Você está na página 1de 15

PEMBAGIAN HADIS DAN FENOMENA

AL-IDRAJ, AL-ITTIRAB, AL-QALB DAN AL-ZIYADAH


PENDAHULUAN
Hadis yang dipahami sebagai pernyataan, perbuatan, persetujuan dan hal
yang berhubungan dengan Nabi Muhammad saw. Dalam tradisi Islam, hadis
diyakini sebagai sumber ajaran agama kedua setelah al-Quran. Disamping itu
hadis juga memiliki fungsi sebagai penjelas terhadap ayat-ayt al-Quran
sebagaimana dijelaskan dalam Q! an-Nahl ayat "". Hadis tersebut merupakan
teks kedua, sabda-sabda nabi dalam perannya sebagai pembimbing bagi
masyarakat yang beriman. #kan tetapi, pengambilan hadis sebagai dasar bukanlah
hal yang mudah. Mengingat banyaknya pers$alan yang terdapat dalam hadis itu
sendiri. ehingga dalam berhujjah dengan hadis tidaklah serta merta asal %$m$t
suatu hadis sebagai sumber ajaran.
#danya rentang waktu yang panjang antara Nabi dengan masa
pembukuan hadis adalah salah satu pr$blem. &erjalanan yang panjang dapat
memberikan peluang adanya penambahan atau pengurangan terhadap materi
hadis. elain itu, rantai perawi yang banyak juga turut memberikan k$ntribusi
permasalahan dalam meneliti hadis sebelum akhirnya digunakan sebagai sumber
ajaran agama.
Mengingat banyaknya permasalahan, maka kajian-kajian hadis semakin
meningkat, sehingga upaya terhadap penjagaan hadis itu sendiri se%ara hist$ris
telah dimulai sejak masa sahabat yang dilakukan se%ara selektif.
'

