Você está na página 1de 27

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014



MODUL : Aliran Fluida
PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraeni, MT.





oleh :
Kelompok 6

Abdussalam Topandi 121424001
Achmad Faisal 121424002
Datin Nurina Fajrin 121424012

Kelas 2A-TKPB




PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Tanggal Praktikum : 19 Mei 2014
Tanggal Pengumupulan : 26 Mei 2014
(Laporan)
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 2

I. PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
1. Menghitung harga koefisien orificemeter, venturimeter, elbowmeter, pipa lurus dan
membandingkannya dengan literatur.
2. Membuat kurva antara koefisien venturimeter, orificemeter terhadap bilangan
Reynold.
3. Membuktikan apakah pressure drop harganya tetap untuk laju aliran fluida yang
berbeda.
II. DASAR TEORI
2.1. Fluida
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam
fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan
mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan
bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida
telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang
sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan
tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu.Jika densitas hanya sedikit
terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut
bersifat incompressible.Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel
temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible.Zat cair biasanya
dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang
compressible.
2.2. Aliran
Setiap partikel dalam fluida dinamis, akan bergerak menurut jenis aliran
tertentu. Lintasan yang ditempuh oleh satu partikel dalam fluida yang mengalir
dinamakan garis alir (flow line).
Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti:
turbulen, laminar, transisi.
2.2.1. Aliran Laminer
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau
lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran
laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 3

gerakan relative antara lapisan sehingga aliran ini memenuhi hukum viskositas
Newton yaitu :


Aliran laminer mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Terjadi pada kecepatan rendah.
Fluida cenderung mengalir tanpa adanya pencampuran lateral.
Berlapis-lapis seperti kartu.
Tidak ada arus tegak lurus arah aliran.
Tidak ada pusaran (arus eddy).

2.2.2. Aliran Turbulen
Cairan dengan rapat massa yang akan lebih mudah mengalir dalam
keadaan laminer. Dalam aliran fluida perlu ditentukan besarannya, atau arah
vektor kecepatan aliran pada suatu titik ke titik yang lain. Agar memperoleh
penjelasan tentang medan fluida, kondisi rata-rata pada daerah atau volume
yang kecil dapat ditentukan dengan instrument yang sesuai.
Aliran turbulen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Terbentuk arus eddy.
Terjadi lateral mixing.
Secara keseluruhan arah aliran tetap sama.
Distribusi kecepatan lebih uniform atau seragam

2.2.3. Aliran Transisi
Rejim aliran yang terbentuk di antara rejim laminer dan turbulen
adalah rejim transisi. Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan
bilangan tidak berdimensi yaitu bilangan Reynolds (Reynolds Number/N
Re
).
Bilangan Reynolds merupakan perbandingan antara gaya dinamis dari aliran
massa terhadap tegangan geser yang disebabkan oleh viskositas cairan.



dengan, : massa jenis fluida.
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 4


v
: kecepatan fluida.

: viskositas fluida.

D : diameter pipa dalam.

Untuk pipa sirkuler lurus,
N
Re
< 2100 : rejim laminar.
N
Re
> 4000 : rejim turbulen.
2100 < N
Re
> 4000 : rejim transisi.
Kecepatan kritis : Kecepatan pada saat N
Re
= 200.
Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan penambahan
alat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat diukur. Nilai
pressure drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya pressure
drop bias disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju alir
berubah), skin friction, dan form friction.
2.3. Pengukuran Aliran
Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran,
volume aliran. Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan
pengukuran, harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur
tersebut.Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit,
gradien kecepatan, turbulensi dan viskositas.
Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran, misalnya
langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan
optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat
fluida yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak
langsung bagi pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan
tekanan atau kecepatan dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran
perhitungan debit.
Metode pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau
penentuan volumetrik dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan
mempergunakan tangki yang dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.
Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :
1. Kecepatan (velocity)
2. Berat (massanya)
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 5

