Você está na página 1de 11

MODUL V

KINETIKA REAKSI KIMIA



Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
Setelah mempelajari modul ini dan mengerjakan soal pelatihannya, diharapkan mahasiswa
mampu :
Mendefinisikan kembali mengenai kinetika reaksi kimia, reaksi homogeny, reaksi
heterogen, prinsip kinetika reaksi kimia, katalis dan penggunaannya
Melakukan perhitungan kinetika reaksi kimia dasar
Menghitung.
Pokok Bahasan :
Kinetika reaksi-reaksi homogen
Kinetika reaksi-reaksi heterogen gas
Sub-Pokok Bahasan :
a. Tingkat reaksi dan molekularitas
b. Reaksi-reaksi kompleks
c. Pengaruh temperature pada kecepatan reaksi
d. Katalisator
e. Adsorbsi isotherm Langmuir
f. Tingkat reaksi Heterogen
Kegiatan :
1. Mahasiswa mendapatkan kegiatan ceramah perkuliahan dari pengajar.
2. Mahasiswa membaca isi materi pada modul.
3. Melakukan diskusi dan Tanya jawab.
4. Mahasiswa mengerjakan latihan soal.

KEGIATAN BELAJAR 1
KINETIKA REAKSI-REAKSI HOMOGEN

Kinetika kimia adalah bagian dari kimia fisika yang mempelajari tentang kecepatan
reaksi-reaksi kimia dan mekanisme dari reaksi-reaksi tersebut.
Thermodinamika kimia mempelajari hubungan tenaga antara pereaksi dan hasil-hasil reaksi,
tidak mempelajari bagaimana reaksi-reaksi tersebut berlangsung dan dengan kecepatan beberapa
kesetimbangan untuk reaksi kimia ini dicapai. Hal terakhir ini dipelajari dalam kinetika kimia,
hingga kinetika kimia merupakan pelengkap bagi termodinamika kimia.
Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara kinetik. Reaksi-reaksi yang berjalan sangat
cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-reaksi yang sangat lambat seperti
pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetic. Diantara kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi
yang kecepatannya dapat diukur. Kecepatan reaksi tergantung dari:
- Jenis zat pereaksi
- Temperature reaksi
- Konsentrasi zat pereaksi
Kenaikan temperature 10
0
C rata-rata mempercepat reaksi 2 atau 3 kali lebih besar, hingga reaksi
yang berjalan lambat pada temperature kamar dapat berjalan cepat pada temperature tinggi.


V
(Kecepatan
reaksi)

0
waktu
Gambar 5.1. Variasi kecepatan reaksi terhadap waktu
Sebaliknya reaksi yang pada suhu kamar berjalan cepat, dapat dibekukan pada temperature
rendah. Konsentrasi pereaksi besar pengaruhnya pada kecepatan reaksi. Reaksi berjalan cepat
pada awal reaksi akan semakin lambat setelah waktu tertentu dan akan berhenti pada waktu yang
tidak terhingga. Kecepatan reaksi biasanya dipelajari pada temperature tetap, dengan
menggunakan thermostat. Untuk mengetahui koefisien temperature terhadap kecepatan reaksi,
dapat diadakan percobaan pada berbagai temperature.
Reaksi yang berjalan pada satu phase disebut reaksi homogen, misalnya reaksi antara gas-gas
atau reaksi dalam bentuk larutan. Reaksi yang berjalan dalam dua fase seperti reaksi gas pada
permukaan zat padat disebut reaksi heterogen.
TINGKAT REAKSI DAN MOLEKULARITAS
Kecepatan reaksi adalah kecepatan perubahan konsentrasi pereaksi terhadap waktu, jadi dc/dt.
Tanda menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang bila waktu bertambah.
Menurut hukum kegiatan massa, kecepatan reaksi pada temperature tetap, berbanding lurus
dengan konsentrasi pengikut-pengikutnya dan masing-masing berpangkat sebanyak molekul
dalam persamaan reaksi.
A----------------hasil Rate = k
1
x C
A