&ara muhaddisin, dalam menentukan dapat diterimanya suatu hadis tidak
men%ukupkan diri hanya pada terpenuhinya syarat-syarat diterimanya rawi yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena mata rantai rawi yang teruntai dalam
sanad-sanadnya sangatlah panjang. (leh karena itu, haruslah terpenuhinya syarat-
syarat lain yang memastikan kebenaran perpindahan hadis di sela-sela mata rantai
sanad tersebut.
'
Muhammad #jaj al-)hatib, Al-Sunnah Qabl al-Tadwin, *+eirut! Dar al-,ikr '-.'/, hal.
-0--0
'
1ulisan ini men%$ba mengel$mp$kkan dan menguraikan se%ara ringkas
pembagian-pembagian hadis ditinjau dari berbagai aspek Disamping itu, sedikit
mengungkap fen$mena al-idraj, al-ittirab dan al-2alb yang masih layak
didiskusikan dan diperdebatkan keberadaanya.
PEMBAGIAN HADIS
&embagian hadis di klasifikasikan berdasarkan
#.&embagian hadis dari segi diterima dan dit$laknya
e%ara $t$matis, kajian ulama dalam bidang pengetahuan hadis-hadis
yang kuat dari yang lemah dan tentang hal ihwal para perawi yang diterima
hadisnya atau dit$lak menghasilkan kesimpulan-kesimpulan ilmiah dan
istilah3istilah khusus yang mengindikasikan kesahihan atau kedaifan suatu
hadis. Dengan se%ara $t$matis pula, hadis terbagi menjadi yang ma2bul dan
yang mardud. Ma2bul adalah memenuhi syarat-syarat diterimanya riwayat.
edang mardud adalah yang tidak memenuhi semua atau sebagian syarat
yang diterimanya riwayat itu. Dan se%ara $t$matis pula masing-masing
bagian itu memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda dari segi kuat ataupun
lemahnya karena perbedaan k$ndisi para perawi dan riwayatnya.
&embagian ini terdiri dari 4 bagian5
a/ Sahih! Hadis yang bersambung sanadnya, yang diriwayatkan $leh rawi
yang adil dan dabit
2
dari rawi lain yang adil dan dabit sampai
akhir sanad, dah hadis itu tidak janggal serta tidak mengandung
illat *%a%at/.
4
b/ Hasan! Hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan $leh rawi yang
adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak ran%u
dan tidak ber%a%at.
"
0
Dabit adalah bahwa rawi hadis yang bersangkutan dapat menguasai hadisnya dengan
baik, baik bersangkutan hafalanya yang kuat ataupun dengan kitabnya kemudian ia mampu
mengungkapkannya kembali ketika meriwayatkanya.
4
Nuruddin Itr, Manhaj fi Ulum al-Hadis, *Damaskus! Dar al-,ikr '--./, hal. 0"0
"
&endapat ini dari 6ar2ani dalam syarah +ai2uniyah dan dikutip $leh Nuruddin Itr. 7ihat
Nuruddin Itr, Manhaj fi Ulum al-Hadis888...Hal. 094
0
%/ Daif!! Hadis yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadis
maqbul.
:
+..&embagian hadis berdasarkan jumlah rawi
9
a/ Mutawatir! Hadis yang diriwayatkan $leh sejumlah perawi yang se%ara
tradisi tidak mungkin mereka sepakat untuk berdusta dari
sejumlah perawi yang sepadan dari awal sanad sampai
ahirnya, dengan syarat jumlah itu tidak kurang pada setiap
tingkatan sanadnya.
b/ Masyhur !Hadis yang diriwayatkan $leh sejumlah perawi dari
g$l$ngan men%apai jumlah sahabat yang tidak men%apai
batas mutawatir, kemudian setelah sahabat dan sesudahnya
lagi jumlah perawi mutawatir.
%/ Ahad !)habar yang diriwayatkan $leh satu atau dua perawi ataupun
lebih, yang tidak memenuhi syarat-syarat masyhur ataupun
mutawatir, dan tidak diperhitungkan lagi jumlah perawinya
setelah itu
;. &embagian hadis berdasarkan bentuk dan penisbahan matan
a/ Dari segi bentuk atau wujud matannya, hadis dapat dibagi lima
ma%am5
<
'. Qauli !Hadis yang matannya berupa perkataan yang pernah
diu%apkan
0. Fili !Hadis yang matannya berupa perbuatan sebagai
penjelasan praktis terhadap peraturan syariat
4. 1a2riri !Hadis yang matannya berupa tarir, sikap atau keadaan
mendiamkan, tidak mengadakan tanggapan atau
menyetujui apa yang telah dilakukan
:
yarat hadis maqbul ada enam5 '/ =awinya adil 0/=awi dabit 4/anadnya bersambung "/
Hadis tersebut tidak dapat keran%uan :/Hadis tersebut tidak terdapat illat yang merusak 9/&ada
saat dibutuhkan, hadis tersebut menguntungkan *tidak men%elakakan/
9
#jaj al-)hatib, terj! Q$dirun Nur dan #hmad Musyafi2, Ushulul Hadis: !"!"-!"!"
#lmu Hadis, *>akarta! ?aya Media &ratama '--./, hal. 0<'-0<4 dan @ndang $etari #D, #lmu
Hadis, *+andung! #mal +akti &ress '--</, hal.''-
<
@ndang $etari #D, #lmu Hadis888hal. '40
4
". Qawni !Hadis yang matannya berupa keadaan hal ihlwal dan sifat
tertentu
:. Hammi !Hadis yang matannya berupa ren%ana atau %ita-%ita yang
belum dikerjakan, sebetulnya berupa u%apan
b/ Dari penyandaran terhadap matan, hadis dapat dibagi pada5
.
'. Marfu! Hadis yang matannya dinisbahkan pada
Nabi Muhammad, baik berupa perkataan, perbuatan, atau
ta2rir Nabi Muhammad
0. Mauquf!Hadis yang matannya dinisbahkan pada
sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan, atau ta2rir
4. Maqtu!Hadis yang matannya dinisbahkan kepada
tabiin, baik berupa perkataan, perbuatan atau ta2rir
". Qudsi! Hadis yang matannya dinisbahkan pada
nabi Muhammad dalam lafad pada #llah dalam makna
:. Maudui!Hadis yang matannya dinisbahkan pada
selain #llah, Nabi Muhammad, sahabat dan tabiin. Ini bisa
disebut fatwa
D. &embagian hadis berdasarkan persambungan dan keadaan sanad
&embagian hadis berdasarkan sanad, yang ditinjau dari segi
persambungan sanad, dan dari segi sifat-sifat yang ada pada sanad dan
se%ara periwayatannya, dapat dikemukan di bawah ini. Hadis ditinjau dari
segi persambungan sanad terbagi pada jenis-jenis.
-
a/ Hadis Muttasil5 Hadis yang sanadnya bersambung sampai kepada Nabi
Muhammad #A
b/ Hadis Munfasil! +ila sanadnya tidak bersambung terdapat in2itaha
*gugur rawi/ dalam sanad.
'. Muallaq! Hadis yang gugur rawinya se$rang atau lebih
dari awal sanad *mudawin/
.
Muhammad B#jaj al-)hatib, Ushul al-Hadis: $Ulumuhu wa Musthalahuhu, *+eirut! Dar
al-BIlmu li al-Malayin '-<</
