Você está na página 1de 16

Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem

A. Biografi Orem
Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliau wafat pada tanggal
22 Juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan Diploma
(1903), kemudian meanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing di
Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan pendidikannya lagi
di Catholic University of America di Washington DC dan mendapatkan gelar M.S.NE.
B. Model Konsep Keperawatan Orem
Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care. Model Self Care ini
memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari suatu
pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan
tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat
dan sakit. Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdaarkan tindakan atas keampuan. Self
Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan sebagai
pedoman dalam tindakan.





Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai
pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri
dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction ( kesendirian dan interaksi sosial):
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial.
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality






C. Teori Keperawatan Orem
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori
Self Care, di antaranya:
1. Perawatan Diri Sendiri (Self Care)
Teori Self Care meliputi:
Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan.
Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan
diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan
lain-lain.
Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri
yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan
diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan
proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care
Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan
universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

2. Self Care Defisit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan
dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya
secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa,
atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan
dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak
atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan
atau mendidik pada orang lain.
3. Teori Sistem Keperawatan
Teori Siste Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana
kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri. Dalam
pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan
diantaranya:
Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ). Merupakan suatu tindakan
keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan
ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulai gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.



Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System). Merupakan siste dalam
pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang
memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post operasi
abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka.
Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien
yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan
perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat
dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.

D. Aplikasi Model Keperawatan Orem
Aplikasi Model Keperawatan Orem, dapat dilihat dari contoh kasus berikut:
Kasus:
Tn. J (50 th), didiagnosis DM tipe 2. Dia memiliki riwayat hipertensi dan dia seorang
perokok berat (30 batang per hari). Perawatan yang dapat diberikan epada Tn. J
berdasarkan model keperawatan Orem adalah:
1. Air (educative/supportif). Perawat harus mampu memberikan informasi tentang
hubungan hipertensi dengan merokok.
2. Water (educative/supportif). Perawat harus mampu meykinkan adanya hydration-risk
yang cukup dari polydipsia yang memicu hyperglycaemia (kadar gula yang tinggi dalam
darah)
3. Food (partial compensatory). Perawat memberikan diet yan cocok untuk hipertensi
dan diabetes, serta mengontrol gula darah setelah makan.
4. Elimination (educative/supporif). Klien membutuhkan monitoring.
5. Activity and Rest (adecative/ suportif). Perawat menginformasikan pada pasien tentang
kegiatan yang cocok untuk pasien diabetes.
6. Solitude and Social Interaction (partial compensatory). Interaksi social dengan perawat
dapat memberikan perubahan interaksi dan tigkah sosial.
7. Hazard Prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada
pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien.
8. Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu pasien
untuk mengembalikan pola hidup pasien, sehingga menjadi normal kembali.
Kesimpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling
bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan memungkinkan
perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang
disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha
menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba memberikan
pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu
karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses keperawatan akan terjadi
ketika kemampuan klien dalam memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini
disebutkan bahwa kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan terhadap dirinya
sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar
manusia akan terap porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien. selain
kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency, yaitu kekempuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak bersipat dependen, artinya kemampuan ini
kan terganggu bila keadaan tubuh dei klien terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka
kemampuan diri sendiri dalam memenuhi kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai
kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini yang akana
menjadi permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah
nursing agency,maksudnya disaat self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya
maka perawat yang bertindak sebagai nursing Agency harus mampu memberikan bantuan
pada klien tapi lebih pada sisi self care agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan
pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.
















