TUJUAN Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangandapat memahami informasi mengenai investasi entutas dalam aset tetap dan perubahaan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan , dan rugi penurunan nilai.
RUANG LINGKUP Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi aktiva tetap dan aktiva lain- lain kecuali bila standar akuntansi keuangan lainnya mensyaratkan suatu perlakuan akuntansi yang berbeda .
Pernyataan ini tidak berlaku untuk: a) aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan oprasi yang dihentikan: b) hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui; c) kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam dan sumber daya.alam serupa yang tidak dapat diperbaharui.
Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aktiva tetap yang digunakan untuk mengembangkan atau memelihara aktivitas atau aktiva yang tercakup dalam (b) dan (c) di atas, tetapi dapat dipisahkan dari aktivitas atau aktiva tersebut.
DEFINISI Aset tetap adalah aset berujud yang: a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk lanjutan administratif; dan b) diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Istilah-istilah yang Digunakan Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan . J umlah tersusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai sisanya. Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction). J umlah tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Nilai residu dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya. Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat aset atas jumlah terpulihkannya. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diperkirakan entitas timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau diperkirakan terjadi ketika penyelesaian liabilitas. J umlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Umur manfaat adalah: a) periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas, atau b) jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh oleh entitas.
PENGAKUAN Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap bila: a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.
Biaya Perolehan Awal Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atas lingkungan. Perolehan aset tetap tersebut, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tetap tertentu yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh masa manfaat ekonomi dimasa depan dari aset lain.
Biaya Selanjutnya Biaya tak terduga yang dianggarkan dan diakui sebagai rugi laba pada saat terjadinya. Misalnya biaya perawatan sehari-hari yang terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan baku habis pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering disebut sebagai pemeliharaan dan perbaikan aset tetap.
PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN Aset tetap yang memenuhi syarat pengakuan sebagai aset diukur pada biaya perolehan. Komponen biaya perolehan: a) biaya perolehannya ( bea impor da pajak pembelian) b) setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan retorasi lokasi yang diinginkan.
Pengukuran biaya perolehan Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman. Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: Commercial Substance =>Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau Fair Value of Exchanged Asset =>Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat dengan segera menghentikan pengakuan asset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN Entitas memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.
Model biaya Setelah adanya pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Model revaluasi Setelah pengkuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya diukur secara andal dapat dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajarpada akhir periode pelaporan. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang direvaluasi.
Penyusutan Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life). Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Misalnya, adalah tepat untuk menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin pada pesawat terbang, baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa pembiayaan. Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap, maka entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa terdiri atas bagian yang tidak signifikan secara individual. Jika entitas memiliki ekspektasi bervariasi untuk bagian tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk menentukan penyusutan bagian yang tersisa sehingga mampu mencerminkan pola penggunaan dan atau umur manfaat dari bagian tersebut. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total biaya perolehan aset tersebut. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
JUMLAH TERSUSUTKAN DAN PERIODE PENYUSUTAN Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya. Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan a) Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: a) Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan b) Aset dihentikan pengakuannya. Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun asset : a) Sedang tidak digunakan atau b) Dihentikan penggunaannya Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.
METODE PENYUSUTAN Metode penyusutan yang digunakan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Metode Penyusutan a) Garis Lurus Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah b) Saldo Menurun Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat c) Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan
PENURUNAN NILAI PSAK 48 menetapkan bahwa: rugi penurunan nilai diakui jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya. Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya.
PENGHENTIAN PENGAKUAN Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam transaksi jual dan sewa balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebgai pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya.
PENGUNGKAPAN Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap: (a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto; (b) metode penyusutan yang digunakan; (c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; (d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan (e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: penambahan; aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lainnya; akuisisi melalui kombinasi bisnis; peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset; rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48; rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48; penyusutan; selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan perubahan lain. Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan: (a) tanggal efektif revaluasi; (b) apakah penilai independen dilibatkan; (c) metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset; (d) penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya; (e) untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya; dan (f) surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan pembatasan-pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia