pada 53 persen pasien yang menerima 80 mg ferbuxostat, 62 persen yang menerima 120 mg ferbuxostat, dan 21 persen yang menerima allopurinol (p<0,001 untuk perbandingan antara kelompok ferbuxostat dengan kelompok allopurinol). Meskipun serangan gout yang terjadi dikurangi dengan terapi sebelumnya, keseluruhan kejadian yang terjadi pada minggu ke 9 hingga ke 52 hampir sama dengan seluruh kelompok; 64 persen pada pasien yang menerima 80 mg ferbuxostat dan 66 persen pada pasien yang menerima 120 mg ferbuxostat, yang dibandingkan dengan 50 persen pada pasien yang menerima allopurinol (p=0,08 untuk 80 mg ferbuxostat dibanding allopurinol; p=0,16 untuk kelompok 120 mg ferbuxostat dibanding allopurinol). Beberapa pasien yang menerima dosis tinggi ferbuxostat dari yang menerima allopurinol atau ferbuxostat dosis rendah tidak melanjutkan penelitian. Empat dari 507 pasien pada dua kelompok ferbuxostat (0,8 persen) and tidak satupun dari 253 pasien yang menerima allopurinol meninggal dunia. Keseluruhan kejadian meninggal dunia tidak berhubungan dengan penelitian obat (p=0,31 untuk perbandingan antara kelompok ferbuxostat dan kelompok allopurinol). Kesimpulan Ferbuxostat, pada dosis harian 80 mg atau 120 mg lebih efektif dibandingkan dengan allopurinol pada dosis yang sering digunakan sehari hari, yaitu 300 mg dalam menurunkan kadar serum urat. Penurunan serangan gout dan area tofus juga terjadi pada seluruh kelompok penelitian. PENDAHULUAN Hyperurisemia, didefinisikan sebagai konsentrasi serum urat yang melebihi batas (sekitar 6,8 mg/dl [400umol per liter]), sebagai kelainan biokimia yang umum yang menunjukan supersaturasi dari cairan ekstra seluler dengan urat dan predisposisi seseorang untuk terkena gout. Manifestasi klinis dari gout (artritisgout akut, artropati gout, topacheus gout kronis, urolitiasis asam urat, dan nefropati gout) hasil dari penguraian monosodium urat atau Kristal urat dari cairan tubuh yang mengalami supersaturasi. Kelarutan monosodium urat pada cairan ekstraseluler dipengaruhi oleh berbagai factor, termasuk pH, temperature, dan ion sodium dan konsentrasi protein, kelarutan sodium urat dapat hingga 6,0 mg/dl (360umol per liter) atau lebih rendah. Sehingga, tujuan jangka panjang dalam penatalaksanaan gout adalah mengurangi konsentrasi serum urat, apabila dikerjakan terus menerus, akan menghindari pembentukan atau penguraian Kristal urat. Terapi farmakologi dalam penurunan urat yang sering digunakan melibatkan penurunan produksi urat dengan inhibitor xanthin oxidase dan meningkatkan sekresi asam urat melalui urin dengan uricosuric agent. Agen penurunan urat terbatas, dalam jumlah, ketersediaan, dan efektivitas. Allopurinol, sebuah inhibitor xanthine oxidase, adalah obat yang paling sering diresepkan. Dosis rata rata nya adalah 300mg per hari, meskipun dosis rekomendasi berkisar antara 100 hingga 800 mg per hari bergantung pada titrasi serum urat dan creatinine clearence. Efek samping dari allopurinol, meskipun tidak sering, dapat berat dan mengancam jiwa dan dapat terjadi lebih sering pada orang dengan gangguan ginjal. Ferbuxostat, obat baru, oral, analog non purin inhibitor xanthine oxidase, sedang diteliti pada dosis harian 80 dan 120 mg untuk manajemen hyperurisemia pada pasien dengan gout. Ferbuxostat adalah inhibitor xanthin oxidase yang poten dan memiliki efek minimal pada enzim lain yang berpengaruh pada metabolism purine dan pyrimidin, dan dimetabolisme kebanyakan sebagai bentuk