Você está na página 1de 21

TUGAS I PROSES INDUSTRI KIMIA

OXO ALKOHOL





Oleh :
KELOMPOK IV
WIKANDI DISWANDIRA 21030113120086
IRMA SARI 21030113130199
EKO NUR WIDODO 21030113120081
FAISHAL MIFTAHUL H. 21030113130184
FEBRINA FARADHIBA 21030113140190
ISTIANA NOORITA A. 21030113120067
PATRICIA TISA K. 21030113120079
PUTRI ROUSAN N. 21030113130182
RANDY KURNIAWAN 21030113130185





JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014


ii


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan iman dan kemudahan dalam segala urusan sehingga
dapat terselesaikannya tugas ini.
Penyusunan makalah dengan judul Tugas I Proses Industri Kimia : Oxo
Alkohol ini dimaksudkan guna menyelasaikan tugas mata kuliah proses industri
kima. Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan.
bimbingan, dan petunjuk pembimbing serta berbagai pihak yang dengan penuh
kesabaran, keikhlasan, dan kebijaksanaan sehingga dapat terselesaikan
penyusunan tugas ini. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan doa, biaya, arahan,
serta motivasi sampai penyelesaian karya tulis ini.
2. Ir. Slamet Priyanto, M.S., selaku Dosen Matakuliah Proses Industri Kimia.
3. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca serta tugas ini menjadi awal
kesuksesan penulis dalam tahap selanjutnya.




Semarang, September 2014
Penulis

iii

DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 5
A. Proses OXO................................................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................. 7
ISI ........................................................................................................................................ 7
A. Rumus Molekul dan Rumus Bangun Senyawa Oxo Alkohol .................................... 7
B. Sifat Fisika dan Sifat Kimia N-Propanol .................................................................... 8
C. Bahan baku yang digunakan....................................................................................... 8
D. Proses dan Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Oxo Alkohol ............................ 9
E. Kegunaan Propanol ................................................................................................. 15
F. Kebutuhan N-propanol di Indonesia ......................................................................... 15
G. Manfaat dari pabrik alkohol ..................................................................................... 15
H. Tinjauan Termodinamika ....................................................................................... 176
I. Tinjauan Kinetika ...................................................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................................. 20
PENUTUP ........................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 21






iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rumus Struktur Alkohol Primer. 7
Gambar 2. Rumus Struktur Alkohol Sekunder. 7
Gambar 3. Flowsheet Pabrik N-Propanol dari Etilen dan Gas Sintesa.14


5

BAB I
PENDAHULUAN
A. Proses OXO
Proses Oxo atau hidroformilasi ditemukan oleh Otto Roelan pada tahun
1938. Roelan menyimpulkan bahwa reaksi tersebut berlaku secara umum untuk
semua olefin, dan reaksi ini dinamakan Proses Oxo.
Oxo Alkohol adalah senyawa yang dihasilkan dari proses oxo. Proses oxo
dari alkena, karbon monoksida dan hidrogen, Proses Oxo Olefin (senyawa alkena)
direksikan dengan karbon monoksida dan hidrogen pada suhu 160C sampai
175C dengan tekanan 100-250 atm, menghasilkan aldehida. Aldehida kemudian
dihidrogenasi dengan bantuan nikel sebagai katalis sehingga menghasilkan suatu
senyawa alkohol. Aldehida berkurang pada saat terbentuknya alkohol. Alkohol
yang dihasilkan dari proses oxo sebagian besar memiliki berat molekul kecil
dibandingkan berat molekul alkohol alami. Oxo-alkohol yang memiliki berat
molekul tinggi mengalami sulfonasi. Alkohol ini banyak digunakan untuk
kosmetik dan produk cairan rumah tangga (tidak digunakan untuk bahan dasar
pembuatan detergen).
Proses pembuatan n-propanol merupakan salah satu proses oxo alcohol
yang terdapat dua tahap proses. Tahap pertama, etilen direaksikan dengan gas
sintesis dengan menggunakan logam dari gugus transisi. Proses ini menghasilkan
n-propanal. Katalisator yang digunakan secara komersial adalah Co dan Rh, tetapi
Rh lebih disenangi karena dapat beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih
rendah dan selektivitas yang lebih tinggi meskipun harganya lebih mahal.
Tahap kedua, n-propanal direaksikan dengan hidrogen menjadi n-propanol
dengan katalis Ni (Nikel) Kiesergurgh. Kondisi operasi dapat berlangsung dalam
fase cair ataupun gas. Hanya saja dalam fase cair untuk skala komersial tidak
banyak dilakukan karena kurang ekonomis.
6

N-propanol termasuk jenis oxo alcohol. Rumus kimia n-propanol
C
3
H
7
OH, Nama IUPAC Isopropil alkohol. Nama umum atau nama dagang dari n-
propanol adalah alcohol gosok.