2A --------------hasil Rate = k
2
x C
2
A

A+B-------------hasil Rate = k
2
x C
A
C
2
B

A+2B-----------hasil Rate = k
3
x C
A
C
2
B

2A+B -----------hasil Rate = k
3
x C
2
A
C
B

Jumlah molekul pereaksi yang ikut dalam bereaksi disebut molekularitas, reaksi A dan B disebut
unimolekular, C disebut bimolecular dan D serta E disebut termolekuler.
Jumlah molekul pereaksi yang konsentrasinya menentukan kecepatan reaksi, disebut tingkat
reaksi. Reaksi A adalah reaksi tingkat 1 unimolekuler, reaksi B dan C tingkat 2 bimolekuler,
reaksi D dan E adalah reaksi tingkat 3 dan termolekuler.
Untuk reaksi :
n1 A + n2 B + n3 C --------------hasil-hasil
Rate = -dc/dt = k C
1
n1
. C
2
n2
. C
3
n3

bertingkat n1 + n2 + n3 = n
Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu sama, sebab tingkat reaksi bergantung daripada
mekanisme reaksinya. Disamping itu perlu diketahui bahwa molekularitas selalu merupkan
bilangan bulat, sedangkan tingkat reaksi dapat pecahan, bahkan nol.
N
2
O
5
------------------ N
2
H
4
+ O
2
( Tk. 1 unimolekuler)
2HI -------------------- H
2
+ I
2


(Tk. 2 bimolekuler)
2NO + O
2
----------- 2NO
2
(Tk. 3 termolekuer)
Ester + Air --------- Asam +alcohol (banyak) (Tk.1 bimolekuler)
H
2
+ D
2
-------------- 2HD (Tk. 1 bimolekuler)
H
2
--------------------- 2H } cepat
D
2
---------------------- 2D
H
2
+ D
2
--------------- HD + D } lambat
H
2
+ D ---------------- HD + H
H
2
+ Cl
2
------------ 2HCl (Tk.0 bimolekuler)
Bila tidak disebutkan lain, maka dianggap bahwa tingkat dan molekularitas reaksi selalu sama.
Reaksi tingkat satu unimolekuler dapat dituliskan sebagai berikut :
A -------------------- hasil-hasil
Rate = -dC
A
/dt = k
1
C
A

K
1
= tetapan kecepatan reaksi
C
A
= konsentrasi A pada saat itu
Dimensi k
1
= t
-1

Untuk mendapatkan rumus reaksi tingkat satu, persamaan diatas diambil integrasinya :
A --------------------- hasil-hasil
t=0 a 0 a = konsentrasi awal
t=1 (a-x) x a-x = konsentrasi pada waktu t
-dCa/dT = d (A-X) / dt = k
1
(a-x)
-d(a-x)/dt = dx/dt = k
1
(a-x)
dx/dt = k
1
(a-x)


ln

k
1
. t
Setiap reaksi tingkat satu akan memenuhi persyaratan diatas.
Untuk menentukan, apakah suatu reaksi tingkat satu atau bukan, dapat ditempuh tiga jalan
a. Harga-harga konsentrasi awal (a) dan konsentrasi pada bermacam-macam waktu (a x),
serta waktu t dimasukkan dalam rumus diatas. Bila k tetap untu bermacam-macam harga
( a x) maka reaksi tingkat satu.
b. Secara grafik, dapat diselidiki sebagai berikut:
Ln (a x) = - k
1
t + In a
Log (a x) = (-k1/2,303)t + log a
Bila reaksi tingkat satu, maka grafik log (a x) terhadap t harus berupa garis lurus dan
miringnya grafik (slope = -k1/2,303). Harga k 1 dapat diperoleh dari garis miring grafik
tersebut. K 1 =-2,303 (slope).
c. Dengan menyelidiki waktu yang diperlukan untuk bereaksinya sejumlah tertentu
pereaksi, biasanya waktu setengah umur (half life priode) yaitu waktu yang dipergunakan
untuk bereaksinya separoh pereaksi.
Ln a/ a x = k1 . t
t = t ---------------- x =
ln a/1/2 a = k1.t 1/2
K1 x t 1/2 = ln 2
t =2,303 log 2/k
t = 0,693 / k
Untuk reaksi tingkat 1 t tidak tergantung pada konsentrasi awal. Waktu untuk reaksi
tingkat 1 biasanya dinyatakan dengan detik, jam atau hari, untuk reaksi-reaksi yang sangat lama
dinyatakan dengan mole/l sedang untuk gas-gas dipakai satuan tekanan.
Contoh:
a. Reaksi homogen gas tingkat satu antara lain disosiasi thermal N
2
O, N
2
O
5
, I-aseton,
propion aldehid, macam-macam eter alifatis, sanyawa-senyawa azo, amina dan etil
bromida, isomeri, d-pinene menjadi di-pentene. Disosiasi azo iso propane membentuk
nitrogen dan heksana diselidiki dengan mengukur tekanan gas selama reaksi.
(CH3)
2
CHN = NCH(CH
3
)
2
------------------ N
2
+ C
6
H
14

gas gas gas
t = 0 Pi 0 0
t = t (Pi x)= PA x x

Ptotal = (Pi x) + x + x
Ptotal = Pi + x
Atau : x = (P Pi) P > Pi
Pada setiap saat :
PA = (Pi x)
= Pi (P Pi)
PA = 2 Pi P

