TAUFIK WALHIDAYAH P17120013071 JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1 TAHUN 2014
I. Latar Belakang Indonesia termasuk era penduduk berstruktur lanjut usia (Aging Struktured Population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk lanjut usia (Lansia)nya sebanyak 7% adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk lansia ini antara lain disebabkan tingkat social ekonomi masyarakat yang meningkat, kemajuan di bidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan masyarakat meningkat. Oleh karenanya kebutuhan akan asuhan keperawatan meningkat terutama didaerah perkotaan dimana lansia sekarang mayoritas berdomisili didaerah perkotaan (Menkokesra,2008,21/4/08). Proses keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan. Sedangkan pengkajian keperawatan merupakan langkah pertama dalam asuhan keperawatan yang meliputi pengumpulan dan analisa data. Pengkajian berfokus keperawatan sangat penting untuk menentukan diagnose keperawatan yang disesuaikan dengan intervensi keperawatan. Jumlah populasi lansia yang meningkat diperkotaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan care giver yang ditunjukan kepada lansia, sehingga lansia tetap dipertahankan untuk produktif dalam arti mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia tanpa bantuan sepenuhnya, sehingga lansia juga dapat melakukan perannya di dalam lingkungan keluarga dan social. Jika kebutuhan akan asuhan keperawatan tidak terpenuhi, maka jumlah lansia yang menjadi beban negara juga semakin meningkat. II. TUJUAN PEMBAHASAN 1. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lanjut usia 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memberikan asuhan keperawatan kepada komunitas lanjut usia 3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memberikan penyuluhan kepada keluarga pada komunitas lanjut usia
III. PEMBAHASAN ISI A. Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Asuhan keperawatan lanjut usia adalah suatu rangkaian kegiatan proses keperawatan yang ditunjukan kepada usia lanjut, meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan disik, psikologis, social, dan spiritual, menganalisis masalah dan merumuskan diagnose keperawatan, membuat perencanaan, melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi. Menurut Wahyudi Nugroho,2008, Asuhan keperawatan lanjut usia (gerontik) merupakan kegiatan yang dimaksud untuk untuk memberikan bantuan atau bimbingan serta pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, kelompok, seperti di rumah atau lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Gerontology adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia. Gerontology nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang menjalankan perannya pada tiap peranan pelayanan dangan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di RS merupakan bagian dari gerontic nursing. Keperawatan gerontoliogy adalah suatu pelayanan professional yang berdasarkan ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-spiko-sosial-spiritual dan cultural yang holistic yang ditunjukkan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat B. Tujuan Asuhan Keperawatan Lansia Usia lanjut agar mampu 1. Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotif, preventif dan rehabilitative. 2. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta meningkatkan kemampuannya dalam melakukan tindakan pencegahan dan perawatan 3. Mempertahankan serta memiliki semangat hidup yang tinggi 4. Menolong dan merawat klien yang menderita sakit 5. Merangsang petugas kesehatan agar dapat mengenal dan menegakan diagnose secara dini 6. Mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu pertolongan pada lansia
C. Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Pada dasarnya fokus dari asuhan keperawatan pada lanjut usia meliputi: 1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion) 2. Pencegahan penyakit (Preventif) 3. Mengoptimalkan fungsi mental 4. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum
D. Fungsi Keperawatan Fungsi keperawatan pada keperawatan akut, keperawatan waktu lama dan keperwatan di masyarakat berbeda tergantung menurut keperluannya (Mary Ann Chris & Faith J. Honloch 1993), membaginya dalam. a. Pada keperawatan akut (acut care) 1. Melakukan anamnesa penderita, riwayat penyakit, psikososial, dan riwayat keluarga 2. Assesement penderita 3. Menjelaskan diagnose dan pengobatan kepada penderita, keluarga, dan pembina Asrama. 4. Bekerja sama dengan penderita, keluarga dan petugas kesehatan lainnya untuk menyusun rencana keperawatan yang tepat. 5. Mendorong kemandirian penderita. 6. Mempertahankan hidrasi, ventilasi, makanan dan kenyamanan. 7. Menyampaikan obat dan melakukan pengobatan serta menilai reaksi penderita 8. Memberitahu kepada dokter kemajuan kondisi penderita. 9. Memberikan tindakan darurat bila diperlukan 10. Merencanakan keluarganya penderita dari panti dan mengkoordinasikan rujukan kelembaga social masyarakat di tingkat Desa. 11. Member advokasi pada penderita