IMOGENE KING


A. LATAR BELAKANG KEHIDUPAN DAN PRESTASI-PRESTASI
YANG DIRAIHNYA
Imogene King meraih diploma dalam ilmu keperawatan dari st. Johns Hospital of
Nursing di st. Louis tahun 1945. menjadi perawat kantor, perawat sekolah, perawat
karyawan, dan perawat pribadi. Tahun 1948 menerima Bachelors of Science in Nursing
Education dari st. Louis University, meraih gelar Doctor of Education bidang pendidikan
dari Teachers College, Universitas Columbia di New York tahun 1961. meraih gelar
Ph.D, dari Southern Illinois University di tahun 1980.
Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu keperawatan di
Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya toward a theory :
general concepts of human behavior dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968
menjabat sebagai asisten kepala penelitian Grants Branch, divisi keperawatan dalam
departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat
sebagai kepala sekolah keperawatan di The Ohio State University, Columbus. Manuskrip
buku pertamanya
Toward a Theory For Nursing: General Concepts of Human Behaivor telah di
kirimkan ke penerbit dan di publikasikan pada tahun 1971.
Ia kembali ke Chicago tahun 1972 menjabat segai professor di program Loyola
University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai kooedinator penelitian klinik keperawatan
di Loyola Medical Center, Departemen Keperawatan. Tahun 1972-1975 menjadi anggota
The Defense Advisory Committee on Women in the Services di departemen pertahanan.
Tahun 1980 ia pindah ke Tampa, Florida. Manuskrip buku keduanya A Theory For
Nursing: System, Cocepts, Process dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di
terbitkan tahun 1981.
Dia adalah anggota American Nurses Association, the Florida Nurses Assosiation dan
beberapa perkumpulan kehormatan dan profesi. Dan menulis buku ketiganya yang berjudul
Curriculum and Instruction in Nursing, yang di terbitkan tahun 1986.



B. SUMBER-SUMBER TEORITIS
King menyatakan dalam bagian pendahuluan Toward a Theory for Nursing, tujuan
dari buku tersebut adalah "untuk mengajukan kerangka konseptual referensi bagi ilmu
perawatan untuk digunakan oleh para mahasiswa dan pengajar dan juga para peneliti dan
praktisi untuk menghidentifikasi dan menganalisis peristiwa-peristiwa dalam situasi-
situasi keperawatan spesifik.dalam buku pertamanya ia mengusulkan mengenai sebuah
pendekatan untuk memilih konsep-konsep yang dirasakan menjadi pondasi bagi praktek
keperawatan profesional dan menyajikan suatu proses bagi pengembangan konsep-
konsep yang melembangkan pengalaman-pengalaman dalam lingkungan fisik, psikologi,
dan sosial dalam keperawatan.
Dalam suatu konferensi para ahli teori ilmu keperawatan, ia menyatakan Sistem
Teori dari Ilmu tentang perilaku membawa pengembangan "dynamic interacting system"
Ia menjeleskan dalam sistem ini ada tiga level operasi yang berbeda yaitu,
1.Individu-individu
2.Kelompok-kelompok
3.Masyarakat
Dalam buku keduanya ia menyatakan jika tujuan perawatan adalah memperhatikan
kesehatan individu-individu dan penanganan kesehatan kelompok, dan jika seorang
menerima premis bahwa manusia merupakan sistem terbuka yang berinteraksi dengan
lingkungan, maka kerangka kerja konseptual ilmu perawatan harus diorganisasi untuk
menghubungkan ide-ide ini.
Konsep-konsep dan definisi-definisi karyanya digali dari banyak sumber. Yaitu :
1.E. Erikson
2.A.L Gessel
3.Gibson
4.L. Hall
5.A.T. Jersild
6.J. Piaget
7.I. Orlando
8.H. Peplau
9.H. Selve


C. PENGGUNAAN BUKTI-BUKTI EMPIRIS
Berkaitan dengan "perception" King menguji penelitian F.H Allport, K.L Kelley dan
K.R Hammond, dan W.H Ittleson dan H. Cantril dan yang lainnya. Dalam pengembangan
definisinya mengenai "space", R. Sommer dan R. Ardrey's sering di gunakan dan
penelitian B.B Minkley's telah dicatat. Untuk "time" Pekerjaan D. Orem di akui. Dalam
memeriksa "communication", teori-teori dan model-model P. Watzlawick, J.H Beavin dan
D.D Jackson, dan D. Krieger dicatat. Hasil penelitian oleh J.F Whiting, I. Orlando dan J.
Bruner telah diperiksa untuk informasi"interaction " Dan" transact ion". Teory
pengetahuan J. Dewey, berkaitan denganself- action,dan interaksi dalam mengetahui dan
diketahui, dan penelitian A. Kuhn mengenai transaksi juga digunakan.
Dalam bukunya tahun 1981 dia menyatakan "beberapa formulasi teoritis tentang
hubungan interpersonal dan proses perawatan telah di jelaskan dalam situasi-situasi
perawatan. Namun sedikit studi perawatan memberikan data empiris mengenai fenomena
proses perawatan yang berhubungan dengan interaksi manusia.
Suatu pendekatan sistem digunakan dalam mengembangkan teori pencapaian tujuan
(theory of goal attainment). Ia mencatat bahwa selama dua dekade sistem-sistem telah
digunakan secara menyeluruh dan merespon perubahan-perubahan dan kompleksitas
organisasi-organisasi penanganan kesehatan. Dan jalan satu-satunya untuk mempelajai
manusia yang berinteraksi dengan lingkungan yaitu merancang kerangka kerja
konseptual mengenai variabel-variabel interdependent dan konsep-konsep yang
interelevant.
Dia membangun kerangka kerja konseptual yang terdiri sistem tebuka yang meliputi
tiga bagian "kesadaran dinamis kompleks tingkah laku manusia dalam tingkah laku
keperawatan yang membuat formulasi kerangka kerja konseptual yang mencerminkan
sistem personal, interpersonal, dan sosial sebagai domain keperawatan. Masing-masing
dari komponen tersebut menggunakan manusia sebagai elemen dasar karena sebagai
individu, manusia menukar materi, energi, dan informasi dengan individu lain dan
lingkungan. Individu-individu berada dalam sistem personal. Sistem-sistem intrepersonal,
atau kelompok, dibentuk ketika dua individu atau lebih berinteraksi. Sistem interaksi
akhir berisi kelompok dengan kepentingan dan kepedulian yang sama dalam masyarakat
dan di sebut sebagai sistem sosial.



