Você está na página 1de 18

1

A. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi


Pada Bank Perkreditan Rakyat

B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi yang terjadi saat ini berkembang sangat pesat.
Perkembangan dalam memproses dan mentransfer data merupakan salah satu pengaruh dari
teknologi komunikasi tersebut. Indikator dalam menentukan baik buruknya kinerja dari
sebuah sistem informasi akuntansi (SIA) dapat dilihat melalui kepuasan pemakai SIA dan
pemakaian SIA (Sugiharto, 2001 dalam Tjhai Fung Jen, 2002).
Sugiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor
yang berpengaruh pada kinerja sistem informasi akuntansi, antara lain: keterlibatan pemakai
dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, ukuran
organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi,
program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah sistem informasi
dan lokasi departemen sistem informasi.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan menggunakan SIA dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) pengertian
sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang
menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi
keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users). Berdasarkan definisi tersebut
SIA menjadi suatu komponen yang penting dalam kelangsungan aktivitas operasional
khususnya pada BPR. Eksistensi BPR di Bali khususnya Kota Denpasar dapat dilihat dari
jumlahnya yang terdapat pada Tabel 1.
Pada BPR, pelayanan merupakan hal yang penting karena berhadapan dengan nasabah.
Selain memerlukan informasi yang akurat dalam pengolahan, sistem informasi yang ada pada
BPR digunakan untuk memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi, pengambilan uang,
pengecekan saldo dan lain-lain. Dari sistem informasi yang digunakan, maka dapat diketahui
bahwa manajemen dari organisasi tersebut bagus atau tidak.
Penelitian ini untuk mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
SIA. Berdasarkan pemaparan diatas mendasari untuk melakukan penelitian pada BPR di Kota
Denpasar tentang kinerja SIA.

2

Tabel 1. Daftar BPR Di Kota Denpasar
NO NAMA
1 PT. BPR BALI DANANIAGA
2 PT. BPR BANK DESA SANUR
3 PT. BPR DUTA BALI D/H MARTABAT BUANA
4 PT. BPR PADMA
5 PT. BPR PASAR UMUM
6 PT. BPR PEDUNGAN
7 PT. BPR PICU MANUNGGAL SEJAHTERA
8 PT. BPR PUSAKA
9 PT. BPR SARI NADI
10 PT. BPR SARI SEDANA
11 PT. BPR SRI ARTHA LESTARI
12 PT. BPR TATA ANJUNGSARI
13 PT. BPR UVERAD WERDI BHAKTI
Sumber : http://www.bi.go.id

C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu :
C.1 Bagaimana pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA terhadap
kinerja SIA pada BPR di Kota Denpasar?
C.2 Bagaimana pengaruh kapabilitas personal sistem informasi terhadap kinerja SIA pada
BPR di Kota Denpasar?
C.3 Bagaimana pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja SIA pada BPR di Kota
Denpasar?
C.4 Bagaimana pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA pada BPR di
Kota Denpasar?
C.5 Bagaimana pengaruh formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja SIA pada
BPR di Kota Denpasar?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
3

D.1 Untuk mengetahui keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA terhadap
kinerja SIA pada BPR di Kota Denpasar?
D.2 Untuk mengetahui kapabilitas personal sistem informasi terhadap kinerja SIA pada
BPR di Kota Denpasar?
D.3 Untuk mengetahui ukuran organisasi terhadap kinerja SIA pada BPR di Kota
Denpasar?
D.4 Untuk mengetahui dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA pada BPR di
Kota Denpasar?
D.5 Untuk mengetahui formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja SIA pada BPR
di Kota Denpasar?

E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pemaparan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan pelitian ini adalah :
1. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai teori yang
berkaitan dengan sistem informasi akuntansi (SIA), terutama faktor faktor yang
mempengaruhi kinerja SIA pada BPR.
2. Kegunaan Praktis
- Bagi Mahasiswa
Penelitian ini berguna untuk menerapkan teori akuntansi yang berkaitan dengan
aiatem informasi akuntansi (SIA).
- Bagi Perusahaan
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi kepada perusahaan khususnya
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengenai hal yang mempengaruhi kinerja SIA.

