Você está na página 1de 31

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II



MATERI
LEMAK

Disusun Oleh :
Kelompok : V / SELASA SIANG
1. DETA ANNISA LISNANDAR 21030113130165
2. FARHAN RAMADHAN 21030113130116
3. NABILA RAHMANASTITI 21030113140177


LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II
TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

LEMAK

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktikum
Dasar Teknik Kimia II. Adapun isi dari laporan ini adalah pembahasan mengenai
hasil percobaan dari praktikum Lemak. Laporan ini disusun oleh :
Kelompok : V/ Selasa Siang
Anggota :
1. Nama Lengkap : Deta Annisa Lisnandar
NIM : 21030113130165
2. Nama Lengkap : Farhan Ramadhan
NIM : 21030113130116
3. Nama Lengkap : Nabila Rahmanastiti
NIM : 21030113140177

Laporan resmi ini disahkan pada :
Hari :
Tanggal :



Semarang, Juni 2014
Asisten Laboratorium PDTK II




Angga Muhammad Kurnia
21030112130126
LEMAK

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia II dapat
diselesaikan dengan lancar dan sesuai harapan.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktikum
Dasar Teknik Kimia II. Adapun isi dari laporan ini adalah pembahasan mengenai
hasil percobaan dari praktikum Lemak.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada :
1. Ibu Ir. C. Sri Budiarti, MT selaku Penanggung jawab Laboratorium Dasar
Teknik Kimia II.
2. Yosia Nico Wijaya selaku Kordinator Asisten Laboratorium Dasar Teknik
Kimia II
3. Angga Muhammad Kurnia selaku Asisten pembimbing Lemak
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II.
4. Asisten-asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II.
5. Bapak Rustam beserta Ibu Dini selaku laboran Laboratorium Dasar Teknik
Kimia II.
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan.
Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang bisa diajukan saat
ini, namun tidak dapat dipungkiri pasti ada kekurangan yang masih perlu
diperbaiki. Maka dari itu mohon disampaikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
Semarang, Juni 2014


Penyusun
LEMAK



INTISARI

Pengadaan industri makanan era ini menjadi salah satu pemikiran para
lulusan teknik kimia. Mempelajari dan menganalisa suatu bahan sangat penting,
contohnya menganalisa lemak. Tujuan percobaan adalah mahasiswa dapat
menentukan kadar lemak dan air pada kacang almond. Lemak merupakan
senyawa organik yang tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik
non-polar. Perbedaan lemak dan minyak adalah lemak berbentuk padat pada
suhu ruangan sedangkan minyak berbentuk cair.
Bahan yang digunakan adalah kacang almond 16 gram dan n-hexane 150
ml. Alat yang digunakan adalah statif, klem, heater, beaker glass, waterbath,
corong, erlenmeyer, thermometer, cawan porselen, oven, gelas ukur, timbangan
dan pendingin leibig. Alat ekstraksi terdiri dari statif, klem, pendingin leibig,
waterbath, heater, labu alas bulat, tabung soxhlet, thermostat, pipa aliran embun
dan pipa aliran uap. Alat destilasi terdiri dari statif, klem, labu destilasi,
pendingin leibig, thermometer, erlenmeyer dan heater. Cara kerja, pertama
ekstraksi lemak. Siapkan alat dan bahan lalu mulai mengekstraksi selama 1,5
jam, catat jumlah recycle. Kedua, destilasi lemak yaitu proses pemisahan n-
hexane dengan lemak. Ketiga, hitung kadar air.
Kadar lemak destilasi lebih besar dari ekstraksi, yaitu 45% dan 44,74%.
Hal ini karena ketidakstabilan asam oleat dan asam linoleat pada kacang almond
disuhu ruangan dan karena lama waktu destilasi lebih lama. Kadar lemak
destilasi lebih kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49,93%. Hal ini karena
jumlah recycle yang tidak optimum dan tidak adanya pengadukan saat praktikum.
Kadar air praktis lebih besar dari kadar air teoritis karena adanya reaksi
hidrolisis yang mempengaruhi minyak. Recycle yang terjadi saat percobaan
kurang dari teoritis karena tidak dijaganya jumlah tetesan permenit. Kadar abu
adalah material yang tertinggal bila bahan makanan dibakar pada suhu 500-800
C. Saran, cermat dalam memperhatikan recycle, hati-hati saat merangkai alat,
pastikan alat steril, pastikan pengovenan sampel optimum dan cermat saat
melakukan penimbangan sampel.
LEMAK