D. KONSEP UTAMA DAN DEFINISI-DEFINISI
Konsep-konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah sebagai berikut :
1. Interaksi sebagai proses presepsi dan komunikasi antara orang dan lingkungan dan
orang dengan orang, di representasikan oleh perilaku verbal dan nonverbal yang di arahkan
untuk mencapai tujuan.
2. Persepsi sebagai representasi setiap orang tentang realitas.

3. Komunikasi sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke orang
berikutnya, baik secara langsung atau tidak langsung.

4. Transaksi sebagai maksud tujuan interaksi yang membawa kepada pencapaian
Tujuan.
5. Peran sebagi seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
posisi dalam system sosial, peraturan-peraturan yang menjelaskan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban.
6. Stres adalah tingkatan dinamis dala interaksi antara manusia dengan lingkungan.
7. Pertumbuhan dan pengembangan sebagai perubahan terus-menerus dalam diri
individu secara selular, molekular, dan tingkat-tingkat aktivitas perilaku kondosif
untuk menolong individu-individu bergerak menuju kedewasaan.
8. Waktu sebagai tahapan kejadian- kejadian bergerak menuju ke masa depan.
9. Tempat sebagai keberadaan di seluruh jarak dan di tempat yang sama. Waktu
merupakan durasi antara kejadian dan yang lain sebagai pengalaman unik setiap
manusia.








E. ASUMSI-ASUMSI UTAMA
Kerangka kerja konseptualnya dan teori pencapaian tujuan didasarkan pada
asumsi-asumsi umum yang memfokuskan perawatan interaksi manusia dengan
lingkungan untuk membawa kebagian kesehatan bagi individu yang dapat berfungsi
dalam peran sosial.
Perawatan (Nursing), Keperawatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi
yang ditemukan dalam sistem perawatan kesehatan masyarakat. Tujuan perawatan
menolong individu mempertahankan kesehatannya sehingga mereka dapat
berfunsidalam peran-peran mereka. Keperawatan di pandang sebagai proses interpersonal
aksi, reaksi, interaksi dan transaksi.
King menurunkan tujuh hipotesis teori pencapaian tujuan:

1. Perceptual accuracy antara interaksi perawat-pasien meningkatkan mutual goal
Setting.
2. Komunikasi meningkatkan mutual goal setting antara perawat dan pasien membawa
pada kepuasan.
3. Kepuasan perawat dan pasien karena meningkatnya peraihan tujuan.
4. Pencapaian tujuan mengurangi stres dan kecemasan dalam situasi keperawatan.
5. Pencapaian tujuan meningkatkan belajar pasien dan kemampuan meniru situasi
keperawatan.
6. Konflik peran di alami oleh pasien, perawat, atau keduanya, menurunkan
transaksi interaksi perawat pasien.
7. Kesamaan kepuasaan perand an performa peran meningkatkan transaksi dalam
I nteraksi perawat pasien.