F. Kajian Pustaka
F.1.Landasan Teori
F.1.1 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat, yang selanjutnya disebut BPR, adalah Bank Perkreditan
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang- Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional.
4

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indonesia
yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai
pendukung dan 3 ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan
monopoli).

F.1.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2006), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf
menyatakan bahwa, Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data
lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat
keputusan.
Menurut Barry E. Cushing yang dikutip dan dialih bahasakan oleh La Midjan &
Azhar Susanto (2003) mengatakan bahwa, Sistem informasi akuntansi merupakan
seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi, yang berkewajiban untuk
menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan
memproses data.
Menurut Nugroho Wdjajanto (2001) menyatakan bahwa, Sistem informasi akuntansi
adalah susunan formulir, catatan, peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta
alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasi secara erat yang
didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen.
Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001) menyatakan bahwa, Sistem informasi
akuntansi merupakan suatu sistem pengolahan data akuntansi yang merupakan koordinasi
dari manusia, alat dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah
organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan dan
informasi akuntansi manajemen yang berstruktur pula.
Sedangkan menurut Romney&Steinbart (2000) Sistem informasi akuntansi adalah
serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi
informasi.
5

F.1.3 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi
dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001)
mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi
akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem
informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA. Penelitian ini mengacu pada penelitian
Choe (1996) dan Soegiharto (2001) dalam Tjhai Fung Jen (2002). Penelitian ini mengukur
kinerja SIA dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA itu
sendiri oleh para karyawan pada Departemen Akuntansi, Keuangan dan Perpajakan dalam
membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengolah datadata keuangan menjadi
informasi Akuntansi.
1. Kepuasan Pemakai Sistem Informasi. Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai
Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari
kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean
(1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah
sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan
manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.
2. Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh
Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai Fung Jen (2002)
menunjukkan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan
sebuah system informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir
et al (2000) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan
keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem
digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.

F.1.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kinerja SIA
Dari penelitian yang sudah dilakukan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA
adalah:
1. Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem. Tjhai Fung Jen (2002)
berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan
kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai
dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja SIA.
2. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat
bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal SIA akan meningkatkan kinerja
6

SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal
SIA dengan kinerja SIA.
3. Ukuran Organisasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin besar ukuran
organisasi akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanyahubungan yang positif
antara ukuran organisasi dengan kinerja SIA.
4. Dukungan Manajemen Puncak. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa semakin
besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja SIA
dikarenakan adanya hubungan yang positif antara dukungan manajemen puncak
dalam proses pengembangan dan pengoperasian SIA dengan kinerja SIA.
5. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi. Tjai Fung Jen (2002) berpendapat
bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di
perusahaan akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang
positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja SIA.
6. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat
bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan
pemakai diperkenalkan.
7. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat
bahwa kinerja SIA akan lebih tinggi apabila terdapat dewan pengarah.
8. Lokasi dari Departemen Sistem Informasi. Tjhai Fung Jen (2002) berpendapat bahwa
kinerja SIA akan lebih tinggi apabila departemen

F.2.Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Soegiharto (2001) yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA. Soegiharti (2001)
melakukan penelitian dengan objek perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada ASX Data
Disk atau Australia Busiess Whos Who Disk di Australia dengan responden yang dipilih
untuk menyampaikan persepsinyaterhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi yang
digunakan. Hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukkan hanya faktor keterlibatan
pemakai yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pemakaian sistem,
sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian
sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga
berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi negatif, sedangkan faktor
lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja SIA. Keberadaan dewan pengarah
7