glukoronide dan oxidase di hati. Dalam penelitian dengan gangguan ginjal, efek penurunan urat dengan ferbuxostat sangat bagus. METODE Pasien Ferbuxostat versus allopurinol controlled trial, 3 fase, random, double blinde, 52 minggu, multisenter, dengan perbandindan keamanan dan efektifitas ferbuxostat (dengan oral sehari sekali) dengan keamanan dan efektifitas dari allopurinol pada subjek dewasa dengan gout dan konsentrasi serum urat setidaknya 9,0 mg/dl (480 umol per liter). Subjek yaitu yang memenuhi kriteria dari American College of Rheumathology untuk artritis gout akut. Kriteria eksklusi meliputi kadar serum creatini yang lebih dari 1,5 mg/dl (133umol per liter) atau perkiraan creatinine clearance kurang dari 50 ml per minut per 1,73 m2 luas tubuh , kehamilan atau laktasi, penggunaan penurun kadar urat lainnya, 6-mercaptopurine, diuretic thiazide atau obat yang mengandung aspirin lebih dari 325 mg per hari, atau salisilat lainnya; BMI yang lebih dari 50; riwayat xanthinuria, penyakit hati aktif, atau gangguan hepar, penggunaan prednisone lebih dari 10 mg per hari; perubahan terapi hormone atau kontrasepsi oral selama 3 bulan terakhir, dan riwayat penggunaan alcohol atau intake alokohol lebih dari 14 kali seminggu. Desain Penelitian Penelitian dilakukan di 112 pusat di Amerika Serikat dan Kanada. Izin didapatkan dari ulasan institusi atau dari komite etik independen. Seluruh subjek diberikan persetujuan tertulis dan perizinan sesuai dengan Health Insurance Portability and Accountability Act of 1996. Subjek yang telah menerima terapi penurunan urat mendapatkan 2 minggu pembersihan terapi sebelum dilakukan randomisasi. Penggunaan computer di tiap pusat kesehatan dilakukan untuk melakukan randomisasi menjadi 3 kelompok : Ferbuxostat (Abbott Laboratories) pada dosis 80 mg per hari dan 120 mg per hari atau allopurinol (Catalytica Pharmaceuticals) pada dosis 300 mg per hari. Permulaan terapi penurunan urat di hubungkan dengan peningkatan insiden dari serangan gout akut; profilaksis 250 mg naproxen dua kali sehari atau 0,6 mg colchicine sehari sekali digunakan untuk pembersihan terapi dan pada delapan minggu pertama pada terapi double-blind. Setiap 2 minggu, 4 minggu, dan setiap bulan, psaien dilakukan pemeriksaan fisik, vital signs, dan pengukuran serum urat, pengukuran fungsi ginjal, efek obat diukur, tes laboratorium dilakukan, dan penggunaan obat, serangan gout, dan kejadian tidak diharapkan dicatat. Perawatan purna pada peristiwa tidak diinginkan dilakukan untuk kejadian tidak diinginkan selama periode antara dosis pertama dan 30 hari setelah mendapatkan dosis terakhir. Kejadian tidak diinginkan yang sangat serius diartikan sebagai keadaan yang mengancam jiwa atau yang menyebabkan kematian, perawatan rumah sakit, atau pemanjangan masa perawatan di rumah sakit, cacat menetap, atau defek kongenital. Terapi terkait kejadian tidak diinginkan adalah salah satu yang dipikirkan oleh peneliti sebagai kemungkinan atau kepastian pada penelitian obat. Subjek dengan tofi, area dari tofus dicatat dengan serial dengan metode berikut : dua titik melalui tofus pada sudut yang tepat ke yang lainnya diukur, pena digunakan untuk menandai sepanjang kulit pada titik pertama dan pada tiap sisi dari tofus sampai nodul menghalangi gerakan pena, jarak antara dua tanda yang dibuat dengan pena diukur dengan millimeter terdekat dan prosedur diulang pada titik ke sua. Luas tofus kemudian dihitung dan dikalikan pada dua penghitungan . Titik Akhir Titik akhit dan efektifitas utama adalah konsentrasi serum urat kurang dari 6,0 mg/dl pada tiap 3 bulan pengukuran. Subjek penelitian yang dinyatakan keluar dalam penelitian sebelum dilakukan tiga kali kunjungan tidak dinilai sebagai yang mencapai titik akhir dan efektivitas yang utama. Titik akhir sekunder mencakup subjek penelitian yang mencapai kadar serum urat kurang dari 6,0 mg/dl setiap kali kunjungan dan persentase pengurangan dari titik awal konsentrasi serum urat setiap kali kunjungan. Titik akhir klinis adalah persentase pengurangan dari titik awal di area tofus, perubahan angka tofi tiap kali kunjungan, dan proporsi subjek yang membutuhkan terapi untuk serangan gout akut dari minggu ke 9 hingga minggu ke 52. Analisis Statistik Untuk titik akhir efektifitas yang utama, perbandingan dibuat terpisah melalui dua langkah prosedur; pertama yaitu tiap kelompok ferbuxostat dibandingkan dengan kelompok allopurinol untuk non inferior dengan menggunakan interval kepercayaan binomial untuk menentukan beda antar kelompok; kedua, setiap kelompok ferbuxostat yang menunjukan non inferior terhadap allopurinol diuji untuk mengetahui superioritas terhadap kelompok allopurinol dengan Fishers exact test. Kelompok non inferior terhadap allopurinol ditunjukan dengan nilai batas terendah yaitu 97,5 persen interval kepercayaan lebih besar dari 10 persen. Keseluruhan nilai alfa 0,05 diatur dengan menggunakan binomial 97,5 persen interval kepercayaan untuk uji non inferior dan uji Hochbergs Method untuk uji superioritas. Perbandingan berpasangan dengan menggunakan Fishers exact test juga digunakan untuk proporsi pasien pada setiap kelompok terapi yang menerima titik akhir dan efektifitas yang utama setiap kelompok dengan nilai awal konsentrasi urat ( kurang dari 9,0 mg/dl [540umol per liter], setidaknya 9,0 tapi kurang dari 10,0 mg/dl [600umol per liter] dan 10,0 mg/dl atau lebih). Perbandingan berpasangan antara kelompok yang memperoleh titik akhir sekunder di gunakan analisis Fishers Exact Test dengan proporsi subjek dengan konsentrasi serum urat kurang dari 6,0 mg/dl dan proporsi subjek yang memerlukan terapi dari serangan gout akut dari minggu ke 9 hingga minggu ke 52; analisis varians digunakan untuk membandingkan persentase pengurangan serum urat dari titik awal; Wilcoxon rank-sum test digunakan untuk membandingkan persentase pengurangan tofus area dan jumlah tofus dari titik awal. Semua dilaporkan memiliki nilai P two sided. Analisis Post Hoc juga dilakakukan. Perbandingan berpasangan antar kelompok dilakukan dengan menggunakan uji Fishers Excact Test untuk proporsi subjek yang memiliki konsentrasi serum urat kurang dari 5,0 mg/dl (300umol per liter) dan kurang dari 4,0 mg/dl (240 umol per liter). Fishers exact test dan Wilcoxon rank sum test, digunakan untuk membandingkan proporsi subjek yang memerlukan terapi untuk serangan gout akut pada minggu ke 49 hingga 52 dan persentase pengurangan area tofus dari nilai awal di minggu ke 52 antara subjek dengan rata rata konsentrasi serum urat setelah kurang dari 6,0 mg/dl dan konsentrasi rata rata 6,0 mg/dl atau lebih. Tidak ada perubahan nilai alfa untuk keefektifan sekunder dan titik akhir atau analisis post hoc. Tidak ada analisis interim yang dilakukan. Sampel dari 750 subjek (250 per kelompok) ditargetkan untuk dapat memenuhi 80 persen kekuatan untuk kriteria non inferior dan 90 persen kekuatan untuk mendeteksi 15 persen perbedaan antara kelompok