Você está na página 1de 15

ALIRAN LINGUISTIK

STRUKTURAL BLOOMFIELD
Tugas Mata Kuliah Nadzhariyyat Lughawiyyah

Dosen : Prof. Dr. Moh. Matsna HS, MA


Oleh : Syarifah Zahra Mustafawi

Program Pasca Sarjana
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2014

i

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................. i
BAB I Pendahuluan .............................................................................................. 1
BAB II Pembahasan ............................................................................................... 2
1. Latar Belakang Aliran ................................................................................. 2
2. Ciri-Ciri Aliran Struktural Bloomfield ....................................................... 4
3. Tokoh-Tokoh Aliran Struktural Bloomfield ............................................... 7
4. Analisis Kalimat ......................................................................................... 8
5. Kelebihan dan Kekurangan Berdasarkan Analisis ..................................... 10
BAB III Penutup ...................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 13


1


BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu mengenai linguistik telah dibahas sejak peradaban Babilonia, namun proses
penelitian yang terstandar baru dimulai sejak periode Yunani kuno. Dari perjalanan ilmu
bahasa zaman Yunani, berkembang aliran linguistik tradisional, beranjak ke linguistik
strukturalis, dan terakhir linguistik transformasional atau modern.
1

Dalam sejarah perkembangan linguistik modern, kita dapat melihat beberapa
orang tokoh yang menyumbang kepada pemodernan ilmu linguistik pada masa itu.
Selain Ferdinand de Saussure dan Edward Sapir, seorang lagi ahli linguistik Amerika
yang menyumbang dalam pemodernan ini, yaitu Leonard Bloomfield.
Diantara kajian ilmu linguistik, ada yang disebut dengan linguistik tradisional
yaitu linguistik zaman Yunani, kaum Alexandria, zaman Romawi, zaman Renaisans,
serta linguisti bahasa Ibrani dan Bahasa Arab. Ada juga kajian ilmu linguistik strukturalis
yang dipelopori oleh beberapa tokoh diantaranya Ferdinand De Saussure dan Bloomfield.
Dalam makalah ini, penulis ingin mengkaji bagaimana teori linguistik yang
dikemukakan oleh Bloomfield, apa ciri-ciri aliran ini, siapa tokoh-tokoh pada aliran ini,
serta apa kelebihan dan kekurangannya.



1
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 332-381.

2

BAB II
PEMBAHASAN

1. LATAR BELAKANG ALIRAN
Leonard Bloomfield (1887 1949) merupakan salah seorang ahli linguistik
struktural yang terkenal di Amerika Serikat. Pengaruhnya sangat kuat dan masih terasa
sampai kini. Karyanya meliputi bahasa-bahasa India, Bahasa Tagalog, Linguistik Umum
dan Kesusastraan. Bukunya yang paling berpengaruh adalah Language (1933).
2
Banyak
murid dan pengikutnya. Beberapa karyanya dikumpulkan oleh C.F. Hockett dalam A.
Leonard Bloomfield Anthology. Dalam pengkajian bahasa, Bloomfiled menggunakan
konsep Ferdinand de Saussure sebagai asas pengkajian, yaitu dalam struktur bahasa.
Beliau turut meneliti dua kejadian sejarah di Amerika, sehingga mencetuskan pemesatan
perkembangan aliran struktural. Hashim Hj. Musa (1994) menyatakan, kajian sejarah
yang dilakukan oleh Bloomfield ialah berkenaan wujud bahasa-bahasa orang asli di
Amerika Serikat yang begitu banyak dari pelbagai serta kegiatan penaklukan dan
peperangan yang mengakibatkan kehilangan bahasa-bahasa tersebut karena kematian
penutur-penutur dari bahasa itu.
Selain menjadi seorang ahli linguistik, Bloomfield juga terkenal dengan teori
behaviorisme yang berakar dari pemikiran Plato yang percaya bahwa proses bahasa ini
berpuncak dari proses peniruan atau mimetic. Setiap perkataan yang dilafalkan pasti
mempunyai struktur. Sebagai contoh, sekiranya seseorang individu itu menyebut rumah,
strukturnya mesti rumah, bukan hamur atau maruh. Beliau lebih mengutamakan bahasa
lisan sebagai objek kajian dan menyebabkan wujudnya Linguistik Deskriptif. Berkenaan
bahasa dan struktur, Bloomfield mengetengahkan kaidah penganalisisan struktur yaitu
kaidah pemenggalan. Sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss,
Bloomfield menganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt.

