Você está na página 1de 10

1

ABSTRAK
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI
PADA KANTOR KECAMATAN TONDANO UTARA

RYAN BELLA
08 302 095
Ryanchristianbella_08@yahoo.com
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Manado

Di bimbing oleh :

Henry J D. Tamboto

Hennij. L. Suoth

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Tondano
Utara.
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif yang merupakan penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandraan/deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian. Populasi dalam
penelitian ini mencakup seluruh pegawai yang terdaftar di Kecamatan Todano
Utara yang terdaftar keseluruhan pegawai berjumlah 26 orang. Penelitian ini
menggunakan sampel berdasarkan teknik penarikan dengan menetapkan pegawai
yang ditugaskan oleh pemerintah dengan maksud agar pegawai-pegawai tersebut
dapat lebih meningkatkan kinerja pegawai masing-masing, sampel benar-benar
dapat mewakili dari Keseluruhan populasi, karena dalam pengambilan sampel ini
jika populasi atau responden di bawah seratus maka semua bisa dijadikan sampel,
dan populasi pada Kantor Kecamatan Tondano Utara yaitu 26 orang maka sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 26 orang pegawai.
Hasil penelitian diperoleh hubungan yang cukup kuat antara Gaya
Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai. Dengan kata lain terdapat hubungan
korelasi positif antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai sebesar 0.54.
Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa Gaya Kepemimpinan berperan
dalam peningkatan kinerja pegawai. Dengan demikian mengacu pada hipotesa
yang dikemukakan dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
ini berarti bahwa penerapan Gaya Kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap
peningkatan Kinerja Pegawai pada kontor Kecamatan Tondano Utara.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Kinerja

2

PENDAHULUAN
Kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu, Kinerja adalah suatu
kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi suatu
Instansi serta mengetahui dampak positif dan negatif. Mink (1993 : 76)
mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi
memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya berorientasi pada prestasi,
memiliki percaya diri, dan berpengendalian diri.
Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya
upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Keberhasilan suatu Instansi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai
kelompok dalam suatu Instansi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas
kepemimpinan yang terdapat dalam Instansi yang bersangkutan. Dapat dikatakan
bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu Instansi memainkan
peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan Instansi tersebut dalam
menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para
pegawainya, Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002) faktor kepemimpinan
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai
karena kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha
semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan Instansi.Gaya kepemimpinan yang
efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan kinerja semua pegawai
dalam mencapai tujuan Instansi sebagai instansi pelayanan publik. Dengan
demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman yang baik dalam
peningkatan kinerja pegawai .
Wahjosumidjo (1994:142) mengatakan bahwa perilaku pemimpin dalam
proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan gaya
kepemimpinan seseorang. Gaya tersebut adalah sebagai berikut:
Kepemimpinan Konsultatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh pemimpin
setelah mendengarkan masukan/saran dari bawahan.
Kepemimpinan Partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama
antara pimpinan dan bawahan.
Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002), kepemimpinan adalah kemampuan
tiap pimpinan di dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian
rupa sehingga para bawahannya bekerja dengan gairah, bersedia bekerjasama dan
mempunyai disiplin tinggi, dimana para bawahan diikat dalam kelompok secara
bersama-sama dan mendorong mereka ke suatu tujuan tertentu. Susilo (1998)
menyatakan bahwakepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas dalam rangka
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan
yang memang diinginkan bersama.Perkataan pemimpin atau leader memiliki
3

berbagai pengertian. Pemimpin merupakan dampak interaktif dari faktor individu
atau pribadi dengan faktor situasi. Karjadi (1999) mendefinisikan pemimpin adalah
orang yang mampu menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu
Instansi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana
moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat
menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan.
Sedangkan menurut Wahjosumidjo (1998), kepemimpinan adalah proses antar
hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi..(Alimuddin,).
Kepemimpinan adalah merupakan suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-
orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan
bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi kelompok
untuk mencapai tujuan kelompok tersebut.
Pada sebuah Instansi pemerintah sumber daya manusia di Kantor
Kecamatan Tondano Utara terdiri dari pemimpin dan pegawai yang berjumlah 26
orang pegawai, dan dalam suatu Instansi pemerintah kinerja pegawai masih rendah
atau belum optimal dalam pekerjannya, dilihat dari hasil kerja yang 60%
pekerjaannya belum optimal atau dari 26 pegawai yang bekerja optimal 40% atau
11 orang pegawai. Untuk mewujudkan sikap kinerja pegawai yang baik,diperlukan
berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu instansi
pemerintah, yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat.ciri-ciri
gayakepemimpinanOtoriter:
1. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2. Teknik dan langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu,
sehingga langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang
luas.
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo.ciri-ciri gaya kepemimpinan
Otoriter. Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan,Komunikasi
hanya satu arah yaitu kebawah saja,Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam
pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota,Pemimpin mengambil jarak
dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya.
Kinerja pegawai sangat tergantung dari kemampuan seorang pemimpin yang
merangkul, membimbing, menolong, memotivasi anggota pegawai yang ada di
Kantor kecamatan Tondano Utara agar mampu menghasilkan pekerjaan yang
optimal.
Dilihat dari pengertian para ahli diatas ternyata pada Kantor Kecamatan
Tondano Utara tidak seperti dengan apa yang telah di sebutkan para ahli karena
Kinerja pegawai masih rendah atau kurang efektif dalam pekerjannya, seperti yang
terlihat kenyataannya pegawai yang ada di Kecamatan Tondano Utara dalam
pekerjaannya belum optimal menjalankan pekerjaan, penempatan pegawai yang
tidak sesuai dengan skillnya sehingga dapat mengakibatkan instansi tersebut tidak
mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai, kurangnya efektifitas kerja
pegawai dalam menyelesaikan tugas, motivasi kerja pegawai yang rendah
mengakibatkan pekerjaannya yang tidak selesai dengan tepat waktu karena
menunda-nunda pekerjaan tersebut. Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
4