7

BAB II
ISI
A. Rumus Molekul dan Rumus Bangun Senyawa Oxo Alkohol
Oxo Alkohol merupakan definisi dari alcohol yang terbuat dari proses oxo.
Dalam bidang kimia, alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lainnya. Gugus
fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada
tiga jenis utama alkohol primer, skunder, dan tersier. Rumus kimia umum
alkohol adalah CnH2n+1OH.
N-propanol merupakan jenis alcohol yang terlibat proses oxo. Senyawa alkena
propena yang mengalami proses hidroformulasi atau oxo sehingga dihasilkan
senyawa oxo alcohol, yaitu N-propanol. N-propanol (CH
3
-CH
2
-CH
2
-OH). Proses
pembuatan N-propanol dari etilen dan gas sintesa dengan proses oxo berlangsung
dalam dua tahap reaksi.
(Anonim.2012)
Rumus struktur n-propanol

Gambar 1. Propanol rantai lurus

Gambar 2. Propanol bentuk structural


8



B. Sifat Fisika dan Sifat Kimia N-Propanol
1. Identitas Bahan
Nama dagang : alcohol gosok
Synonim : N-Propanol,1-Propanol, Hydroxypropane, 1-Propyl
alcohol, Ethyl carbinol, n-Propan-1-ol, Propylic acid, n-
Propyl alcohol
2. Sifat Fisika
a. Berat Molekul : 60,1 gram/mol
b. Warna : tidak berwarna
c. Physical State : liquid
d. Physical Form : volatile liquid
e. Bau : bau enak
f. Titik Didih : 97C
g. Titik Lebur ` : -112C
h. Tekanan Uap : 40 mmHg pada 19C
i. Spesific Grafity : 0.789
j. Massa Jenis : 0.803 g/ml
3. Sifat Kimia
a. Kelarutan dalam Air : larut
b. Volatilitas : 100%
c. Larut dalam : benzena, ether, aseton, kloroform, metanol, dan solven
organik.
(Anonim.2007)
C. Bahan Baku yang Digunakan :
1. Etilen
Sifat fisis :
Berat molekul : 28,05
Titik leleh : -169,2 C (104,0 K, -272,6 F)
Titik didih pada 1 atm : -103,7 C (169,5 K, -154,7 F)
Flash point : -136 C

9

2. Hidrogen
Sifat Fisis :
Fasa (P, T ruang) : Gas
Berat molekul : 2,016
Titik Didih pada 1 atm : -252,7
O
C
Titik leleh : -259,1
O
C
Temperatur kritis : -239,9
O
C
Tekanan kritis (atm) : 13,03
Volume kritis (cm3/mol) : 64,2
Densitas kritis (gr/ml) : 0,031
Densitas (gr/ml) : 0,0352
Viskositas (cp) : 0,013
3. Karbonmonoksida
Sifat Fisis :
Fasa (P, T ruang) : Gas
Berat Molekul (Kg/kmol) : 28,01
Titik didih pada 1 atm : -192
O
C
Titik leleh : -207
O
C
Specific Gravity gas pada 21
O
C , 1 atm : 0,9676
Temperatur kritis : -140,08
O
C
Tekanan kritis (atm) : 34,99
Volume kritis (cm3/mol) : 93,1
Densitas kritis (lb/ft) : 18,79