SUMMARY

Food industry in this era becomes one of chemical engineers discussion.
Studying and analizing materials is important such as fat analysis. The purpose of
the experiment is so student can determine fat content and water content of
almond. Fats is an organic compound which is insoluble in water however soluble
in non-polar organic solvents. The difference between fats and oils is that fats is
solid at room temperature while oils is liquid.
Materials used are 16 grams of almonds and 150 ml n-hexane.
Instruments used are statif, klem, heater, beaker glass, water bath, funnel,
erlenmeyer, thermometer, porcelain cup, oven, measuring glass, scales and leibig
cooler. Extraction instruments consist of stative, clamp, leibig cooler, water bath,
heater, round-bottom flask, soxhlet tube, thermostat, pipe flow of dew and pipe
flow of vapour. Distillation tools consist of stative, clamp, distillation flask, leibig
cooler, thermometer, erlenmeyer and heater. The first step is fats extraction.
Prepare the instruments and materials, start extracting for one and a half hour,
note the number of recycle. Next is fats distillation, its a process to separate the
fats from n-hexane. Last, calculate the water content.
The fat content of distillation is bigger than the extraction, 45% and
44.74%. This is due to the unstable oleic acid and linoleic acid in almonds at
room temperature and because longer distillation time. The distillation fat content
is bigger than the theoretical concentration, 45% and 49.93%. This is because the
amount of recycle is not optimum and lack of stirring when experimenting. The
practical water content is bigger than the theoretical content due to the hydrolysis
reaction that affect oils. Recycle that occurs when experimenting is less than the
theoretical, as the number of drops is not maintained per minute. Ash content is
materials that were left behind when substance is burned at a temperature of 500-
800 C. Suggestions, pay attention when taking note of recycle, be careful when
assembling instruments, make sure to sterilize tools, ensure optimum sample oven
and accurate in weighing the sample.

LEMAK

vi

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Intisari
Summary
Daftar Isi........................................................................................................... vi
Daftar Tabel ..................................................................................................... vii
Daftar Gambar .................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................. 1
1.3 Manfaat Percobaan ........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3
BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................. 7
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................. 7
3.2 Gambar Alat...................................................................................... 7
3.3 Cara Kerja ......................................................................................... 9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................ 11
4.1 Hasil Percobaan ............................................................................... 11
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 11
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................. 15
Daftar Pustaka .................................................................................................. 17
Data Hasil Percobaan ....................................................................................... A-1
Lembar Perhitungan ........................................................................................ B-1
Lembar Kuantitas Reagen ................................................................................ C-1
LEMAK

vii

Refferensi
Lembar Asistensi

LEMAK

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Ekstraksi, Destilasi dan Uji Kadar Air pada
Kacang Almond .................................................................................. 11
viii
LEMAK

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Gliserol ........................................................................... 3
Gambar 2.2 Rumus Umum Lemak .................................................................. 4
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ekstraksi ............................................................. 7
Gambar 3.2 Rangkaian Alat Distilasi............................................................... 8

ix
LEMAK

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengadaan Industri makanan di era ini menjadi salah satu pemikiran para
lulusan teknik kimia. Oleh karena itu, di masa pendidikannya, para
mahasiswa teknik kimia sangat dianjurkan untuk mempelajari bagaimana
analisa suatu bahan untuk mengetahui kandungannya, salah satunya adalah
dapat menganalisa kandungan gizi pada bahan pangan secara kualitatif
maupun kuantitatif, misalnya saja lemak sehingga dapat menciptakan bahan
pangan yang kandungannya lebih baik.
Lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda-beda. Tetapi lemak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke
bahan makanan dengan berbagai tujuan dan bila pada kadar yang tinggi dapat
mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, analisa lemak dengan prosedur
yang benar diperlukan untuk mengetahui kadarnya agar dalam mengonsumsi
makanan yang mengandung banyak lemak dapat dikurangi guna menjaga
kesehatan.