juga memberikan perbedaan atas kinerja SIA pada perusahaan yang memilikinya atau tidak.
Penelitian ini juga mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Tjhai Fung Jen (2002) yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan kinerja SIA.
Tjhai Fung Jen (2002) melakukan penelitian yang menguji kembali penelitian Soegiharto
(2001). Hasil penelitian Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
formalisasi yang diterapkan perusahaan dalam proses pengembangan sistem informasinya,
kepuasan pemakai akan semakin tinggi, tetapi pemakaian sistem akan menurun. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen
sistem informasinya berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi daripada perusahaan
yang departemen sistem informasinya terpisah dan berdiri sendiri. Disamping kedua
penelitian diatas, penelitian sekarang ini juga mengacu pada penelitian I Nyoman Gde Putra
Sasmita (2003) yang bertujuan untuk mencari buktiempiris tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerjaSIA. Hasil penelitian I Nyoman Gde Putra Sasmita (2003)
menunjukkan bahwa dari ke delapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, terdapat enam
faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan
SIA, kemampuan teknik personal SIA, dukungan manajemen puncak, formalisasi
pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan pengarah sistem informasi, dan lokasi
departemen sistem informasi.

F.3.Rumusan Hipotesis
Pengaruh Keterlibatan Pengguna dalam Proses Pengembangan SIA (X1) Terhadap
Kinerja SIA
Banyak peneliti telah menyelidiki keterlibatan pengguna. Mereka percaya bahwa
keterlibatan mempengaruhi kriteria kunci seperti kualitas sistem, kepuasan pengguna dan
penggunaan sistem (Ives dan Olson 1984), Bruwer (1984) dan Hirschheim (1985) dalam
Soegiharto (2001). Mereka percaya bahwa keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan atas Computerize
Based Information System (CBIS). McKeen dan Guimaraes (1994); Restuningdiah dan
Indriantoro (2000) menyatakan partisipasi pengguna memiliki hubungan langsung dengan
kepuasan pengguna. Hipotesis 1.1 dinyatakan sebagai berikut :
H1.1: Terdapat pengaruh positif signifikan keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan SIA terhadap kinerja SIA.
Pengaruh Kapabilitas Personal SI (X2) terhadap Kinerja SIA
8

Para peneliti mengasumsikan bahwa tingkat pengetahuan komputer pengguna akhir
secara langsung mempengaruhi kepuasan dengan suatu CBIS (Bruwer 1984; Hirschheim
1985; Nelson dan Cheney 1987) dalam Soegiharto (2001). Sejalan dengan asumsi tersebut,
Choe (1996) menemukan hubungan positif antara kapabilitas personil SIA dan penggunaan
sistem. Dalam penelitian yang lainnya, Montazemi (1988) menemukan bahwa tingkat
pengetahuan computer pengguna akhir mempengaruhi kepuasan dan apresiasi (penghargaan)
terhadap CBIS. Pengamatan
tersebut memperkuat persepsi Hirschheim (1985), Nelson dan Cheney (1987). Huff dan
Munro (1985) dalam Soegiharto (2001) juga menemukan bahwa kapabilitas personil SI
berpengaruh kepada kualitas desain dan kinerja SI. Berdasarkan temuan-temuan tersebut,
Hipotesis 1.2 dinyatakan sebagai berikut:
H1.2 :Terdapat pengaruh positif signifikan kapabilitas personal SI terhadap kinerja SIA
Pengaruh Ukuran Organisasi (X3) terhadap Kinerja SIA
Para peneliti berpendapat bahwa ukuran organisasi secara positif berhubungan dengan
keberhasilan SI, karena dana atau dukungan sumber daya lebih memadai dalam organisasi
yang lebih besar (Ein-Dor dan Segev 1978; Raymond 1990) dalam Choe (1996). Jika sumber
daya tidak memadai, akanmemungkinkan perancang sistem tidak dapat mengikuti prosedur
pengembangan normal denganmemadai, dengan demikian meningkatkan resiko kegagalan
sistem. Berdasarkan pendapat tersebut, dinyatakan hipotesis 1.3 sebagai berikut:
H1.3 :Terdapat pengaruh positif signifikan ukuran organisasi terhadap kinerja SIA.
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X4) terhadap Kinerja SIA
DeLone (1988), dan Choe (1996) telah mengajukan dan secara empiris menguji
bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh positif terhadap kenerja SIA
melalui berbagai macam kegiatan. Top manajemen bertanggung jawab atas penyediaan
pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh
manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadisuatu faktor yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem
informasi (Raghunathan dan Raghunathan, 1988). Untuk mempelajari pengaruh dukungan
manajemen puncak terhadap kinerja SIA, hipotesis 1.4 dapat dinyatakan sebagai berikut:
H1.4 :Terdapat pengaruh positif signifikan dukungan manajemen puncak terhadap kinerja
SIA.
Pengaruh Formalisasi Pengembangan Sistem (X5) terhadap Kinerja SIA
Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Rander (1973) dalam Soegiharto (2001)
secara empiris menunjukkan hubungan positif antara riset operasional atau keberhasilan
9

