Você está na página 1de 20

1.

Sistem Hormon Seksual pada Wanita


Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari 3 hierarki hormon sbb :
a. Hormon yang dikeluarkan hipotalamus, hormon pelepasan gonadotropin (GnHR)
b. Hormon seks hipofisis anterior, hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon lutein
(LH) keduanya disekresi sebagai respons terhadap pelepasan GnHR dari hipotalamus.
c. Hormon- hormon ovarium, estrogen dan progesteron yang disekresi oleh ovarium sebagai
respons terhadap kedua hormon seks
wanita dari kelenjar hipofisis
anterior.
Perubahan ovarium yang terjadi
selama siklus seksual bergantung
seluruhnya pada hormon-hormon
gonadotropin , FSH dan LH, yang
disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior. Tidak adanya hormon-
hormon tersebut membuat ovarium
tetap tidak aktif , yang merupakan
keadaan pada masa kanak-kanak,
ketika hampir tidak ada hormon-
hormon gonadotropik hipofisis yang
disekresi. Pada usia 9-12 tahun,
hipofisis secara progresif mulai
menyekresi lebih banyak LH dan FSH, yang menyebabkan dimulainya siklus seksual bulanan
normal yang terjadi antara usia 11 dan 15 tahun. Periode perubahan ini disebut pubertas, dan saat
terjadinya siklus menstruasi pertama disebut menarke. FSH dan LH, keduanya merupakan
glikoprotein kecil yang berat molekul kira-kira 30000.

Siklus Bulanan Endometrium dan Menstruasi
Produksi berulang dari estrogen dan progesteron oleh ovarium mempunyai kaitan
dengan siklus endometrium pada lapisan uterus yang bekerja melalui tahapan berikut ini: (1)
proliferasi endomentrium uterus; (2) perubahan sekretoris pada endometrium, dan (3)
deskuamasi endometrium, yang dikenal sebagai menstruasi.
Fase Profilerasi (Fase Estrogen) Siklus Endometrium, Yang Terjadi Sebelum
Ovulasi.
Pada permulaan setiap siklus seksual bulanan, sebagian besar endometrium telah
berdeskuamasi akibat menstruasi. Sesudah menstruasi, hanya selapis tipis stroma
endometrium yang tertinggal, dan sel-sel epitel yang tertinggal adalah yang terletak di bagian
lebih dalam dari kelenjar yang tersisa serta pada kripta endometrium. Di bawah pengaruh
estrogen, yang disekresi dalam jumlah lebih banyak oleh ovarium selama bagian pertama
siklus ovarium, sel-sel stroma dan sel epitel berproliferasi dengan cepat. Permukaan
endometrium akan mengalami epitelasi kembali dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah
terjadinya menstruasi.
Kemudian, selama satu setengah minggu berikutnya yaitu, sebelum terjadi ovulasi
ketebalan endometrium sangat meningkat karena jumlah sel stroma bertambah banyak dan
karena pertumbuhan kelenjar endometrium serta pembuluh darah baru yang progresif ke
dalam endometrium. Pada saat ovulasi, endometrium mempunyai ketebalan 3 sampai 5
milimeter.
Kelenjar endometrium, khususnya dari daerah serviks, akan menyekresi mukus yang
encer mirip benang. Benang mukus akan tersusun di sepanjang kanalis servikalis,
membentuk saluran yang membantu mengarahkan sperma ke arah yang tepat dari vagina
menuju uterus.
Fase Sekretorik (Fasi Progestasional) Siklus Endometrium, Yang Terjadi Setelah
Ovulasi. Selama sebagian besar separuh akhir siklus bulanan, setelah ovulasi terjadi,
progesteron dan estrogen bersama-sama disekresi dalam jumlah yang besar oleh korpus
luteum. Estrogen menyebabkan sedikit proliferasi sel tambahan pada endometrium selama
fase siklus ini, sedangkan progesteron menyebabkan pembengkakan yang nyata dan
perkembangan sekretorik dari endometrium. Kelenjar makin berkelok-kelok; kelebihan
substansi sekresinya bertumpuk di dalam sel epitel kelenjar. Selain itu, sitoplasma dari sel
stroma bertambah banyak, simpanan lipid dan glikogen sangat meningkat dalam sel stroma,
dan suplai darah ke dalam endometrium lebih lanjut akan meningkat sebanding dengan
perkembangan aktivitas sekresi, dengan pembuluh darah yang menjadi sangat berkelok-
kelok. Pada puncak fase sekretorik, sekitar 1 minggu setelah ovulasi, ketebalan endometrium
sudah menjadi 5 sampai 6 milimeter.
Maksud keseluruhan dari semua perubahan endometrium ini adalah untuk
menghasilkan endometrium yang sangat sekretorik, yang mengandung sejumlah besar
cadangan nutrien yang membentuk kondisi yang cocok untuk implantasi ovum yang sudah
dibuahi selama separuh akhir siklus bulanan. Dari saat sebuah ovum yang sudah dibuahi
memasuki kavum uteri dari tuba fallopii (yang terjadi 3 sampai 4 hari setelah ovulasi) sampai
waktu ovum berimplantasi (7 sampai 9 hari setelah ovulasi), sekret uterus, yang disebut
susu uterus, menyediakan makanan bagi pembelahan awal ovum. Kemudian, sekali ovum
berimplantasi di dalam endometrium, sel-sel trofoblas pada permukaan blastokis yang
berimplantasi mulai mencerna endometrium dan mengabsorbsi substansi yang disimpan
endometrium, jadi menyediakan jumlah persediaan nutrisi yang semakin besar untuk embrio
yang berimplantasi.