1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar lemak pada kacang almond dengan metode ekstraksi dan
destilasi lemak.
2. Merangkai dan menggunakan alat ekstraksi dan destilasi.
3. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa lemak.
4. Menentukan kadar air pada kacang almond.

1.3 Manfaat Percobaan
LEMAK

2

1. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu menentukan kadar lemak
pada kacang almond dengan metode ekstraksi dan destilasi lemak.
2. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu merangkai dan
menggunakan alat ekstraksi dan destilasi.
3. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu mengetahui reaksi-reaksi
yang terjadi pada senyawa lemak.
4. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu menentukan kadar air pada
kacang almond.
LEMAK

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lemak.
Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut organik non polar. Lemak termasuk ester yang tersusun atas
asam lemak dan gliserol, dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol diganti
dengan gugus ester.
Istilah fat (lemak) biasanya digunakan untuk trigliserida yang
berbentuk padat atau lebih tepatnya semi padat pada suhu kamar, sedang
istilah minyak (oil) digunakan untuk trigliserida yang pada suhu kamar
berbentuk cair.

2.2 Komponen-komponen Lemak.
a. Gliserol.
Sering disebut gliserin atau propantial 1,2,3 adalah bermartabat tiga yang
strukturnnya adalah :






Sifat fisisnya yaitu berbentuk kristal, rasa manis, tidak berwarna, dalam
keadaan murni bersifat higroskopis, netral terhadap lakmus. Tidak larut
dalam benzena dan karbon disulfida.
b. Asam lemak.
H
2
C OH
H C OH
H
2
C
OH
Gambar 2.1 : Struktur Gliserol
LEMAK

6

Yaitu asam karboksilat yang rantainya lurus dan radikal karboksilatnya
terletak di ujung rantai.
Asam lemak penyusun utamanya utamanya adalah : :
1. Asam stearat (C
17
H
35
COOH)
2. Asam oleat (C
17
H
33
COOH)
3. Asam linoleat (C
17
H
31
COOH)

2.3 Rumus Umum Lemak.






Ada berbagai cara untuk mengambil minyak atau lemak dari tumbu-
tumbuhan atau jaringan hewan. Cara tersebut antara lain :
Cara Pressing (penekanan)
Pressing (pengepresan mekanis) merupakan suatu cara ekstraksi
lemak/minyak, terutama bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini
dilakukan untuk memisahkan lemak dari bahan yang berkadar lemak tinggi
(30% - 70%).
Cara Extraction (menggunakan solvent)
Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran
suatu komponen cairan atau campuran dari campurannya. Biasanya
menggunakan pelarut yang sesuai dengan komponen yang diinginkan. Ada
berbagai jenis solvent yang dapat digunakan sebagai bahan pengekstrak
lemak, diantaranya adalah n-hexane dan diethil eter.
H
2
C O C
O
R
1
HC O C
O
R
2
H
2
C O C
O
R
3
Gambar 2.2 : Rumus Umum Lemak
4
LEMAK

5

2.4 Kegunaan Lemak
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi
manusia yaitu sebagai sumber energi. Namun seiring dengan perkembangan
ilmu biologi dan kedokteran, ternyata lemak memiliki banyak kegunaan,
diantaranya :
1. Untuk obat-obatan.
2. Untuk minyak goreng.
3. Untuk cat vernis.
4. Untuk pembuatan margarin.
5. Untuk kosmetik.
6. Untuk menyamak kulit.
7. Untuk insektisida dan fungisida
8. Untuk pembuatan sabun dan deterjen.
9. Untuk pembuatan biodiesel.

2.5 Pengukuran Kualitas Lemak.
1. Bilangan Penyabunan.
Bilangan penyabunan adalah jumlah basa yang dibutuhkan untuk
menyabunkan sejumlah minyak.
2. Bilangan Asam.
Bilangan asam adalah mg kalium hidroksida yang diperlukan untuk
menetralkan asam bebas dalam 1,0 gram zat.
3. Bilangan Iod.
Bilangan iod adalah besarnya jumlah iod yang diserap oleh lemak,
yang mana menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh
pada lemak.