-
@ndang $etari #D, #lmu Hadis888hal. '49-'4<
"
0. Mursal! Hadis yang gugur rawi pertama atau ahir
sanadnya
4. Munqathi!Hadis yang gugur rawi di satu tabaqat atau
gugur dua $rang pada dua ttabaqat dalam keadaan tidak
berturut-turut
". Mudhal! Hadis yang gugur rawi-rawinya dua $rang atau
lebih se%ara berturut-turut dalam tabaqat sanad, baik
sahabat bersama tabiin, tabiin bersama tabin tabiin,
namun dua $rang sebelum sahabat dan tabiin
:. Mudallas! Hadis yang gugur guru se$rang rawi karena
untuk menutup n$da
HADIS MUDRAJ
Idraj menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu dalam lipatan sesuatu
yang lain. Menurut istilah muhaddisin, yaitu segala sesuatu yang tersebut dalam
kandungan suatu hadis dan bersambung dengannya tanpa ada pemisah, padahal ia
bukan bagian dari hadis itu.gampangnya adalah hadis yang disisipkan ke dalam
matannya sesuatu perkataan $rang lain, baik $rang itu sahabat ataupun tabiin
untuk menerangkan maksud makna.
'C
&ara ulama membagi idraj sesuai dengan tempatnya menjadi dua bagian
''
.
%rtama, Mudraj matan adalah u%apan sebagian rawi dari kalangan sahabat atau
dari generasi setelahnya yang ter%atat dalam matan hadis dan bersambung
dengannya. Idraj dalam matan adakalanya terjadi di akhir matan dan ini yang
terbanyak, di tengah-tengah atau di awalnya. )ebanyakan idraj dalam matan
dilakukan dalam menafsirkan maksud suatu ungkapan hadis., tidak jarang
merupakan hasil kesimpulan hukum yang darinya pendengar menganggap sebagai
bagian dari hadis sehingga deisertakan dengannya.
&%dua Mudraj isnad. Dalam hal ini, para ulama menyebutkan beberapa
bentuk yang se%ara garis besarnya adalah sebagai berikut5 '/ e$rang rawi
'C
1engku Hasbi #sh hiddie2y, S%jarah dan %n'antar #lmu Hadis( *emarang! &ustaka
=iDki &utra '---/, hal. '--
''
Nuruddin Itr, Manhaj fi Ulum al-Hadis88.hal.""C-""0
:
mendengar suatu hadis dari banyak guru dengan beraneka ragam jalur sanadnya,
kemudian ia meriwayatkannya dengan satu jalur sanad tanpa menjelaskan
perbedaannya. 0/ e$rang rawi memiliki sebagian matan, namun ia juga memiliki
sebagian matan lainnya dari sanad lain, kemudian matan tersebut diriwayatkan
$leh salah se$rang muridnya se%ara sempurna dengan satu sanad. >elasnya adalah
bila ia memiliki dua hadis dengan dua sanad berbeda, lalu keduanya digabungkan
dalam satu sanad. 4/ e$rang muhaddis memba%akan suatu sanad hadis, kemudian
terjadilah sesuatu sehingga ia mengeluarkan kata-katanya sendiri, kemudian kata-
katanya itu dianggap $leh sebagai $rang yang mendengarnya sebagai matan,
sehingga mereka meriwayatkan kata-kata tersebut dengan sanad yang diba%a
muhaddis.
Idraj dalam hadis memiliki dampak yang sangat bahaya, lantaran kadang-
kadang berakibat menjadikan sesuatu yang bukan hadis sebagai hadis, maka para
ulama sangat keras meny$r$ti dan mengkajinya dengan serius serta menanganinya
dengan sangat hati-hati. ehubungan dengan itu mereka menetapkan beberapa
ped$man untuk mengetahui dan menyingkapnya dengan pasti.
&ed$man itu adalah sebagai berikut5 '/ #danya riwayat yang memisahkan
lafad yang mudraj dari p$k$k hadis, hal ini sangat jelas. 0/ #danya penegasan
tentang kejadian itu dari rawi yang bersangkuta, atau dari salah se$rang imam
yang luas wawasannya. 4/ Idraj dapat diketahui dari lahiriyah susunan hadis.
eperti hadis yang menyatakan bahwa Hilal melakukan ad%an di waktu malam.
esuatu hadis yang dapat diketahui mana kata-kata yang disisipkan ke
dalamnya, dapat dipandang sahih dengan mengeluarkan kata-kata kata itu. 1etapi
jika tidak lagi, maka fen$mena hadis mudraj $leh para ulama dig$l$ngkan hadis
daif. )arena ter%ampur dengan sesuatu yang bukan hadis. Disamping itu,
seandainya kata-kata yang di idrajkan itu sahih atau hasan karena dimungkinkan
datang melalui sanad lain yang sahih, namun hal ini tidak mengubah
kedh$ifannya karena dinilai sebagai sesuatu ber%ampur dalam sebuah hadis yang
terjadi idraj. &adahal jelas bahwa ia bukan bagian dari hadis itu.
Namun, al-uyuthi menge%ualikan kesengajaan dalam idraj apabila dalam
rangka menafsirkan suatu kata yang asing, maka hal ini tidak haram. &endapat ini
9
didukung $leh tindakan para imam hadis yang dapat dipegangi, seperti al-6uhri.
#kan tetapi yang lebih utama memastikan mana kata-kata asing yang di idrajkan
itu sebagai upaya penafsiran5 sementara $rang yang mengetahuinya hendaklah
menjelaskan.
'0
HADIS MUDLTARIB
)ata mudtarib adalah isim fail dari fiil madi idtaraba yaitu perbedaan
perkara dan rusaknya aturan. )ata dasarnya daraba. e%ara istilah, bermakna
sesuatu yang diriwayatkan dalam bentuk yang berbeda dalam satu tema sebagai
penguat.
'4
>elasnya, hadis mudltarib adalah hadis yang diriwayatkan dari se$rang
rawi atau lebih dengan beberapa redaksi yang berbeda dengan kualitas yang sama,
sehingga tidak ada yang dapat diunggulkan dan tidak dapat dik$mpr$mikan.
&erbedaan tersebut periwayatnya atau matannya, baik dilakukan $leh se$rang
perawi atau $leh banyak perawi, dengan mendahulukan, mengemudiankan,
menambah, mengurangi, ataupun mengganti, serta tidak dapat dikuatkan salah
satu riwayatnya atau salah satu matannya.
'"
ingkatnya, hadis mudltarib adalah hadis yang memiliki perbedaan dari
berbagai riwayatnya dengan dua %atatan. %rtama, antara hadis tersebut seimbang
kualitasnya sehingga tidak dapat diunggulkan salah satunya. )arena bila ada yang
dapat diunggulkan, maka hukumnya pada hadis yang unggul tersebut disebut
dengan mahfu)( atau maruf lawan dari syadD atau munkar. &%dua, antara hadis
tersebut tidak dapat dik$mpr$mikan. )arena bila perbedaannya dapat dihilangkan
dengan %ara benar, maka status ke-mudltaribannya hilang.
':
Diantara %$nt$h hadis mudltarib adalah hadis 6aid bin #r2am dari
=asululllah. +ersabda!