kelompok manajemen sains dan formalisasi dengan proseduralisasi riset operasi atau
manajemen sains. Dalam masalah system informasi, hubungan antara formalisasi
pengembangan sistem dan keberhasilan SI diusulkan dan diuji secara empiris oleh Lee dan
Kim (1992) dan Thayer, et al.. (1981) dalam Choe (1996). Keduanya mengusulkan bahwa
formalisasi pengembangan sistem mempengaruhi keberhasilan implementasi SI. Berdasarkan
pendapat tersebut, hipotesis 1.5 dinyatakan sebagai berikut:
H1.5 :Terdapat pengaruh positif signifikan formalisasi pengembangan sistem terhadap
kinerja
SIA.

G. Metode Penelitian
G.1 Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
(positivism) yang berbentuk asosiatif. Penelitian asosiatif, adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Khususnya dalam
penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SIA pada
BPR.

G.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada BPR di Kota Denpasar, yang menggunakan
sistem informasi akuntansi berbasis komputer.

G.3 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi SIA pada BPR di Kota Denpasar..

G.4 Identifikasi Variabel
1) Variabel terikat (dependent) adalah suatu variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat dari adanya variabel bebas. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah
Kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai SIA (Y1) dan
pemakaian SIA (Y2).
2) Varabel bebas (independent) adalah suatu variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat. Variabel indpenden dalam
penelitian ini adalah faktor-faktor yang meliputi keterlibatan pemakai dalam proses
10

pengembangan SIA (X1), kapabilitas personal sistem informasi (X2), Ukuran organisasi
(X3), dukungan manajemen puncak (X4), formalisasi pengembangan sistem (X5).

G.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel,
dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasikannya. Dalam penelitian ini definisi
operasional yang dimaksud sebagai berikut :
Variabel Dependen (Y1) : Kepuasan Pemakai SIA
Kepuasan pemakai SIA diindikasikan bahwa sistem mampu melengkapi kebutuhan
informasi-informasi dengan benar dan cepat serta cukup untuk memuaskan kebutuhan
yang diperlukan pemakai sistem. Variabel ini di ukur dengan menggunakan sepuluh
pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan pemakai terhadap SIA yang sedang
digunakan sekarang diperusahaan reponden. Pertanyaan ini di ukur dengan menggunakan
skala likert empat poin dengan angka satu menunjukkan persepsi sangat tidak setuju dan
angka empat menunjukkan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.
Variabel Dependen (Y2) : Pemakaian SIA
Pemakaian sistem yang mudah dan sering digunakan untuk mengidentifikasikan
kinerja sistem yang relatif tinggi. Pertanyaan ini diukur dengan skala likert empat poin
dengan angka satu menunjukkan persepsi sangat tidak setuju dan angka empat
menunjukkan persepsi sangat setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.
Variabel Dependen (X1) : Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA
Sistem informasi yang dikembangkan melibatkan para pemakai akan memberikan
kepuasan bagi para pemakai dan pemakai tersebut akan berusaha untuk menggunakan SIA
yang diterapkan di perusahaannya. Variabel ini di ukur dengan menggunakan skala likert
empat poin dengan angka satu menunjukkan tingkat keterlibatan pemakai sangat rendah
dan angka empat menunjukkan tingkat keterlibatan pemakai sangat tinggi.
Variabel Dependen (X2) : Kapabilitas Personal Sistem Informasi
Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan yang diperoleh dari pendidikan dan
pengalamannya akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan SIA dan akan terus
menggunakannya dalam membantu menyelesaikan tugasnya. Kapabilitas personal sistem
informasi di ukur dengan mengajukan dua pertanyaan mengenai kemampuan spesialis dan
kemampuan umum. Variabel ini di ukur dengan menggunakan skala likert empat poin
dengan angka satu untuk menunjukkan kemampuan teknik personal sangat rendah dan
angka empat menunjukkan kemampuan teknik personal sangat tinggi.
11

