Você está na página 1de 7

a.

Karakteristik fisik dan kimia


Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya
mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat
reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4.
Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan,
seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.

SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat
oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar
400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.

Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala
kensentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian
gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3 melalui reaksi
berikut :

2SO2 + O2 (udara) -> 2SO3

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak
berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx).
Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur
trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif. Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan
menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk
bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx. Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap
reaksi sebagai berikut :

S + O2 < > SO2
2 SO2 + O2 < > 2 SO3

SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika
konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera
bergabung membentuk droplet asam sulfat ( H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :
SO SO2 + H2O2 > H2SO4

Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah H2SO4 di
atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga
berasal dari mekanisme lainnya. Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian
menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi
oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari,
Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama
hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk
sulfat di dalam droplet.

Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan
dari pembakaran senyawasenyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di
udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.

Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, merkaptan, SO2, SO3, H2SO4
garam-garam sulfit, garam-garam sulfat, dan aerosol sulfur organik.Dari
cemaran tersebut yang paling penting adalah SO2 yang memberikan sumbangan 50% dari emisi total.
Cemaran garam sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut memberikan
sumbangan 15% dari emisi total.

b. Sumber dan Distribusi
Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada beberapa tempat, sumber
antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, mendominasi daerah perkotaan. Ini
termasuk :
- Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran, pertambangan dan pengolahan logam)
- Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)
- Sumber bergerak (mesin diesel)
Pola paparan dan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang signifikan, bergantung pada
sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, di mana
berlangsung untuk beberapa hari selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika penyebaran
terbatas, masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara digunakan untuk tempat pemanasan.
Sumber daerah biasanya mendominasi pada beberapa peristiwa, hasil pada pola homogen konsentrasi dan
paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil pengasapan,
penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi secara substantial, tergantung
pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada
keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal.

Gas buang industri yang mengandung SOx


c. Dampak Terhadap Kesehatan, Hewan, dan Tumbuhan
Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx) menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada
sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir
pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut
menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.

Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada
beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang
berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada
sistem pernafasan dan kardiovaskular.

Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah
diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme
tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada
konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya
bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis
cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan
terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.

Pencemaran yang cukup tinggi oleh SO2 telah menimbulkan malapetaka yang cukup serius. Seperti
yang terjadi di lembah Nerse Belgia pada 1930, tingkat kandungan SO2 diudara mencapai 38 ppm dan
menyebabkan toksisitas akut. Selama periode ini menyebabkan kematian 60 orang dan sejumlah ternak sapi.

Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat membunuh
jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis SO2
menyebabkan terjadinya khlorosis. Kerusakan tanaman ini akan diperparah dengan kenaikan kelembaban udara.
SO2 diudara akan berubah menjadi asam sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan adanya pencemaran oleh
SO2 yang cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat.

Selain itu, pada kadar sebesar 0,5 ppm, pencemaran sulfur memiliki dampak bagi tumbuhan. Dampak
ini dapat berupa bintik-bintik putih pada daun dan tanama, kemudian lama kelamaan daun tersebut akan
berguguran.

Menurut Anonim (2004), Kadar SO2 yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai
berikut :



Konsentrasi ( ppm) Pengaruh

3 5

Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya

8 12

Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan

20

Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata

20

Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk

20

Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama

50 100

Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )

400 -500

Berbahaya meskipun kontak secara singkat



d. Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan
Pengaruh pencemaran SO2 terhadap lingkungan telah banyak diketahui. Pada tumbuhan, daun adalah bagian
yang paling peka terhadap pencemaran SO2, di mana akan terdapat bercak atau noda putih atau coklat merah
pada permukaan daun. Dalam beberapa hal, kerusakan pada tumbuhan dan bangunan disebabkan karena
SO2 dan SO3 di udara, yang masing-masing membentuk asam sulfit dan asam sulfat. Suspensi asam di udara ini
dapat terbawa turun ke tanah bersama air hujan dan mengakibatkan air hujan bersifat asam. Reaksi
terbentuknya hujan asam adalah:

SO2 + O2 + H2O (2H + SO2)aq

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara
lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan, Merusak tanaman, Melarutkan logam-logam berat yang terdapat
dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.