D. Proses dan Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Oxo Alkohol
D.1 Proses Oxo
Proses Oxo atau hidroformulasi ditemukan oleh Otto Roelan pada
tahun 1938. Roelan menyimpulkan bahwa reaksi tersebut berlaku secara
umum untuk semua olefin, dan reaksi ini dinamakan Proses Oxo.
Adisi CO dan H
2
terhadap alkana (hidroformi) dengan adanya
katalis (CO(CO)
4
)
2
sehingga terbentuk aldehida atau keton, yang
10

kemudian diikuti dengan hidrogenasi Aldehid terbentuk karena
penambahan gugus formaldehid pada ikatan rangkap Olefin, sehingga
proses ini dinamakan hidroformulasi.
(Salistya.2009)
Secara umum persamaan reaksinya :

R-CH=CH
2
+ H
2
+ CO R-CH
2
-CH
2
-CHO.(1)
(olefin) ( gas sintesa) (aldehid)
Jika aldehid direaksikan dengan hidrogen, maka terbentuk alkohol
dengan reaksi :
R-CH
2
-CH
2
-CHO + H
2


R-CH
2
-CH
2
-OH....................(2)
(aldehid) (hydrogen) (alkohol)
Dengan : R = Gugus alkil

Dengan Proses Oxo proses pembuatan N-Propanol adalah proses
2 tahap. Tahap pertama, Etilen direaksikan dengan Gas Sintesa dengan
menggunakan logam dari gugus transisi yaitu, Co, Fe, Ni, Rh dan
Ir. Katalisator yang digunakan secara komersial, adalah Co dan Rh
tetapi Co lebih disenangi, karena dapat beroperasi pada suhu dan
tekanan yang lebih rendah dan selektivitas yang lebih tinggi. Proses ini
menghasilkan N-Propanal.
Proses ini berlangsung pada :
Suhu : 30 - 130
0
C
Tekanan : 20 atm
Rasio H
2
: CO : 1:1
Konversi Etilen menjadi N-propanal = 80%.

Reaksi yang terjadi :

1. Utama
C
2
H
4(g)
+ CO
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
6
O
(g) ..(3)


2. Samping
C
2
H
4(g)
+ H
2(g)
C
2
H
6(g).(4)
Co
11

Tahap kedua, N-Propanal direaksikan dengan Hidrogen
menjadi N-Propanol dengan katalis Ni (Nikel). Kondisi operasi dapat
berlangsung dalam fase cair ataupun gas. Hanya saja dalam fase cair
untuk skala komersial tidak banyak dilakukan karena kurang
ekonomis. Pada fase gas reaksi berlangsung
Suhu : 190
0
C

Tekanan : 20 atm

Konversi N-Propanal menjadi N-
Propanol 98% Reaksi yang terjadi :
C
3
H
6
O
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
8
O
(g)(5)
Dari proses diatas dipilih Proses Oxo dengan pertimbangan

1. Sebagian besar Pabrik Propanol di dunia mempergunakan proses
ini dalam proses produksinya
2. Katalis yang digunakan lebih stabil terhadap fluida yang bereaksi.

3. Prosesnya lebih ekonomis dibandingkan Proses Reppe.

4. Ditinjau dari sisi keselamatan dari segi proses pabrik ini
berisiko rendah, karena proses pembuatannya telah banyak
diterapkan pada jumlah besar pabrik di dunia, selain itu pabrik
dijalankan pada tekanan dan suhu medium.

5. Dari segi polusi, akan menyebabkan pencemaran udara
tetapi masih polusinya masih rendah.
(Salistya.2009)
D.2. Uraian Proses

Uraian proses pembuatan n-propanol dari etilen dan gas sintesa
adalah sebagai berikut :
D.2.1 Tahap Persiapan Bahan Baku

Umpan etilen dengan komposisi dari tangki penyimpanan gas bahan
baku (T-101) yang berwujud gas pada suhu 30
o
C dengan tekanan 1atm
dikompres dengan kompressor JC-101 (Compressed natural gas, CNG)
hingga tekanannya naik menjadi 20 atm lalu dipanaskan ke unit heat
12

exchanger (E-101) hingga suhu mencapai 130
o
C.Umpan gas sintesa (CO
dan H
2
) dengan komposisi dari tangki penyimpanan gas bahan baku (T-
102) dikompres dengan kompressor JC-102 dengan tekanan 20 atm
kemudian bersama etilen direaksikan ke dalam reaktor (R-101).
(Simaremare,H.2012)