Menstruasi
Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum
di ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (estrogen dan progesteron)
menurun dengan tajam sampai kadasr sekresi yang rendah, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 81-3. Terjadilah menstruasi.
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya estrogen dan progesteron, terutama
progesteron, pada akhir siklus ovarum bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangant
terhadap sel-sel endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi
endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama
24 jam sebelum terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah
ke lapisan mukosa endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek
involusi, seperti pelepasan bahan vasokonstriktor mungkin salah satu tipe vasokonstriktor
prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak pada saat ini.
Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan
hormonal menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium, khususnya dari
pembuluh darah. Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke lapisan vaskular endometrium,
dan daerah perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam.
Perlahan-lahan, lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas dari uterus pada
daerah perdarahan tersebut, sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua
lapisan superfisial endometrium sudah berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan
darah di dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau zat-zat lain di
dalam lapisan yang terdeskuamasi, seluruhya bersama-sama akan merangsang kontraksi
uterus yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.
Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml cairan
serosa dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan, karena
fibrinolisin dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan
yang berlebihan dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk
mencegah pembekuaan. Adanya bekuan darah selama menstruasi sering merupakan bukti
klinis adanya kelainan patologi dari uterus. Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya
menstruasi, pengeluaran darah akan berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah
mengalami epitelisasi kembali.
1

A. Pubertas Prekoks
2,3,4

1. Definisi
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal
pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun
pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan
pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa
kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan
organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih
awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa
pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.
2. Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian pubertas prekoks meliputi :
Jenis kelamin perempuan.
Umumnya pada ras Afrika-Amerika.
Seseorang yang mengalami Obesitas (Kegemukan).
Terpapar hormone seksual (kosmetik ataupun makanan).
Sedang mengidap suatu penyakit genetik ataupun gangguan metabolik. Pubertas prekoks
banyak ditemui pada pasien dengan sindrom McCune-Albright atau Hiperplasia Adrenal
Kongenital, yaitu suatu kondisi perkembangan abnormal dari produksi hormon androgen
pada laki-laki. Pada kasus yang jarang, Pubertas Prekoks memiliki hubungan dengan
kejadian hipotiroidism.
3. Patofisiologi (Alur Kejadian Kasus)
Secara sederhana, gambaran perjalanan kasus Pubertas Prekoks diawali produksi
berlebihan GnRH yang menyebabkan kelenjar pituitary meningkatkan produksi
luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Peningkatan jumlah LH
menstimulasi produksi hormon seks steroid oleh sel Leydig pada testis atau sel granul pada
ovarium. Peningkatan kadar androgen atau esterogen menyebabkan fisik berubah dan
mengalami perkembangan dini meliputi pembesaran penis dan tumbuhnya rambut pubis pada
anak laki-laki dan pembesaran payudara pada
anak perempuan, serta mendorong pertumbuhan
badan. Peningkatan kadar FSH mengakibatkan
pengaktifan kelenjar gonad dan akhirnya
membantu pematangan folikel pada ovarium
dan spermatogenesis pada testis.
4. Klasifikasi (Penggolongan)
Perkembangan dini rambut pubis (bulu
kemaluan), payudara atau alat-alat kelamin bisa
terjadi dari proses pematangan yang alamiah
atau dari beberapa kondisi patologis. Pubertas
Prekoks bisa dibagi menjadi dua tipe utama,
yaitu:
a. Secara alamiah pubertas dini dapat terjadi dalam berbagai aspek fisik, kondisi ini disebut
idiopathic central precocious puberty atau GnRH-dependent (Pubertas Prekoks Sentral).
Hal ini bisa terjadi parsial ataupun transien. Pubertas sentral bisa muncul secara dini bila
terjadi gangguan pada sistem penghambatan hormon yang diproduksi otak, atau adanya
hamartoma hipotalamus yang memproduksi sedikit gonadotropin-releasing hormone
(GnRH).
b. Perkembangan organ seksual sekunder dipengaruhi oleh hormon steroid yang berasal dari
keadaan abnormal lainnya (tumor gonad atau adrenal, hiperplasi adrenal kongenital dan
lainnya). Keadaan ini tidak dipengaruhi gonadotropin-releasing hormone (GnRH-
independent) disebut peripheral precocious puberty atau precocious pseudopuberty
(Pubertas Prekoks Perifer).

5. Gejala Klinis
Pada anak perempuan, maka tanda-tanda klinis yang memberikan petunjuk pasti apabila dialami
pada usia kurang dari 9 tahun, antara lain:
Payudara membesar.
Tumbuhnya rambut pubis dan rambut tipis pada lengan bawah.
Bertambah tinggi dengan cepat.
Mulainya menstruasi.
Tumbuh jerawat.
Munculnya bau badan.
Sedangkan pada anak laki-laki, tanda-tanda terjadinya Pubertas Prekoks akan muncul saat umur
kurang dari 10 tahun meliputi:
Pembesaran testis dan penis.
Tumbuhnya rambut pubis, lengan bawah dan wajah.
Peningkatan tinggi dengan cepat.
Suara memberat
Tumbuh jerawat
Munculnya bau badan
Banyak anak yang menunjukkan gejala pubertas lebih awal yang dikenal sebagai Pubertas
Prekoks parsial. Beberapa anak perempuan umumnya mulai muncul keluhan diantara umur 6
bulan dan 3 tahun dengan ditandai terjadinya pembesaran payudara yang kemudian akan berhenti
atau akan tetap bertahan tanpa perubahan fisik.
6. Diagnosis
Saat kita menemukan seorang pasien dengan kecurigaan mengalami Pubertas Prekoks, maka kita
harus melengkapi anamnesa dan riwayat pasien beserta keluarganya, melakukan pemeriksaan
fisik yang berkaitan dan memastikan diagnosis dengan melakukan tes laboratorium terutama
fraksi hormonal maupun radiologis yang dispesifikasi pada foto tulang.
Untuk pemeriksaan penunjang laboratorium, maka dilakukan tes kadar hormon LH dan FSH
basal, uji GnRH terstimulasi, esterogen dan progesterone serum, -HCG, 17-OH progesteron,
estradiol dan beberapa pemeriksaan hormonal lainnya atas indikasi. Diperlukan pula
pemeriksaan radiologis diagnostik, maka yang difokuskan adalah pencitraan umur tulang dan
survey tulang (McCune-Albright), sedangkan untuk etiologi dilakukan CT-Scan/MRI kepala dan
USG pelvis/adrenal.
2,3,4
Status pubertas
Pubertas ditandai dengan tampaknya karakteristik seks sekunder dan diakhiri degan
datangnya menarche dan siklus ovulasi.Berdasarkan gambaran karakteristik seks sekunder dapat
ditentukan tingkat maturitas kelamin (TMK) dengan menggunakan skala Tanner.Pada wanita,
tanda pertama adalah tumbuhnya kuncup payudara yang diikuti oleh tumbuhnya rambut pubis 6-
12 bulan kemudian. Selain itu, pubertas juga ditandai oleh maturasi genitalia eksterna,
tumbuhnya rambut aksila dan menarche.
5





Tahap-tahap Masa Remaja
6

1. Masa Remaja Awal
6

Yang dimaksud dengan masa remaja awal adalah periode dimana masa anak telah lewat dan
pubertas dimulai. Secara kasar masa ini dapat dikatakan merupakan masa transisi dari stadium
SMS 1 ke SMS 2 sampai sebelum SMS 3. Pada anak perempuan biasanya terjadi antara umur
10-13 tahun sedangkan pada anak laki-laki 10,5 - 15 tahun.