3. Luas bidang yang dilaluinya
4. Volumenya
2.4. Pengenalan Alat Ukur Laju Aliran Fluida
Dalam pabrik-pabrik pengolahan diperlengkapi dengan berbagai macam alat
pengoperasian setiap peralatan saling mendukung antar satu peralatan dengan
peralatan yang lainnya. Untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan
peralatan pendukung. Salah satu pendukung yang penting dalam suatu pabrik adalah
peralatan instrument pabrik. Peralatan instrument merupakan bagian dari kelengkapan
keterpasangan peralatan yang dapat digunakan untuk mengetahui dan memperoleh
sesuatu yang dikehendaki dari suatu kegiatan kerja peralatan mekanik. Salah satu
peralatan instrument yang penting adalah alat ukur. Penggunaan alat ukur dalam
pabrik sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk menjaga hasil yang dibutuhkan,
sehingga perlu adanya pemeliharan dari alat-alat ukur tersebut.
Alat-alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan
menunjukkan besaran suatu fluida disebut dengan alat ukur fluida. Alat ukur aliran
fluida dari dua bagian pokok yaitu :
1. Alat Ukur Primer adalah bagian alat ukur yang berfungsi sebagai alat perasa
(sensor).
2. Alat Ukur Sekunder adalah bagian yang mengubah dan menunjukkan besaran
aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca.
Alat ukur yang sering dijumpai dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu:
a. Alat Pengukur Aliran
Alat untuk mengukur kecepatan aliran dari fluida yang mengalir.
b. Alat Pengukuran Tekanan
Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukan besaran tekanan dari suatu
fluida.
c. Alat Pengukur Tinggi Permukaan Cairan
Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dari permukaan suatu cairan.
d. Alat Pengukur Temperatur
Alat yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besaran temperatur.
Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah untuk mencegah kerusakan
peralatan, untuk mendapatkan mutu produksi yang diinginkan dan mengontrol
jalannya proses.

Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 6

2.5. Jenis Alat Ukur Aliran Fluida
2.5.1. Venturimeter
Meteran ini terbentuk dari bagian masuk yang mempunyai flens, yang
terdiri dari bagian pendek berbentuk silinder dan kerucut terpotong. Bagian
leher berflens dan bagian keluar juga berflens yang terdiri dari kerucut
terpotong yang panjang.
Dalam venturimeter, kecepatan fluida bertambah dan tekanannya
berkurang di dalam kerucut sebelah hulu.Penurunan tekanan di dalam kerucut
hulu itu lalu dimanfaatkan untuk mengukur laju aliran melalui instrument
itu.Kecepatan fluida kemudian berkurang lagi dan sebagian besar tekanan
awalnya kembali pulih di dalam kerucut sebelah hilir agar pemulihan lapisan
batas dapat dicegah dan gesekan minimum.
Oleh karena itu pada bagian penampungnya mengecil tidak ada
pemisahan, maka kerucut hulu dapat dibuat lebih pendek daripada kerucut
hilir.Gesekannya pun di sini kecil juga.Dengan demikian ruang dan bahan pun
dapat dihemat.Walaupun meteran venturi dapat digunakan untuk mengukur
gas, namun alat ini biasanya digunakan juga untuk mengukur zat cair terutama
air.
Persamaan yang digunakan dalam venturimeter :

()


dimana, Cv : koefisien venturimeter
:


: massa jenis fluida
g
c
:

