Caranya meletakan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian alis mata, dan bagian belakang kepala yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis Waktu lahir sekitar 35 cm 6 bulan sekitar 43.5 cm 1 tahun sudah bertambah 12 cm dari waktu lahir Pada umur 6 tahun bertambah 6 cm lagi Pada waktu dewasa sekitar 55 cm
Bentuk dan Ukuran Kepala Makrosefali pada hidrosefalus dan megaloensefali
Mikrosefali pada kelainan sindrom down, infeksi TORCH, disgenesis/hipoplasia otak
Kontrol Kepala Umur 1 bulan bila leher bayi diangkat kepala akan terjatuh kebelakang, bila didudukan kepala akan terjatuh kedepan Akhir bulan kedua bila ditengkurapkan bayi akan dapat mengangkat kepala sejenak Umur 3 bulan bayi dapat menjaga kepala beberapa saat meskipun belum stabil Umur 5 bulan bayi dapat menegakan kepala dalam posisi duduk Kraniotabes Perlunakan tabula eksterna tulang tengkorak Diperiksa dengan menekan tengkorak dibelakang dan diatas telinga dengan cukup keras Bila positif teraba sepertimenekan bola pingpong, masih normal sampai pada bayi berumur 6 bulan Abnormal pada rakitis, sifilis, hipervitaminosis A dan hidrosefalus
Kraniotabes Tanda Macewen atau cracked-pot sign diperiksa dengan mengetukan jari pada tulagn tengkorak Positif terdengar seperti suara pot retak Normal selama ubun-ubun masih terbuka Bila ubun-ubun telah menutup menunjukan peninggian tekananan intrakranial atau dilatasi ventrikel otak Rambut dan Kulit Kepala Perhatikan warna, ketebalan, dan pertumbuhan rambut kepala Pada pasien malnutrisi berwarna merah jagung, kering dan mudah dicabut Perhatikan kulit kepala akan terdapatnya manifestasi infeksi, hemangioma dan lesi kulit lain. Ubun-ubun (fontanel) Normal datar, rata, sedikit cekung Ubun-ubun cekung pada malnutrisi dan dehidrasi Ubun-ubun cembung pada hidrosefalus, meningitis, hematoma subdural, tumor intrakranial, perdarahan intraventrikular Ubun-ubun terlambat menutup pada rakitis, hidrosefalus, sifilis, hipotiroidisme, osteogenesis imperfekta, rubela kongenital, malnutrisi, sindrom down
Ubun-ubun (fontanel) Pada umur 19 bulan 90% telah menutup Terlambat menutup pada : Rakitis, hidrosefalus, sifilis, hipotiroidisme, osteogenesis imperfekta, rubela kongenital, malnutrisi kongenital, sindrom down Terlalu cepat menutup pada kraniositosis dan osteoporosis Wajah Asimetri wajah disebabkan oleh posisi janin intrauterin Paralisis facialis menyebabkan asimetri wajah, saaat menangis atau tertawa wajah tertarik ke sisi yang sehat Pembengkakan wajah lokal disebabkan oleh edema, radang lokal, atau akibat infeksi kelenjar-kelenjar submandibularis, submaksilaris dan parotis. Facial Nerve Palsy Mata, Visus Neonatus bereaksi terhadap cahaya pada usia 1 bulan, mengikuti gerakan jari pada usia 2 bulan. Pada umur 6 bulan dapat memfokuskan pandangan pada obyek tertentu.