!"

$
%
"

&' (
%
)*


%
-


%
/
%
&'
'0 1
%
2

/ 4

)6 4

&

' 7
%
8
%
9 :

;
%
(

"

$
%
<

"

"

&'
'0
&endapat ini dikutip $leh Mahmud 1$han dalam Taisir Musthalah Hadis, hal...
'4
Mahmud 1$han dalam Taisir Mustalah Hadis*hal. -4
'"
ubhi al-alih, Ulum al-Hadis wa Mustalahuhu, *+eirut! Darul Ilmi lil Malayin '-<</,
hal. '.<
':
Nuruddin Itr ter! Mujiy$, Ulum Hadis, *+andung! =emaja =$sdakarya '--</, hal.04:
<
=
%

> &

'

%
$
%
"

&
%
0 )

? @

<

"

A B

> &

' ,

!D

=
%
E %

> &

'

FG
+S%sun''uhnya taman ini t%r"%na b%n,ana- A.abila salah s%!ran' di
antara "amu m%masu"i "a"us( b%rd!alah: A"u b%rlindun' "%.ada Allah
dari Mahlu" jahat la"i-la"i dan mahlu" jahat .%r%m.uan/
01
Menurut 1urmudDi, hadis 6aid bin #r2am sanadnya mengandung ke
mudltariban. ebab kemudltariban hadis ini adalah adanya perselisihan yang
%ukup banyak tentang dari siapa Qatadah menerima hadis tersebut. aid bin #bi
B#rubah meriwayatkan bahwa Qatadah menerimanya dari Qasim bin B#uf al-
yaibani, dari 6aid bin #r2am. Hisyam Dastuwai berkata! dari Qatadah dari 6aid
bin #r2am. yubah meriwayatkan dari Qatadah dari al-Nadhr bin #nas dari 6id
bin #r2am. Muamar meriwayatkannya dari Qatadah dari al-Nahar dari ayahnya
dari =asululllah.
Ditinjau dari segi hukum, maka hadis mudltarib adalah daif, karena ke-
mudltariban itu mengesankan tidak adanya ke-dhabitan se$rang periwayat
terhadap hadis yang bersangkutan. )arena apabila suatu saat meriwayatkan hadis
demikian, lalu pada kesempatan lain meriwayatkanya dalam bentuk lain, maka hal
yang demikian menunjukkan bahwa hadis tersebut tidak terekam kuat dalam
hafalannya. Demikian pula bila terjadi pertentangan di antara beberapa riwayat,
maka tidak dapat memastikan perawi mana yang paling dhabit terhadap hadis
yang diriwayatkan.
'.
HADIS MAQLUB
Menurut etim$l$gi, berubahnya sesuatu dari bentuknya. )ata ma2lub
adalah isim mafl dari akar kata qalaba,. e%ara termin$l$gi adalah mengganti
lafad dengan lafad yang lain pada sanad atau matan hadis.
'-
>elasnya hadis ma2lub
'9
#bu Dawud., Sunan Abu Dawud, )itab al-1aharah, +ab Ma Ea2um al-=$jul IDda
Dahk$la al-)h$la, n$. :Hukm Aulugh al-)alb, n$. "'. Dalam ?is%$, Mausuah al-Hadith al-
Sharif ## *Mesir! hirkah al-+aramij al-Islamiyyah al-Dauliyyah, '--'-'--</
'<
1erjemahan dari hadis yang dikeluarkan $leh #bu Dawud pada pendahuluan kitab
Sunan-nya dan $leh Ibnu Majjah.
'.
Nuruddin Itr, Manhaj fi Ulum al-Hadis88.hal. "4"-"4:
'-
Mahmud 1$han dalam Taisir Mustalah Hadis*hal..-
.
adalah sesuatu hadis yang telah terjadi kesilapan pada see$rang perawi dengan
mendahulukan yang semestinya diahir, atau mengemudiankan yang semestinya
lebih dulu baik berupa matan atau sanad
0C
Nuruddin memberikan definisi hadis ma2lub adalah hadis yang rawinya
menggantikan suatu bagian darinya dengan yang lain, baik dalam sanad atau
matan, dan bila karena lupa atau sengaja. Menurutnya, definisi ini yang paling
tepat. +erdasarkan definisi ini dapat membagi hadis ma2lub menjadi beberapa
bagian dengan pembagian yang dapat mempersatukan berbagia keterangan yang
beranekaragam dalam berbagai sumber pembahasan bidang ini. Eakni, ma2lubnya
suatu hadis bila ditinjau dari p$sisinya dapat diklasifikasikan menjadi dua.
%rtama, ma2lub sanad, yakni pergantian pada sanad. &%dua, ma2lub matan yakni
pergantian pada matan
Masing-masing dari keduanya adalakanya terjadi karena kelalaian
rawinya atau karena kesengajaanya.
0'
&ara muhaddisin menaruh perhatian besar
terhadap kedua klasisfikasi hadis ma2lub terahir. )arena dugaannya dapat
diketahui mana yang dapat diterima dan mana yang dit$lak, serta dapat dijadikan
dalil dalam al-jarh wa at tadil
22
. %rtama, hadis ma2lub yang terjadi karena
kelupaan rawinya. eperti matan suatu hadis yang diriwayatkan dengan sanad
tertentu $leh rawinya sehingga meriwayatkannya dengan menggunakan sanad
lain.
Diantara %$nt$h hadis ma2lub jenis ini hadis yang diriwayatkan dari Isha2
bin Isa al-1habab