ferbuxostat paling kecil dan kelompok allopurinol untuk titik akhir yang utama, sebagai asumsi kebenaran respons yaitu 60 persen untuk allopurinol dan setidaknya 64 persen untuk ferbuxostat. Penelitian ini dirancang oleh investigator akademik dan kerjasama sponsor (TAP Pharmaceutical Products). TAP mengumpulkan data dan statistic dan seluruh analisis statistik. Seluruh penulis memiliki akses penuh ke tulisan ini. HASIL Karakteristik Pasien Dari 1283 subjek yang di skrining, 762 secara random didaftarkan untuk mendaptkan terapi, 760 menerima setidaknya satu dosis penelitian antara Juli 2002 dan Februari 2004; 256 menerima Ferbuxostat 80 mg, 251 menerima 120 mg ferbuxostat, dan 253 menerima 300 mg allopurinol sehari sekali. Rata rata umur, rasio jenis kelamin, distribusi ras, rata rata kadar serum urat, dan riwayat munculnya tofi hamper sama di tiga kelompok. Sebagian besar subjek adalah pria kulit putih dengan usia minimal 50 tahun yang dilaporkan meminum alcohol. Subjek telah menderita gout rata rata selama 12 tahun, 24 persen memiliki tofi san riwayat tofi, 16 persen memiliki riwayat urolitiasis, dan 44 persen memiliki riwayat telah meminum allopurinol sebelumnya. 44 persen memiliki hypertensi, 34 persen memiliki hyperlipidemia, 10 persen memiliki penyakit atherosclerosis, dan 62 persen adalah obesitas yang memiliki BMI 30 atau lebih. Rata rata konsentrasi serum urat awal berkisar antara 9,80 sampai 9,90 mg per desiliter (583 sampai 589 umol per liter), dengan 41 persen seluruh subjek memiliki kadar awal serum minimal 10mg/dl (595 umol per liter). 35 persen subjek memiliki gangguan kerja ginjal ringan hingga sedang. Efektivitas Titik Akhir Utama Titik akhir utama dengan konsentrasi serum urat kurang dari 6,0 mg/dl pada tiga pengukuran terakhir, dicapai oleh 53 persen subjek yang menggunakan terapi 80 mg ferbuxostat, 62 persen yang menggunakan terapi 120 mg ferbuxostat dan 21 persen yang menggunakan terapi allopurinol (p<0,001 untuk setiap kelompok ferbuxostat dengan kelompok allopurinol). Titik akhir utama dicapai lebih banyak pada proporsi subjek yang menggunakan ferbuxostat dengan allopurinol (p<0,001) Titik Akhir Sekunder Pada minggu ke 2 (kunjungan pertama setelah randomisasi), proporsi yang memiliki kadar serum urat kurang dari 6,0 mg/dl secara signifikan pada kelompok yang menerima ferbuxostat dibanding yang menerima allopurinol (p<0,001). Perbedaan ini ditemukan pada seluruh kunjungan hingga minggu ke 52 (P<0,001). Rata rata persentase penurunan konsentrasi serum urat dari titik awal pada kunjungan terakhir juga lebih tinggi pada kedua kelompok ferbuxostat dibanding dengan kelompok allopurinol. Sebagai tambahan, analisis post hoc menunjukan [ada minggu ke 52, proporsi dengan konsentrasi serum urat kurang dari 5,0 atau kurang dari 4,0 mg/dl secara signifikan lebih besar pada kedua kelompok ferbuxostat dibanding kelompok allopurinol. Serangan Gout Selama minggu ke 9 hingga minggu ke 52, proporsi yang hamper sama pada tiap kelompok yang memerlukan pengobatan serangan gout akut; 64 persen pada yang menerima 80mg ferbuxostat, 70 persen pada yang menerima 120 mg ferbuxostat, dan 64 persen pada yang menerima allopurinol. Selama minggu ke delapan, secara signifikan proporsi subjek yang menerima 120 mg ferbuxostat memerlukan terapi untuk serangan akut gout daripada yang mendapatkan 80 mg ferbuxostat atau yang menerima allopurinol (p<0,001 pada seluruh perbandingan). Penghentian obat profilaksis diawali