Endokrinologi
Semua struktur dan hubungan fungsional yang dibutuhkan untuk permulaan dan evolusi dari
masa pubertas telah ada sejak lahir. Apa sebenarnya yang menjadi pencetus dari proses pubertas
sekitar 10 tahun kemudian tetap merupakan misteri, walaupun telah banyak terjadi kemajuan
dalam pengetahuan kita pada tahun-tahun terakhir ini.
Sejak dari sebelum lahir telah ada suatu lengkung umpan balik melalui mana steroid seks
(testosteron dan estradiol) menghambat sekresi gonadofropin releasinghormone Gn-RH dari
hipotalamus. Dengan tidak adanya Gn-RH, sekresi gonadotropin dari kelenjar pituitaria
(lutenizinghormone=LHdan follicle stimulating hormone=FSH)tidsk terjadi atau dapat
diabaikan. Kepekaan dari lengkung umpan balik ini meningkat sejak dini pada masa anak.

Hormon-hormon gonadotropin
Tanda pertama yang menunjukkan terjadinya pubertas adalah meningkatnya sekresi Z//oleh
kelenjar pituitaria sebagai respons terhadap pelepasan Gn-RH secara pulsatil. Pulsasi ini terjadi
mengikuti siklus tidur dimana pada masa remaja awal kadar yang lebih tinggi terdapat pada
waktu tidur dibandingkan pada siang hari, suatu fenomena yang tidak ditemukan pada masa-
masa lain kehidupan.
Frekuensi dan amplitude pulsasi LH meningkat dengan berlanjutnya pubertas sampai akhir
pubertas dimana tercapai pola dewasa yaitu terdapat 12 pulsasi yang tersebar merata selama 24
jam. Pada masa remaja awal, pada anak laki-laki kadar LH meningkat secara dramatis dan kadar
FSH meningkat secara bertahap. Sebaliknya pada anak perempuan, kadar LH meningkat pada
akhir-akhir masa pubertas sedangkan FSH menunjukkan peningkatan yang dini. Perbedaan yang
lain antara anak perempuan dengan laki-laki mengenai sekresi gonadotropin ini adalah pada
masa stadium folikuler dari siklus menstruasi, anak perempuan menunjukkan umpan balik yang
positif dari peningkatan sekresi estrogen yang beredar, akibatnya terjadi peningkatan sekresi LH
preovulasi.

Testosteron
LH dan FSH menstimulasi testes untuk memproduksi testosteron. Akibatnya pada masa
peralihan dari SMS 1 ke SMS 2 pada anak laki-laki, dalam waktu kurang dari 1 tahun, terjadi
peningkatan kadar testosteron serum dari sekitar 10 ng/dL menjadi sekitar 200ng/dL.
Peningkatan yang lebih sedikit dan bertahap dari kadar testosteron plasma terjadi pada anak
perempuan antara SMS 1 dan SMS 2, dimana kadar berkisar antara 11 sampai 38 ng/dL.

Estrogen
Pada anak perempuan, sebagai respon terhadap stimulasi FSH, ovarium memproduksi estradiol
dalam jumlah yang makin lama makin banyak selama pubertas. Perkembangan payudara
bergantung dari kadar estradiol serum ini dimana makin tinggi kadamya, payudara makin
berkembang.
Variasi yang siklik dari produksi estradiol dimulai seputar waktu menarche. Sebagian estradiol
diubah di perifer menjadi estrone, yang juga dapat dibuat dari konversi androstenedione ovarium
dan kelanjar adrenal. Kadar estrone tertinggi selama SMS 2 dan mencapai plato selama SMS 3
dan 4.
Anak laki-laki mempunyai kadar estrone dan estradiol (akibat konversi testosteron dan
androstenedione testes dan kelenjar adrenal) yang lebih rendah daripada anak perempuan.

Globulin Pengikat Hormon Seks ( Sex Hormone Binding Globulin)
Faktor lain yang ikut ambil andil dalam fisiologi pubertas adalah kadar globulin pengikat
hormon seks (GPHS). Hanya hormon seks yang bebaslah yang aktif secara fisiologis. Pubertas
berhubungan dengan berkurangnya kadar GPHS pada anak laki-laki mencapai kadar kira-kira
setengah kadar pada anak perempuan. Akibatnya kadar testosteron bebas dalam plasma pada
laki-laki dewasa menjadi dua kali lipat testosteron total pada anak perempuan.
Prolaktin
Perbedaan seks yang lain terdapat pada sekresi prolaktin pituitaria selama pubertas. Kadar
prolaktin meningkat pada anak perempuan dan tidak pada anak aki-laki, barangkali karena
kenyataan bahwa estrogen meningkatkan sekresi prolaktin. Konsentrasi prolaktin plasma yang
mencapai 20 ng/dL bisa didapatkan pada perempuan dewasa, dibandingkan dengan kadar
prepubertal yang sama pada kedua jenis seks, sedangkan pada laki-laki dewasa mencapai 5-7
ng/dL. Kadar melebihi ini harus segera dicurigai adanya prolactin-secreting pituitaryadenoma.
Diduga, sekresi prolaktin oleh kelenjar pituitaria dikontrol oleh suatu faktor inhibisi (Pituitary
Inhibiting Factor=PIF) yang diproduksi oleh hipotalamus. peningkatan semasa pubertas pada
anak perempuan mungkin akibat penurunan kadar PIF, atau pemblokan dari reseptor dopamin
pada sel-sel yang mensekresikan prolaktin, atau oleh hambatan atau penekanan produksi
dopamin.

Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon pertumbuhan adalah suatu polipeptida yang terdiri dari 191 asam mino, dihasilkan oleh
kelenjar pituitaria sebagai respons terhadap sekresi growth
hormone-releasing hormone (GH-RHt. Hormon ini disekresi selama masa anak-iaak. Pada awal
masa pubertas, produksi meningkat dan pola sekresinya berubah sedemikian rupa sehingga
dipacu oleh tidur dan diproduksi secara pulsatil.
Hormon pertumbuhan mempengaruhi pertumbuhan somatik dengan menstimulasi produksi
somatomedin-C (insulin-like growth factor-l=IGF-l)oleh hati. Efek ini dipengaruhi status gizi
anak (misalnya pada anoreksia nervosa atau inflammatory bowel disease pubertas terlambat dan
produksi somatomedin-C rendah) dan hormon-hormon lain seperti tiroksin dan testosteron.
Dengan berianjutnya masa pubertas, kadar somatomedin-C meningkat.

Adrenarche atau Pubarche
Tidak lama sebelum datang masa pubertas, terdapat peningkatan produksi androgen adrenal pada
kedua jenis seks. Kadar dehydroepiandrosterone (DHEA) dan dehydroepiandrosterone sulfate
(DHEAS) daiam darah berlipat ganda pada inak laki-laki antara umur 8-10 tahun dan pada anak
perempuan pada umur 7-9 tahun. Perubahan morfologis yang berhubungan dengan peningkatan
kadar hormon ini adalah meningkatnya lemak prepubertas dan tumbuhnya rambut pubis yang
disebut sebagai adrenarche atau pubarche. Kadar androstenedion plasma didapat sebagian besar
dari korteks adrenal dan lebih sedikit dari gonad pada masa remaja awal. Hormon ini dikonversi
di perifer menjadi testosteron dan berperan dalam perkembangan rambut pubis dan aksila.

Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
Tinggi
Pada anak perempuan, percepatan tumbuh tinggi biasanya mulai segera setelah thelarche
(mulainya pertumbuhan payudara) dan mencapai puncaknya kira-kira satu tahun kemudian, pada
umumnya dicapai pada usia 10 - 14 tahun (rata-rata 12 tahun). Pada masa percepatan tumbuh
tinggi ini anak perempuan bertambah tinggi rata-rata 25 cm.
Pada awal-awal masa pubertasnya, kecepatan tumbuh anak laki-laki sama seperti pada masa
prepubertasnya. Pada usia kronologis yang sama anak perempuan telah memasuki masa
percepatan pertumbuhannya sehingga ketika berada di kelas 5 dan 6, anak laki-laki seringkali
lebih pendek daripada anak perempuan. Puncak kecepatan tumbuh tinggi badan atau kecepatan
pertambahan tinggi maksimal (Peak Height Velocity=PHV) pada anak laki-laki adalah 11-15
tahun (rata-rata 13 tahun). Pada masa percepatan tumbuh tinggi ini anak laki-laki bertambah
tinggi rata-rata 28 cm.

Berat
Pada waktu memasuki masa remaja awal, anak laki-laki telah mencapai 55 persen dari berat
dewasa sedangkan anak perempuan 59 persen. Kenaikan berat badan masih sama dengan pada
akhir masa anak yaitu 2.0 kg/tahun.
Terdapat perbedaan dari jaringan yang menyebabkan berat badan pada anak perempuan dan laki-
laki. Pada anak perempuan, setiap tahap perkembangar. masa pubertas berhubungan dengan
peningkatan dari lemak tubuh, sedangkan pada anak laki-laki, kenaikan berat badan masa
pubertas terutama disebabkar. oleh peningkatan massa otot. Anak laki-laki sebenamya
kehilangan massa lemak selama pubertas, sehingga badannya bertambah padat, sedangkan anak
perempuan mempunyai timbunan lemak yang lebih besar dan banyak selama masa pubertas.
Selain pertambahan jaringan lemak berbeda pada laki-laki dar. perempuan, distribusinyapun
berbeda. Pada anak laki-laki timbunan lemak biasanya terdapat pada tubuh sedangkan anak
perempuan selain pada tubuh juga pada ekstremitas.
Puncak kurve percepatan berat badan tercapai kira-kira 0,5 tahun setelah kurve percepatan tinggi
badan untuk anak perempuan Sedangkan pada anak laki-laki kira-kira 0,2 tahun.
Gigi-geligi
Gigi caninus dan molar 1 dari gigi susu akan lepas pada masa ini. Caninus tetap, premolar I dan
II, dan molar II mulai tumbuh.

Neurologi
Pada usia 10 tahun otak telah mencapi 95 % dari berat dewasa. Tidak ada perubahan-perubahan
yang berarti lagi dari morfologi otak selama masa adolesensi.
Gambaran EEG menunjukkan tanda-tanda berlanjutnya perkembangan neurologis dengan
bertambahnya aktifitas gelombang alfa-2 sejalan dengan berkurangnya aktifitas gelombang teta.
Fenomena ini paling jelas terluhat pada anak perempuan. Irama tidur mengalami perubahan
dimana rasa, mengantuk lebih kuat pada siang hari dan lamanya tidur berkurang pada masa
menjelang masa adolesensi menengah.

