Você está na página 1de 4

Analisis Kimia

Senin, 02 Desember 2013


laporan pewarnaan Gram dan pewarnaan spora


Laporan Praktikum Nama : Syahdiana Saragih
Mikrobiologi Nim : J3L111003
Kelas : KIM A/P2
Kelompok : 1( Satu)
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013
Waktu : 13.00-16.20 WIB
PJP : Harry Noviardi, M.SI
Asisten : Ramdhani
Yeny Anggraini
Yesi septiani


PEWARNAAN GRAM DAN PEWARNAAN SPORA PADA BACILLUS
DAN ESCHERCIA COLI















ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Pendahuluan
Mikroorganisme yag ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-
sifat yang khas, begitu juga dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasikan ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
( Volt W A. Dan Margaret F W 1989).
Pewarna gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri. Dalam proses ini, olesan
bakteri yang sudah erfiksasi dikenai larutan-larutan berikut :zat pewarna kristal violet, larutan
iodium, larutan alkohol, dan zat pewarna tandinganberupa zat warna safranin. Metode ini diberi
nama berdasarkan penemunya, ilmuan Denmark Hans Christian Gram (1853- 1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884, untuk membedakan
antara pneumokokus danklebsiella pneumonieae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positig dan bakteri gram negatif. Bakteri gram
positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna
ungu tua dibawah mikroskop. Adapun gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet
setelah dicuci denan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat
pewarna air safranin akan tampak berwarna merah. Perbedan warna ini disebabkan oleh
perbedaan dalam struktur kimiawi dindingselnya ( pelezar M J 1989).
Spora dibentuk oleh jenis bakteri tertentu terutama genus bacillus dan costridium. Pada
umumnya spora terdapat pada endospora dengan letak dan ukuran yang berbeda. Spora pada
bakteri dibentuk pada kondisi secara kimiawi dan kondisi kimiawi yang kurang menguntungkan
misalnya nutrisi, sinar panas dan kering. Macam-macam metode yang digunakan untuk melihat
spora, yaitu Schaefferfulton, Bartolomew- Mitter, Klein dan Donner. Pewarnaan spora dapat
digunakan untuk membantu identifikasi bakteri. Letak spora ada tiga macam, yaitu sentral ( letak
spora berada ditengah- tengah sel), terminal ( letak spora ada diujung sel) dan sub terminal (
letak spora diantara ujung-ujung dan ditngah-tengah terminal) ( Dwidjoseputro, 2005).
Tujuan
Praktikum bertujuan untuk mengetahui cara pewarnaan gram dan spora serta mengetahui
jenis gram dan ada tidaknya spora pada Escherchia Coli dan Bacillus.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini ialah mikroskop, kaca objek, pipet tetes,
kawat ose, pembakar spirtus, gelas piala, kasa asbes, botol semprot dan hot plate.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah biakan bakteri Escherchia
Colidan Bacillus, alkohol, kristal ungu, larutan iodin, safranin, malacite green, kertas serap dan
aquades.
Prosedur kerja
Pewarnaan Gram dilakukan dengan biakan bakteri diambil dengan kawat ose dan
dioleskan di kaca objek, dan dibiarkan kering. Kemudian setelah kering difiksasi di atas
pembakar spirtus hingga bakteri melekat pada kaca objek yang ditandai dengan bakteri yang
berwarna keruh. Setelah itu bakteri ditetesi larutan kristal ungu selama kurang lebih satu menit,
dan dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan. Setelah kering bakteri kemudian ditetesi iodin
kurang lebih 1 menit, dicuci dengan aquades kemudian dikeringkan. Setelah kering bakteri
ditetesi alkohol selama kurang lebih 30 detik, dan dicuci kembali dengan aquades kemudian
dikeringkan. Setelah dicuci dan dikeringkan, ditetesi safranin selama 30 detik, kemudian dicuci
dan dikeringkan menggunakan kertas serap, setelah itu diamati dengan perbesaran 1000X.
Pewarnaan spora dilakukan dengan biakan bakteri diambil dengan kawat ose dan
dioleskan di kaca objek. Dan dibiarkan sampai kering, setelah kering kemudian difiksasi di atas
pembakar spirtus hingga bakteri melekat pada kaca objek yang ditandai dengan bakteri yang
berwarna keruh. Bakteri kemudian ditetesi malacite green dan diuapkan di atas penangas air 2
sampai 3 menit, setelah dingin dicuci dengan aquades. Kemudian bakteri ditetesi safranin selama
kurang lebih 30 detik, setelah itu dibilas, dan dikeringkan dengan kertas serap, kemudian diamati
dengan perbesaran 1000X.
Data dan Hasil Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan didapat data seperti yang terlihan pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Pewarnaan gram pada bakteri
Bakteri Gram (+/-) Warna
Escherchia Coli - Merah muda
Bacillus + Ungu