= 1 kg N
-1
det
-2

2.5.2. Orificemeter
Venturimeter memiliki beberapa kekurangan pada kenyataannya.Untuk
meteran tertentu dengan sistem tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat
terukur terbatas, sehingga apabila laju alir berubah, diameterleher menjadi
terlalu besar untuk memberikan bacaan yang teliti, atau terlalu kecil untuk
dapat menampung laju aliran maksimum yang baru.Meteran orifice dapat
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 7

mengatasi kekurangan-kekurangan venturimeter, tetapi konsumsi dayanya
cukup tinggi.
Prinsip meteran orifice identik dengan meteran venturi. Penurunan
penampang arus aliran melalui orifice menyebabkan tinggi tekan kecepatan
menjadi meningkat tetapi tinggi tekan akan menurun, dan penurunan antara
kedua titik dapat diukur dengan manometer. Persamaan Bernoulli memberikan
dasar untuk mengkolerasikan peningkatan tinggi tekan kecepatan dengan
penurunan tinggi tekanan.
Persamaan yang berlaku untuk orificemeter adalah :

()


dimana, Co : koefisien orificemeter
:


: massa jenis fluida
g
c
:

= 1 kg N
-1
det
-2

2.6. Sistem Perpipaan
Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu fluida
dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan mesin atau
pompa.Sistem perpipaan harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum
bengkokan dan sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau
sambungan yang dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu.Semua pipa harus
dilindungi dari kerusakan mekanis.Sistem perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit
sedemikian rupa untuk menghindari getaran.Sambungan pipa melalui sekat yang
diisolasi harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang
cukup tanpa merusak isolasi.
Pada perancangan sistem instalasi diharapkan menghasilkan suatu jaringan
instalasi pipa yang efisien dimana aplikasinya baik dari segi peletakan maupun segi
keamanan dalam pengoperasian harus diperhatikan sesuai peraturan-peraturan
klasifikasi maupun dari spesifikasi installation guide dari sistem pendukung
permesinan.
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 8

III. PERCOBAAN
Alat & Bahan
1) 1 set alat aliran fluida beserta pipa lurus, elbowmeter, venturimeter dan
orificemeter.
2) Air kran.
Prosedur Kerja
1) Aliran Turbulen






















Membuka valve proses dan membuka valve by pass
Membuat tinggi manometer raksa sejajar
Mencatat Po
Menyalakan pompa
Membuka kran aliran pada tabung
Membuka kran aliran pada manometer
Mencatat P dan menghitung waktu
untuk 5 L air
Ulangi
langkah ini
untuk pipa
lainnya
Melakukan variasi bukaan by pass
sebanyak 4 kali
Mencatat P dan menghitung waktu
untuk 5 L air
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 9

2) Aliran Laminer & Transisi

Membuka valve proses dan membuka valve by pass
Mencatat Po manometer minyak
Menyalakan pompa
Menentukan Q untuk aliran laminer
dalam waktu 10 s
Mencatat volume dan pada t=5 s
Membuka aliran pada pipa
Ulangi
langkah ini
untuk pipa
lainnya
Membuka aliran pada manometer
Mencatat P
Memvariasikan Q dan mencatat P
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 10

Data Pengamatan
1) Aliran Turbulen
a. Venturimeter
No P (mmHg) Volume
(L)
Waktu
(s) H
1
H
2
P
1 338 283 55 5 5.22
2 341 279 62 5 5
3 333 288 45 5 5.7
4 326 295 31 5 6.52

b. Orificemeter
No P (mmHg) Volume
(L)
Waktu
(s) H
1
H
2
P
1 344 278 66 5 4
2 330 291 39 5 5.5
3 323 300 23 5 7
4 335 286 49 5 5.5

c. Elbow
No P (mmHg) Volume
(L)
Waktu
(s) A B C D P
1 705 483 689 434 33 5 4.6
2 709 407 677 423 48 5 9.78
3 711 486 675 421 29 5 23.62
4 710 487 680 425 32 5 9.31

d. Pipa Lurus
No P (mmHg) Volume
(L)
Waktu
(s) H
1
H
2
P
1 331 290 41 5 4
2 325 296 42 5 5.8
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 11