dengan peningkatan serangan gout pada seluruh kelompok. Insiden serangan gout berkurang setelah minggu ke 49 hingga minggu ke 52, jarak antara kunjungan terakhir, insidensi nya mencapai 8 persen terhadap seluruh subjek yang menerima 80 mg ferbuxostat, 6 persen yang menerima 120 mg ferbuxostat, dan 11 persen yang menerima allopurinol Tofi Persentase penurunan are tofus di ukur pada 156 subjek yang memiliki tofi. Setelah minggu ke 52 nilai median persentase penurunan area tofus sebanyak 83 persen untuk sbujek yang menerima 80 mg ferbuxostat, dan 50 persen untuk yang menerima allopurinol. Perubahan kecil terjadi pada jumlah tofi yang melewati batas waktu yang dicatat disetiap kelompok penelitian. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari persentase penurunan area tofus dalam penurunan jumlah tofi Analisis Post Hoc Analisis post hoc digunakan untuk menguji perbedaan dari penurunan serangan gout akut dengan rata rata konsentrasi serum urat yang kurang dari 6 mg/dl dan dengan konsentrasi 6 mg/dl atau lebih. Selama minggu ke 49 hingga 52, proporsi subjek yang membutuhkan terapi untuk serangan akut gout lebih rendah pada subjek yang mencapai konsentrasi serum urat dibawah 6 mg/dl dibanding yang tidak. Median penurunan area tofus pada minggu ke 7 adalah 57 persen terhadap subjek yang mencapai kadar serum urat kurang dari 6mg/dl. Kejadian tidak diinginkan Insidensi kejadian yang tidak diingankan hamper sama pada tiga kelompok. Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan pemberian terapi termasuk abnomarlitas fungsi liver, diare, nyeri kepala, gejala dan tanda tanda pada sendi, dan gejala dan tanda pada musculoskeletal dan jaringan ikat. Kejadian yang paling sering mulai ringan hingga sedang dalam derajat keparahan. Insiden pada kasus yang serius hamper sama pada tiga kelompok; kejadian serius terjadi pada 51 subjek, 34 melanjutkan penelitian dengan menuntaskan kejadian tidak diinginkan tanpa kambuhan, empat dari 507 pasien di dua kelompok yang menerima ferbuxostat (0,8 persen) dan tidak satupun dari 253 subjek yang menerima allopurinol meninggal. Seluruh pasien meninggal dunia dilaporkan oleh investigator tidak berkait dengan penelitian terapi ini. Perbedaan jumlah pasien meninggal di tiap kelompok tidak signifikan secara statistik. Ada dua kematian pada kelompok yang menerima 80 mg ferbuxostat; satu dari gagal jantung kongestif dan gagal nafas pada pria berusia 68 tahun, dan satu karena perdarahan retroperitoneal yang telah diresepkan antikoagulasi terapi pada pria 77 tahun. Dua kematian terjadi pada kelompok yang menerima 120 mg ferbuxostat , satu karena metastasis kanker kolon pada pria berusia 74 tahun, dan satu karena henti jantung pasa pria 68 tahun. 88 subjek di kelompok 80 mg ferbuxostat, 98 di kelompok 120 mg ferbuxostat, dan 66 di kelompok allopurinol tidak melanjutkan penelitian (p=0,003 untuk perbandingan antara kelompok 120 mg ferbuxostat dan allopurinol) Alasan utama untuk tidak melanjutkan penelitian adalah hilangnya gollow up, kejadian tidak diinginkan, dan serangan akut gout. DISKUSI Penelitian secara random, control trial, menggunakan subjek hyperurisemia dan gout, dengan membandingkan terapi ferbuxostat dan allopurinol dengan pertimbangan keamanan, efektifitas penurunan serum urat dan insiden serangan gout, dan perubahan area tofus. Penggunaan ferbuxostat atau allopurinol dalam 2 minggu dan penurunan konsentrasi serum urat ; seluruh titik akhir penurunan kadar