b. Pada keperawatan lama (long term care) 1. Melakukan anamnesa penderita menanyakan riwayat penyakit, spikososial dan keluarga 2. Assessment penderita 3. Mengikut sertakan penderita, keluarga, dan Pembina Asrama dalam menyiapkan dan melaksanakan rencana keperawatan. 4. Menciptakan iklim atmosfir interaksi klien agar punya semangat hidup 5. Menyakinkan penderita bahwa ia memperoleh perawatan medic. Gigi, dan anggota gerak yang tepat. 6. Mempertahankan hidrasi, ventilasi, gizi dan bekerjasama dalam evaluasi 7. Menyampaikan obat dan melakukan pengobatan dan latihan rehabilitative serta menilai reaksi penderita. 8. Memberitahu dokter, perubahan kondisi penderita 9. Memberikan pertolongan darurat bila diperlukan 10. Memberikan pelajaran dan nasehat kepada penderita dan keluarga tentang penyakit. 11. Memperkenalkan pelayanan lansia yang diberikan oleh masyarakat. 12. Member advokasi pada penderita.
c. Keperawatan di masyarakat (community care) 1. Identifikasi kebutuhan penderita, baik dari segi kesehatan, social maupun ekonominya 2. Merujuk ke instansi yang dapat memenuhi kebutuhan penderita 3. Menjelaskan diagnose serta pengobatan kepada keluarga dan penderita 4. Menilai kepasrahan penderita dan reaksi penderita terhadap pengobatan 5. Melakukan kunjungan rumah dan menyuruh penderita agar memanfaatkan klinik guna meningkatkan kesehatannya 6. Memberikan pelajaran dan nasehat kepada penderita dan keluarga tentang penyakit bila hal ini dijumpai/diketemukan penyakit yang diderita klien. 7. Melakukan penilaian kemandirian penderita 8. Memberikan advokasi pada penderita.
E. Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
1. Pendekatan fisik Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu: 1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain 2. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan atau sakit
2. Pendekatan psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia dan sebagai sahabat yang akrab.
3. Pendekatan social Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan social. Memberikan kesempatan berkumpul bersama dengan sesame klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
4. Pendekatan spiritual Pendekatan harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam keadaan sakit atau mendekati kematian.
F. Peran dan Fungsi Perawat Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang pada social tertentu. (Kozier Barbara,1995:21) Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktivitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintahan untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai cirri terpisah demi untuk kejelasan. Elemen Peran Menurut pendapat Doheyy (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain: care giver, client advocate, counselor, educator, collabolator, coordinator change agent, consultan dan interpersonal. Care Giver Pada peran ini perawat diharapkan mampu: 1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai dengan diagnose masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang komplek. 2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnose keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologi
Client Advocate Tugas perawat: 1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. 2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat dirumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seseorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastiakan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien. (Disparty,1998:140) Hak-hak klien antara lain: 1. Hak atas pelayanan sebaik-baiknya 2. Hak atas informasi penyakit 3. Hak atas privacy 4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri 5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan Hak-hak tenaga kesehatan antara lain: 1. Hak atas informasi yang benar 2. Hak bekerja sesuai standar 3. Hak untuk mengakhiri hubungan klien 4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok 5. Hak atas rahasia pribadi 6. Hak atas balas jasa Counselor Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologi atau masalah social untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Peran perawat: 1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. 2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya. 3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. 4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan. Educator Mengajar adalah merujuk kepada aktivitas dimana seseorang guru membantu muridnya untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajaran dimana pembelajaran objek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman,1998:8). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau keterampilan secara teknis. G. Lingkup peran dan tanggung jawab Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tindakan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia sebagai akibat proses penuaan. Lingkup asuhan keperawatan gerontik meliputi: Pencegahan terhadap ketidak mampuan akibat proses penuaan Perawatan ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan Pemulihan ditunjukan untuk upaya mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan Dalam prakteknya, perawatan gerontik melakukan peran dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai care giver/pemberi asuhan keperawatan langsung 2. Sebagai pendidik klien lansia 3. Sebagai motivator 4. Sebagai advokasi klien 5. Sebagai konselor Tanggung jawab perawat gerontik 1. Membantu klien lansia memperoleh kesehatan secara sosial 2. Membantu klien lansia memelihara kesehatan 3. Membantu klien lansia menerima kondisinya 4. Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan diperlakukannya secara manusiawi sampai meninggal Sifat pelayanan gerontik 1. Independen 2. Interdependen 3. Humanistic 4. Holistic