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi Instansi yang tertuang
dalam rencana strategi suatu Instansi.
Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara Kinerja melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Kemudian
menurut Ambar Teguh Sulistiyani Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Maluyu
S.P. Hasibuan mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu.
Menurut Barry CushwayKinerja adalah menilai bagaimana seseorang
telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.
Menurut Veizal Rivai mengemukakan kinerja adalah merupakan perilaku
yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh Pegawai sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli
dan Bayu Prawira menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan.
Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum keterampilan.
Pengertian kinerja menurut Sulistiyani, kinerja seseorang merupakan
kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya. Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani menyatakan
bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai
tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.
Simamora mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan
dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan
Suprihanto (dalam Srimulyo, mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja
seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama
periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau
sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan standar
atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja
diberi batasan oleh Maier (dalam Moh Asad, 2003) sebagai kesuksesan seseorang
di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and Poter
menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role achievement" yang diperoleh
seseorang dari perbuatan-perbuatannya (Moh Asad, 2003).
Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Menurut Rivai dan Basri pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang
atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya
sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
5

Menurut Bambang Guritno dan Waridin kinerja merupakan perbandingan
hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan.
Sedangkan menurut Hakim mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai
oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam
suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan
suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut
bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai
dengan standar yang telah ditentukan (Masrukhin dan Waridin,).
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi suatu Instansi serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional. Mink: mengemukakan pendapatnya
bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik,
yaitu diantaranya berorientasi pada prestasi, memiliki percaya diri,
berperngendalian diri, kompetensi.
Mengenai ukuran-ukuran kinerja pegawai, Ranupandojo dan Husnan
menjelaskan secara rinci sejumlah aspek yang meliputi: Kualitas kerja adalah mutu
hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas kerja diukur
dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan
kerja.Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil
pekerjaan.Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja
yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan
dapat terselesaikan.Kuantitas kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula
tidak hanya output yang rutin saja, tetapi juga seberapa cepat dia dapat
menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam
hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin, serta sikap hati-hati.Sikap, yaitu
sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta kerjasama.
Berdasarkan hasil pembahasan diatas oleh para ahli maka saya mengambil
kesimpulan:
Kepemimpinan adalah individu yang mampu mempengaruhi prilaku orang
lain tanpa harus mengandalkan kekerasan, pemimpin adalah individu yang
diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.
Kinerja Pegawai adalah mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan atau program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi Instansi.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan
merumuskan dalam sebuah judul :Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Tondano Utara.
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan diatas maka, masalah
yang dapat teridentifikasi dalam penelitian ini adalah :
1. Pegawai tidak optimal dalam melakukan pekerjaan
2. Penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan skill
3. Kurangnya efektifitas kerja pegawai
4. Motivasi kerja pegawai yang rendah
Dalam mengadakan penelitian ilmiah seorang peneliti harus benar-benar
mengetahui masalah yang akan diteliti. Hal ini sangat penting agar dalam
6

penelitian tidak mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Sesuai hal ini peneliti
hanya memberikan batasan pada Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai dalam
Kantor Kecamatan Tondano Utara.
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah terdapat Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor Kecamatan Tondano Utara?
Berdasarkan perumusan masalah yang ingin di teliti maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Tondano Utara

