Você está na página 1de 8

ASET TETAP

Disusun oleh (Kelompok 4)


- Anggara Wahyu Aji (023121167)
- Krisnandi Bagus (023121169)
- Ardy Irianto (023121185)
- Shella Alvernia S (023121180)
- Gilbert Pesta S (023121307)

PSAK 16
ASET TETAP

TUJUAN
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga
pengguna laporan keuangandapat memahami informasi mengenai investasi entutas
dalam aset tetap dan perubahaan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam
akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat,
pembebanan penyusutan , dan rugi penurunan nilai.

RUANG LINGKUP
Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi aktiva tetap dan aktiva lain-
lain kecuali bila standar akuntansi keuangan lainnya mensyaratkan suatu perlakuan
akuntansi yang berbeda .

Pernyataan ini tidak berlaku untuk:
a) aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan oprasi yang dihentikan:
b) hutan dan sumber daya alam serupa yang dapat diperbaharui;
c) kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas alam
dan sumber daya.alam serupa yang tidak dapat diperbaharui.

Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aktiva tetap yang digunakan untuk
mengembangkan atau memelihara aktivitas atau aktiva yang tercakup dalam (b) dan
(c) di atas, tetapi dapat dipisahkan dari aktivitas atau aktiva tersebut.

DEFINISI
Aset tetap adalah aset berujud yang:
a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk lanjutan administratif; dan
b) diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Istilah-istilah yang Digunakan
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat
perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dipergunakan .
J umlah tersusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aktiva,
atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan
keuangan, dikurangi nilai sisanya.
Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
aktiva sepanjang masa manfaat.
Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).
J umlah tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu
aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Nilai residu dari aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini
dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah
mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.
Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat
aset atas jumlah terpulihkannya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas yang diperkirakan entitas timbul
dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada
akhir umur manfaatnya atau diperkirakan terjadi ketika penyelesaian liabilitas.
J umlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual dan nilai pakainya.
Umur manfaat adalah:
a) periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh entitas, atau
b) jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan akan diperoleh
oleh entitas.

PENGAKUAN
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan
sebagai aktiva tetap bila:
a) besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang
akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam
perusahaan; dan
b) biaya perolehan aktiva dapat diukur secara andal.

Biaya Perolehan Awal
Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atas lingkungan. Perolehan aset
tetap tersebut, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomi
masa depan dari aset tetap tertentu yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk
memperoleh masa manfaat ekonomi dimasa depan dari aset lain.

Biaya Selanjutnya
Biaya tak terduga yang dianggarkan dan diakui sebagai rugi laba pada saat
terjadinya. Misalnya biaya perawatan sehari-hari yang terutama terdiri dari biaya
tenaga kerja dan bahan baku habis pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan
pengeluaran ini sering disebut sebagai pemeliharaan dan perbaikan aset tetap.

PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN
Aset tetap yang memenuhi syarat pengakuan sebagai aset diukur pada biaya
perolehan.
Komponen biaya perolehan:
a) biaya perolehannya ( bea impor da pajak pembelian)
b) setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset
ke lokasi dan kondisi yang diinginkan
c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan retorasi
lokasi yang diinginkan.

Pengukuran biaya perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka
waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui
sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan
PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali:
Commercial Substance
=>Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
Fair Value of Exchanged Asset
=>Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak
dapat dengan segera menghentikan pengakuan asset yang diserahkan. Jika aset
yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya
diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
Entitas memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan
kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

Model biaya
Setelah adanya pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Model revaluasi
Setelah pengkuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya diukur secara andal
dapat dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal
revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah
yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajarpada akhir periode pelaporan.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang
direvaluasi.

Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable
amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah.
Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang
signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Misalnya,
adalah tepat untuk menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin
pada pesawat terbang, baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa
pembiayaan.
Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap,
maka entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang
tersisa terdiri atas bagian yang tidak signifikan secara individual. Jika entitas
memiliki ekspektasi bervariasi untuk bagian tersebut, maka teknik penaksiran
tertentu diperlukan untuk menentukan penyusutan bagian yang tersisa sehingga
mampu mencerminkan pola penggunaan dan atau umur manfaat dari bagian
tersebut. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari
aset yang biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total biaya perolehan aset
tersebut. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi
kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.

JUMLAH TERSUSUTKAN DAN PERIODE PENYUSUTAN
Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur
manfaatnya.
Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap di-review minimum setiap akhir
tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya
maka perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi
sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan
a) Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap
digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.
Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika:
a) Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan
b) Aset dihentikan pengakuannya.
Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun asset :
a) Sedang tidak digunakan atau
b) Dihentikan penggunaannya
Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh
sekaligus.
Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh
entitas. Kebijakan manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset
yang bersangkutan setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan
sejumlah proporsi tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat
pada aset. Oleh karena itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari
umur manfaat dari aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan
hal yang membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap
aset yang serupa.

METODE PENYUSUTAN
Metode penyusutan yang digunakan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa
depan atas aset oleh entitas.
Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan
Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi.
Metode Penyusutan
a) Garis Lurus
Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi
nilai residu tidak berubah
b) Saldo Menurun
Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat
c) Jumlah Unit
Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan

PENURUNAN NILAI
PSAK 48 menetapkan bahwa: rugi penurunan nilai diakui jika jumlah tercatat
aset melebihi jumlah terpulihkan.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai
tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.
Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi
akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya.

PENGHENTIAN PENGAKUAN
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya
(kecuali PSAK 30: sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam transaksi
jual dan sewa balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebgai pendapatan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan
jumlah tercatatnya.

PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat
bruto;
(b) metode penyusutan yang digunakan;
(c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan:
penambahan;
aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan dan pelepasan lainnya;
akuisisi melalui kombinasi bisnis;
peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan
40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam
pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset;
rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
penyusutan;
selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari
mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk
penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari
entitas pelapor; dan
perubahan lain.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:
(a) tanggal efektif revaluasi;
(b) apakah penilai independen dilibatkan;
(c) metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai
wajar aset;
(d) penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung
berdasarkan harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif
atau transaksi pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan
teknik penilaian lainnya;
(e) untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset
tersebut dicatat dengan model biaya; dan
(f) surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan
pembatasan-pembatasan distribusi kepada pemegang saham.











DAFTAR PUSTAKA


Republik Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia

http://ekaksmart.blogspot.com/2012/03/psak-16-aset-
tetap.html

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-16-
AsetTetap-IAS-16-30052012.pptx

Você também pode gostar