=
%
-
%

I2% J

-
%
K

9
%

<%

'0 ;
%
(

"

$
%
<

"

"

&' !"

I
L

%
&'

I %

D !

')

)@

D B

&'
NO
FM%riwayat"an hadis "%.ada "ami 2arir bin Ha)3im dari Sabit dari Anas
r-a "atanya( 4asululullah b%rsabda: A.abila sh!lat t%lah sia. didiri"an(
ma"a jan'anlah "amu b%rdiri s%hin''a kamu melihatkuG
0C
ubhi al-alih, Ulum al-Hadis wa * '-' dan 1engku Hasbi #sh hiddie2y, S%jarah dan
%n'antar ** hal. '--
0'
Nuruddin Itr ter! Mujiy$, Ulum Hadis88Hal.04<
00
>arh wa at tadil adalah hal ihwal para perawi dari segi diterima atau dit$laknya riwayat
04
1irmidDi, Sunan Tirmid)i( )itab al->umah Ban =$sulillah bab Ma >aa fi al-)alam bada
NuDul al-Imam mi al-Minbar, n$."<:Dalam ?is%$, Mausuah al-Hadith al-Sharif ## *Mesir!
hirkah al-+aramij al-Islamiyyah al-Dauliyyah, '--'-'--</
-
Isha2 bin Isa berkata! )emudian saya datang kepada Hammad dan
bertanya kepadanya perihal hadis ini. Ia menjawab5 #bu al-Nadhar salah duga.
esungguhnya kami berada di majelis abit al-+anni dan Hajjaj bin #bu Hsman
ada bersama kami. Hajjaj al-hawwaf meriwayatkan hadis kepada kami dari
Eahya bin #bu +akar dari #bdullah bin #bu Qatradah dari bapaknya bahwa
=asulullah berkata FA.abila sh!lat t%lah sia. didiri"an( ma"a jan'anlah "amu
b%rdiri s%hin''a "amu m%lihat"uG. #bu Nadhar menduga bahwa hadis tersebut
termasuk hadis yang diriwayatkan kepada kami $leh abit dari #nas.
>elaslah bagimana tertukarnya suatu sanad $leh rawinya, dimana dia telah
menempatkan matan pada selain sanad yang sebenarnya.
0"
Hukum hadis ma2lub jenis ini adalah daif, karena hal demikian timbul
akibat ka%aunya hafalan rawi, sehingga ia memalingkannya dari yang sebenarnya.
#pabila terjadi berulang kali, maka akan mengurangi ke-dhabitannya dan semua
hadisnya akan di daifkan
0:
&%dua, hadis ma2lub yang terjadi karena kesengajaannya rawinya. Hadis
ma2lub jenis ini adalah yang paling bahaya, sehingga para ulama sangat besar
perhatiannya untuk mengkaji dan memb$ngkar rahasianya serta menjelaskan latar
belakang dan m$tif para rawi yang melakukan hal itu. Diantara latar belakang dan
m$tif tersebut adalah5
09
a. )einginan perawi untuk mengemukakan hal-hal yang aneh kepada
$rang lain, sehingga diduga meriwayatkan hadis yang tidak pernah
diriwayatkan $leh rawi lain. Dengan itu $rang-$rang akan menerima dan
menghafalkanya.
b. )einginan se$rang rawi untuk menguji ahli hadis yang lain, ia
hafal atau tidak dan apakah hafalannya masih baik atau sudah ka%au. Di
samping dimaksudkan untuk menguji ke%erdasan rawi lain, apakah ia
0"
Hadis yang benar diriwayatkan $leh +ukh$ri pada bab Mata 5aqumu an 6asu #d)a 4au
al-#mam( '!'0: dan Muslim 0!'C'. Hadis yang diriwayatkan $leh Isha2 dengan sanad yang tidak
sebenarnya itu diriwayatkan $leh Imam #hmad dalam kitab al-$#lal wa Marifat al-4ijal, '!0"4
dan diriwayatkan $leh 1urmudDi dari +ukh$ri dalam kitab al-2umah bab al-&alam bada 6u)ul
al-#mam min al-Minbar, 0!4-:
0:
Nuruddin Itr ter! Mujiy$, Ulum Hadis8hal. 0"C
09
Nuruddin Itr, Manhaj fi Ulum al-Hadis88.hal."4<-"4-
'C
menerima ind$ktrinasi atau tidak. ebab untuk mengetahui hadis ma2lub
dibutuhkan hafalan yang luas dan ketekunan yang tinggi guna menguasai
sejumlah riwayat dan sanad.
HADIS ZIYADAH
e%ara umum, )iyadah al-thiqah adalah penyendirian se$rang si2$h
dalam periwayatan hadis terhadap lafaD atau jumlah baik dalam sanad maupun
matan.
0<
ehingga pada nantinya )iyadah al-thiqah ini berdasarkan tempatnya
terbagi menjadi dua, yaitu al-)iyadah fi al-sanad dan al-)iyadah fi al-matan.
7iyadah fi al-matanIadalah ketika se$rang perawi se%ara menyendiri