Gambar 1 pewarnaan gram pada bakteri bacillis sp


Gambar 2 pewarnaan gram pada bakteri Escherchia Coli
Tabel 2 Pewarnaan spora bada bakteri Bacillus
Bakteri Gram (+/-) Warna
Bacillus + Merah muda

Gambar 3 hasil pewarnaan spora pada bakteri bacillus sp
Pembahasan
Umumnya bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa). Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena
tidak membiaskan cahaya hal tersebut menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna dapat mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras
mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Mengamati bakteri dalam kehidupan sangat
sulit sehingga dikembangkan teknik pewarnaan sel bakteri agar sel dapat terlihat jelas dan mudah
diamati (Karmana 2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi,
pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat pewarna penutup.
Pada praktikum kali ini dilakukan dua teknik pewarnaan yaitu pewarnaan pada bakteri
dan pewarnaan pada spora. Diawali dengan mengoleskan isolat bakteri (Bacillus SP) dengan
tujuan agar isolat bakteri dapat merata dikaca preparat. Lalu dilakukan fiksasi untuk melekatkan
mikroorganisme di kaca preparat. Pemberian Kristal ungu bertujuan untuk memberi warna pada
bakteri. Sedangkan pemberian Iodium bertujuan untuk memperkuat warna pada bakteri. Alkohol
96% berfungsi sebagai pemucat atau peluntur warna pada bakteri. Dan tahap terakhir yaitu
pemberian safranin yang berfungsi untuk memberi warna kembali pada bakteri yang telah
kehilangan warna pada proses pemucatan dengan menggunakan alkohol.Pada bakteri di preparat
menunjukkan warna ungu. Hal ini membuktikan bahwa bakteri di preparat merupakan bakteri
gram positif dikarenakan pada bakteri ini mengandung banyak peptidogligan sehingga mudah
berikatan dengan kristal ungu. Jika berwarna merah muda menunjukan bakteri gram negatif
dikarenakan pada bakteri tersebut mengandung banyak lipid sehingga mudah berikatan dengan
safranin.
Hasil uji bakteri E-Colli dan bakteri agar miring atau Bacillus spdapat mempertahankan
warna primernya walaupun mengalami dekolorisasi(pencucian) ketika ditambahkan alkohol
sehingga bakteri E-Colli dan bakteri Bacillus sp merupakan kelompok bakteri gram
positif.Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dengan perbedaan permeabilitas zat warna dan penambahan
larutan pencuci (Dwidjosapuro 2005).
Proses pewarnaan endospora dilakukan setelah fiksasi dan setelah dibuat apusan preparat.
Kemudian preparat diberikan malakit hujau yang berfungsi sebagai pewarna primer yang
digunakan untuk melumuri fiksasi panas. Preparat diuapkan diatas air mendidih dengan tujuan
untuk memperbesar pori-pori bakteri agar pada saat pewarnaan dapat menembus dinding
endospora dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian dicuci dengan air dialirkan dari
atas, yang bertujuanuntuk menghilangkan malacite green dari seluruh bagian sel endospora.
Pewarnaan safranin bertujuan untuk counterstein yang digunakan untuk melumuri bagian warna
dari sel yang lain dari pada endospora. Hasil uji bakteri Bacillus sp menghasilkan bakteri gram
positif. Prinsip pewarnaan spora didasarkan pada penggunaan zat warna malachite
green dansafranin dimana pada hasil pewarnaan akan menghasilkan warna hijau pada spora dan
warna merah pada sel vegatitifnya (Lay 1994).
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa bakteri gram positif terdapat
pada bakteri Bacillus sp karena gram positif dapat mempertahankan warna awalnaya.sedangkan
gram negatifnya terdapat pada bakteri E-Colli, karena gram negatif kehilangan kompleks ungu
kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol.
Daftar pustaka
Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:PT Gramedia
Karmana.2007.Biologi.Jakarta:PT Grafindo Media Pratama
Lay.1994.Mikrobiologi Umum.Herna,Penerjemah.Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: General
Microbiology.
Pelezar chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
Margareth F W. 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Você também pode gostar