Rumus reaksi tingkat satu :
k = 2,303 / t log a/a x
a :: Pi dab (a x) :: (Pi x) atau PA
Jadi k = 2,303 / t log Pi / Pi P
Hasil percobaan pada 270
0
C untuk uraian termal azoisopropana sebagai berikut :
T ( sec ) P ( mm Hg ) K 1 ( sec
-1
)
0 35,15 -
180 46,30 2,12 x 10
-3

360 53,90 2,11
540 58,85 2,07
720 62,20 2,03
1020 65,55 1,96
Rata-rata : 2,06 x 10
-3


b. Reaksi tingkat satu dalam larutn, antara lain uraian N
2
O
5
dan isomerisasi d-pinene dalam
pelarut-pelarut organic tertentu. Uraian asam malonat, asam trikloroasetat dan asam
aseton dikarboksilat dalam air, disosiasi beberapa garam diazonium dan air.

Uraian benzene diazonium klorida dalam air membentuk gas nitrogen, kecepatannya dapat
diikuti dengan mengukut gas N2 yang timbul, pada temperature tertentu (dalam thermostat).
C
6
H
5
N +NCI ----------------------- C
6
H
5
CI + N
2
(gas)
T = 0 0 ml
T = t V ml
T =
~
Vo ml

A :: Vo X :: V
K
1
= 2,303 / t = log a / a x
= 2,303 / t log Vo / Vo x









Gambar 13.2. Grafik reaksi tingkat Satu

Grafik log(a-x) atau (58,3-V) terhadap t menghasilkan tg a = -0,0308
Dari sini diperoleh k
1
: k
1
= -2,303 (slope) = 2,303 (-0,0308) = 0,07709 min-1
REAKSI TINGKAT DUA
Reaksi bimolekuler tingkat dua dapat dinyatakan sebagai berikut :
A + B ----------------------- hasil-hasil
t=0 a b 0

1,97
1,70
1,50 temp. 50
0

Log (a-x) 1,30
1,10
0,90
0,70
0 5 10 15 20 25 t(menit)

t=t a-x b-x x
dx/dt = k2 (a-x)(b-x)
a=konsentrasi awalA
b= konsentrasi awal B
x= a dan b yang bereaksi pada waktu t
k
2
= tetapan kecepatan reaksi (satuan t
-1
con. C
-1
)
Integrasi :
K
2
= 1/ t(a-b) ln b (a-x)/ a(b-x)
= 2,303/ t (a-b) log b(a-x)/ a(b-x)
Bila konsentrasi A dan B sama, atau reaksinya terjadi dari 2 atom A, maka
2A------------------------------- hasil-hasil
t=0 a 0
t=t a-x x
dx/dt = k(a-x)
2

Integrasi :
K
2
= 1/at (a/a-x)
Atau :
1/a-x = k
2
. t + 1/a
Untuk dapat menentukan apakah suatu reaksi tingkat dua atau bukan dapat diselidiki seperti pada
reaksi tingkat satu.
a. Dengan memasukkan harga : a, b, t dan x pada persamaan :
K
2
= 1/ t(a-b) ln b(a-x)/ a(b-x)
Bila harga k
2
tetap, maka reaksi tingakt dua
b. Secara grafik :

t = 2,303 / k
2
(a-b) log (a-x) / (b-x) + 2,303/k
2
(a-b) log (b/a)
Bila reaksi tingkat dua maka grafik t terhadap log (a-x)/(b-x) merupakan garis lurus
dengan tangens / slope :
slope = 2,303 / k
2
(a-b)
k
2
= 2,303 / slope(a-b)

Untuk konsentrasi sama :
K
2
t = 1/a-x - 1/a
t = 1/k
2
(a-x) - 1/k
2
a
Grafik t terhadap 1/a-x harus lurus bila reaksi tingkat dua.
c. Half life period tidak dapat dipakai untuk menyelidiki tingkat reaksi, dimana konsentrasi
A dan B berbeda, karena A dan B akan mempunyai waktu berbeda untuk bereaksinya
setengah jumlah zat tersebut. Ini hanya dapat dipakai, bila konsentrasi A dan B sama atau
kedua atom sama.
K
2
t = 1/a(x/a-x)
T1/2 ------x = a
K
2
t = 1/a ( a)=1/a
a-1/2a
t = 1/k
2
.a
Untuk reaksi tingkat dua, t :: 1/a. Umumnya dapat dikatakan, bahwa untuk reaksi tingkat n,
maka : t :: 1/an-1
Contoh :
REAKSI TINGKAT DUA GAS.
Dalam hal ini termasuk disosiasi termal H1, NO
2
, Ozon, ClO, NOCl, formaldehid dan
asetaldehid, kombinasi H
2
+ I
2
, polimerisasi atilena, higrogenasi etilena, dan sebagainya. Untuk
disosiasi asetaldehid, kecepatannya diselidiki sebagai berikut :
2CH
3
COH -------------------------- 2CH
4
+ 2CO
t=0 pi - -
t=t pi-x x x
Ptotal = (pi-x)+2x
= (pi+x)
K
2
.t=1/a(x/a-x)=x/pi(pi-x)
=Ptot-pi
Dengan pi=363mmHg pada 5180c, diperoleh harga k
2
=6,69 x 10
-6
mm
-1
sec
-1