D.2.2 Tahap Reaksi

Komposisi etilen dan gas sintesa kemudian dimasukkan ke reaktor
(R-101) Reaksi ini berlangsung eksotermis sehingga perlu adanya
pendingin. Pendingin yang digunakan adalah air pada tekanan 1 atm.
Reaksi berlangsung pada suhu 130
o
C dengan tekanan 20 atm. Reaksi yang
terjadi adalah :
Reaksi utama : C
2
H
4(g)
+ CO
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
6
O
(g)(6)


Reaksi samping : C
2
H
4(g)
+ H
2(g)
C
2
H
6(g)(7)

Campuran gas keluar reaktor pada suhu = 130
0
C, tekanan =
20 atm. Gas produk yang keluar dari R-101 diembunkan di kondenser-101
(CD-101) sampai suhunya -8
o
C dengan tekanan 6 atm lalu dipisahkan di
Separator Drum-101 (SD-101), untuk memisahkan fasa cair gas sintesa,
etilen, n-propanal dan etana dari campuran fasa gasnya, gas keluar dari SD-
1010 disimpan di tangki penyimpanan (T-104) sedangkan cairannya
dipanaskankan pada E-102, suhu 190
0
C dengan tekanan 6 atm. Kemudian
di campur dengan gas hidrogen dalam mixing point, seluruh umpan
direaksikan di dalam reaktor (R-102) berlangsung pada suhu 190
o
C dan
tekanan 6 atm. Reaksi berlangsung endotermis dengan suhu keluaran 190
o
C
dan tekanan 6 atm.
Reaksi yang berlangsung :
C
3
H
6
O
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
8
O
(g)..(8)
Tekanan gas produk yang keluar dari R-102 diturunkan dari 6
atm menjadi 3 atm dengan menggunakan ekspander (JC-105) lalu
didinginkan dalam Heater-103 (E-103) sampai suhunya mencapai 47
o
C
dengan tekanan 2 atm dan dipisahkan dalam Separator Drum-102 (SD-
102). Gas keluar dari SD-102 dikompres (JC-106) tekanan mengalami
penurunan dari 2 atm menjadi 1 atm, dan di simpan dalam tangki
13

penyimpanan gas (T-105), dan akan digunakan sewaktu - waktu bila
dibutuhkan, penyimpanan selama 3 bln. Cairan keluar SD-102 diembunkan
di E-104 dengan suhu 34
o
C dan tekanan 1 atm lalu di pisahkan dalam
kolom destilasi D-101. Cairan yang berada pada bagian paling atas
dikondensasikan dan seluruh destilat yang ada dikumpulkan dalam
akumulator, suhu berada pada 30
o
C dengan tekanan 1 atm. Kemudian
cairan di simpan dalam tangki untuk diolah dalam limbah pengolahan
limbah cair (T-106). Cairan keluar D-101 yang berada di bagian bawah
kemudian dipompa (P-101) dan diuapkan dalam reboiler R-101 dengan
suhu 95
0
C dan tekanan 1 atm lalu diembunkan pada E-105 sampai suhu
mencapai 30
o
C dengan tekanan 1 atm untuk kemudian dimasukkan dalam
Tangki Penyimpan-107 (T-107).
(Simaremare,H.2012)

14

Gambar 3. Flowsheet Pabrik N-Propanol dari Etilen dan Gas Sintesa


(Simaremare,H.2012)
15

E. Kegunaan N-Propanol
Sebagian besar industri di Indonesiaa banyak yang menggunakan N-
propanol sebagai bahan baku pembuatan suatu produk. Diantara industri-industri
tersebut yang paling banyak memanfaatkannya adalah pabrik tinta cetak,dimana
N-propanol ini digunakan sebagai pelarut tinta untuk mengatur waktu penguapan
dan pengeringan tinta. Selain itu N-propnol juga digunakan dalam industry cat
sebagai pelarut.
F. Kebutuhan N-propanol di Indonesia
Tabel 2.1 perkembangan impor N-propanol di Indonesia

