Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
ALDIAN HARIKHMAN, SH
NBP. 0921211038
1
DPR, Pelaksanaan Hak Anggota, Persidangan dan Pengambilan Keputusan,
Tata Tertib dan Kode Etik, Larangan dan Sanksi, Pemberhentian Antarwaktu,
Penggantian Antarwaktu, dan Pemberhentian Sementara serta Penyidikan.
3. Perihal Dewan Perwakilan Daerah (DPD): Susunan dan Kedudukan, Fungsi,
Tugas dan Wewenang, Keanggotaan, Hak DPD, Hak dan Kewajiban Anggota,
Alat Kelengkapan, Pelaksanaan Tugas dan Wewenang DPD, Pelaksanaan Hak
Anggota, Persidangan dan Pengambilan Keputusan, Tata Tertib dan Kode
Etik, Larangan dan Sanksi, Pemberhentian Antarwaktu, Penggantian
Antarwaktu dan Pemberhentian Sementara, Penyidikan.
4. Perihal DPRD PROVINSI: Susunan dan Kedudukan, Fungsi, Tugas dan
Wewenang, Keanggotaan, Hak DPRD Provinsi, Hak dan Kewajiban Anggota,
Fraksi, Alat Kelengkapan DPRD Provinsi, Pelaksanaan Hak DRPD Provinsi,
Pelaksanaan Hak Anggota, Pelaksanaan Hak Anggota, Persidangan dan
Pengambilan Keputusan, Tata Tertib dan Kode Etik, Larangan dan Sanksi,
Pemberhentian Antarwaktu, Penggantian Antarwaktu, dan Pemberhentian
Sementara serta Penyidikan.
5. Perihal DPRD KABUPATEN/ KOTA: Susunan dan Kedudukan, Fungsi,
Tugas dan Wewenang, Keanggotaan, Hak DPRD Kabupaten/ Kota, Hak dan
Kewajiban Anggota, Fraksi, Alat Kelengkapan DPRD Kabupaten/ Kota,
Pelaksanaan Hak DRPD Kabupaten/ Kota, Pelaksanaan Hak Anggota,
Pelaksanaan Hak Anggota, Persidangan dan Pengambilan Keputusan, Tata
Tertib dan Kode Etik, Larangan dan Sanksi, Pemberhentian Antarwaktu,
Penggantian Antarwaktu, dan Pemberhentian Sementara serta Penyidikan.
6. Sistem Pendukung.
a. Sistem Pendukung MPR, DPR, dan DPD.
b. Sistem Pendukung DPRD Provinsi.
c. Sistem Pendukung DPRD Kabupaten/Kota.
2
DPD, DPRD Propinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Untuk singkatnya, UU ini
akan disebut dengan UU Parlemen Indonesia. Sebagaimana layaknya suatu revisi,
UU Parlemen ini memuat koreksi, penyesuaian (penambahan dan pengurangan)
dan penyempurnaan UU Susduk lama. Namun, apakah revisi ini memantulkan
pengembangan dan kemajuan dalam tata kelola parlemen Indonesia yang
berkualitas dan fungsional bagi dukungan terhadap tata kelola pemerintahan
perwakilan (demokratis) Indonesia tetap merupakan pertanyaan. Berikut isu
hukum yang menjadi problematika dari undang-undang tersebut:
1. Masih terdapatnya hirarki kekuasaan di parlemen yang ditujukan dengan
syarat kuorum saat rapat pengambilan keputusan. Syarat kuorum ini diatur
dalam Pasal 203 Ayat (2) yang lengkapnya berbunyi
“Kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpenuhi apabila
rapat dihadiri oleh lebih dari ½ (satu perdua) jumlah anggota rapat
dan terdiri dari atas lebih dari ½ (satu perdua) jumlah fraksi, kecuali
dalam rapat pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan hak
menyatakan pendapat”.
Referensi.
http://www.hukumonline.com, Masih Banyak Lubang di Undang-undang Susduk,
Diakses Tanggal 29 September 2009 Pukul 11:06 AM
http://politikana.com, Hal-Hal Baru UU MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Bagian 1),
Diakses Pada Tanggal 11 September 2009 Pukul 11:11 AM
TA. Legowo (Formappi), 2009, UU Baru Parlemen Indonesia: Kemajuan dan
Masalah, Diakses Dari Internet (pdf) Pada Tanggal 29 September 2009 Pukul
11:15 AM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan
Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
3
TA. Legowo (Formappi), 2009, UU Baru Parlemen Indonesia: Kemajuan dan Masalah
(pdf), Diakses Pada Tanggal 29 September 2009 Pukul 11:15 AM.
5