3 332 290 42 5 4.65
4 322 298 24 5 6.6


2) Aliran Laminer
a. Venturimeter
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 741 520 704 450 33 5 0.048
2 742 521 705 452 32 5 0.081
3 742 523 705 454 32 5 0.12
4 741 522 705 452 34 5 0.041

b. Orificemeter
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 743 523 702 444 38 5 0.12
2 744 524 704 444 40 5 0.1
3 743 521 704 450 34 5 0.022
4 743 520 704 451 30 5 0.074

c. Elbow


d. Pipa lurus
No P (mmHg) Waktu Volume
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 720 496 696 442 30 5 0.16
2 720 496 696 442 30 5 0.12
3 718 467 695 442 2 5 0.068
4 709 467 695 442 11 5 0.13
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 12

A B C D P (s) (L)
1 720 498 706 452 32 5 0.0835
2 721 497 707 453 30 5 0.22
3 721 495 707 454 27 5 0.195
4 721 498 707 453 31 5 0.11


3) Aliran Transier
a. Venturimeter
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 745 522 703 449 31 5 0.46
2 745 524 702 450 31 5 0.34

b. Orificemeter
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 745 525 700 448 32 5 0.29
2 744 520 705 450 31 5 0.18

c. Elbow
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 720 500 695 443 32 5 0.4
2 720 497 696 443 30 5 0.56

d. Pipa Lurus
No P (mmHg) Waktu
(s)
Volume
(L) A B C D P
1 721 499 707 454 31 5 0.43
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 13

2 721 500 707 454 32 5 0.46

IV. PENGOLAHAN DATA
Venturimeter
1) Aliran Turbulen
No.
P
Q (m3/s) Nre Konstanta cmH
g
Pa
1 5,5 73327,3 0.00096 41036.72 0.0639
2 6,2 82659,87 0.001 42840.29 0.0629
3 4,5 59995,07 0.00088 37579.5 0.0647
4 3,1 41329,93 0.00077 32854.22 0.0682

Konstanta turbulen rata-rata venturi (Cv) = 0.0634

0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0.062 0.063 0.064 0.065 0.066 0.067 0.068 0.069
N
R
e

Konstanta
Kurva Nre vs Konstanta Venturimeter
Turbulen
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 14



2) Aliran Laminer
No.
P
Q (m3/s) Nre Konstanta
cmHg Pa
1 3.3 43996.38 0.0000096 411.27 0.000827
2 3.2 42663.16 0.0000162 694.01 0.00142
3 3.2 42663.16 0.000024 1028.17 0.00210
4 3.4 45329.61 0.0000082 351.29 0.000696

Konstanta Venturi (Cv) rata-rata Laminer = 0.00112

0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012

P

(
P
a
)

Q (m3/s)
Kurva P vs Q Venturimeter
Turbulen
0
200
400
600
800
1000
1200
0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025
N
R
e

Konstanta
Kurva Nre vs Konstanta Venturimeter
Laminer
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 15



3) Aliran Transier
No.
P
Q (m3/s) Nre Konstanta
cmHg Pa
1 3.1 41329.93 0.000092 3941.31 0.00818
2 3.1 41329.93 0.000068 2913.14 0.00604

Konstanta transier rata-rata venturi = 0.00711


42500
43000
43500
44000
44500
45000
45500
0 0.000005 0.00001 0.000015 0.00002 0.000025 0.00003

P

(
P
a
)

Q (m3/s)
Kurva P vs Q Venturimeter
Laminer
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
N
R
e

Konstanta
Kurva Nre vs Konstanta Venturimeter
Transier
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 16



Orificemeter
1) Aliran Turbulen
No P (mmHg) P Q (m3/s) Nre Konstanta
H
1
H
2
P cmHg Pa
1 344 278 66 6.6 87992.71 0.00125 80301.30 0.235
2 330 291 39 3,9 51995.69 0.000909 58400.94 0.222
3 323 300 23 2,3 30664.12 0.000714 45851.57 0.227
4 335 286 49 4.9 61328.25 0.000909 58400.94 0.205