LEMAK

6

2.6 Hal-hal yang Perlu di Perhatikan pada Proses Ekstraksi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena berpengaruh pada proses
ekstraksi, yaitu :
1. Luas permukaan : semakin luas bidang sentuh, ekstraksi semakin baik.
2. Waktu ekstraksi : semakin lama waktu ekstraksi semakin banyak lemak
yang dihasilkan, waktu maksimum 3 jam.
3. Temperatur : suhu menentukan, dapat diukur dari solvent yang
digunakan dan kelarutan lemak.
4. Solvent : Jenis solvent akan berpengaruh pada banyaknya lemak
yang terambil.
LEMAK

6

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan dan Alat
3.1.1 Bahan yang Digunakan.
1. Kacang almond 16 gr
2. N-hexane 150 ml

3.1.2 Alat yang Digunakan.
1. Statif dan klem
2. Kompor Listrik
3. Beaker glas
4. Corong
5. Cawan porselin
6. Oven
7. Gelas ukur
8. Timbangan
9. Pendingin balik


Gambar 3.1 : Rangkaian Alat Ekstraksi

7
LEMAK

8

Keterangan :
1. Statif
2.Klem
3. Pendingin balik
4. Tabung soxhlet
5. Sampel dalam kertas saring
6. Pipa aliran embun
7. Pipa aliran uap

8. N-hexane
9. Labu alas bulat
10. Thermostat
11. Thermocouple
12. Heater
13. Water bath



Keterangan :
1. Labu Destilasi
2. Pendingin Leibig
3. Thermometer
4. Heater
5. Statif dan Klem
6. Erlenmeyer
7. Tripot
Gambar 3.2 : Rangkaian Alat Distilasi

LEMAK

9

3.2 Cara Kerja
3.2.1 Ekstraksi Lemak.
1. Mengeringkan labu ekstraksi dalam oven pada suhu 105-110 C,
didinginkan.
2. Menimbang 10 gr kacang almond yang sudah dihaluskan dan
dikeringkan.
3. Membungkus bahan dengan kertas saring bebas lemak dan diikat
dengan benang dan dimasukkan dalam tabung soklet.
4. Memasukkan n-hexane dalam labu alas bulat.
5. Melakukan ekstraksi selama 1,5 jam.
6. Hitung jumlah recycle yang terjadi selama 1,5 jam.

3.2.2 Destilasi Lemak.
1. Menimbang beaker glass 40ml.
2. Memindahkan n-hexane + lemak yang ada di labu alas bulat ke dalam
labu destilasi
3. Lakukan destilasi untuk menguapkan n-hexane
4. Destilasi dihentikan saat tidak ada lagi n-hexane yang menetes
5. Memindahkan n-hexane + lemak yang ada di labu destilasi ke beaker
glass 40ml
6. Diamkan sampel selama atu hari.
7. Timbang berat sampel + beaker glass.

3.2.3 Uji Kadar Air.
1. Timbang cawan kering yang akan digunakan dalam keadaan kosong.
2. Letakkan 3 gram kacang almond di atas cawan kemudian timbang
beratnya.
LEMAK

10

3. Masukkan cawan berisi kacang almond dalam oven dengan suhu 100
o
C
selama 1 jam, pastikan oven telah panas dan siap untuk mengeringkan
sampel kacang almond.
4. Setelah selesai dikeringkan, masukkan cawan berisi kacang almond ke
dalam desikator, didinginkan sampai suhu konstan dan hingga berat
sampel dan cawan tetap.