2
http://en.wikipedia.org/wiki/Leonard_Bloomfield

3

Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau
behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan Linguistik Amerika.
Bloomfield menerangkan makna semantik dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya
makna tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur-unsur
linguistik diterangkan berdasarkan distribusi unsur- unsur tersebut di dalam lingkungan
(environment) di mana unsur-unsur itu berada.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini. Di antaranya
pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak
sekali bahasa Indian yang belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa
Indian itu dengan baru, yaitu secara sinkronik. Cara lama yaitu secara historis atau
diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena sejarah bahasa-
bahasa Indian sedikit sekali diketahui, bahkan banyak yang hampir sama sekali tidak
diketahui.
3

Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang
berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena itu,
dalam memberikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada fakta-
fakta objektif yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
Juga tidak mengherankan kalau masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian.
Malah ada linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh
lagi dengan meninggalkan makna sama sekali. Misalnya, Zellig S. Harris dengan
bukunya Structural Linguistics. Ketidakpedulian kelompok strukturalis Amerika terhadap
makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat bersandar pada data empirik.
Makna tidak dapat diamati secara empirik. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat
yang bisa diamati, dan bisa disegmentasikan.
4




3
Chaer, Abdul. 2003 Linguistik Umum. Jakarta : rienka Cipta. Hal.359
4
Ibid

4

2. CIRI-CIRI ALIRAN STRUKTURAL BLOOMFIELD
Menurut Bloomfield, bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam
suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk
mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian adalah
bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, dan bukan bahasa yang mati.
Bahasa adalah sekumpulan data. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri
dari potonganpotongan perilaku yang disusun secara linear. Bloomfield menganggap
tidak mungkin menemukan pola-pola dalam beberapa bahasa yang berlaku pula dalam
bahasa lain. Dalam hubungannya dengan teori bahasa, Bloomfield memandang bahwa
bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang
dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang
dibentuk oleh fonem-fonem.
5
Contoh pukul adalah bentuk, pemukul bentuk ujaran, pe
adalah bentuk bukan ujaran. Pukul terdiri atas empat fonem yaitu [ p ] [ u ] [ k ] [ u ] [ l
]. Ada dua macam bentuk yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat. Bentuk bebas (free
Form) adalah bentuk yang dapat diujarkan sendiri, sedangkan bentuk terikat (bound
form) adalah bentuk llinguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pe-
pada kata pemukul dan bentuk -an pada pukulan.
Selain mengenal bentuk bebas dan terikat, dikenal pula istilah seperti: morfem,
kata , dan kalimat. Morfem adalah satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari
bentuk leksikon. Contoh dalam kalimat Amat menerima hadiah , terdapat morfem amat
, me- ,terima , hadiah.
Frase adalah unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau
lebih. Contoh dalam kalimat Adik saya sudah mandi, terdapat dua buah frase , yaitu
frase adik saya dan frase sudah mandi.
Kata adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas
ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya pukul , pemukul ,dan pukulan

5
Ibid, hal. 71

5

adalah kata, sedangkan pe- dan an bukan kata. Tetapi semuanya pe- , -an dan pukul
adalah morfem.
Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan
merupakan satu ujaran yang maksimum. Misanya Amat duduk di kursi, Amat melihat
gambar, dan ibu dosen itu cantik.
Dalam analisisnya, Bloomfield berusaha memenggal-menggal bagian bahasa itu
serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian-bagian itu. Jadi, kita akan melihat
bagian-bagian itu mulai dari fonem, morfem, kata, frase, kalimat. Mari kita lihat contoh
kalimat, dan bagaimana Bloomfield memenggal bagian- bagian itu.
Nenek Membaca buku humor di kamar tidur
membaca Buku humor di kamar tidur
Buku
humor
Di kamar tidur
Buku
humor
Di Kamar tidur
Kamar Tidur