Variabel Dependen (X3) : Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi yang semakin besar dengan didukung oleh sumber daya yang semakin
besar akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan merasa
lebih puas dengan menggunakan sistem informasi akuntansi yang ada. Variabel ini diukur
dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kariyani (2006) yaitu jumlah
karyawan yang bekerja dan telah menggunakan sistem informasi akuntansi pada
organisasi tersebut.
Variabel Dependen (X4) : Dukungan Manajemen Puncak
Dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan sistem informasi dan
pengorganisasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan
pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam
menggunakan sistem tersebut. Variabel ini di ukur dengan mengajukan lima pertanyaan
yang menunjukkan persepsi responden terhadap dukungan yang diberikan oleh
manajemen puncak dalam pengembangan dan operasi dari sistem informasi diperusahaan
dengan menggunakan skala likert empat poin dengan angka satu menunjukkan persepsi
tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan dan angka empat menunjukkan persepsi
setuju terhadap pertanyaan yang diajukan.
Variabel Dependen (X5) : Formalisasi Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem informasi yang diformalisasikan akan meningkatkan kinerja atau
kesusksesan sistem informasi. Variabel ini di ukur dengan menggunakan lima pertanyaan
untuk menunjukkan tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi yang telah
dilakukan diperusahaan responden. Pertanyaan menggunakan skala likert empat poin
dengan angka satu menunjukkan formalisasi pengembangan sistem tidak pernah dilakukan
dan angka empat menunjukkan selalu dilakukan formalisasi pengembangan sistem.

G.6 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data menurut sifatnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan dapat
dinyatakan dalam satuan hitung (Sugiyono, 2008:13). Data kuantitatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dalam bentuk
angka-angka, yang meliputi skor nilai dari jawaban kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
12

2) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar
(Sugiyono, 2008:14). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah elemen - elemen
pertanyaan yang ada pada kuesioner serta wawancara mendalam terhadap responden.
Sumber data yang digunakan yaitu data primer berupa jawaban dari responden atas
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, dan data sekunder berupa data mengenai daftar
nama-nama BPR di Kota Denpasar.

G.7 Metode Penentuan Sampel
G.7.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2008:115). Populasi penelitian ini adalah BPR di seluruh wilayah
Kota Denpasar yang merupakan lembaga keuangan mikro yang melaksanakan kegiatan
simpan pinjam/perkreditan untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat yang ada di
sekitarnya.
G.7.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2008:116). Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Teknik Sensus yaitu suatu teknik penentuan sampel dimana semua populasi
digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel
penelitian adalah sebanyak 13 BPR di Kota Denpasar.

