Você está na página 1de 7

TUGAS PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI

EKONOMI

Disusun Oleh :
Kelompok V
Ade Berlian Saputra

0807113362

Ajma Nouri

0807120487

Andi Wardi
Dona Irawati

0807113503

Mahfirani Masyitoh

0807121103

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2010

BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahwa Pancasila sebagai sistem nilai
acuan, kerangka-acuan berpikir, pola-acuan berpikir; atau jelasnya sebagai sistem nilai yang
dijadikan kerangka landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka arah/tujuan bagi yang
menyandangnya. Yang menyandangnya itu di antaranya:
1. pengembangan ilmu pengetahuan,
2. pengembangan hukum,
3.

supremasi hukum dalam perspektif pengembangan HAM,

4. Pengembangan sosial politik,


5. Pengembangan ekonomi,
6. Pengembangan kebudayaan bangsa,
7. pembangunan pertahanan,
8. sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai titik tolak memahami asal mula
Pancasila.
Negara Indonesia ingin mengadakan suatu perubahan, yaitu menata kembali
kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera,
masyarakat yang bermartabat kemanusiaan yang menghargai hak-hak asasi manusia,
masyarakat yang demokratis yang bermoral religius serta masyarakat yang bermoral
kemanusiaan dan beradab.
Pada hakikatnya reformasi adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kearah sumber
nilai yang merupakan landasan kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini
diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang, baik pada masa orde lama maupun orde
baru.
Proses reformasi walaupun dalam lingkup pengertian reformasi total harus memiliki
landasan dan sumber nilai yang jelas dan merupakan arah, tujuan, serta cita-cita yaitu nilainilai yang terkandung dalam Pancasila. Reformasi itu harus memiliki tujuan, dasar, cita-cita
serta landasan yang jelas dan bagi bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila itulah yang
merupakan paradigm reformasi total tersebut.

BAB II
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA REFORMASI
EKONOMI
Sistem ekonomi Indonesia pada orde baru bersifat birikratik otoritan yang ditandai
dengan pemusatan kekuasaan dan partisipasi dalam membuat keputusan-keputusan nasional
hampir sepenuhnya berada ditangan pengusaha bekerjasama dengan kelompok militer dan
kaum teknorat. Adapun kelompok pengusaha oligopolistik didukung oleh pemerintah
bekerjasam dengan masyarakat bisnis Internasional dan terlebih lagi kuatnya arus pengaruh
otoritas kekuasaan keluarga pejabat negara termasuk Presiden (Wiliam Liddle, 1995:74)
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila
Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan
Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian ini menunjuk pada pembangunan Ekonomi
Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi
Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila. Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan
ekonomi harus untuk sebesar besar kemakmuran/kesejahteraan rakyatyang harus mampu
mewujudkan perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat
(tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang telah berpihak pada ekonomi
besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan kesempatan,
dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, usaha kecil, dan
usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Oleh sebab itu
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun
perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi.
Tidak terwujudnya pelembagaaan proses politik yang demokratis, mengakibatkan
hubungan pribadi merupakan mekanisme utama dalam hubungan sosial, politik, dan ekonimi
dalam suatu negara. Kelemahan atas sistem hubungan kelembagaan demokratis tersebut
memberikan peluang bagi tumbuh berkembangnya hubungan antara penguasa politik dengan
pengusaha, bahkan antara birokrat dengan pengusaha (Sanit, 1999:85). Terlebih lagi karena
lemahnya sistem kontrol kelembagaan berkembang pula penguasa sekaligus sebagai
pengusaha, yang didasarkan atas birokrasi dan wibawa keluarga pengusaha.

Kondisi yang demikian ini jelas tidak mendasarkan atas nilai-nilai Pancasila yang
meletakkan kemakmuran pada paradigma demi ksejahteraan seluruh bangsa. Bangsa sebagai
unsur pokok serta subjek dalam negara yang merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia
individu makhluk sosial adalah sebagai satu keluarga bangsa. Oleh karena itu perubahan dan
pengembangan ekonomi harus diletakkan pada peningkatan harkat martabat serta
kesejahteraan seluruh bangsa sebagai satu keluarga. Sistem ekonomi yang berbasis pada
kesejahteraan rakyat menurut Moh. Hatta adalah merupakan pilar ekonomi Indonesia.
Ekonomi Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program kongkrit
pemerintah daerah di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan
keadilan dan pemerataan pembangunan daerah. Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan
mampu memberdayakan daerah/rakyat dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis,
transparan, dan partisipatif. Dalam Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Pusat (Negara) yang
demokratis

berperanan

memaksakan

pematuhan

peraturan-peraturan

yang

bersifat

melindungi warga atau meningkatkan kepastian hukum.