Kognitif
Seorang pelopor dalam bidang kognitif, Jean Piaget mengajukan teori mengenai perkembangan
logik dan kognitif.' Sayangnya Piaget mengklasifikasikan subyek-subyeknya berdasarkan umur
kronologis, bukan berdasarkan stadium dari Tanner. Oleh karena itu menurut klasifikasi Piaget,
pada masa ini sebagian anak masih mungkin berada pada masa operasional konkrit (concrete
operational stage) tetapi sebagian telah memasuki stadium operasional formal (formal
operational stage]. Istilah operasional yang dipakai Piaget disini berarti manipulasi mental dari
obyek (operasional konkrit) atau manipulasi mental dari ide-ide tanpa adanya obyek (operasional
formal). Pada kedua hal ini aktivitas mental tersebut bisa disertai atau tidak dengan suatu aksi
motorik atau mengarah kepada aksi motorik yang berhubungan dengan obyek atau ide-ide
tersebut.
Pada stadium operasional konkrit ini terdapat 3 tahapan yaitu:
1. Realisme dan simbolisme: antara usia 2-4 tahun anak melihat dunia ini seperti tidak
berubah dan menghubungkannya secara langsung dengan pikirannya sendiri. Anak elajar
tentang model, gambar dan kadang-kadang tentang kata-kata sebagai simbol dari
kehidupan yang sebenamya-yang bisa dimanipulasi.
2. Berpikir intuitif: dari usia 4-7 tahun bahasa berkembang dengan cepat dan hubungan
sosial dengan anak-anak lain mulai berkembang (terutama di sekolah). Daya berpikir
dengan sendirinya menjadi lebih kompleks dan lebih canggih.
3. Operasional konkrit: antara usia 7-12 tahun, anak mulai mengerti tentang urut-urutan,
perbandingan dan proses dan mengintrasikan pikiran-pikiran ke dalam rencana
keseluruhan agar dapat mengatasi situasi yang bertambah kompleks.
Pada stadium operasional formal yaitu mulai usia 12 tahun dan seterusnya secara progresif
berkembang pengertian tentang konsep dan ide-ide yang abstrak Proses belajar mencakup
pendekatan sistematis terhadap pemecahan masalah. pemberian alasan secara deduktif, serta
pembentukan dan pengujian hipotesis.
Erat kaitannya dengan perkembangan kognitif adalah perkembangan moral. Sebagian besar
remaja dalam masa ini mempunyai persepsi bahwa benar dan salah adalah mutlak dan tidak bisa
dipertanyakan. Wewenang seseorang tidak bisa dipertanyaakan dan kepatuhan dinilai-sekedar
untuk menghindari hukuman. Pada tahap lebih lanjut kebenaran didefinisikan untuk pemenuhan
kebutuhan dan minat seseorang itu sendiri.

Psikososial
Seorang anak pada masa adolesensi awal ini harus berfungsi dalam 3 arena: keluarga, kelompok
sebaya (peergroup} dan sekolah.' Dalam setiapa arena terdapat suatu interaksi yang kompleks
dari faktor-faktor penentu untuk dapat berfungs; dengan baik.
Di dalam keluarga, perkembangan yang utama pada masa adolesensi awa. ini adalah memulai
ketidaktergantungan terhadap keluarga sehingga pada masa ini hubungan antar keluarga yang
tadinya sangat erat tampak jelas terpecah. Seorang remaja dapat mempengaruhi keseimbangan
dalam kehidupan keluarga. misalnya dengan menuntut privacy sehingga secara tidak langsung
menyebabkan jarak antara dia dengan orangtuanya.
Dengan kelompok sebayanya biasanya seorang remaja pada masa ini akar. berkumpul dengan
teman sejenis. Penerimaan oleh kelompok sebaya merupakar. hal yang sangat penting, bisa
mengikuti dan tidak tampak beda dengan yanc lainnya merupakan motif yang mendominasi
sebagian besar perilaku sosial remaja Persahabatan yang timbul pada masa ini lebih terpusat
pada kegiatan bersama daripada hubungan perorangan.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi fungsi remaja di lingkungan sekolahnya. Beberapa peneliti
menemukan bahwa perkembangan fisik pada masa pubertas yang sinkron dengan teman sebaya
merupakan faktor yang penting dalarr. menyesuaikan diri di lingkungan sekolah.
2. Masa Remaja Menengah
Masa Remaja Menengah mencakup stadium SMS 3 dan 4 dari Tanner. Umur kronologis
tercapainya stadium ini sangat bervariasi, bisa berkisar antara umur 11 -14 tahun pada anak
perempuan dan 12 -15,5 tahun pada anak laki-laki. Masa ini adalah masa perubahan dan
pertumbuhan yang paling dramatis.