Mata, Palpebra Perhatikan simetris palpebra, ptosis adalah palpebra yang tidak dapat terbuka Lagopthalmos adalah palpebra yang tidak dapat menutup Hemangioma sering ditemukan pada palpebra Hordeolum ialah infeksi stafilokok pada tepi palpebra Ptosis Lagopthalmos Hordeolum Hemangioma Alis dan Bulu Mata Pada sindrom Cornelia de Lange dan sindrom Wardenburg alis sisi kiri dan kanan bertemu di tengah Sindrom cordelia dan Wardenburg Glandula dan Duktus Nasolakrimalis Bila sampai 6 bulan belum terbuka ditandai oleh air mata yang selalu mengalir Epifora ialah produksi air mata yang berlebihan Konjuntiva Perdarahan subkonjungtiva Oftalmia neonatorum Tanda defisiensi vitamin A : Hemeraltopia Xerosis konjungtiva Xerosis kornea Keratomalasia Pinguekula Pterigium Perdarahan Subkonjungtiva
Pterigium
Sklera Normal berwarna putih, sklera biru terdapat pada osteogenesis imperfekta, glaukoma dan sindrom Marfan Pada sklera sering terdapat nevus Ikterus mudah terlihat pada sklera Blue Sclera Ikterik Kornea Kornea yang normal harus jernih Bila terdapat peradangan, ulkus, atau kekeruhan berarti abnormal Pupil Pupil berbentuk bulat, simetris, diameter normal 3-4 mm Refleks cahaya pupil perlu diperiksa baik langsung maupun konsensual Midriasis atau miosis Hipus adalah pupil yang melebar atau menyempit secara cepat dan ritmis Lensa Lensa yang normal berwarna jernih Kekeruhan lensa disebut katarak Subluksasi lensa merupakan bagian dari sindrom marfan atau homosistinuria Eksoftalmos dan Enoftalmos Pada esoftalmos bola mata tampak menonjol keluar dan besar Enoftalmos ditandai oleh bola mata yang kecil dan dalam Pada keadaan normal iris terletak diantara kedua palpebra Pada bayi prematus dan cukup umur sampai beberapa hari iris berada dibawah palpebra superior, mirip dengan matahari yang sedang tenggelam (sun set sign) Strabismus Strabismus, juling adalah sumbu visual yang tidak sejajar pada pelbagai lapangan gerakan bola mata Eksotrofia Endotrofia Hipertrofia Hipotrofia Esotrofia Ektrofia
Nistagmus Nistagmus adalah gerakan bola mata yang ritmik, biasanya cepat dan dapat horizontal, vertikal, berputar atau campuran Nistagmus vesikular Nistagmus okular Nistagmus neurogenik Telinga
Telinga luar Telinga dalam Telinga tengah
Daun telinga dan Liang telinga
Ukuran dan bentuk daun telinga Liang telinga dilihat kebersihan, laserasi dan korpus alienum Membran Timpani
Membran timpani normal sedikit cekung dan tampak mengkilap
Perhatikan apakah terdapat perforasi Mastoid Perhatikan apakah terdapat tanda-tanda pembengkakan dan nyeri pada daerah belakang telinga
Ketajaman Pendengaran Ketajaman pendengaran dinilai secara kasar, neonatus sudah bereaksi terhadap suara Pada bayi berumur 6bulan ketajaman pendengaran dapat dinilai dengan alat FFT (free field test) Pada anak yang lebih besar dilakukan dengan garpu tala dan audiometer Hidung Perhatikan bentuk hidung abnormal Hidung pesek dengan dasar yang lebar mirip pelana kuda (saddle nose) terdapat pada sifilis kongenital Perhatikan mukosa hidung dan sekret hidung Epistaksis jarang terjadi pada bayi, bila ada biasanya menunjukan kelainan darah Mulut MULUT 1. Palatum mole 2. Pilar posterior 3. Uvula 4. Pilar anterior 5. Tonsil 6. Dinding posterior orofaring 3 1 5 4 2 6 MULUT
Inspeksi: - Trismus diukur dari ujung gigi seri atas dan bawah Hasil: derajat ringan bila lebar antar gigi > 2 cm derajat sedang bila lebar antar gigi < 1 cm derajat berat bila tidak ada jarak antar gigi Penyebab: tetanus, infeksi/abses sekitar mulut, dislokasio sendi temporomandibuler, parotitis, ensefalitis.
MULUT
Inspeksi: - Halitosis hasil: bau aseton ketoasidosis bau amonia uremia bau busuk abses paru-paru Penyebab: higiene gigi dan mulut yang buruk, dehidrasi, muntah, tonsilitis kronik, darah dalam mulut, hipertrofi adenoid, stomatitis, demam tifoid.
MULUT - Inspeksi bibir Simetris/ asimetris - jika asimetris waktu menangis/ tertawa dapat disebabkan oleh paresis N. trigeminus atau fasialis. Terdapat labioskisis, fisura atau tidak Perhatikan mukosa bibir, apakah berwarna: - pucat - biru keabu-abuan - merah anggur - bercak pigmentasi berbatas tegas berwarna biru-hitam atau coklat di mukosa bibir, mulut, hidung.