Selain pemenggalan bagian-bagian seperti contoh di atas, Bloomfield
mengemukakan istilah distribusi yang memiliki dua pengertian. Pengertian pertama
distribusi diartikan sebagai sifat segmen atau konstituen di dalam struktur tertentu
(J.W.M. Verhar.2012:371). Contoh Si Amin tidak mengenal putri yang berani itu.
Masing-masing segmen dapat dianalisis menurut distribusi nya di dalam kalimat atau di
dalam segmen yang lebih pendek. Misalnya distribusi frasa si Amin adalah subjek pada
predikat mengenal (mendahului subjek , mendahului juga penegas tidak). Distribusi kata
tidak adalah penegas pada verba mengenal (mendahului verba tersebut dan mengikuti
subjek . Distribusi kata berani tidak langsung termasuk seluruh klausa tetapi merupakan
atribut pada konstituen induknya putri, sebagai bagian frasa Putri yang berani . dan
seterusnya,cara analisis ini menurut distribusi struktural. Ciri predikat yaitu kata yang

6

dapat berdistribusi dengan frase dengan. Pada kata mengenal dapat dijelaskan dengan
mengenal dengan baik.
Pengertian kedua dari istilah distribusi adalah pengertian sistemik, yaitu mungkin
tidaknya salah satu konstituen struktural diganti oleh unsur lain . Misalnya dalam, frasa
si amin dapat diganti oleh nomina lain , misalnya bapak atau temanmu. Demikian pula
putrid dapat diganti oleh nomina lain yang sesuai; misalnya anak saya, atau majikan, atau
orang Jepang. Pronomina itu dapat diganti oleh pronominal ini dsb. Bila dua unsur dapat
saling mengganti dalam struktur tertentu, maka distribusi kedua unsur itu bersifat
parallel. Apabila tidak dapat saling menggantikan dalam struktur tertentu maka distribusi
itu sifatnya komplementer.
6

Contoh dapat dilihat pada bagan berikut
S
I
S
T
E
M
yang
Si
Pak

akan
Amin
Ali

tidak
memang
sudah
pengenal
mengenal
melihat
putri
wanita
Apa
yang
Berani
muda
Itu
ini
S t r u k t u r

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirinci ciri-ciri aliran Struktural Bloomfield sebagai
berikut.
1. Objek kajian bahasanya adalah bahasa yang masih hidup di masyarakat, bukan
bahasa yang sudah mati.

6
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gajah Mada. Hal. 372


7

2. Cara kerja sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan
suatu bahasa.
3. Dalam menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan
hubungan hierarkinya.
4. Menganggap setiap bahasa memiliki pola tertentu yang berbeda dengan bahasa
yang lain.
5. Membagi kata menjadi dua bentuk, yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat.
6. Memandang bahasa terdiri atas sejumlah isyarat atau tanda.
7. Dalam menganalisis berusaha memenggal menjadi dua konstituen.
8. Distribusi dapat bersifat komplementer dan paralel.
9. Sudah mengenal subjek dan predikat.
3. TOKOH-TOKOH ALIRAN STRUKTURAL BLOOMFIELD
Di samping Leonard Bloomfield sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran struktural
Bloomfield adalah Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang
linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh
lagi dengan meninggalkan makna sama sekali.
C. Hull seorang pencetus teori mediasi (mediational theory); Kemudian
dilanjutkan oleh C. Osgood seorang murid Hull yang telah memperluas teori mediasi
dalam rangka untuk menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara teori S R yang murni
dengan teori mediasi; Teori mediasi membahas variabel perantara (intervening variables)
yang terjadi antara S dan R. pendekatan nonbehavioris ini mempertanyakan proses
mental dan proses berpikir dalam menganalisis tingkah laku manusia sehingga ia
menyimpulkan bahwa tingkah laku manusia dalam berbahasa, menitikberatkan pada
meaning atau makna. Menurut teori ini meaning dari suatu kata atau kalimat adalah
mediator antara stimulus luar (eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang tampak).
Meskipun hubungan antara stimulus dengan respon bersifat tidak langsung, meaning
itu tidak terjadi begitu saja, melainkan diperoleh melalui conditioning atau kondisi
seperti halnya proses belajar yang lain.