Endokrinologi
Pelepasan secara pulsatil dari gonadotropin LH dan FS//yang dimulai pada Masa Remaja Awal
berlanjut terus selama Masa Remaja Menengah ini. Perbedaan seks dalam kadar plasma tetap
berlangsung. Pada anak perempuan, kadar FSHtelah mendatar pada waktu ini sedangkan kadar
LHmulai meningkat. Pada anak laki-laki kadar FSH terus meningkat sedangkan kadar LH telah
mencapai puncaknya yang tertingi pada Masa Remaja Awal (SMS 2). Kadar testosteron plasma
terus meningkat selama masa ini.
Peningkatan sebesar empat kali lipat dari kadar estradiol terjadi pada anak perempuan pada saat
memasuki Masa Remaja Menengah (SMS 3, payudara) dengan peningkatan terus sampai
tercapai kadar 30 ng/dL pada SMS 4rKadar estradiol mengalami variasi siklik dengan terjadinya
menarche, yang berkisar antara 15 ng/dL pada fase folikuler dan 45 ng/dL pada fase luteal.'Kadar
estrone mendatar selama Masa Remaja Menengah setelah terjadi peningkatan pada masa
sebelumnya. Pada anak laki-laki kadar estrone dan estradiol meningkat juga tetapi sangat rendah
dibandingkan dengan anak perempuan. Perbedaan seks dalam kadar prolaktin tetap terjadi
sampai awal Masa Remaja Menengah. Kadar somatomedin-C mencapai puncaknya pada masa
ini (SMS 4) baik pada anak laki-laki maupun pada anak perempuan.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik
Tinggi badan dan sistem skeletal
Puncak percepatan tinggi (PHV) pada anak laki-laki dan perempuan terjadi pada usia rata-rata 12
tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki (Gambar 1 dan 2). Menurut
penelitian Harpendin Growth Study dari Tanner dan Marshall (1974), kecepatan tumbuh apada
anak perempuan pada puncak ini adalah rata-rata 9,0 cm/tahun sedangkan pada anak laki-laki
10,3 cm/tahun. Akibatnya anak laki-laki tumbuh 1 -12 cm dan anak perempuan 6-11 cm pada
tahun dimana PHV terjadi sehingga selama keseluruhan masa percepatan pertumbuhan ini tinggi
anak laki-laki bertambah 28 cm sedangkan anak perempuan 25 cm.
Pola pertumbuhan linear mengikuti aturan tertentu, dimulai dari kak yang diikuti 6 bulan
kemudian oleh tungkai dan paha. Lebih dari setengah dari pertumbuhan ekstremitas inferior ini
terjadi pada bagian distal epifisis femur. Ekstremitas superior mulai percepatan pertumbuhannya
lebih lamba: daripada ekstremitas inferior, dimana radius dan humerus mencapai pertumbuhan
maksimalnya pada waktu yang sama.
Pertumbuhan badan juga meningkat setelah pertumbuhan ekstremitas inferior dimana
pertambahan tinggi duduk lebih besar daripada panjang tungkai. Panjang tungkai, sehubungan
dengan panjang badar. secara keseluruhan, lebih besar pada anak laki-laki daripada anak
perempuan karena pada anak laki-laki umur saat terjadinya percepatar. pertumbuhan lebih lama
dan masa pertumbuhan prepubertas lebih lama
Sebagian besar tulang muka juga mengalami percepatan tumbuh selama masa remaja menengah
ini, tidak lama setelah PHVatau pada anak perempuan khusus mandibula, bersamaan dengan
PHV. Sebagai akibat bertambah panjangnya mandibula, dan bertambah tingginya ramus
mandibula, rahang lebih menonjol dan lebih tebal daripada waktu masa anak-anak, terutama
pada anak laki-laki.
Berat badan dan pertumbuhan jaringan lunak
Puncak kurve percepatan berat badan terjadi pada masa ini, kira-kira 6 bulan setelah PHV. Pada
anak laki-laki, pertambahan berat badan terutama terjadi karena terjadi pertambahan empat kali
lipat dari sel-sel otot. Jumlah lemak pada anak laki-laki secara relatif dalam tubuh berkuranc dari
8 menjadi 7 persen pada waktu percepatan pertumbuhan terjadi Pada anak perempuan percepatan
berat badan masa pubertas terutama karena bertambah besarnya ukuran dan jumlah dari sel-sel
adiposit Kandungan lemak tubuh anak perempuan bertambah dari kira-kira 8% sebelum pubertas
menjadi lebih dari 20% pada saat terjadi puncak percepatan kurve berat badan.
Visera di bagian dada dan abdomen juga mengalami percepatar tumbuh selama masa ini;
jaringan limfoid mengalami involusi pada masa ini sehingga tonsil dan kelenjar-kelenjar limfe
menjadi lebih kecil, jantung. paru-paru, pankreas, limpa, hati, dan ginjal juga ikut mengalami
percepatan pertumbuhan.
Pada anak laki-laki, disamping terjadi perubahan struktur dar percepatan pertumbuhan pubertas
seperti di paru-paru, jatung dan otot (bertambahnya jumlah dan besarnya sel dan kekuatan otot),
juga terjadi perubahan fisiologis seperti melambatnya denyut nadi, meningkatnya tekanan sistole
dan meningkatnya konsentrasi hemoglobin. Perubahan-perubahan ini bergabung menjadikan
anak laki-Iaki dalam masa ini lebih kuat.
Gigi-geligi
-Gigi molar II tetap, biasanya mulai tumbuh pada akhir Masa Remaja Awal atau pada awal Masa
Remaja Menengah (rata-rata umur 11-13 tahun). Sepert halnya dengan pertumbuhan gigi pada
umumnya anak perempuan mengalaminys lebih cepat daripada anak laki-laki. Terdapat
hubungan yang erat antara peristiwa ini dan menarche.

Neurologi
Tidak terjadi lagi pematangan dari sistem syaraf selama Masa Remaja Menengah. Seperti telah
disebutkan di atas, irama tidur mengalami perubahar. dimana rasa mengantuk lebih kuat pada
siang hari dan lamanya tidur berkurang Hal ini seringkali menimbulkan kesan bagi orang tua
seolah-olah remaja tersebut malas.

Kognitif
Perkembangan kognitif pada masa ini merupakan lanjutan dari Masa Remaja Awal dimana
diharapkan telah tercapai Stadium operasional formal (Piaget). Perkembangan moral
berkembang mencapai tahap dimana terjadi hubungan interpersonal yang mutualistik dan
kebenaran ditinjau dari sudut berbagi perasaan dan kesepakatan melebihi kepentingan pribadi.

Psikososial
Keluarga, kelompok sebaya dan sekolah maupun masyarakat masih merupakan konteks utama
dalam pergaulannya, sama seperti pada Masa Remaja Awal dimana si remaja seolah-olah
"memberontak":
Masalah self-image (Jati diri) cenderung muncul pada remaja yang menganggap perkembangan
pubertasnya bermasalah, misalnya pada anak laki-laki yang lebih lambat mengalami maturitas
seksnya dibandingkan teman sebayanya atau anak permpuan yang menganggap penambahan
lemak tubuh pada masa pubertas sebagai suatu hal yang memalukan. Setiap perbedaan dengan
rata-rata teman sebayanya akan menimbulkan kecemasan. Kecemasan sering juga timbul karena
merasa tidak aman dalam berteman dan ketakutan akan ditolak dalam pergaulan. Walaupun
dalam masa ini biasanya remaja berkelompok dengan teman-teman sejenis, tetapi pada masa ini
mulai terjadi eksistensi kearah pegaulan dengan lawan jenisnya dan dimulai pergaulan secara
berpasangan. Pada masa ini remaja mulai memikirkan secara serius apa yang akan dikerjakannya
sebagai seorang dewasa kelak. Proses ini melibatkan penilaian diri sendiri dan penilaian tentang
peluang-peluang yang ada. Ada atau tidaknya model peran yang realistik sebagai pengganti
peran yang ideal pada masa-masa yang lampau sangat penting.
Masa Remaja Menengah adalah masa dimana perhatian dipusatkan pada pencapaian pendidikan
dan pekerjaan. Jadi merupakan masa bereksperimen dengan berbagai peran.

