1. Stress adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor
psikososial berupa tekanan/beban kehidupan. Dan dapat diartikan sebagai suatu stimulus yang mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi fisiologi dan psikologis (Hawari, 2002 : 21) 2. Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan, ketegangan emosi (Sunaryo, 2004) 3. Stress adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang individu untuk berespon melakukan tindakan (Potter & Perry, 2005)
Dari ketiga definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu stress adalah suatu respon yang dialami oleh seseorang baik negative atau positif KOPING ADALAH.. 1. Koping adalah perilaku pemecahan masalah yang secara langsung dapat mempengaruhi atau menyeimbangkan keadaan menjadi lebih baik setelah mengalami stress. Disebut juga sebagai pemikiran realistis dan fleksibel serta tindakan penyelesaian masalah sehingga dapat mengurangi stress. 2. Koping adalah upaya perilaku dan kognitif seseorang dalam menghadapi ancaman fisik dan psikososial (Stuart & Laraia, 2005)
Jadi kesimpulan dari koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. LEVEL DAN KLASIFIKASI STRESS & KOPING Menurut Hawari (1997:58--64) gangguan stres biasany timbul secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan sering sekali tidak disadari. Namun demikian dari pengalaman praktek psikiatri, para ahli mencoba membagi stress dalam 6 tahapan yaitu: 1. Stres tingkat 1 Tahapan ini merupakan tingkat stress yang ringan dan biasanya disertai perasaan semangat besar, penglihatan tajam tidak seperti biasanya, serta energi dan gugup berlebihan diikuti kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Tahap ini biasanya menyenangkan dan orang bertambah semangat, tanpa disadari bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang menipis. 2. Stres tingkat II Dalam tahap ini dampak stres yang menyenagkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan yang sering dirasakan adalah merasa letih sewaktu pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah saat sore hari, kadang kadang terjadi gangguan pencernaan, perasaan tegang pada otot punggung dan tengkuk, perasaan tidak bias santai.
LANJUTAN.. 3. Stres tingkat III Pada tahap ini keluhan semakin nampak disertai dengan gejala usus lebih terasa tegang, perasaan tegang yang semakin meningkat, badan terasa ingin pingsan, insomnia. Pada tahap ini, penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali jika beban stres dikurangi dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat atau relaksasi guna memulihakan suplai energi. 4. Stres tingkat IV Pada tahap ini menunjukan keadaan yang lebih buruk, yang ditandai dengan ciri-ciri untuk dapat bertahan sepanjang harilebih sulit, kegiatan yang semula terasa menyenagkan kini terasa sulit, kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi pergaulan sosial dan kegiatan lainya terasa berat, susah tidur, kemampuan konsentrasi menurun derastis, perasaan takut yang tidak dapat pungkiri. 5. Stress tingkat V Tahap ini merupakan kondisi yang lebih spesifik yang ditandai dengan keletihan yang mendalam, tidak mampu mengerjakan pekerjaan yang sederhana, gangguan sistem pencernaan lebih sering, perasaan takut yang tidak bisa dikendalikan. 6. Stres tingkat VI Tahapan ini adalah tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat yang ditandai dengan debaran jantung terasa amat keras, nafas terasa sesak, badan gemetar, tubuh dingin, keringat banyak, tenaga untuk hal ringan tidak bisa dilakukan.
LANJUTAN.. Mekanisme koping menurut pada dasarnya adalah mekanisme pertahanan diri terhadap perubahan yang terjadi baik dari dalam maupun luar diri. Ada dua macam mekanisme koping yaitu: a. Adaptif Tingkah laku yang adaptif adalah suatu tindakan yang dapat menyesuaikan diri dan perilaku dengan konstruktif. Selain itu, individu tersebut lebih mampu bertahan dan menagantisipasi kemungkinan adanya bahaya. Selanjutnya, yang termasuk dalam mekanisme koping yang konstruktif adalah: 1) Mekanisme koping konstruktif survivol digunakan untuk kelangsungan hidup dan berkaitan dengan suatu yang mengancam. Adapun yang merupakan tingkah laku , misalnya memeriksakan kesehatan secara berkala ke puskesmas. 2). Mekanisme koping konstruktif memotivasi digunakan untuk dapat memotivasi, misalnya apabila mempunyai masalah baru, bercerita kepada keluarga atau mempunyai masalah dengan kesehatan baru memeriksakan diri.
LANJUTAN b. Maladaptif pada tingkah laku yang maladaptif, individu tidak dapat menyesuaikan diri sehingga cenderung muncul tingkah laku destruktif sehingga menyebabkan respon maladaptif. Respon maladaptif dapat timbul pada kecemasan berat dan panik. Adapun yang termasuk mekanisme koping maladaptif adalah koping destruktif, misalnya marah marah, mudah tersinggung, menyerang dan depresi. Adpun yng termasuk dalam mekanisme koping maladaptif adalah reaksi yang lambat atau berlebihan, menghindar, mencederai diri dan minum alkohol.