MULUT - Inspeksi mukosa pipi Perhatikan mukosa pipi apakah ada: - Bercak koplik: Bercak putih keabuan dikelilingi daerah kemerahan, timbul pada mukosa pipi dalam yang berhadapan dengan geraham bawah. - oral trush: bercak berwarna putih, menimbul, mirip sisa susu di selaput lendir, bibir, pipi, lidah. - pigmentasi kecoklatan atau tidak
Bercak koplik MULUT - Inspeksi palatum Perhatikan apakah: - arkus palatum simetris/ tidak - terdapat ptekie, mutiara epstein, palatoskisis, uvula bifida atau tidak.
- Inspeksi gingiva perhatikan warna, terdapatnya edema dan tanda-tanda gingivitis. Perhatikan adanya abses periapikal, epulis, hiperptrofi gingiva.
Perhatikan tonsil: - ukuran tonsil To, T 1, T2, T3, T4 - terdapat kripti, detritus, hiperemia, ulserasi atau tidak. MULUT - Inspeksi laring Perhatikan apakah terdapat stridor atau tidak. - Stridor pada neonatus hipokalsemia, trakeomalasia,laringomalasi, neoplasma, atau kerusakan N. laringeus - Stridor pada anak benda asing, trauma
Dengan menggunakan laringoskopi, perhatikan apakah terdapat spasme, edema, paralisis, stenosis atau tumor pada laring . LEHER - Inspeksi leher Panjang-pendek leher: - bayi: leher tampak pendek - usia 3-4 tahun: tampak memanjang - pendek abnormal: sindrom hunter, hurler, klippel feil, morquino, noonan, turner, kondodistrofi. Luka parut atau kelainan kulit Tortikolis atau tidak peningkatan pulsasi vena jugularis - jika terlihat pulsasi vena pd saat anak duduk/ berdiri JVP Pembengkakan, pembesaran massa/ organ. LEHER - Palpasi leher Pemeriksaan tekanan vena jugularis Pasien dalam posisi terlentang dengan sudut kepala-dada 15-30 o Hadapkan kepala pasien ke arah yg berlawanan dari pemeriksa. Lihat batas atas distensi vena jugularis Bila perlu dengan mengosongkan vena dengan menekan cranial vena dan mengurut ke caudal dilepaskan Lihat apakah terdapat pulsasi vena diatas distensi vena.
Tekanan vena jugularis pada gagal jantung kongestif, tamponade jantung, perikarditis konstriktiva, massa di mediastinum
LEHER Pemeriksaan kaku kuduk - pasien dalam posisi terlentang - fleksikan kepala sampai dagu menyentuh dada - hasil: bila terdapat tahanan kaku kuduk +
Pemeriksaan tiroid - pada bayi-anak kecil: pemeriksaan dilakukan terlentang. - Pada anak yang lebih besar: pemeriksaan dilakukan dengan posisi duduk dan dari belakang . - raba kelenjar tiroid dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah. - minta pasien untuk menelan normal: bergerak ke atas. - Nilai ukuran, bentuk, posisi, permukaan, konsistensi kelenjar tiroid, mobiditas, terdapat nyeri/ tdk. LEHER
Hasil abnormal: Pembesaran hiperaktivitas tiroid, keganasan, goiter Tiroid besar + licin hiperplasia tiroid Nodul adenoma atau keganasan Tiroid besar + nyeri tiroiditis Hipotiroidisme + goiter pemberian obat anti tiroid, tiroiditis Hashimoto, defisiensi yodium Hipotiroidisme tanpa goiter kongenital, herediter atau familial, sekunder akibat penyakit hipofisis
LEHER Pemeriksaan KGB - pasien dalam posisi duduk, leher sedikit difleksikan. - palpasi dengan menggunakan jari telunjuk-tengah, nilai KGB: - preaurikula - aurikula posterior - occipital - tonsilar - submandibula - submental - servical superficial - servical posterior - deep servical chain - supraclavicular Ekstremitas Pada pemeriksaan anggota yang perlu dinilai adalah Tulang Otot Sendi sendi pada anak yang bisa berjalan juga perlu dinilai Bentuk tubuh Cara berjalan dan cara mengambil benda Bayi 0-6 bulan terpaku ke salah satu lengan, >6 bulan pikirkan spasme infantil