meriwayatkan tambahan lafaD atau jumlah dalam matan hadis yang mana
tambahan tersebut tidak diriwayatkan $leh perawi lainnya.
0.
Menurut al-1ahhan, )iyadat al-thiqat adalah lafaD-lafaD yang dapat kita
pandang sebagai tambahan dalam riwayat sebagian rawi si2$h untuk suatu hadis
yang diriwayatkan $leh rawi-rawi s$2$h yang lain untuk hadis tersebut.
0-
Adapun menurut Musfar, ziyadah al-thiqah adalah ketika
seorang muhadis memberikan tambahan lafaz pada sebagian
riwayatatau salah satu riwayatyang mana tidak disebutkan
dalam riwayat yang lain. Konkritnya adalah ketika sekelompok
orang meriwayatkan satu hadis dengan sanad dan lafaz yang
sama, kemudian sebagian perawi memberikan tambahan yang
mana tidak disebutkan olah perawi-perawi yang lain.
30
Dengan demikian dapat dipetik kesimpulan bahwasannya )iyadah al-
thiqah adalah tambahan se$rang perawi baik berupa lafaD maupun jumlah
*kalimat atau frase/ pada hadis yang dia riwayatkan se%ara menyendiri,
penambahan ini bisa terjadi pada sanad maupun matan hadis
0<
Nuruddin BItr, Manhaj al-6aqd Fi $Ulum al-Hadis *+eirut! Dar al-,ikr, '--</, hal. "04
0.
#bid( "0:
0-
Mahmud al-1h$hhan, Taisir Mushthalah Hadith, terj. 6ainul Mutta2in *E$gyakarta!
1itian Ilahi &ress, '--</ hal. '"9
4C
Musfar B#Damullah, Maqayis 6aqd Mutun al-Sunnah *=iyadJ! >ami al-Hu2u2 MahfuD
ahli al-Muallif, '-."/ hal. ':"
''
Ibn alah membagi hadis Diyadah menurut apa yang diriwayatkan se%ara
menyendiri $leh se$rang thi2ah menjadi tiga, yaitu
4'
!
'. >ika menafikan apa yang diriwayatkan $leh thiqah-thiqah yang lain,
hukumnya dit$lak.
#l-hafii berkata! F1idak termasuk shad jika se$rang thiqah
meriwayatkan apa yang tidak diriwayatkan $leh thiqah-thiqah yang lain. Eang
dinamakan shad adalah jika se$rang thiqah meriwayatkan hadis yang ternyata
menyalahi apa yang diriwayatkan perawi-perawi yang lain.G
Ibn Hajar memberikan gambaran yang mungkin masuk dalam kateg$ri
yang pertama ini, yaitu ketika salah se$rang periwayat menafikan yang
lainnya sehingga bisa menyebabkan riwayatnya diterima dan yang lainnya
dit$lak, maka yang terjadi antara keduanya adalah 1arjih, sehingga diterima
yang rajih dan dit$lak yang marjuh, dan tarjih ini bisa berupa )iyadah al-
dabtatau "athrah al-$adad ataupun yang lain.
40
;$nt$hnya adalah tambahan lafaD KLMN OPQ pada hadis!
M
R
ST U
V
WX O
Y
P
T
Q
Z
[
Z
K
Z
L
Z
M
Z
N
Z
O
Y
P
T
Q
Z
\
Z
]
V
^
Z
[
Z
_R `T]
Z
N
Z
a
V Y
X b]
V
c
Z
a
V
R X d
Y
P^
Y
e
Z
d
Z
fg
Z
d
Z
fg
Z
M
h
iR fN
Z
j
R
kT K
Z
l
Z
m
T
NY jT N
Z
n
h
MT o
Y
[
Z
p
h
q
T
r
Z
O
Y
fQVr
Z
s
Z
tR [
Z
O
R
u
Z
^
T
v
T
R
X p
Z
tT r
Z
fwZxY`NR y
R
QM
R
z
T
{
V
WX O
Y
fQVr
Z
[
Z
Hadis tersebut dalam seluruh jalurnya tanpa tambahan KLMN OPQ dan hanya
datang dari jalur Musa bin B#li bin =abbah dari ayahnya dari BH2bah bin
B#mir, dan hadis ini diriwayatkan $leh al-1irmidhi, #bu Dawud dan yang
lainnya.
44
0. >ika riwayat tersebut pada dasarnya tidak menafikan dan tidak menyalahi
apa yang diriwayatkan yang lainnyaIseperti hadis yang diriwayatkan
sekel$mp$k $rang thiqahIdan tidak bertentangan dengan periwayatan
yang lainnya, maka periwayatan seperti ini dapat diterima.
4'
Musfar B#Damullah, Maqayis 6aqd*, hal. ':9, pembagian ini tidak jauh berbeda
dengan pembagian yang dilakukan Muhammad bin Ibrahim bin >umaah dalam Minahil al-4awi,
hal. :-
40
Musfar B#Damullah, Maqayis 6aqd** hal. ':.
44
Mahmud al-1h$hhan, Taisir Mushthalah Hadis*.hal. '".
'0
;$nt$nya adalah hadis riwayat Muslim dari jalan B#li bin Mushir dari al-
#mash dari #bi =aDin dan #bi a|ih dari #bi Hurairah ra. berikut ini!
_Y ]
T
}R ~
T
`
Z
WR \
V

