Você está na página 1de 1

BAB III KESIMPULAN

1. Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi


koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti
tubuh melawan perubahan suhu lingkungan yang dingin atau hangat.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya termoregulasi yaitu :
usia, olahraga, kadar hormon, irama sirkadian, stres, lingkungan, aktivitas,
jenis kelamin, Kecepatan BMR, masalah organ, sistem saraf, suhu tubuh,
asupan makanan, iklim dan status malnutrisi (gizi) .
3. Dalam melakukan sebuah tindakan pemeriksaan suhu diperlukan
ketepatan dan dalam pemilihan alat seperti termometer pada saat
mengukur suhu harus sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Suhu tubuh normal manusia adalah 35,6
0
C - 37,8
0
C.Cara mengukur suhu
dilakukan dengan cara perrektal, peroral dan peraxiler.
5. Askep klien dengan gangguan termoregulasi dapat ditinjau dari
pengkajian, perencanaan, diagnosa, implementasi , dan evaluasi.
6. Untuk mengetahui suhu tubuh, dilakukan pengukuran tubuh dengan
menggunakan termometer badan. Bagian tubuh manusia yang biasanya
digunakan untuk pengukuran tubuh:
a. fossa axilaris/ketiak
b. cavitas oris
c. anus
7. Termoregulasi adalah proses pendapatan panas. Proses ini dapat diperoleh
dari basal metabolisme rate, intake makanan,aktivitas otot.
8. Termolisis adalah proses kehilangan panas. Proses ini berlangsung dengan
cara :
a. Melalui kulit : radiasi, konduksi, konveksi, eksresi, evaporasi.
b. Melalui traktus respiratorius
c. Melalui urin dan feses

Você também pode gostar