Berdasarkan data table diatas, kebutuhan N-Propanol di Indonesia
selalu meningkat kurang lebih sekitar 10% - 15% per tahunnya. Sedangkan
bahan baku untuk membuat N-Propanol seperti etilen, gas sintesa, dan
hydrogen di Indonesia sangat banyak. Maka peluang untuk didirikannya pabrik
N-propnol di Indonesia sangat besar.
(Simaremare,H.2012)
G. Manfaat dari pabrik oxo alkohol
Manfaat lebih lanjut didirikan pabrik dengan metode oxo reaction ini
antara lain :
1. Diharapkan dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan industri-
industri kimia terutama di bidang oxo reaction.
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Mengurangi pengangguran dan memperkuat perekonomian di Indonesia.
Kebutuhan normal propanol dalam negeri sangat kecil, dan adanya
ketergantungan untuk mengimpor lebih besar. Untuk itu penting adanya
16

perencanaan pendirian pabrik normal propanol di Indonesia. Dalam pendirian
pabrik diperlukan suatu perkiraan kapasitas produksi agar produksi yang
dihasilkan dapat sesuai permintaan dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
(Nawazir.2012)

H. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat reaksi
(endotermis/eksotermis) dan arah reaksi (reversible/irreversible). Penentuan panas
reaksi berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat dihitung dengan
perhitungan panas pembentukan standart (Hf
o
) pada P = 1 atm dan T=298,15oK.

Pada proses pembentukan N-propanol (proses oxo/hidroformulasi) terjadi
beberapa tahapan reaksi sebagai berikut :
a. Reaksi Aldolisasi :
C
2
H
4(g)
+ CO
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
6
O
(g) .(l1)
b. Reaksi Hidrogenasi :
C
3
H
6
O
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
8
O
(g) ....(12)
Tinjauan termodinamika untuk tiap-tiap reaksi adalah sebagai berikut :
o Reaksi aldolisasi
H298 = Hf produk Hf reaktan
H298 = -66,50 kJ/mol
T reaksi = 190C (463,15K)
H(T) = H298 + Cpdt produk - Cpdt reaktan
H(T) = -66,50 kJ/mol + 7,073 x 103 J/mol
H(T) = -59,424 kJ/mol
Karena H negatif, maka reaksi bersifat eksotermis.
G = - RT ln K
Gtotal = Gf produk Gf reaktan = -70,22 kJ/mol
ln Kp =


17

Kp = 2,041 x 10
12
Pada suhu 190
o
C (463,15 K) besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung
sebagai berikut

:
Ln


K = 1,86 x 10
9
Karena harga konstanta kesetimbangan relatif besar, maka reaksi berlangsung
searah ke arah kanan (irreversible).
o Reaksi Hidrogenasi
H298 = Hf produk Hf reaktan
H298 = 54,465 kJ/mol
T reaksi = 190C (463,15K)
H(T) = H298 + Cpdt produk - Cpdt reaktan
H(T) = 54,465 kJ/mol + 2,465 x 104 J/mol
H(T) = 78,93kJ/mol
Karena H positif, maka reaksi bersifat endotermis. Panas yang diserap
dari reaksi akan menurunkan temperatur.
G = - RT ln K
Gtotal = Gf produk Gf reaktan = -40,32 kJ/mol
ln Kp =


Kp = 1,166 x 107
Ln


K = 1,672 x 10
3

Karena harga konstanta kesetimbangan relatif besar, maka reaksi
berlangsung searah ke arah kanan (irreversible).
I. Tinjauan Kinetika
Jika ditinjau dari segi kinetika didasarkan pada suatu persamaan yang
menghubungkan antara kecepatan reaksi ( r ) dengan besaran-besaran yang
mempengaruhinya,persamaannya biasa ditulis sebagai berikut:
18

1. Alolisasi
r =k [CH2=CH2] [CO]
2. Hidrogenasi
r = k [C3H6O]
dimana: r = kecepatan reaksi (mol/det)
[CH2=CH2] = konsentrasi Etilen (mol/lt)
[CO] = konsentrasi CO