F. BENTUK LOGIKA
King mmenunjukan dalam The second Nurse Educatoris bulan Desember 1978, yang
mana pengembangan teori di tampilkan dengan menggunakan logika induksi dan deduksi.
- Pribadi (Person)
Asumsi spesifik berhubungan dengan orang :
~ individu-individu makhluk social
~ individu-individu makhluk bersense
~ individu-individu makhluk rasional
~ individu-individu makhluk perasa
~ individu-individu makhluk pengontrol
~ individu-individu makhluk bertujuan tertentu
~ individu-individu makhluk berorientasi tindakan
~ individu-individu makhluk berorientasi waktu
King menulis individu-individu memiliki hak mengetahui mengenai diri mereka,
hak untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya,
kesehatan mereka dan pelayanan masyarakat dan hak untuk menerim atau menolak
perawatan kesehatan.
- Kesehatan (Health)
Kesehatan di pandang sebagai bagian dinamik dalam lingkaran kehidupan.
Kesehatan mempengaruhi pengadaptasian terus-menerus terhadap stres. Didalam
lingkungan internal dan eksternal melalui kegunaan optimum sumber-sumber manusia
untuk meraih potensi maksimal bagi kehidupan keseharian. Kesehatan merupakan fungsi
bagi perawat, pasien, psikiater, keluarga dan interaksi-interaksi lain.
- Lingkungan (Environment)
King menyatakan pemahaman mengenai tata cara manusia berinteraksi dengan
lingkungan mereka untuk mempertahankan kesehatan merupakan inti bagi perawat.
Pencocokan kehidupan dan kesehatan di pengaruhi oleh interaksi individu dengan
masyarakat, setiap manusia menerima dunia sebagai totalitas orang dalam membuat
transaksi dengan individu dan benda-benda di lingkungan.
G. PENEGASAN-PENEGASAN TEORITIS
Proposisi-proposisi berikut menggambarkan hubungan antara konsep-konsep
King.
1. jika perseptual accuracy (PA) ada dalam interaksi (I) perawat-klien. Transaksi (T)akan terjadi.
PA(I)...........>T
2. jika perawat klien bertransaksi (T), maka tujuan akan tercapaian (GA). T............>GA.
3. jika tujuan-tujuan tercapai (GA) kepuasan (S) akan terjadi. GA..........>S
4. jika tujuan-tujuan tercapai (GA) ekektif perawat perawat (NC) akan terjadi.
GA........>NC.
5. jika transaksi-transaksi (T) dibuat dalam interaksi (I) perawat klien, pertumbuhan
dan pengambangan (GD) akan baik. (I)T..........>GD.
6. jika harapan-harapan peran dan perfoma (RNC) peran dirasakan oleh perawat dan
klien sama, transaksi (T) akan terjadi. RNC...........>T.
7. jika konflik peran (RC) di pengalami oleh perawat dan klien atau keduanya, stres
(ST) dalam interaksi perawat dan klien (I) akan terjadi. RC(I)...........>ST.
8. jika perawat-perawat dengan pengetahuan dan skill khusus berkomunikasi (CM)
secara tepat pada klien, mutual goal setting (T) dan pencapaian tujuan (GA) akan
terjadi. (mutual goal setting merupakan tahap transaksi dan juga telah
didiagramkan sebagai transaksi.....CM............>T.............>GA.
Ia meyakini bahwa manusia merupakan sistem terbuka, namun perpindahan
energi terjadi dalam dan ekternal organisme, dan ini membawa kepada respon
perilaku. Empat perilaku ini merupakan konsep sistem, hubungan interpersonal,
persepsi dan kesehatan.
Perawat-perawat berinteraksi secara bertujuan dengan klien untuk mendirikan
tujuan dan untuk menggali dan menyetujui alat-alat peraih tujuan. Mutual goal setting
merupakan dasar bagi penilaian perawat terhadap kepedulian, masalah, dan gangguan
kesehatan, persepsi atas masalah dan bagi informasi untuk maju ke depan meraih
tujuan pasien.
Ada kemajuan logis dalam pengembangan teori dari tahun 1971-1981. teorinya
pengorganisasian elemen dalam proses interaksi perawat-klien yang membuahkan hasil yaitu
pencapaian tujuan.
King menjelaskan dalam buku pertamanya penemuan pengetahuan harus
menyebar secara terus menerus kepada praktisi dengan berbagai jalan yang mereka
mampu menggunakan dalam praktek mereka, data deskriptif, mengumpulkan secara
sistematis isyarat-isyarat untuk menjabarkan hipotesa bagi penelitian perilaku
manusia dalam situasi keperawatan. Teori ini harus melayani standar praktis yang
berhubungan dengan interaksi perawat-pasien dan dalam sense teori normatif
H. PENERIMAAN OLEH KOMUNITAS ILMU PERAWATAN
- Praktek
Hubungan dalam praktek sangatlah jelas karena profesi keperawatan merupakan
satu fungsi interaksi antara individu, grup, dan lingkungan. Dia menyatakan teori
Karena ini abstrak, tidak dapat diterapkan secara langsung pada praktek keperewatan
atau program-program yang konkret dalam ilmu perawatan. Pada saat data empiris dapat
teridentifikasi, terdefinisikan dan tergambarkan, maka teori ini berguna dan dapat
diaplikasikan dalam situasi-situasi yang nyata.
Teori ini dan GORN (The Goal Oriented Nursing Record) berguna dalam praktek
perawat untuk menyediakan rencana-rencana individual dan perawatan pada saat
menyemangati partisipasi aktif dari klien dalam fase membuat keputusan. GORN
merupakan satu pendekatan dalam keefektifan dokumen perawatan keperawatan.
- Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohi State University bagi design
kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston.
Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir.
Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa
bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat,
pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai
disiplin ilmu.
- Penelitian
Penelitian dapat dibuat dan diadakan untuk menerapkan sistem ini di unit rumah sakit, di
perawatan ambulatri, diperawatan rumah. Sistem informasi ini dapat dibuat untuk semua
populasi pasien, untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, komputerisasi dalam
merekam sistem perawatan kesehatan.
I. PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT
Ia menyatakan banyak profesi yang memiliki misi utama dalam menyampaikan
pelayanan sosial memasyarakatkan penelitian yang berkelanjutan untuk menemukan
pengetahuan baru yang akan di terapkan untuk memperbaiki praktek dasar bagi praktek
keperawatan adalah pengetahuan, aktivitasnya di jaga oleh keintelekan dan
pengaplikasian intektual yang di terakan dalam praktek nyata.
J. TINJAUAN KRITIS
- Kesederhanaan (Simplicity)
Beberapa definisi konsep dasar kurang jernih. Mengenai stres yang kurang jelas
karena ia menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para
perawat harus menghapus pembuat stres dari lingkungan rumah sakit. Dia memberikan
contoh pengaruh negatif stres bagi pasien dengan pencabutan sensor dan overload sensor.
King menyatakan bahwa definisi-definisinya sangatlah jelas dan diturunkan secara
konseptual dari identifikasi karakteristik. Ia menyatakan bahwa kritik-kritik, menyatakan
contoh kegunaan pengetahuan konsep-konsep keperawatan, namun contoh itu bukanlah
definisi konsep. Ia berpikir bahwa kebanyakan kritik tidak berbeda dengan definisinya
dari pembuat stres dan mereka berbeda.