METODE PENELITIAN
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif yang merupakan penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandraan/deskrpsi mengenai situasi-situasi atau kejadian( Sumadi Suryabrata,
2003:76 ).
Berdasarkan pada judul penelitian, maka penelitian ini terdapat dua variable
yakni Gaya Kepemimpinan sebagai variable X dan Kinerja Pegawai sebagai
variable Y.Variable penelitian ini adalah :
Definisi Operasional Variable (X) Gaya Kepemimpinan, Gaya
Kepemimpinan adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain
tanpa harus mengandalkan kekerasan; Pemimpin adalah individu yang di terima
oleh orang lain sebagai pemimpin.
Indikator :
1. Pemimpin mempengaruhi dan menggerakan bawahannya.
2. Pemimpin pandai membaca situasi.
3. Pemimpin yang mau bekerjasama dengan bawahan.
4. Kepribadian pemimpin yang tegas dan bijaksana.
Definisi Operasional Variable (Y) Kinerja Pegawai, Kinerja pegawai
adalah melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Indikator :
1. Ketepatan hasil kerja pegawai.
2. Ketelitian hasil kerja pegawai.
3. Kerapian hasil kerja pegawai.
4. Ketepatan waktu kerja pegawai.
5. Kesopanan dan keramahan pegawai.
Populasi menurut Riduan (2002:3) mengatakan bahwa, populasi adalah
keseluruhan dari karateristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penilitian.Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh pegawai yang terdaftar
di Kecamatan Todano Utara yang terdaftar keseluruhan pegawai berjumlah 26
orang. Penelitian ini menggunakan sampel berdasarkan teknik penarikan dengan
menetapkan pegawai yang ditugaskan oleh pemerintah dengan maksud agar
pegawai-pegawai tersebut dapat lebih meningkatkan kinerja pegawai masing-
masing.
7

Menurut Arikunto (2003:12) sampel ini di ambil dengan cara sampel
reperentatif yaitu sampel yang benar-benar dapat mewakili dari Keseluruhan
populasi, karena dalam pengambilan sampel ini jika populasi atau responden di
bawah seratus maka semua bisa dijadikan sampel, dan populasi pada Kantor
Kecamatan Tondano Utara yaitu 26 orang maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 26 orang pegawai.
Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data yang akurat maka teknik
pengumpulan data harus tepat. Dengan teknik pengumpulan data yang tepat maka
akan dapat mempermudah jalannya suatu penelitian. Teknik pengumpulan data
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kuesioner atau Angket
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan
fakta-fakta yang diketahui oleh respoden, kemudian informasi tersebut berfungsi
sebagai data yang akan dianalisis. Menurut Sugiyono, (2006 :135) Kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner
tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu
jawaban yang dianggap benar.Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi dan kepuasan kerja
pegawai.
Pemberian skor atau penilaian dalam penelitian ini menggunakan skala
Likert, yaitu metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak
setujuan terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu dengan menggunakan skor
1-5.Untuk memperoleh nilai atau skor yang berwujud angka ditentukan terlebih
dahulu kriteria-kriteria nilai untuk tiap jawaban yang diberikan. Adapun kriteria
penilaian angket menurut Sugiyono, (2006 : 99) untuk keperluan analisis
kuantitatif maka jawaban dapat diberi skor :
a. Sangat setuju, diberi skor 5
b. Setuju, diberi skor 4
c. Ragu-ragu, diberi skor 3
d. Tidak setuju, diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju, diberi skor 1
Teknik Wawancara, dimana peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
kepada Pegawai Kantor Kecamatan Tondano Utara yang berkaitan dengan
masalah dalam ini.
Observasi merupakan teknik pengamatan dengan cara mengamati langsung
hal-hal yang nampak pada obyek penelitian. Menurut Jogiyanto (2008: 89)
menyatakan bahwa Observasi adalah teknik atau pendekatan untuk mendapatkan
data dengan cara mengamati langsung obyek datanya.
Dalam peneliti ini metode observasi digunakan untuk mengkonfirmasikan
data yang telah terkumpul melalui kuesioner dengan kenyataan yang sebenarnya,
terutama mengenai Gaya Kepemimpinan dan Kinerja pegawai.

8

HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hubungan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Tondano Utara perhitungannya
menggunakan rumus sebagai berikut :