Y
_Y g
T
M
R
`Y]
T
L
Z
\
T
q
Y
xR
Z
r
Z

R
fwZ
R
sLR Y ]
T

Z
W
T
X Z W
Z
[
Z
X
Z

R
\
Z
]
V
^
Z
[
Z
_R `T]
Z
N
Z
a
V Y
X b]
V
c
Z
a
V
R X d
Y
P^
Y
e
Z
d
Z
fg
Z
X
Z

Z
k
R

R

Z
NT
T Z
X jT N
Z

Z
fQVM
R
q
Z
Z jY kT p
Y
`R
Z
^
T

R
fUZ
Z
xV
Z

R
flV
V
WX jY kT xY
V
S
Z
i
Y
sUR
Z
xV
Z
[ e
h
XM
Z
iR
Z
lT^
Z
_Y g
T
M
R
`Y]
T
L
Z
p
T
m
Y
Q
Z
\
T
W
Z
[
Z
_Y ]
Z

T
iR RfUZ^
T
v
T
R
X
4"
Eang menjadi Diyadah pada hadis tersebut adalah lafaD _Y g
T
M
R
`Y]
T
L
Z
yang ternyata
tidak diriwayatkan $leh murid-murid al-#mash yang lain, sedangkan B#li
bin Mushir adalah se$rang rawi yang thi2ah, sehingga Diyadah ini dapat
diterima.
4:
4. >ika menempati kedua derajat di atas, seperti penambahan lafaDJ pada
suatu hadith yang tidak disebutkan $leh para periwayat yang lain.
;$nt$hnya! riwayat Malik dari Nafi dari Ibn BHmar!
[
T
r
Z
M
h

Z
jT iR fN fc
Z
Z fZ i
Z
e
Z
jT iR M
R

T
RW
T
X Z fq
Z
Z Z M
Z
L
Z
\
Z
]
V
^
Z
[
Z
_R `T]
Z
N
Z
a
V Y
X b]
V
c
Z
a
V
R X d
Z
P^
Y
e
Z
V r
Z
jZ `R ]R}
T