Jadi, Konstanta Orificemeter rata-rata = 0.223 (turbulen)

0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0 0.00002 0.00004 0.00006 0.00008 0.0001

P

(
P
a
)

Q (m3/s)
Kurva P vs Q Venturimeter
Transier
0.2
0.205
0.21
0.215
0.22
0.225
0.23
0.235
0.24
0 20000 40000 60000 80000 100000
k
o
n
s
t
a
n
t
a

Nre
Kurva Nre vs konstanta orificemeter
turbulen
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 17



2) Aliran Laminer
No P
(mmHg)
P Q (m3/s) Nre Konstanta
cmHg Pa
1 38 3.8 50662.47 0.000024 1541.98 0.0188
2 40 4 53328.92 0.00002 1284.99 0.0049
3 34 3.4 45329.58 0.0000044 282.67 0.00115
4 30 3 39996.69 0.0000148 950.89 0.00413

Konstanta orificemeter rata-rata = 0.00725 (laminar)

0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
0 0.0005 0.001 0.0015

P

Q
Kurva P vs Q orificemeter
turbulen
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
0.018
0.02
0 500 1000 1500 2000
k
o
n
s
t
a
n
t
a

Nre
Kurva Nre vs Konstanta orificemeter
laminer
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 18



3) Aliran Transier
No P
(mmHg)
P Q (m3/s) Nre Konstanta
P cmHg Pa
1 32 3.2 42663.14 0.000058 3726.52 0.0157
2 31 3.2 41329.91 0.000036 2312.98 0.00988

Konstanta orificemeter rata-rata = 0.0128

0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
0 0.000005 0.00001 0.000015 0.00002 0.000025 0.00003

P

Q
Kurva P vs Q Orificemeter
laminer
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
0.018
0 1000 2000 3000 4000
K
o
n
s
t
a
n
t
a

Nre
Kurva Nre vs Konstanta Orificemeter
Transisi
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 19



Elbowmeter
1) Aliran Turbulen
No P (mmHg) Debit (m
3
/
s)
Nre
A B C D P
1 705 483 689 434 33 1.087 x 10
-3
39401.61
2 709 407 677 423 48 0.511 x 10
-3
18532.45
3 711 486 675 421 29 0.212 x 10
-3
7673.47
4 710 487 680 425 32 0.537 x 10
-3
19468.03



41200
41400
41600
41800
42000
42200
42400
42600
42800
0 0.00001 0.00002 0.00003 0.00004 0.00005 0.00006 0.00007

P


Q
Kurva P vs Q Orificemeter
Transisi
0
1
2
3
4
5
6
0 0.0005 0.001 0.0015

P

(
c
m
H
g
)

Laju Alir (m3 / s)
Kurva Laju alir Vs P
Kurva Laju alir Vs P
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 20

2) Aliran Laminer

3)
4)
5)
6)
7)
8)


3) Aliran Transier
No P (mmHg) Debit
(m
3
/ s)
Nre
A B C D P
1 720 500 695 443 32 0.00008 2899.96
2 720 497 696 443 30 0.000112 4059.94
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 0.00001 0.00002 0.00003 0.00004

P

(
c
m
H
g
)

Laju Alir (m3 / s)
Kurva Laju alir Vs P
Kurva Laju alir Vs P
No P (mmHg) Debit (m
3

/ s)
Nre
A B C D P
1 720 496 696 442 30 0.000032 1159.98
2 720 496 696 442 30 0.000024 869.98
3 718 467 695 442 2 0.0000136 492.99
4 709 467 695 442 11 0.000026 942.48
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 21



Pipa Lurus
1) Aliran Turbulen
No P (mmHg) Volume
(L)
Waktu
(s)
Debit
(m
3
/ s)
Nre
H
1
H
2
P
1 331 290 41 5 4 0.00125 45311.85
2 325 296 42 5 5.8 0.00086 31249.55
3 332 290 42 5 4.65 0.0011 38977.93
4 322 298 24 5 6.6 0.00076 27461.73