( ) ( )
( ) ( )

LEMAK

11

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan.
Tabel 4.1 : Hasil Percobaan Ekstraksi, Destilasi dan Uji Kadar Air pada
Kacang Almond.
No. Jenis Percobaan Hasil Percobaan
1. Ekstraksi Lemak Kacang Almond 44,74%
2. Destilasi Lemak Kacang Almond 45%
3. Kadar Air Kacang Almond 14%

4.2 Pembahasan.
4.2.1 Perbandingan Kadar Ekstraksi dengan Destilasi.
Pada percobaan, kadar ekstraksi kacang almond sebesar 44,75% dan
kadar destilasi kacang almond sebesar 45% sehingga kadar ekstraksi lebih
besar dibandingkan kadar destilasi. Hal tersebut disebabkan oleh :
a. Tidak stabilnya asam oleat dan asam linoleat pada kacang almond.
Kacang almond mengandung asam oleat (CHCOOH) sebanyak
62% dan asam linoleat (CHCOOH) 29%. Kedua asam tersebut tidak
stabil pada suhu ruanga, sedangkan saat praktikum sampel diletakkan
pada suhu ruangan sehingga asam oleat dan asam linoleat tidak stabil
dan mengakibatkan kadar ekstraksi dan destilasi berbeda.
(Anonim, 2011)
b. Waktu penguapan n-hexane destilasi lebih lama.
Pada percobaan, hasil ekstraksi lemak dioven dan didiamkan
beberapa menit agar n-hexane dapat menguap. Pada destilasi, hasil yang
didapat didiamkan selama 1 hari. Perbedaan waktu untuk menguapkan
LEMAK

16

n-hexane inilah yang mempengaruhi jumlah n-hexane yang menguap.
N-hexane merupakan pelarut yang tidak mudah menguap, sehingga
untuk n-hexane dapat menguap dengan seluruhnya membutuhkan waktu
yang lama. Jadi, semakin lama sampel didiamkan maka n-hexane yang
menguap akan semakin banyak pula. Hal inilah yang menyebabkan
kadar ekstraksi lebih kecil dari kadar destilasi.
(Anonim, 2010)
4.2.2 Perbandingan Kadar Destilasi Praktis dengan Teoritis.
Pada Percobaan, kadar destilasi kacang almond yang ditemukan lebih
kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49%. Hal ini disebabkan oleh:
a. Tidak adanya pengadukan saat praktikum.
Destilasi adalah proses pemisahan antara lemak dan n-hexane
berdasarkan titik didihnya. Lemak yang akan dipisahkan tersebut
merupakan lemak hasil ekstraksi pada kacang almond. Pada saat
ekstraksi, pengadukan terhadap n-hexane dan lemak tidak dilakukan,
padahal pengadukan berfungsi untuk meningkatkan kontak antara
pelarut dengan bahan lebih lama sehingga daya larut lebih besar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa semakin cepat pengadukan maka lemak yang
terekstrak semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan kadar lemak
destilasi praktis lebih kecil dari kadar teoritis.
(Arief, 2012)
b. Recycle yang tidak optimum.
Recycle dalam percobaan adalah 30 kali, sedangkan jumlah recycle
teoritis 33 kali. Recycle praktis kurang dari recycle teoritis, maka lemak
yang tersaring kurang. Hal ini menyebabkan lemak yang tersaring
bercampur dengan n-hexane akan lebih sedikit dan kadar praktis lebih
kecil.
(Edo, 2013)
12
LEMAK

13

4.2.3 Kadar Air Praktis dan Teoritis.
Dalam uji kadar air pada sampel kacang almond didapatkan kadar air
sebesar 14%. Dalam referensi, kadar air yang terkandung dalam kacang
almond sebesar 5% sehingga kadar air praktis lebih besar dibandingkan
kadar air teoritis. Hal tersebut dipengaruhi oleh reaksi hidrolisis pada
minyak yang terdapat pada kacang almond. Dalam reaksi hidrolisis, lemak
diubah menjadi asam lemak bebas. Reaksi hidrolisis inilah yang
menyebabkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat
sejumlah air dalam lemak tersebut sehingga kadar airnya lebih besar.
(Netty, 2002)
4.2.4 Recycle Optimum.
Recycle adalah proses pemisahan suatu komponen dalam zat padat
dengan penyaringan berulang-ulang hingga didapatkan komponen yang
diinginkan. Pada percobaan yang kami lakukan, recycle yang terjadi
sebanyak 30 kali dalam 90 menit. Jumlah recycle yang terjadi seharusnya :