3. Masa Remaja Akhir
Masa Remaja Akhir adalah tahap terakhir dari perkembangan pubertas yaitu SMS 5, sebelum
masa dewasa. Umur kronologis pencapaian stadium ini seperti halnya pada stadium-stadium
sebelumnya sangat bervariasi. Pada anak perempuan berkisar antara 13-17 tahun dan pada anak
laki-laki antara 14-16 tahun.

Endokrinologi
Dengan tercapainya SMS 5 maka lengkaplah pertumbuhan pubertas. Perbedaan diurnal dari pola
sekresi LH dan FSH menghilang sehingga kadar hormon ini sama pada waktu bangun dan tidur.
Pada anak perempuan, pada tahap SMS 5 inilah kadar LH mencapai puncak tertingginya, kadar
FSH mendatar. Pada anak laki-laki LH sedikit meningkat sedangkan FSH meningkat tinggi.
Testosteron dan estradiol mencapai puncak tertingginya dalam serum pada SMS 5. Peningkatan
estradiol terjadi pada anak perempuan pada fase folikuler Kadar testosteron serum meningkat
juga pada anak perempuan tetapi tidak setingg: pada anak laki-laki.
Kadar prolaktin serum pada anak perempuan mencapai kadara dewasa segera setelah menarche.
Kadar hormon pertumbuhan (growth hormonal di dalam serum menurun pada akhir masa
remaja, tetapi tetap di sekresi dalam jumlah yang sedikit sewaktu tidur. Kadar somatomedin-C
mulai menurun setelah mencapai puncaknya pack SMS 4.

Pertumbuhan dan perkembangan fisik
Tinggi badan dan sistem skeletal
Puncak dari kurve percepatan tinggi (PHV) akan tercapai pada semua anak pada SMS 5. Setelah
puncak ini tercapai hanya terjadi pertambahar pertumbuhan sedikit sekali dari sistem skeletal.
Yang masih tumbuh biasanya terbatas pada dagu akibat aposisi dari tulang pada simfisis
mandibula. Ini kemudiar diikuti dengan pertumbuhan ke depan dari maksila sehingga rahang
lebih menonjol ke depan.
Secara radiologis, tulang-tulang panjang menunjukkan fusi dari epifisis yang khas yang
berlangsung dari tulang-tulang distal ke proksimal. Epifisis terakhir yang mengadakan fusi
adalah bagian sternal dari klavikula.

Berat badan dan pertumbuhan jaringan lunak
Jumlah sel otot dan kekuatan otot pada anak laki-laki masih terus bertambah setelah
pertumbuhan dari bagian-bagian lain berkurang.
Gigi-geligi
Molar III (wisdom teeth) mulai tumbuh pada Masa Remaja Akhir. Adakalanya gigi ini baru
tumbuh pada tahun-tahun pertama dekade ketiga.

Neurologi
Pada akhir Masa Remaja Menengah struktur dan fungsi neurologis telah berkembang dengan
sempuma sehingga tidak terjadi lagi pematangan fungsi neurologis pada masa ini. Lain halnya
dengan perkembangan kognitif, sosial dan moral yang dapat berlanjut terus sumur hidup.

Kognitif
Pada masa ini remaja telah mencapai stadium berpikir secara operasional formal. Flavell,
merevisi teori Piaget dengan mengatakan mungkin lebih tepat remaja pada masa ini dikatakan
telah mempunyai kemampuan untuk memproses informasi (information-processing capacity).
Dalam perkembangannya menuju kedewasaan seorang remaja perlu mengembangkan suatu
sistem penilaian individual. Sistem penilaian ini bukan saja mencakup penilaian tentang benar
atau salah tetapi juga strategi pengambilan keputusan (decision-making tentang bagaimana
seseorang memberikan respons terhadap stimulasim yang meragukan atau kontradiktif
(ambiguous). Dengan berkembangnya pemikiran kognitifnya, seorang remaja lebih mampu
mengenal hal-hal yang meragukan atau kontradiktif terscbut dan hubungan inter-relasi yang
lebih kompleks.
Erat hubungannya dengan perkembangan kognitif adalah perkembangan moral. Perkembangan
moral pada masa ini telah mencapai Stadium dimana seorang individu dalam mengambil
keputusan akan didasarkan padc pengertiannya tentang norma-norma dalam masyarakatnya dan
pengertiannya tentang hak-hak seseorang dengan cara mengerjakan apa yang dianggapnya
merupakan tugasnya dan dengan mematuhi peraturan-peraturan atau hukum.

Psikososial
Ciri khas pada masa ini adalah orientasinya ke masa depan. Perencanaan karier biasanya terjadi
setelah terjadi pemantapan dari identitas perannya dalam keluarga maupun masyarakat.
Hubungan dengan orangtua mulai stabil ke arah tingkat interaksi yang baru yang lebih
demokratis. Pergaulan dengan kelompok sebaya mulai mengarah kepada membina keintiman
dengan jenis kelamin yang berbeda. Hubungan dengan teman menjadi lebih santai, tidak terlalu
takut untuk ditinggalkan atau dikhianati. Mulai dapat diterima adanya perbedaan diantara
teman.
6


Masa pubertas dibagi beberapa tahap, yaitu :
7

1) Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir pada masa kanak-
kanak.Pada saat anak dianggap sebagai prapubertas yaitu bukan lagi seorang anak
tetapi belum juga seorang remaja.dalam masa prapubertas (atau tahappematangan),
cirri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya
berkembang.