2.95
3
3.05
3.1
3.15
3.2
3.25
0 0.00005 0.0001 0.00015

P

(
c
m
H
g
)

Laju alir (m3 / s )
Kurva Laju Alir Vs P
Kurva Laju Alir Vs P
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0 0.0005 0.001 0.0015

P

(
c
m
H
g
)

Laju Alir (m3 /s )
Kurva Laju alir Vs P
Kurva Laju alir Vs P
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 22

2) Aliran Laminer

3)
4)
5)
6)
7)
8)

3) Aliran Transier
No P (mmHg) Debit
(m
3
/ s)
Nre
A B C D P
1 721 499 707 454 31 0.000086 3117.45
2 721 500 707 454 32 0.000092 3334.95

2.6
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
0 0.00001 0.00002 0.00003 0.00004 0.00005

P

(
c
m
H
g
)

Laju Alir (m3/s)
Kurva Laju alir Vs P
Kurva Laju alir Vs P
No P (mmHg) Debit (m
3

/ s)
Nre
A B C D P
1 720 498 706 452 32 0.0000167 605.37
2 721 497 707 453 30 0.000044 1594.98
3 721 495 707 454 27 0.000039 1413.73
4 721 498 707 453 31 0.000022 797.49
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 23


V. PEMBAHASAN
Pembahasan oleh Abdussalam Topandi (121424001)
Pada praktikum ini, dilakukan pengukuran dan pengendalian laju alir fluida
menggunakan berbagai jenis flowmeter serta koefisiennya. Dari data yang diperoleh, akan
dibuat kurva P vs Q dan N
Re
vs koefisien. Untuk aliran laminer dan transien, perbedaan
tekanan yang muncul diukur menggunakan manometer minyak, karena aliran laminer dan
transien tidak dapat dideteksi oleh manometer raksa. Sementara itu, manometer raksa
digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan pada aliran turbulen, kecuali untuk
elbowmeter dan pipa lurus.
Ketika fluida melewati alat ukur, bilangan Reynold dapat diketahui. Fluida yang
memiliki N
Re
< 2100 merupakan aliran laminer, sementara aliran turbulen memiliki N
Re
>
4000. Dari data yang diperoleh, semakin tinggi debit fluida, nilai N
Re
menjadi semakin tinggi.
Hal ini bersesuaian dengan teori, karena aliran turbulen yang memiliki nilai N
Re
paling tinggi
dibandingkan dengan jenis aliran lain memiliki laju alir yang lebih tinggi. Selain itu, nilai N
Re

yang semakin tinggi menyebabkan nilai konstanta pipa semakin tinggi pula.
Pada seluruh alat, dapat dilihat bahwa nilai P untuk setiap debit cenderung sama.
Meskipun begitu, nilai P cenderung berbeda untuk setiap jenis aliran. Hal ini tidak sesuai
dengan teori, karena seharusnya, semakin besar laju alir fluida, gesekan yang terjadi dan
energi kinetik yang dihasilkan akan semakin besar, yang mengakibatkan perubahan tekanan
yang semakin besar. Dari rumus

; dapat dilihat pula bahwa semakin besar


3.08
3.1
3.12
3.14
3.16
3.18
3.2
3.22
0.0084 0.0086 0.0088 0.009 0.0092 0.0094

P

(
c
m
H
g
)

Laju alir (m3/s) x 100
Kurva Laju alir Vs P
Kurva Laju alir Vs P
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 24

nilai P, semakin besar pula nilai laju alirnya. Kesalahan praktikum ini dapat disebabkan
oleh kesalahan pembacaan manometer, dikarenakan perubahannya yang hanya sedikit.
Dalam pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut :
1) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Turbulen) adalah 0.0634
2) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Laminer) adalah 0.00112
3) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Transier) adalah 0.00711
4) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata(Turbulen) adalah 0.223
5) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Laminer) adalah 0.00725
6) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Transier) adalah 0.0128

