Teori Behaviorisme mengatakan bahwa otak manusia dilahirkan
seperti tabulrasa (blank slate/piring kosong) dimana blank slate ini akan diisi oleh alam sekitarnya. Pelopor moderen dalam pandangan ini adalah seorang psikolog dari Universitas Harvard yaitu, B.F. Skinner. Sedangkan istilah nature adalah lahir dari teori Innatisme yang dipelopori oleh Noam Chomsky (1960an) yang mengatakn bahwa manusia dilahirkan dengan Innate Properties (bekal kodrati) yaitu bersama Faculties of the Mind (kapling minda) yang salah satu bagiannya khusus untuk memperoleh bahasa, yaitu Language Acquisition Device (piranti pemerolehan bahasa). Karena alat ini berlaku semesta, maka kemudian Chomsky merumuskan teorinya dengan istilah Universal Grammar (tatabahasa semesta). Jadi perkembangan pemerolehan bahasa anak akan seiring dengan pertumbuhan faktor biologisnya (Ghazali: 2000 dan Dardjowidjojo: 2005). Proses pemerolehan bahasa merupakan bagian yang penting dalam perkembangan kemampuan bahasa setiap individu. Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung di dalam otak seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Proses pemerolehan bahasa inilah yang menentukan kemampuan setiap individu dalam menguasai bahasa pertamanya. Setiap anak mengalami perkembangan bahasa yang berbeda-beda.
Berbahasa itu sendiri merupakan proses yang kompleks dan tidak terjadi begitu saja. Setiap individu berkomunikasi lewat bahasa memerlukan suatu proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya. Komunikasi adalah suatu alat yang ddigunakan oleh manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam bentuk bahasa. Pertumbuhan anak zaman sekarang memang tidak sama dengan pertumbuhan anak zaman dulu. Dilihat dari pemerolehan bahasa, anak zaman sekarang sangat aktif dalam berbahasa atau berbicara dan sangat fasih. Dari pada anak zaman dulu yang masih cangggung dalam mengucapkan bahasa yang mereka ucapkan. Wilkins (1974) dalam Ellis (1990:41) memberikan pengertian terhadap perbedaan istilah pemerolehan dan pembelajaran seperti berikut: The term acquisition is the process where language is acquired as a result of natural and largely random exposure to language while the term learning is the process where the exposure is structured through language teaching. In other word, that acquisition and learning were synonymous with informal and formal language learning context. Dapat disimpulkan bahwa, pemerolehan atau akusisi bahasa seorang anak itu merupkan proses yang alami dan hasil dari pembiasaan terhadap bahasa itu sendiri. Kemudian ketika memasuki usia sekolah dimana anak tersebut belajar tentang struktur bahasa, bahasa anak tersebut kemudian akan berkembang lebih sempurna. Dalam wawancara dengan ibu Faiz dan pengamatan langsung, ternyata pada umur 4 tahun kosa kata Faiz sudah meningkat dan pengucapan lebih jelas. Hal ini tentu saja tidak mengejutkan dikarenakan alat artikulasi Faiz semakin sempurna berfungsi. Pada umur 3 tahun pemerolehan bahasa yang dimilikinya sama halnya pada umur 4 tahun, tetapi pemerolehan bahasanya umur 4 tahun lebih banyak dibandingkan umur 3 tahun. Memasuki usia lima tahun, Faiz telah mampu memproduksi kalimat tunggal yang terstruktur. Seperti beberapa minggu yang lalu ketika tiba-tiba Faiz berkata Bude, belikan uang untuk aku kan?. Sebagai orang dewasa pengamat coba memaknai kalimat tersebut dimana berdasarkan kebiasaan pengamat disini sebagai Bude (tante) selalu membelikan perlengkapan sekolah ataupun menawarkan benda-benda apa yang sekiranya ingin dibeli Faiz. Untuk mendapatkan benda tersebut dibutuhkan uang sehingga yang mampu dipahami Faiz adalah bahwa uang adalah benda yang dibeli.
Daftar kosa kata yang diucapkan Faiz yang semakin sempurna
- pak = Bapak - Mam = Mama - Maem = makan - Minyum = Minum - Abim = ambil - seyibu = seribu
- cucu = Susu - Kerupuk = Keyupuk - Ikan = Ikan - Puyang = Pulang - bola = Bola - Bakco = Bakso - cing = Kucing
Memasuki umur 4 tahun Faiz sudah dapat mengucapkan kata atau kalimat dengan fasih. Contoh kalimat yang diucapkan Faiz
- Mama, Faiz kuat (3 tahun) - Bude, Faiz main dulu ya (3 tahun) - Bude, ada mainan baru ku (4 tahun). - Mama, aku tidak nangis (4 tahun) - Bude, aku dibelikan ibu sepedah (4 tahun)
Berdasarkan hasil pengamatan, pada usia 3 tahun, Faiz masih menggunakan namanya sebagai kata ganti dirinya. Hal ini kami sebagai orang disekelilingnya membiasakan memanggil dengan nama kami sebagai kata ganti. Ketika menginjak usia 4 tahun, Faiz telah bergabung di PAUD dan lebih sering menghabiskan waktunya untuk menonton tayangan di televisi atau DVD, sehingga penyebutan namanya telah berganti dengan kata ganti AKU. Hal ini menandakan bahwa otak Faiz telah memproses informasi bahwa AKU menunjukkan dirinya. Setelah itu, penggunaan AKU lebih intens digunakan dalam percakapannya sehari-hari.
Oleh karena itu dapat simpulkan bahwa penguasaan pemerolehan bahasa Faiz pada umur 4 tahun sudah dapat mengucapkan kalimat tunggal, dan Faiz juga sudah mampu berkomunikasi dengan orang dewasa. Dengan umur Faiz yang 4 tahun, Faiz sudah banyak memperoleh kata dan kalimat dengan baik dan benar, sehingga orang dewasa saat berkomunikasi dengan Faiz tidak bingung atau sulit lagi dalam mengartikan kata atau kalimat yang diucapkan Faiz.
Daftar Pustaka Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor.
Ellis, Rod. 1990. Instructed Second Language Acquisition. Cambridge: Basil Blackwell, Inc
Ghazali, Syukur. 2000. Pemerolehan dan Pengajaran Bahasa Kedua. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Anonim, 2012 Materi Konsep dan Teori Pemerolehan Bahasa, diunduh pada 10 November 2013 pada http://www.englishjava.com/2012/10/materi-konsep-dan-teori pemerolehan_4678.html