Jadi, recycle optimal untuk dapat mengekstraksi lemak dalam sampel
adalah 33 kali. Dalam 33 kali recycle terjadi ekstraksi lemak dalam sampel.
Recycle yang kurang dari recycle optimum disebabkan karena jumlah
tetesan tidak dijaga 150 tetes permenit sehingga dalam 90 menit hanya
terjadi 30 kali recycle.
(Edo, 2013)
4.2.5 Uji Kadar Abu.
Kadar abu menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan
makanan. Yang disebut kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan
LEMAK

16

makanan dibakar pada suhu 500-800 C. Komponen mineral dalam suatu
sampel sangat bervariasi baik macam dan jumlahnya.
Penentuan kadar abu dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti
untuk mengetahui kandungan pada sampel, menentukan baik tidaknya suatu
proses pengolahan, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan dan
sebagai parameter nilai gizi bahan makanan.
(Mega, 2009)









14
LEMAK

15

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
1. Kadar destilasi lebih kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49,93%, hal
tersebut disebabkan oleh recycle yang tidak optimum dan tidak adanya
pengadukan saat praktium.
2. Kadar destilasi lebih besar dari kadar ekstraksi, yaitu 45% dan 44,75%, hal
tersebut disebabkan oleh ketidakstabilan asam oleat dan asam linoleat
yang terkandung dalam kacang almond serta waktu penguapan n-hexane
destilasi lebih lama dari ekstraksi.
3. Kadar air praktis lebih besar dari kadar air teoritis, yaitu 14% dan 5%, hal
tersebut disebabkan oleh reaksi hidrolisi pada minyak kacang almond.
4. Recycle yang terjadi saat percobaan sebanyak 30 kali, namun secara
teoritis seharusnya terjadi sebanyak 33 kali, hal tersebut disebabkan oleh
tidak dijaganya tetesan tiap menit saat ekstraksi berlangsung.
5. Kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan makanan dibakar
pada suhu 500-800C. Aplikasi dari kadar abu adalah untuk menentukan
baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui jenis makanan dn gizi
pada bahn makanan tersebut.

5.2 Saran.
1. Perhatikan dengan cermat setiap terjadi recycle.
2. Berhati-hati saat merangkai alat ekstraksi dan destilasi.
3. Cuci semua alat agar tidak ada kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan.
4. Saat pengovenan sampel harus optimum agar hasil dapat konstan.
LEMAK

16

5. Saat penimbangan pastikan 3 kali konstan
LEMAK

17

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Minyak dan Lemak, Sumatera Utara, 2011.
Arief, Ekstraksi dengan Pelarut, arieffm.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/5-
ekstraksi-dengan-pelarut.pptx, 2012 (diakses pada 17 Mei 2014)
Durant, J., Organic Chemistry, 7
th
ed., Impression Longmans, Green and Co.,
London, 1959.
Edo, Ekstraksi Lemak, www.scribd.com, Semarang, 2013 (diakses pada 8 Mei
2014)
Fieser, L., Fieser.M., Introduction to Organic Chemistry, Maruhen Co Ltd.,
Tokyo, 1956.
Fieser, L., Fieser.M., Organic Chemistry, Reinhold Publishing Corporation,
New York, 1956.
Groggins, PH.,Unit Operation in Organic Synthetis, 5
th
ed., Mc. Graw Hill
Book Company, New York, 1958.
Mega, Kadar Abu, www.scribd.com, 2009 (diakses pada 8 Mei 2014)
Morrison, RT., Boyd, RN., Organic Chemistry, 3
th
ed., Prentice Hall of India
Private Limited, New Delhi, 1978.
Netty, Lemak dan Minyak, Sumatera Utara, 2002.
Jacobs, M., The Chemical Analysis of Food and Food Product, Van
Nostrand Company Inc., New York, 1958.
Jamieson, GS., Vegetable, Fat and Oil, The Chemical Catalogue Company
Inc., 1932.
Woodman, AC., Food Analysis, Mc. Graw Hill Book Company Inc., New
York, 1941.

Você também pode gostar