Pembahasan oleh Achmad Faisak (121424002)
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran aliran fluida dengan menggunakan
beberapa jenis flowmeter. Fluida yang digunakan dalam praktikum ini adalah air dan jenis
flowmeternya yaitu Venturimeter,orificemeter, pipa lurus, dan elbowmeter. Pada setiap
flowmeter dilakukan pengukuran dalam aliran turbulen (Nre>4000), laminar (Nre<2100) dan
Transisi (Nre 2100-4000).
Prinsip kerja dari Flowmeter adalah mengukur beda tekan (head). Terjadinya pressure
drop disebabkan karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju alir tambah), skin
friction, dan form friction. Semakin besar laju alir maka gesekan yang terjadi dan energi
kinetik yang dihasilkan pun semakin besar. Karena energi mekanik disetiap titik adalah sama,
maka semakin kecil energi kinetik yang dihasilkan, semakin kecil tekanan yang dihasilkan.
Sehingga pressure dropnya semakin besar. Baik itu bilangan reynold, konstanta flowmeter,
harga pressure drop akan mempengaruhi energy yang dibutuhkan untuk memindahkan cairan
(prinsip aliran fluida)
Pengukuran tekanan untuk aliran laminar menggunakan manometer minyak karena
aliran jenis ini tidak dapat di diteksi oleh manometer raksa (Massa jenis raksa lebih besar dari
air) oleh karena itu pada aliran laminer perlu dicari fluida yang lebih kecil dari fluida
kerjanya seperti minyak. Sedangkan untuk aliran turbulen digunakan manometer raksa.
Pengukuran pada aliran turbulen dilakukan dengan definisi berapa waktu aliran ketika
mencapai volume tertentu yaitu 5L. Sedangkan aliran laminer dan transisi dilakukan dengan
definisi berapa volume aliran dalam waktu tertentu yaitu 5 detik.
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 25

Dengan menggunakan persamaan :


()


Didapatkan Nilai Konstanta Venturimeter (Cv) dan konstanta orificemeter. Yaitu
1) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Turbulen) adalah 0.0634
2) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Laminer) adalah 0.00112
3) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Transier) adalah 0.00711
4) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata(Turbulen) adalah 0.223
5) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Laminer) adalah 0.00725
6) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Transier) adalah 0.0128
Berdasarkan persamaan diatas, nilai konstanta dipengaruhi oleh harga pressure drop,
kecepatan linier, perbandingan antara diameter dalam dan luar dari flowmeter, dan Massa
jenis fluida. Berdasarkan literatur, Cv Venturimeter 0.98 pada Nre > 10000 (Turbulen), dan
Co Orificemeter 0.61 pada Nre > 30000 (Turbulen). Perbedaan nilai konstanta ini salah
satunya dipengaruhi oleh nilai Nre pada aliran turbulen yang didapat dalam praktikum ini
masih dibawah 10000 dan 30000.
Pada praktikum ini juga terdapat kemungkinannya terjadi friction loss atau energi
yang hilang. Faktor yang mempengaruhi hilangnya energi tersebut adalah :
1. Faktor gesekan fanning;
2. Fitting dan kerangan;
3. Pembesaran pipa atau pengecilan pipa secara tiba-tiba.
Dari data percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar laju alir fluida maka
turbulensinya akan semakin besar pula harga bilangan Reynoldnya maka akan semakin besar
pula Koefisiennya (Koefisien berbanding lurus dengan kecepatan linier, kecepatan linier
berbanding lurus dengan Nre). Dari praktikum ini praktikan bisa membuktikan bahwa beda
tekan tetap meskipun laju alir dibuat berbeda. Hal ini terjadi pada beberapa titik dalam
percobaan yaitu pada pengukuran menggunakan pipa lurus aliran turbulen dan transier,
Venturimeter aliran laminar dan transier, dam Orificemeter aliran transier .

Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 26

Pembahasan oleh Datin Nurina Fajrin (121424012)
Pengukuran laju aliran fluida adalah hal yang penting karena dapat mempengaruhi
proses pengendalian laju alir, terutama di dunia industri. Hal tersebut disebabkan karena
banyak sekali industri yang menggunakan pipa untuk pendistribusian fluida cair dalam
melakukan sebuah proses. Aliran fluida dapat diukur dengan menggunakan alat ukur berupa
pipa Orificemeter, Venturimeter, Pipa Lurus dan Elbowmeter.
Pada praktikum aliran fluida ini dilakukan pengukuran laju alir (flow) suatu fluida
(cairan). Alat ukur ini menggunakan prinsip hubungan antara perbedaan ketinggian (H)
pada manometer U air raksa maupun manometer minyak, dimana beda ketinggian tersebut
menunjukkan beda tekanan (P) pada fluida yang melewati alat ukur tersebut. Pengukuran
laju alir tersebut nantinya digunakan untuk menghitung konstanta pipa orificemeter,
venturimeter, pipa lurus, dan elbow. Pengamatan beda tekananan dilakukan pada aliran
turbulen, transisi, dan laminar. Pada aliran turbulen, pembacaan beda tekanan menggunakan
manometer raksa, sedangkan aliran transisi dan laminar menggunakan manometer minyak
karena beda tekanan yang dihasilkan sangat kecil.
Ketika beda tekanan pada fluida yang melewati alat ukur tersebut (pipa orificemeter,
venturimeter, pipa lurus, dan elbow), maka kita dapat mengetahui masing-masing konstanta-
nya dan juga bilangan Reynold. Dimana bilangan reynold berfungsi untuk mengetahui aliran
fluida yang mengalir didalam pipa tersebut laminar, turbulen atau transisi. Bilangan reynold,
konstanta pipa dan harga pressure drop akan mempengaruhi energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan cairan (prinsip aliran fluida).
Nilai konstanta pada masing-masing pipa adalah sebagai berikut :
1) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Turbulen) adalah 0.0634
2) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Laminer) adalah 0.00112
3) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Transier) adalah 0.00711
4) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata(Turbulen) adalah 0.223
5) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Laminer) adalah 0.00725
6) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Transier) adalah 0.0128
Terdapat pengaruh antara nilai konstanta pada masing-masing pipa dan bilangan
reynold. Pada setiap aliran, baik turbulen (Nre>4000), laminar (Nre<2100), dan transier
(2100<Nre<4000), semakin tinggi nilai bilangan reynold, maka nilai konstanta untuk setiap
Laporan Praktikum (Kelompok 6)

Aliran Fluida 27

pipa (Orificemeter, Venturimeter, Pipa Lurus dan Elbowmeter) semakin besar. Karena Nre
berbanding lurus dengan Kecepatan linier (v).

VI. KESIMPULAN
Dari Praktikum ini didapatkan :
7) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Turbulen) adalah 0.0634
8) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Laminer) adalah 0.00112
9) Konstanta Venturimeter (Cv) rata-rata (Transier) adalah 0.00711
10) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata(Turbulen) adalah 0.223
11) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Laminer) adalah 0.00725
12) Konstanta Orificemeter (Co) rata-rata (Transier) adalah 0.0128

VII. DAFTAR PUSTAKA
1) Geankoplis, C. J. 1993. Transport Processes And Unit Operation. Third Edition, pp
127-132. London : Prentice Hall International.
2) Jobsheet Praktikum Satuan Proses-1, Unit Operasi, Jurusan Teknik Kimia.
1988.
3) Tim. 2004.Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi :Aliran Fluida. Jurusan Teknik
Kimia. Bandung : Politeknik Negeri Bandung.

Você também pode gostar