(mol/lt)
K = konstanta kecepatan reaksi (mengikuti orde reaksi)
Dari persamaan diatas dapat dikatakan bahwa dengan memperbesar
konsentrasi masing-masing reaktan akan diperoleh harga r yang besar,namun
kemungkinan akan terjadinya hasil samping, maka usaha yang dimungkinkan
justru menaikkan harga k secara kinetic. Arrenius memberikan persamaan:
K=A .e
-E/RT

ln A/k = E/RT
dimana :
A= factor tumbukan persatuan luas
E= tenaga aktivitas
R= tetapan gas ideal
T= temperature (
o
K)
Dari persamaan Arrehenius diatas ada 2 peubah yang mungkin dapat diperbaiki
yaitu A dan T.
Harga A
Untuk memperbesar harga k dilakukan pengadukan/menambahkan
pelarut. Pengadukan bisa dilakukan dengan pengaduk listrik.
Harga T
Pada umumnya proses oxo adalah eksotermis sehingga justru harus
didinginkan, agar panas tidak naik mendadak.
Harga E
Tenaga aktivasi menunjukkan keadaan puncak, dimana reaktan
yang ada dalam campuran mampu bereaksi. Untuk mempercepat reaktan
memcapai keadaan puncak umumnya ditambahkan katalisator, missal: Ni
19

yang banyak dipakai pada proses oxo. Disamping sebagai pemercepat,
katalisator juga sebagai pengarah (menekan reaksi samping).
Tinjauan secara kinetika dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi.
o Reaksi Aldolisasi
C
2
H
4(g)
+ CO
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
6
O
(g)
Kecepatan reaksi Etilen menjadi Popanal adalah reaksi orde dua.
Dari hasil perhitungan neraca massa reaktor alir tangki berpengaduk
diperoleh besarnya konstanta kecepatan reaksi adalah k = 0.005546226
M
3
/(mol.s)
o Reaksi Hidrogenasi
C
3
H
6
O
(g)
+ H
2(g)
C
3
H
8
O
(g)
Kecepatan reaksi Propanal dengan hidrogen menjadi Propanol
adalah reaksi orde satu, karena jumlah hidrogen pada reaksi ini dibuat
berlebih. Harga konstanta kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai
berikut :



k dalam kmol/(kg.jam.atm)





20

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proses Oxo atau hidroformilasi berlaku secara umum untuk semua olefin
(senyawa alkena). Dalam bidang kimia, alkohol adalah istilah yang umum untuk
senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada
atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon
lainnya. Salah satu senyawa alcohol yang terlibat proses oxo dalam proses
pembuatannya adalah N-propanol.
Manfaat lebih lanjut didirikan pabrik dengan metode oxo reaction ini
diharapkan dapat mendukung dan mendorong pertumbuhan industri-industri
kimia terutama di bidang oxo reaction, menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengangguran dan memperkuat perekonomian di Indonesia.

3.2. Saran
Sedangkan kebutuhan N-propanol di Indonesia semakin meningkat,
sehingga impor N-Propanol setiap tahunnya selalu meningkat. Sedangkan disisi
lain, bahan baku N-Propanol di Indonesia sangat banyak oleh karena itu
diperlukan adanya pembangunan pabrik di Indonesia yang memproduksi N-
propanol.








21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007. Lembar Data Keamanan Bahan N-propanol.
www.sasol.com/.../datasheets/safety_data_sheet_29-03
2007_indonesian.pdf diakses pada tanggal 28 september 2014
Anonim. 2012. Alkohol dalam Proses Industri.
http://www.scribd.com/doc/55600832/Alkohol-Dalam-Proses-Industri di
akses pada tanggal 20 September 2014
Anonim. 2012. Etanol. http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol di akses tanggal 20
September 2014
Nawazir. 2012. Penggunaan Alkohol. http://id.shvoong.com/exactsciences/
chemistry/2280874-penggunaan-alkohol/ di akses pada tanggal 20
September 2014
Nazar,M.2012.Waspada Racun Kimia di Rumah.
http://arsip.pantonashare.com/blog/detail/waspada-racun--kimia-di-
rumah/2656 diakses pada 28 september 2014.
Syalistya.2009.n propanol dari etilen dan gas sintesis dengan proses oxo
http://syalistya.wordpress.com/2009/03/27/n-propanol-dari-etilen-dan-gas-
sintesis-dengan-proses-oxo/ diakses pada 28 september 2014.
Simaremare,H. 2012. Pembuatan N-propanol di Indonesia.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31682/5/Chapter%20I.pdf

Você também pode gostar