Kelainan kongenital Kelainan kongenital pada ekstremitas Amelia Ekstromelia Fokomelia Sindaktili polidaktili Panjang ekstrimitas Ekstrimitas panjang dan kurus Araknodaktili, homosistinuria, sindrom marfan Ekstrimitas pendek dan lebar Sindrom down, kondrodistrofi Penyakit epifisis, palsi sereberal Pada panjang ekstrimitas yang berbeda pada Kiri dan kanan perlu dipikirkan adanya fraktur dislokasi
Jari jari tabuh (clubbed fingers) Menaiknya dasar kuku, distal jari dan kuku mengembang dan membundar terdapat hipoksia kronik Penyakit jantung bawaan sianotik Penyakit paru kronik Penyakit hati kronik Endokarditis keganasan Nyeri tekan Nyeri tekan pada nggota gerak sering disebabkan trauma infeksi Skorbut Sifilis kongenital Penyakit caffey Keracunan vit A pembengkakan & nyeri pada tulang panjang Osteomielitis nyeri pada bagian distal tulang Keadaan neurologis dan vaskular ekstrimitas Ekstrimitas pucat dan dingin Rangsangan simpatis Trombosis Emboli Untuk membedakan penyebab vaskular atau neurogen cek pulsasi Pembengkakan Lokal Pembengkakan dapat disebabkan oleh : Infeksi Perdarahan periosteal pada skorbut Penebalan korteks pada sifilis kongenital Keracunan Vit A Kalsifikasi lokal Kista atau tumor Rakitis anemia sel sabit Hand foot syndrome Fraktur Fraktur Deformitas Nyeri Krepitasi Gangguan fungsi
Bentuk tulang
Genu varum Setelah anak berjalan kurang lebih 1 tahun Rakitis, sifilis kongenital Genu Valgum Normal pada umur 2- 3,5 tahun Rakitis, poliomielitis, sifilis
Sikap badan Cara berjalan pasien Kelemahan anggota gerak Keseimbangan tubuh Fungsi serebelum, sistem saraf vestibularis, fungsi otot, tulang dan sendi
Pemeriksaan otot Perkembangan tonus Rasa nyeri Spasme Paralisis Menurun pada masa emasiasi, malnutrisi, distrofia, palsi serebral, poliomielitis, lesi LMN, neuritis, Hipotiroid, Sindrom down Meningkat pada keadaan yang mengakibatkan Spasme sepeti trauma, infeksi otot, tulang dan sendi, kelainan metabolik, tetanus
Spasme karpopedal Tetani ( hipokalsemia, hipoparatiroid) Kontraktur Deformitas menetap yang mengakibatkan gangguan gerakan otot Spasme, pasca trauma Sendi sendi Kemerahan bengkak Panas Nyeri tekan Nyeri saat gerak Keterbatasan gerakan sendi Tulang belakang Postur Gerakan tulang
Postur Lordosis Rakitis, distrofi otot, kelemahan dinding abdomen Kifosis Spondilitis tuberkulosa, gargoilisme, nekrosis aseptik korpus vertebra Skoliosis Hemivertebra, rakitis, polio, distrofia muskularis, neurofibromatosis, apendisitis, pielonefritis Gerakan Tulang Belakang Kekakuan tulang belakang Infeksi SSP : Poliomielitis, meningitis, tetanus Kelainan tulang belakang : osteomielitis, epifisitis vertebra Kelainan di sekitar tulang : peritonitis, abses perinefrik Osteoartritis, gangguan giskus, tarikan lumbosakral
Kaku kuduk Penyakit sistem saraf Infeksi ( adenitis servikal, abses retrofaringeal) Subluksasi servikal, faktur vertebra tortikolis Opistotonus -> hiperekstensi tulang belakang Serangan kejang napas Retardasi mental Kern ikterus Infeksi berat SSP
Hipermobilitas tulang belakang Amiotonia kogenita Sindrom ehlers danlos Hipokalemia akut Massa di tulang belakang Spina bifida Kelainan ektofermal