2) Tahap puber.
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanakdan masa remaja.saat
dimana criteria kematangan seksualmuncul haid pada anak perempuan dan pengalaman
mimpi basah pertama kali di malam hari pada anak laki-laki. Selama tahap remaja
matang,cirri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-
organ seks.
3) Tahap pascapuber.
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja.selam tahap
ini, ciri-ciri sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi
secara matang.
7


Dampak pubertas dini pada anak?
Setiap orangtua harus lebih waspada terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan
dari kasus pubertas dini pada anak-anak mereka.Pendampingan orangtua sangat dibutuhkan oleh
remaja dalam perjalanan mereka menuju tahap kedewasaan, dan hal itu harus dimulai pada saat
mereka mulai mengalami tanda-tanda pubertas.
Para remaja haruslah dibekali pengetahuan yang cukup sehingga mereka paham akan
konsekuensi dari pergaulan atau saat berinteraksi dengan lawan jenis. Dalam hal ini, orangtua
sebaiknya mempersiapkan bekal terbaik bagi anak-anak untuk siap menghadapi hal itu daripada
berusaha menjauhkan mereka dari lingkungan pergaulannya.
8

Kanker payudara Tidak hanya secara psikologis dan pertumbuhan badan, pubertas dini juga
dapat meningkatkan risiko kanker dan tumor di kemudian hari, karena tingkat hormon
estrogen, progesteron (pada perempuan) dan testosteron (pada laki-laki) dapat memicu
beberapa tumor yang bisa menjadi ganas. Pubertas dini dikenal sebagai salah satu faktor
resiko kanker payudara. Semakin muda perempuan mendapatkan menstruasi pertama, resiko
menderita kanker payudara di usia selanjutnya juga semakin besar. Perempuan yang
mendapatkan menstruasi pertama sebelum usia 12 beresiko 50 persen lebih besar menderita
kanker payudara dibandingkan mereka yang mendapatkan menstruasi di usia 16. Hubungan
antara pubertas awal dengan kanker payudara, masih belum jelas. Akan tetapi, hal ini
dikaitkan dengan peningkatan paparan estrogen yang meningkatkan resiko kanker payudara.
Selain itu, pubertas dini memperpanjang rentang resiko perkembangan payudara antara
menstruasi pertama dengan kehamilan pertama.
Gangguan pertumbuhan Pubertas awal juga dikaitkan dengan penuaan tulang. Artinya,
anak perempuan usia enam tahun kemungkinan memiliki struktur tulang seperti anak usia
delapan atau sembilan tahun. Akibat bila seorang remaja mengalami pubertas dini, awalnya
pertumbuhan badannya akan lebih tinggi, tetapi karena tulang menutup lebih cepat maka
menyebabkan tubuhnya lebih pendek dari teman lainnya yang mengalami pubertas
normal.Meskipun mereka sedikit lebih tinggi dibandingkan anak dengan perkembangan lebih
lambat, anak perempuan yang mengalami pubertas dini pada akhirnya cenderung lebih
pendek. Pasalnya, setelah pertumbuhan awal memuncak, pubertas akan memicu tubuh untuk
menghentikan pertumbuhan dan mulai melebar ke samping. Anak perempuan dengan
perkembangan yang lebih lambat memiliki lebih banyak waktu untuk tumbuh tinggi
dibandingkan perempuan rata-rata yang mengalami pubertas dini.
Gangguan perkembangan otak Pubertas, seperti diuraikan di situs hubpages.com, juga
memperlambat dan akhirnya memicu penghentian perkembangan otak. Anak perempuan
yang mengalami pubertas dini memiliki lebih sedikit waktu untuk mengembangkan potensi
fisik mereka sebelum pertumbuhan berhenti.
Depresi, kecemasan dan stres Menjadi beda dengan teman sebaya dipadukan dengan
perubahan mood terkait pubertas membuat banyak anak perempuan yang mengalami
pubertas dini menjadi stres. Mereka memerlukan lebih banyak dukungan emosional dari
orangtua, guru, serta orang terdekat lainnya.
Pelecehan seksual Anak perempuan yang mengalami pubertas dini seringkali menjadi objek
pelecehan seksual oleh teman sekolah mereka. Hal ini tentunya bisa memperburuk masalah
depresi, kecemasan dan gangguan mental lainnya.
Perkembangan seksual sebelum waktunya Anak perempuan dengan pubertas dini lebih
sering menjadi target anak lelaki yang lebih tua dan bahkan laki-laki dewasa dibandingkan
anak perempuan dengan perkembangan yang lebih lambat. Selain itu, mereka juga harus
mengendalikan perasan seksual mereka sendiri lebih awal. Anak perempuan dengan pubertas
awal cenderung terlibat aktivitas seksual lebih awal, sehingga meningkatkan resiko
kehamilan remaja atau penyakit menular seksual
Psikologis belum siap Bila terlalu cepat mengalami pubertas maka hormonnya akan tinggi
dan itu akan menjadikan anak dewasa lebih cepat, padahal mentalnya belum siap menjadi
dewasa.
7



Bagaimana hubungan status pubertas A1M2P1 dengan tumbuh kembang anak?
Telarke premature merupakan suatu keadaan yang jinak dan jarang sekali menjadi
pubertas prekoks sentral. Kebanyakan peneliti berpendapat bahwa telarke prematur yang terjadi
pada usia kurang dari 3 tahun mempunyai prognosis yang baik karena payudara umumnya akan
mengalami regresi spontan, sehingga disarankan untuk tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang tidak perlu. Regresi total dapat mencapai 70% kasus. Regresi dapat terjadi
dalam beberapa bulan, tetapi dapat menetap sampai 5 tahun atau lebih hingga mencapai usia
pubertas.

SUMBER:
1. Guyton, Arthur. C dan John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed.11. Jakarta:EGC.
2006.
2. Haslam RHA. Endokrine System. Dalam : Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB,
penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi Internasional ke-17. Philadelphia :
Saunders Elsevier Science. 2004 ; p.1926-1935
3. Klapowitz PB. Medscape Team Of Emedicine. Precocious Puberty. (Diakses : 28 April
2009). Diunduh dari : http://emedicine.medscape. com/article/987886-overview. March
28
th
2007.
4. Mayo Clinic Staff. Mayo Foundation. Precocious Puberty. (Diakses : 28 April 2009).
Diunduh dari : http://mayoclinic.com/article/precociouspuberty-definition. Februari 5
th
2009.
5. Diana, Zuckerman. When Little Girls Become Women: Early Onset of Puberty in Girls.
In: The Ribbon, 2001. A newsletter of the Cornell University Program on Breast Cancer
and Environmental Risk Factors in New York States (BCERF), Vol 6, No. 1. 2001.
6. Narendra, Moersintowarti B. et all. IDAI: Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto. 2010.
7. Wirawan Sarwona Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja grafindo. 2003.
8. Soetjiningsih. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV.
Sagung Seto. 2010.

Você também pode gostar