G.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2008:194).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur, yaitu tidak
menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya tetapi dengan jalan melakukan tanya jawab secara langsung dengan
pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti terutama pihak yang akan
mengisi kuesioner. Wawancara ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam menafsirkan pertanyaan kuesioner.
2) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
13

dijawabnya (Sugiyono, 2008:199). Dalam penelitian ini kuesioner disebarkan langsung
kepada BPR di Kota Denpasar

G.9 Teknik Analisis Data
Mengingat pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuisioner, maka faktor kesungguhan responden dalam menjawab kuisioner merupakan hal
yang penting. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian.
G.9.1 Pengujian instrument
1) Uji Validitas Pengujian validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172). Pengujian
validitas dilaksanakan dengan menghitung korelasi antara skor masing masing butir
pertanyaan dengan total skor, sehingga dapat dinilai pearson correlation. Apabila korelasi
antara masing-masing skor butir pertanyaan menunjukkan hasil signifikan, maka dapat
disimpulkan bahwa masing-masing butir pertanyaan adalah valid (Ghozali, 2007:20).
Untuk menguji validitas dalam penelitian ini digunakan teknik analisis melalui program
SPSS. Syarat minimum suatu kuisioner untuk memenuhi validitas adalah jika korelasi
bernilai lebih besar dari korelasi hitung yaitu diatas 0,3 (Sugiyono, 2008:178).
2) Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran
dapat memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap
gejala yang sama (Sugiyono, 2008:173). Uji reliabilitas dilakukan terhadap instrumen
dengan koefisien cronbachc alpha. Suatu instrumen dikatakan reliable apabila nilai
cronbachs alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen yang digunakan reliabel (Ghozali,
2007:24). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

G.9.2 Method Succesive of I nterval (metode jarak berurutan)
Sebelum data dianalisis, data ordinal yang diperoleh dari hasil kuesioner ditransformasi
terlebih dahulu menjadi data interval. Mentransformasi data ordinal menjadi data interval
gunanya untuk memenuhi syarat analisis parametric yang mana data setidak-tidaknya
berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan
Method of Succesive Interval/MSI (Suwarno dalam Satyawati, 2009). Pada analisis regresi,
data ordinal (skor kuesioner) terlebih dahulu harus ditransformasi menjadi data interval
dengan MSI. Adapun langkah-langkah perhitungan metode tersebut adalah sebagai
berikut:
14

(1) Mengelompokkan data berskala ordinal dalam masing-masing variabel dihitung
banyakanya pemilih pada tiap bobot yang diberikan pada masing-masing variabel atau
butir pertanyaan.
(2) Untuk setiap butir pertanyaan tentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4, yang
disebut dengan frekuensi.
(3) Membuat proporsi dengan cara membagi frekuensi dari setiap butir jawaban dengan
seluruh jumlah responden.
(4) Membuat proporsi kumulatif
(5) Menentukan nilai Z untuk setiap butir jawaban berdasarkan nilai frekuensi yang telah
diperoleh dengan bantuan tabel Z riil.
(6) Menghitung nilai skala, dengan rumus:
Skala (i) = Zriil ( 1 i)- Zriil (i) ...(1)
Prop.Kum(i)- Prop.Kum(i 1)
(7) Penyertaan nilai skala Nilai penyertaan inilah yang disebut skala interval dan dapat
digunakan dalam perhitungan analisis regresi (riduwan, 2007 : 30).

G.9.3 Pengujian asumsi klasik
Untuk keperluan analisis, variabel yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan
sehingga tidak menimbulkan hasil yang bias dalam pengujian. Adapun uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari
model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya yang dibuat
berdistribusi variable terikat, dan variabel bebas berdistribusi normal atau tidak. Metode
yang digunakan dengan menggunakan statistic Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa
disebut dengan K-S yang tersedia dalam program SPSS. Kriteria yang digunakan dalam
tes ini adalah dengan membandingkan antara tingkat signifikansi yang didapat dengan
tingkat alpha yang digunakan dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bil sig >
alpha = 0,05 (Ghozali, 2007 : 100).
2) Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2002:93) dalam Suyana Utama (2008:93) uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang
15

homogen. Jika suatu model regresi yang mengandung gejala heteroskedastisitas akan
memberikan hasil prediksi yang menyimpang (Suyana Utama, 2008:93). Salah satu cara
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji glejser, dengan
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel bebas.
3) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2002:57) dalam Utama (2008:92), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model
regresi yang baik adalah bebas dari gejala multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya korelasia antar variable dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10,
maka dikatakan tidak ada multikolinieritas.