1,74

0.74


= 0.74

= 0.54
Dari hasil analisis menggunakan rumus korelasi sederhana spearman, terlihat
adanya hubungan positif antara Gaya Kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
sebesar 0.74, dikatakan positif dikarenakan hubungan korelasi sebesar 0.54
Koifisien korelasi berada pada tingkatan 0,51 s/d 0,75 maka koefisien
korelasi memiliki hubungan yang cukup kuat atau cukup tinggi. Dengan kata lain
Gaya Kepemimpinan memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan Kinerja
Pegawai dikarenakan hubungan positif yang ditemukan sebesar 0.54. Diterima atau
tidak dapat diterimanya hipotesis diatas dapat dilihat dengan uji hipotesis dengan
menentukan Ho dan Ha dimana jika Ho = 0 berarti tidak terdapat korelasi atau
tidak terdapat korelasi positif antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai,
sedangkan jika Ha > 0 berarti terdapat korelasi atau terdapat korelasi positif antara
Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Pegawai.
Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
dikarenakan hubungan antara dua variabel tersebut ditemukan sebesar 0.54 dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa pengaruh/hubungan Gaya Kepemimpinan
dengan Kinerja Pegawai adalah bermakna atau berarti atau tidak dapat diabaikan.
9

Disini dapat dilihat bahwa Gaya Kepemimpinan memiliki peran yang cukup
tinggi terhadap kinerja pegawai di kantor kecamatan Tondano Utara. Dengan
demikian maka hal ini menunjukkan hipotesa yang dikemukakan dapat diterima
atau dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima ini berarti bahwa penerapan Gaya
Kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap peningkatan Kinerja Pegawai pada
kantor Kecamatan Tondano Utara.
Dengan kata lain Gaya Kepemimpinan memiliki hubungan yang kuat terhadap
Kinerja Pegawai dari hasil penelitian diatas dapat dinyatakan bahwa Gaya
Kepemimpinan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan Kinerja Pegawai.
Kinerja pegawai sangat tergantung dari kemampuan seorang pemimpin yang
merangkul, membimbing, menolong, memotivasi anggota pegawai yang ada di
Kantor kecamatan Tondano Utara agar mampu menghasilkan pekerjaan yang
optimal.
Gaya Kepemimpinan merupakan sesuatu yang diterima pegawai sebagai
penukar kontribusi jasa mereka pada instansi, guna meningkatkan Kinerja yang
merupakan arti penting dari suatu pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas diperoleh hubungan
yang cukup kuat antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai. Dengan kata
lain terdapat hubungan korelasi positif antara Gaya Kepemimpinan dan Kinerja
Pegawai sebesar 0.54. Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa Gaya
Kepemimpinan berperan dalam peningkatan kinerja pegawai.
Dengan demikian mengacu pada hipotesa yang dikemukakan dapat diketahui
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ini berarti bahwa penerapan Gaya
Kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap peningkatan Kinerja Pegawai pada
kontor Kecamatan Tondano Utara.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan korelasi positif antara Gaya Kepemimpinan terhadap
Kinerja Pegawai sebesar 0.54 artinya secara profesional terdapat hubungan
dalam bentuk peningkatan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Pegawai pada Kantor Kecamatan Tondao Utara.
2. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan kualitas sumber daya
manusia yang baik dan bermutu, sistem Gaya Kepemimpinan pada pegawai
merupakan faktor penting dalam peningkatan Kinerja Pegawai untuk
pencapaian tujuan instansi yaitu memperoleh keuntungan.
3. Untuk mewujudkan sikap kinerja pegawai yang baik,diperlukan berbagai
cara yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin suatu instansi pemerintah
yaitu dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat oleh sebab itu
kinerja pegawai sangat tergantung dari kemampuan seorang pemimpin yang
merangkul, membimbing, menolong, memotivasi anggota pegawai yang ada
di Kantor kecamatan Tondano Utara agar mampu menghasilkan pekerjaan
yang optimal.
Saran sebagai berikut
1. Hendaknya Pimpinan Kantor Kecamatan Tondano Utara menerapkan
sistem Gaya Kepemimpinan yang baik agar bisa meningkatan Kinerja
10

Pegawai yang pada gilirannya akan berdampak peningkatan produktivitas
Kinerja Pegawai.
2. Hendaknya Pimpinan Kantor Kecamatan Tondano Utara memperlihatkan
kondisi Kinerja Pegawai. Apabila Kinerja Pegawai telah menurun, maka
secepatnya dicari tahu faktor penyebab dan dicarikan jalan keluar pemecahan
yang tepat.
3. Untuk mendorong Kinerja Pegawai yang tinggi maka instansi perlu
mengkonsentrasikan segenap sumber daya yang ada sehingga dapat
memberikan Gaya Kepemimpinan yang baik kepada pegawainya
berdasarkan Gaya Kepemimpinannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin, 2002,Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada
BPD kota Makassar, tesis, program pasca sarjana magister manajemen
UGM
Devlin/2008/10/17/http://alhidayahku.wordpress.com/ciri-ciri-Gaya-kepemimpinan-yang
profesional/ 24 april 2012
Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat
Untuk Menilai
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai.
Jakarta:LP3ES.,
Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Graha Ilmu: Yogyakarta
Susilo, Martoyo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE-
UGM..
Wahjosumidjo. 1998. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Você também pode gostar