-Keumuman (generality)
Keterbatasannya penerapan daerah-daerah keperawatan dimana pasien-pasien tidak dapat
berinteraksi secara kompeten dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi
yang baru lahir, dan pasien-pasien psikiatrik.
King memppercayai bahwa kritik menisyaratkan bahwa teorinya akan dialamatkan
kepada setiap orang, peristiwa, dan situasi yang tidak mungkin.
-Kesesuaia Empiris
King mengumpulkan data empiris dalam proses interaksi perawat-pasien yang membawa
kepada pencapaian tujuan. Apabila perawat diajari tujuan dan apabila itu digunakan
dalam keperawatan pencapaian tujuan dapat diukur bersama dengan keefektifan
penanganan perawatan. Dan karena teorinya relatif baru pengujian empiris masih dalam
tahap-tahap awal,dan masih dapat dilihat jika terdapat hubungan diantara konsep-konsep
tersebut
- Konsekuensi-konsekuensi yang bisa diambil
Agar suatu teori bermanfaat dalam praktek keperawatan, teori tersebut harus fokus
minimalnya terhadap satu aspek proses perawatan. Teori king memfokuskan kepada
fase-fase perencanaan dan implementasi dalam proses perawatan. Perawat dan pasien
(dyad interact) saling memikirkan pencapaian tujuan, meneliti sarana-sarana untuk
mencapai tujuan bertransaksi dan meraih tujuan.

Você também pode gostar