Y
W
T
X jT iR b
Z
w
T
r
Y
[
T
r
Z
M
h
q
Z

Z
xhlTN
Z
[
T
r
Z
M Y p

q
Y
b]
Z
N
Z
M
h
`R o
Z
jT iR fN fc
Z
49
#bu BIsa al-1urmudhi menyatakan bahwa hanya Malik yang telah
meriwayatkan di antara para thiqah tentang tambahan jZ `TR ]R}T Y W
T
X jZ iR #bdullah
bin Hmar dan #yyub serta yang lainnya telah meriwayatkan hJadi|th ini
dari Nafi dari Ibn BHmar tanpa penambahan ini.
Menanggapi hal ini para imam berk$mentar, salah satunya al-yafii dan
#hmad. Hadis ini dan yang serupa dengannya menyerupai yang pertama
dari sisi bahwa yang diriwayatkan sekel$mp$k $rang jamaah bersifat
umum, sedangkan yang diriwayatkan se%ara menyendiri bersifat khusus( di
dalamnya pun terdapat perubahan sifat, dan perbedaan hukum, inipun
menyerupai yang kedua dari sisi tidak adanya penafian antara keduanya.
4"
Muslim, Sahih Muslim, )itab al-1aharah, +ab Hukm Aulugh al-)alb, n$. "'. Dalam
?is%$, Mausuah al-Hadith al-Sharif ## *Mesir! hirkah al-+aramij al-Islamiyyah al-Dauliyyah,
'--'-'--</
4:
Mahmud al-1h$hhan, Taisir Mushthalah Hadith*-- hal. '"<-'".
49
#l-1urmudhi, Sunan al-Turmudhi, )itab al-6akah Ban =asulillah, +ab Ma >aa fi
ada2ah al-,itr, n$. 9'0. Dalam ?is%$, Mausuah al-Hads al-Sharif ## *Mesir! hirkah al-+aramij
al-Islamiyyah al-Dauliyyah, '--'-'--</
'4
Ibn alah pun tidak memberikan kejelasan hukum terhadap jenis yang
terakhir ini karena ihtimal, jika ternyata lebih %$nd$ng pada yang pertama maka
dit$lak, jika pada yang kedua maka diterima. &ada jenis ketiga ini terdapat
perbdeaan pendapat, dan itulah yang dimaksud dengan generalisasi mereka
terhadap )iyadah al-thiqah, namun kebanyakan mereka menerima Diyadah
PENUTUP
ebagai akhir pembahasan tulisan ini, penulis sajikan kesimpulan umum
sebagai berikut5 %rtama( dalam perkembangan masa hadis dikel$mpakkan sesuai
kriteria masing-masing. e%ara garis besar hadis dapat dibagi dengan melihat
sanad dan matan. ehingga dapat dirumuskan, berdasarkan diterima dan
dit$laknya, jumlah rawi, bentuk dan penisbahan matan dan berdasarkan
persambungan dan keadaan sanad.
&%dua( mun%ulnya fen$mena penambahan, perbedaan redaksi, penukaran
urutan kalimat terdapat un%ur p$sitie dan lebih banyak negatifnya. &$sitif bila
dilihat dari penambah penjelas dari kalimat yang masih perlu ditafsirkan.
Negatifnya membuat keraguan sang pengkaji, disebabkan berbagai hal,
diantaranya kemungkinan sang perawi memang tidak dabit, dan kemungkinan
rawi menafsirkan se%ara $byektif, sehingga tidak sesuai makna dan maksud
sebenarnya.
Dengan mun%ulnya fen$mena diatas memiliki dampak yang sangat
bahaya, lantaran kadang-kadang berakibat menjadikan sesuatu yang bukan hadis
sebagai hadis, maka para ulama sangat keras meny$r$ti dan mengkajinya dengan
serius serta menanganinya dengan sangat hati-hati. Dan ahirnya para pe%inta hadis
agar tergugah untuk lebih berhati-hati dalam menelaah dan mengamalkan isi hadis
sehingga dapat membedakan mana yang termasuk bagian hadis dan yang bukan
DAFTAR PUSTAKA
'"
#Damullah, Musfar., Maqayis 6aqd Mutun al-Sunnah, =iyad! >ami al-Hu2u2
MahfuD ahli al-Muallif, '-."
;D Mausuah al-Hadis al-Sharif ##( Mesir! hirkah al-+aramij al-Islamiyyah al-
Dauliyyah, '--'-'--<
@ndang $etari #D, #lmu Hadis, +andung! #mal +akti &ress '--<
Mahmud 1$han dalam Taisir Mustalah Hadis
Muhammad B#jaj al-)hatib, terj! Q$dirun Nur dan #hmad Musyafi2, Ushulul
Hadis: !"!"-!"!" #lmu Hadis, >akarta! ?aya Media &ratama '--.
-------------, Ushul al-Hadis: $Ulumuhu wa Musthalahuhu, +eirut! Dar al-BIlmu li
al-Malayin '-<<
-------------, Al-Sunnah Qabl al-Tadwin, +eirut! Dar al-,ikr '-.'
Nuruddin Itr ter! Mujiy$, Ulum Hadis, +andung! =emaja =$sdakarya '--<
------------, Manhaj fi Ulum al-Hadis, Damaskus! Dar al-,ikr '--.
ubhi al-alih, Ulum al-Hadis wa Musthalahuhu, +eirut! Darul Ilmi lil Malayin
'-<<
1engku Hasbi #sh hiddie2y, S%jarah dan %n'antar #lmu Hadis( emarang!
&ustaka =iDki &utra '---
':

Você também pode gostar