REAKSI TINGKAT DUA DALAM LARUTAN
Reaksi ini antara lain penyabunan ester-ester dengan basa, konversi nitroparafin menjadinasi-
nitroparafin, reaksi alkil halide dengan amina, hidrolis ester, amida dan asetal, esterefikasi asam-
asam organic, reaksi NH
4
+
dan CNO
-
membentuk urea, reaksi brom asetat dengan tiosulfat atau
sianida.
Reaksi antara etil butirat dengan barium hidroksida dengan konsentrasi awal berbeda, dapat
diselidiki dengan tiap kali mengambil sejumlah campuran reaksi dan menitrer dengan standard
asam, untuk menentukan basa yang tidak bereaksi.
CH
3
CH
2
CH
2
COOC
2
H
5
+ OH
-
----------------- CH
3
CH
2
CH
2
COO
-
+ C
2
H
5
OH
t=0 a b - -
t=t (a-x) (b-x) x x
!
Ekivalen dengan asam standard
K
2
= 1/ t(a-b) ln b(as-x) / a(b-x)
Pada 20
0
C diperoleh k
2
= 0,0030

REAKSI TINGKAT TIGA
Reaksi tingkat tiga termolekular dapat dituliskan sebagai berikut :
A + B + C ---------------------- hasil-hasil
T=0 a b c
T=t a-x b-x c-x
Dx/dt = k
3
(a-x)(b-x)(c-x)
Integrasi persamaan demikian agak sukar. Bentuk sederhana ialah bila 2 konsentrasi pereaksinya
sama.
A + B + C-----------------------hasil-hasil
T=0 a b = a c
T=t (a-x)(a-x)(c-x)
Dx/dt = k
3
(a-x)2(c-x)
Integrasi :
K
3
= 1/ t (c-a)2{x(c-a)/a(a-x) + ln C(a-x)/a(c-x)}
Bila reaksinya :
2A + B--------------------------hasil-hasil
t=0 a b
t=t (a-2x) (b-x)
dx/dt = k
3
(a-2x)2(b-x)
Integrasi :
K
3
= 1/ t(zb-a)2{2x(2b-a)/a(a-2x) + ln b(a-2x)/a(b-x)}
Yang paling sederhana ialah reaksi berikut.
3a--------------------------------------hasil
t=0 a
t=t (a-x)
dx/dt = k(a-x)3
Rumus ini berlaku juga utnuk reaksi :
A+B+C-------------------------------hasil
Dengan konsentrasi awal sama: a=b=c
Integrasi :
K
3
= t{1/(a-x)2 1/a2}
= a2t [x(2a-x)/(a-x)2]
Untuk reaksi diatas, t besarnya :
T = 3/2 k
3
a
Sampai kini hanya diketahui 5 reaksi gas tingkat tiga yaitu reaksi antara nitrogen oksida dengan
Cl
2
, Br
2
, H
2
, atau D
2
.
Reaksi antara NO dan H
2
diikuti dengan bermacam-macam tekanan awal NO dan H
2
, serta
menentukan waktu yang diperlukan jumlah NO.
2NO + H
2
------------------------ N
2
O + H
2
O
t=0 a b O O
t=t (a-2x) (b-x) x x
t=t (NO)
k
3
= 1/t(2b-a)
2
{2x(2b-a)/a(a-2x) = ln b(a-2x)/a(b-x)}

Reaksi dalam larutan yang tingkat tiga ialah : Oksidasi FeSO
4
dalam air, reaksi I
2
dengan ion
Fe
3+
, reaksi benzol klorida dan alcohol dalam larutan eter. Uraian asam hipobromit pada pH tetap
antara 6,4 7,8 juga termasuk tingkat tiga.
1.4 Reaksi Pseudo Molekuler

Você também pode gostar