8

Osgood memperdalam kajiannya dengan mencoba mengkombinasikan kedua teori
dari Watson dan Skinner. Watson mengeluarkan teori yang disebut Conditioning Klasik.
Kesimpulan dari teori ini adalah sebagai berikut: Sepotong daging adalah sebuah stimulus
yang dapat mengundang selera; Lonceng juga bila dibunyikan berulang- ulang dapat
mengundang selera; Selera yang muncul itu merupakan respon. Dalam teori Skinner
dinyatakan bahwa suatu stimulus dapat menimbulkan bermacam- macam respon. Apabila
salah satu respon diberi penguat (reinforcement) maka kemungkinan terjadi reaksi yang
sama atau meningkat.
4. ANALISIS KALIMAT
1. Saya membuka pintu.
( S ) ( P ) (atribut)
Saya // membuka pintu.
membuka// pintu
Secara sistemik kalimat Saya membuka pintu memiliki konstituen saya, membuka,
pintu. semua konstituen dalam kalimat tersebut bersifat paralel karena dapat diganti oleh
konstituen lain. Konstituen saya, dapat diganti dengan ia, dia, Nisa, Bapak. Konstituen
membuka dapat diganti oleh konstituen membaca, menutup. Konstituen pintu dapat
diganti dengan majalah, surat kabar, novel.
2. Ibu membuat bolu.
( S ) ( P ) ( atribut)
Ibu // membuat bolu.
Membuat // bolu
Pada kalimat Ibu membuat bolu. Memiliki konstituen ibu, membuat, bolu. Semua
konstituen bersifat paralel.


9

3. Saya menyampaikan pesan kepada adik.
( S ) ( P ) ( atribut) (F. Nominal)
Saya // menyampaikan pesan kepada adik.
menyampaikan pesan // kepada adik
menyampaikan/ /pesan kepada// adik
Kalimat Saya menyampaikan pesan kepada adik. Kalimat tersebut memiliki
konstituen saya, menyampaikan , pesan, kepada, adik. Semua konstituen pada kalimat
tersebut bersifat paralel karena dapat saling menggantikan.
4. Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi.
( S ) ( P ) ( F. adverbial) ( atribut )
Kita // kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi.
Kuliah // dalam rangka meningkatkan kompetensi
dalam rangka // meningkatkan kompetensi
dalam// rangka meningkatkan// kompetensi
Kalimat Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. Memiliki
konstituen kita, kuliah, dalam, rangka, meningkatkan, kompetensi. Hanya konstituen
rangka yang bersifat komplementer,sedangkan yang lainnya bersifat paralel.
5. Kami mengerjakan tugas linguistik.
( S ) ( P ) ( atribut )
Kami // mengerjakan tugas linguistic

10

mengerjakan // tugas linguistik
tugas // linguistik
Kalimat Kami mengerjakan tugas linguitik memiliki konstituen kami
,mengerjakan, tugas, linguistik. Semua konstituen bersifat paralel.
5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERDASARKAN ANALISIS
5.1 Kelebihan
1. Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara
sinkronis.
2. Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
3. Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan
kebiasaan
4. Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima
masyarakat awam.
5. Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan
kalimat.
6. Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.
5.2 Kekurangan
1. Analisis berdasarkan Bloomfield kelihatan mudah, tetapi tidak jelas mengapa
setiap langkah harus terdiri atas dua konstituen, tidak lebih.
2. Analisis pembagian langsung tidak selalu memadai, karena kadang dapat
menimbulkan ambigu dalam kalimat tertentu.

11

3. Penganalisisan dipaksa harus lebih eksplisit dalam menganalisis segala data, tidak
memperhatikan makna, tidak serampangan mana suka dengan pemusatan
perhatian kepada terminologi jenis kata seperti tata bahasa tradisional.
4. Karena penganalisisan berdasarkan dua konstituen, akan mengalami kesulitan jika
diterapkan pada kalimat majemuk.


12

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran
strukturalisme Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat
diakronis. Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis.
Telaah sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu. Salah
satu ciri aliran Struktural Bloomfield menganggap bahasa merupakan sekumpulan ujaran
yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus
dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian
adalah bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, bukan bahasa yang mati.
Aliran ini menggunakan pembagian langsung untuk menganalisis kalimat.
7




7
http://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-bloomfield/

13

DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Marat, Samsunuwiyata. 2005. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada.
http://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-bloomfield/
http://en.wikipedia.org/wiki/Leonard_Bloomfield

Você também pode gostar