H. KOMUNIKASI PADA LANJUT USIA Komunikasi pada lansia membutuhkan perhatia khusus. Perawat harus waspada terhadap perubahan fisik psikologi, emosi, dan social yang mempengaruhi pola komunikasi. Perubahana pada telinga bagaian dalam dan telinga menghalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran terhadap suara. Komunikasi yang biasa dilakukan lansia bukan hanya sebatas tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman, tetapi juga hubungan intim yang terapeutik. Keterampilan komunikasi terapeutik Keterampilan kominikasi terapeutik pada lanjut usia dapat meliputi: 1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan lama wawancara. 2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan pemunduran kemampuan merespon verbal. 3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang sosikulturalnya. 4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam berfikir abstrak. 5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh pasien. 6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien dan distress yang ada. 7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari wawancara pengkajian 8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan cermat dan tetap mengobservasi. 9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi pasien. 10. Lingkungan harus dibuat nyaman 11. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien atau orang yang sangat mengenal pasien 12. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara. Respon perilaku juga harus diperhatikan, karena pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. I. PRINSIP GERONTOLOGIS UNTUK KOMUNIKASI 1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum 2. Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol. 3. Menjamin alat bantu dengan yang berfungsi dengan baik 4. Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telingan yang dapat mendengar dengan lebih baik 5. Berdiri di depan klien 6. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana 7. Beri kesempatan klien untuk berpikir. 8. Berbicara pada tingkat pemahaman klien 9. Selalu menanyakan respon, terutama ketika mengerjakan suatu tugas atau keahlian.
J. Karakteristik komunikasi terapeutik Ada tiga hal mendasar yang memberikan cirri-ciri komunikasi terapeutik yaitu sebagai berikut : (Arwani,2003:54) 1. Ikhlas (Genuiness) Semua perasaan negative yang dimiliki oleh pasien harus bisa diterima dan pendekatan individu dengan verbal maupun non verbal akan memberikan bantuan kepada pasien untuk mengkonsumsikan kondisi secara cepat 2. Empati Merupakan sikap jujur dalam menerima kondisi pasien. Objektif dalam memberikan penilaian terhadap kondisi pasien dan tidak berlebihan 3. Hangat Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaanya lebih mendalam.
IV. RANGKUM Berdasarkan makalah yang kami buat, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Fokus asuhan keperawatan lanjut usia terdiri dari : Peningkatan kesehatan (health promotion) Oencegahan penyakit (preventif) Mengoptimalkan fungsi mental. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
2. Konsep asuhan keperawatan, yaitu : Pengkajian Tujuan : Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri. Melengkapi dasar dasar rencana perawatan individu. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Diagnosa keperawatan, terdiri dari : Diagnosa Fisik / Biologi Diagnosa Psikososial Diagnosa Spiritual
Perencanaan Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia diarahkan pada pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain : Pemenuhan kebutuhan nutrisi Peningkatan keamanan dan keselaamatan. Memelihara kebersihan diri. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi efektif. Implementasi keperawatan, terdiri dari : Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya Sediakan cukup penerangan Tingkatkan rangsangan panca indra Pertahankan dan latih daya orientasi nyata Berikan perawatan sirkulasi Berikan perawatan pernapasan Berikan perawatan pada alat pencernaan Berikan perawatan genitorinaria Berikan perawatan kulit Berikan perawatan muskuluskeletal Berikan perawatan psikososial Pelihara Keselamatan Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Singkawang, hendaknya memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta : EGC Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC http://www.academia.edu/5307284/Asuhan_Keperawatan_Lansia?login=&email_was_taken=tru e