Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jadi, recycle optimal untuk dapat mengekstraksi lemak dalam sampel
adalah 33 kali. Dalam 33 kali recycle terjadi ekstraksi lemak dalam sampel.
Recycle yang kurang dari recycle optimum disebabkan karena jumlah
tetesan tidak dijaga 150 tetes permenit sehingga dalam 90 menit hanya
terjadi 30 kali recycle.
(Edo, 2013)
4.2.5 Uji Kadar Abu.
Kadar abu menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan
makanan. Yang disebut kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan
LEMAK
16
makanan dibakar pada suhu 500-800 C. Komponen mineral dalam suatu
sampel sangat bervariasi baik macam dan jumlahnya.
Penentuan kadar abu dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti
untuk mengetahui kandungan pada sampel, menentukan baik tidaknya suatu
proses pengolahan, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan dan
sebagai parameter nilai gizi bahan makanan.
(Mega, 2009)
14
LEMAK
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
1. Kadar destilasi lebih kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49,93%, hal
tersebut disebabkan oleh recycle yang tidak optimum dan tidak adanya
pengadukan saat praktium.
2. Kadar destilasi lebih besar dari kadar ekstraksi, yaitu 45% dan 44,75%, hal
tersebut disebabkan oleh ketidakstabilan asam oleat dan asam linoleat
yang terkandung dalam kacang almond serta waktu penguapan n-hexane
destilasi lebih lama dari ekstraksi.
3. Kadar air praktis lebih besar dari kadar air teoritis, yaitu 14% dan 5%, hal
tersebut disebabkan oleh reaksi hidrolisi pada minyak kacang almond.
4. Recycle yang terjadi saat percobaan sebanyak 30 kali, namun secara
teoritis seharusnya terjadi sebanyak 33 kali, hal tersebut disebabkan oleh
tidak dijaganya tetesan tiap menit saat ekstraksi berlangsung.
5. Kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan makanan dibakar
pada suhu 500-800C. Aplikasi dari kadar abu adalah untuk menentukan
baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui jenis makanan dn gizi
pada bahn makanan tersebut.
5.2 Saran.
1. Perhatikan dengan cermat setiap terjadi recycle.
2. Berhati-hati saat merangkai alat ekstraksi dan destilasi.
3. Cuci semua alat agar tidak ada kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan.
4. Saat pengovenan sampel harus optimum agar hasil dapat konstan.
LEMAK
16
5. Saat penimbangan pastikan 3 kali konstan
LEMAK
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Minyak dan Lemak, Sumatera Utara, 2011.
Arief, Ekstraksi dengan Pelarut, arieffm.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/5-
ekstraksi-dengan-pelarut.pptx, 2012 (diakses pada 17 Mei 2014)
Durant, J., Organic Chemistry, 7
th
ed., Impression Longmans, Green and Co.,
London, 1959.
Edo, Ekstraksi Lemak, www.scribd.com, Semarang, 2013 (diakses pada 8 Mei
2014)
Fieser, L., Fieser.M., Introduction to Organic Chemistry, Maruhen Co Ltd.,
Tokyo, 1956.
Fieser, L., Fieser.M., Organic Chemistry, Reinhold Publishing Corporation,
New York, 1956.
Groggins, PH.,Unit Operation in Organic Synthetis, 5
th
ed., Mc. Graw Hill
Book Company, New York, 1958.
Mega, Kadar Abu, www.scribd.com, 2009 (diakses pada 8 Mei 2014)
Morrison, RT., Boyd, RN., Organic Chemistry, 3
th
ed., Prentice Hall of India
Private Limited, New Delhi, 1978.
Netty, Lemak dan Minyak, Sumatera Utara, 2002.
Jacobs, M., The Chemical Analysis of Food and Food Product, Van
Nostrand Company Inc., New York, 1958.
Jamieson, GS., Vegetable, Fat and Oil, The Chemical Catalogue Company
Inc., 1932.
Woodman, AC., Food Analysis, Mc. Graw Hill Book Company Inc., New
York, 1941.