urat serum akhir dibawah 6,0 mg/dl yang diraih sebagian besar pada kelompok yang menerima ferbuxostat daripada kelompok yang menerima allopurinol. Outcome klinis dari keduanya tidak jauh berbeda. Dalam percobaan ini, seluruh insiden dalam pengobatan yang terkait dengan kejadian yang tidak diinginkan, hampir sama pada seluruh kelompok dan hampir semuanya merupakan tingkat keparahan ringan sampai sedang. Tingkat diskontinuitas hampir sama pada kelompok dengan 80 mg ferbuxostat dan allopurinol tetapi secara signifikan lebih tinggi pada pada kelompok 120 mg ferbuxostat. Tingkat diskontuinitas yang tinggi pada kelompok 120 mg ferbuxostat dikarenakan tingginya insiden serangan gout dan kejadian tidak diinginkan pada kelompok ini. Tidak ada ruam yang serius atau reaksi hipersensitivitas dalam penelitian kali ini. Ada empat kematian dalam kelompok ferbuxostat dan tidak satupun dalam kelompok allopurinol. Perbedaan antar kedua kelompok tidak signifikan secara statisitik. Penelitian ini didesain untuk membuktikan hipotesis bahwa ferbuxostat tidak lebih jelek dari allopurinol dengan kemampuan untuk menurunkan serum urat. Pada penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya, kami memperkirakan titik tangkap utama akan diraih 50 60 persen pada kelompok yang menggunakan allopurinol. Faktanya hanya 21 persen yang menyentuh titik akhir ini. Dua factor yang mungkin berkontribusi terhapadap efektifitas allopurinol. Pertama penelitian awal diperlukan untuk menilai titik awal konsentrasi serum urat setidaknya 8,0 mg/dl dan rata rata mencapai 10 mg/dl. Dasar ini mungkin tidak terlalu umum di pasien dengan gout , tetapi mereka dikenalkan dengan obat allopurinol yang dikenalkan beberapa decade lalu. Kedua, dalam memastikan efek serum urat persisten yang rendah, titik tangkap didefinisikan sebagai tiga kali pengukuran serum urat yang kurang dari 6,0 mg/dl. Allopurinol akan lebih efektif apabila menggunakan dosis yang dititrasi seperti yang tercantum pada bungkus kemasan. Dalam percobaan ini, titrasi dibatasi mengingat blind penelitian. Selain itu belum ada percobaan klinis yang bertujuan untuk memeriksa keamanan dan efektifitas titrasi dari dosis allopurinol menurut tingkat serum urat. Hasil dari studi ini akan memberikan gambaran informasi yang dapat diterapkan secara luas pada manajemen hyperurisemia pada pasien dengan gout. Yang pertama yaitu dengan penutunan serum urat pada beberapa bulan diikuti dengan penurunan serangan gout pada area tofus, memastikan manfaat dari penurunan serum urat baik pada akut maupun kronis, yang kedua penurunan serangan gout yang lebih besar termasuk area tofus dengan kadar serum urat yang bagus pada kandungan kurang dari 6,0 mg/dl. CRITICAL APPRAISAL (TELAAH KRITIS) 1. Apakah alokasi subyek penelitianatau control betul betul random atau tidak ? Ya benar benar Random namun tidak dijelaskan teknik pengambilan sampel maupun perhitungan sampelnya 2. Apakah semua keluaran di laporkan ? Ya seluruhnya dilaporkan pada penelitian 3. Apakah studi menyerupai lokasi anda berkerja atau tidak ? Tidak 4. Apakah kemaknaan statistic maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan ? Ya seluruhnya akan dipertimbangkan. 5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan, dapat anda lakukan di tempat anda ? Tidak dapat, karena peredaran ferbuxostat sampai saat ini masih sangat jarang 6. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam kesimpulannya ? Ya semuanya dapat diperhitungkan