Kebijaksanaan yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada pertumbuhan dan
mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan bersama seluruh bangsa, dalam kenyataannya hanya
menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil orang bahkan penguasa. Pada era ekonomi global
dewasa ini dalam kenyataannya tidak mampu bertahan. Krisis ekonomi yang terjadi di dunia
dan melanda Indonesia mengakibatkan ekonomi Indonesia terpuruk, sehingga kebangkrutan
yang diderita oleh para pengusaha harus ditanggung oleh rakyat.
Dalam kenyataannya sektor ekonomi yang justru mampu bertahan pada masa krisis
dewasa ini adalah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis pada usaha rakyat. Oleh
karena itu subsidi yang luar biasa banyaknya pada kebijaksanaan masa orde baru hanya
dinikmati oleh sebagian kecil orang yaitu sekelompok konglomerat, sedangkan bilamana
mengalami kebangkrutan seperti saat ini rakyatlah yang banyak dirugikan. Oleh karena itu
rekapitalisasi pengusaha pada masa krisis dewasa ini sama halnya dengan rakyat banyak
membantu pengusaha yang sedang terpuruk.
Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang berbasis
pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang mengutamakan
kesejahteraan seluruh bangsa adalah sebagai berikut :

1. Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan, yaitu dilakukan dengan program


social safety net yang popular dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Sementara untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, maka
pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum
pemerintah masa orde baru yang melakukan pelanggaran. Hal ini akan memberikan
kepercayaan dan kepastian usaha.
2. Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. Upaya ini dilakukan dengan
menciptakan kondisi kepastian usaha, yaitu dengan diwujudkan perlindungan hukum
serta undang-undang persaingan yang sehat. Untuk itu pembenahan dan penyehatan
dalam sektor perbankan menjadi prioritas utama, karena perbankan merupakan
jantung perekonomian.
3. Transformasi struktur, yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu diciptakan
sistem untuk mendorong percepatan perubahan structural (structural transformation).
Transformasi struktural ini meliputi proses perubahan dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi yang tangguh, dari ekonomi
subsistem ke ekonomi pasar, dari ketergantungan kepada kemandirian, dari orientasi
dalam negeri ke orientasi ekspor.
Dengan sendirinya intervensi birokrat pemerintahan yang ikut dalam proses ekonomi
melalui monopoli demi kepentingan pribadi harus segera diakhiri. Dengan sistem ekonomi
yang mendasarkan nilai pada upaya terwujudnya kesejahteraan seluruh bangsa maka
peningkatan kesejahteraan akan dirasakan oleh sebagian besar rakyat, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan ekonomi.

BAB I

PENUTUP
Kesimpulan

Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila


Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada
pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia.

Dengan demikian ini menunjuk pada pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau


pembangunan Demokrasi Ekonomi atau pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia
atau Sistem Ekonomi Pancasila.

Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik/kebijakan ekonomi harus untuk sebesar besar


kemakmuran/kesejahteraan rakyatyang harus mampu mewujudkan perekonomian
nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat (tidak lagi yang
seperti selama Orde Baru yang telah berpihak pada ekonomi besar/konglomerat).

Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang berbasis pada
ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang mengutamakan kesejahteraan
seluruh bangsa adalah
1. Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan, yaitu dilakukan dengan
program social safety net yang popular dengan program Jaring Pengaman Sosial
(JPS).
2. Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi.
3. Transformasi struktur

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/28800100/Makalah-Pancasila-Reformasi
http://www.google.co.id/search?
q=pancasila+sebagai+paradigma+reformasi+ekonomi&ie=utf-8&oe=utf8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
Kaelan., 2008, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yokyakarta.

Você também pode gostar