G.9.4 Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran
mengenai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan menggunakan
Statistical Package for Social Science (SPSS). Untuk memecahkan permasalahan yang
ada, maka dipergunakan alat analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai
berikut :
Y1 = + 1X1 + 2X2 +...................+7X5 + e (2)
Y2 = + 1X1 + 2X2 +...................+7X5 + e (3)
Dimana :
Y1 = Kepuasan pemakai SIA
Y2 = Pemakaian SIA
= Bilangan konstan, jika seluruh nilai independent adalah nol
X1 = Keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA
X2 = Kapabilitas personal sistem informasi
X3 = Ukuran organisasi
X4 = Dukungan manajemen puncak
16

X5 = Formalisasi pengembangan sistem
e = residual error atau variabel pengganggu
G.9.5 Pengujian hipotesis
1) Uji F Statistik
Pengujian kelayakan model dilakukan dengan uji F. Uji ini mengetahui apakah semua
variabel independen secara serempak mempengaruhi variabel dependen. Langkah- langkah
pengujiannya adalah :
a. Merumuskan hipotesis
H0 : i 0 (berarti secara serempak (simultan) faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas
personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi
pengembangan sistem informasi tidak ada berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi pada BPR di Kota Denpasar).
H1 : i > 0 (berarti secara serempak (simultan) faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas
personal sistem informasi, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi
pengembangan sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi
pada BPR di Kota Denpasar. Berarti variabel bebas secara serempak ada berpengaruh
terhadap variable terikat).
b. Menentukan tingkat keyakinan 95% dan = 5%, degree of freedom (df) pembilang = (k
1), (df) penyebut = (n-k) untuk menentukan nilai Ftabel.
c. Menentukan besarnya Fhitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan program
SPSS.
d. Membandingkan besarnya Fhitung dengan Ftabel dimana kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut :
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima
Apabila tingkat signifikansi F < = 0,05, maka H0 ditolak.
Apabila tingkat signifikansi F > = 0,05, maka H0 diterima.
17

2) Uji t Statistik (Uji secara Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji secara parsial antara masing-masing variabel
bebasterhadap variabel terikat (Wirawan, 2002:238). Apabila t hitung lebih besar daripada t
tabel (0,05), maka hubungan antar variabel independen dan dependen adalah signifikan.
Langkahlangkah uji parsial yaitu :
a.hipotesis
H0 : i 0 (berarti faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas personal sistem informasi, ukuran
organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi pengembangan sistem informasi,
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada
BPR di Kota Denpasar).
H1 : i > 0 (berarti faktor keterlibatan pemakai, kapabilitas personal sistem informasi, ukuran
organisasi, dukungan manajemen puncak serta formalisasi pengembangan sistem informasi,
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada BPR di
Kota Denpasar).
b. Menentukan tingkat keyakinan sebesar 95% dan sebesar 5%, df = (n-k) danuji dua sisi
untuk menentukan ttabel.
c. Menentukan besarnya t hitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuanprogram
SPSS.
d. Membandingkan thitung dengan ttabel.
e. Membandingkan besarnya thitung dengan ttabel dimana kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut :
Jika t hitung t tabel maka H0 ditolak
Jika t hitung > t tabel maka H0 diterima
Apabila tingkat signifikansi t < = 0,05, maka H0 ditolak.
Apabila tingkat signifikansi t > = 0,05, maka H0 diterima
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang
normal atau mendekati normal. Menurut Nata (2002:180) menyatakan bahwa suatu pengujian
untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel
18

Você também pode gostar