Sifat asam dari air hujan ini dapat menyebabkan korosif pada logam-logam dan rangka-rangka
bangunan, merusak bahan pakian dan tumbuhan (Tugaswati, 2004). Adanya hujan asam akan dapat
menyebabkan danau atau kolam menjadi terlalu asam, akibat yang ditimbulkan adalah ikan-ikan yang terdapat di
dalam kolam tersebut akan mengelami kematian dan tanaman di sekitarnya menjadi banyak yang mati. Pada
benda-benda, SO2bersifat korosif. Cat dan bangunan gedung warnanya menjadi kusam kehitaman karena PbO
pada cat bereaksi dengan SOxmenghasilkan PbS. Jembatan menjadi rapuh karena mempercepat pengkaratan
(Anonim, 2008).

e. Dampak Terhadap Material
Pada benda-benda, SO2 bersifat korosif. Cat dan bangunan gedung warnanya menjadi kusam kehitaman karena
PbO pada cat bereaksi dengan SOx menghasilkan PbS. Jembatan menjadi rapuh karena mempercepat
pengkaratan.

Kerusakan juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur, batu pualam, dolomit
akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini akan tampak pada penampilannya, integritas struktur,
dan umur dari gedung tersebut.

f. Pengendalian

Pencegahan

o Sumber Bergerak

a) Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik

b) Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala

c) Memasang filter pada knalpot

o Sumber Tidak Bergerak

a) Memasang scruber pada cerobong asap.

b) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.

c) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur rendah.

o Bahan Baku, pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.

o Manusia, apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu (365mg/Nm3 udara dengan rata-
rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya :

a) Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.

b) Mengurangi aktifitas diluar rumah.

Penanggulangan

1) Memperbaiki alat yang rusak

2) Penggantian saringan/filter

3) Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan :

- Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.

- Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.

- Segera bawa ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
Bahaya Polusi

Sulfur oksida Atmosfer adalah salah satu polutan utama, adalah tidak berwarna, bau tajam gas, tidak hanya
berbahaya bagi kesehatan manusia dan pertumbuhan tanaman, tetapi juga korosi peralatan, bangunan dan
monumen. Hal ini terutama dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur, peleburan logam,
penyulingan minyak bumi asam sulfat (H2SO4) produksi dan produk silikat proses pemanggangan. Emisi
oksida belerang dioksida terutama belerang (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) emisi ke atmosfer setiap
tahun di seluruh dunia SO SO hanya sekitar 150 juta ton sulfur oksida sebagian kecil dari total, datang ke
atmosfer SO dapat perlahan-lahan teroksidasi menjadi SO, yang tergantung pada laju oksidasi oksigen SO.
Beracun 10 kali SO SO. Proses pembakaran, jumlah SO generasi, tergantung pada suhu pembakaran,
waktu, dan mengandung bahan-senyawa logam katalitik untuk membentuk gas buang pembakaran
biasanya tentang SO dari total sulfur oksida 1,0 ~ 5,0% SO Selain tata kelola penggunaan atau kurang
polusi teknologi.

Oksida sulfur Kering

Dengan metode gas adsorben atau penyerap padat padat buang SO2 penghapusan. Meskipun metode ini
muncul sebelumnya, namun kemajuan yang lambat, seperti Amerika Serikat dan Jepang, hanya beberapa
set buang gas produksi tanaman desulfurisasi kering. Cina Hubei pinus lantai pembangkit listrik
pembangkit gas buang menggunakan karbon aktif adsorpsi SO2 telah berhasil diuji. Ada kering buang
efisiensi desulfurisasi gas rendah, pernyerap solid dan produk sampingan pengolahan masalah desulfurisasi
besar kerugian biaya investasi. Hadir dalam aplikasi industri buang desulfurisasi gas kering terutama kapur
bubuk insuflasi, karbon aktif dan metode oksida mangan aktif.

Lime bubuk insuflasi: batu kapur (CaCO3) bubuk bertiup ruang pembakaran, pada 1050 suhu tinggi,
CaCO3 didekomposisi menjadi kapur (CaO), dan SO2 dalam gas reaksi pembakaran CaSO4. CaSO4 dan
bereaksi CaO dan partikel lainnya dari debu mengumpulkan berarti. Kapur bubuk ditiup stoikiometri
biasanya 2 kali. Desulfurisasi Tingkat adalah sekitar 40 ~ 60%.

Activated carbon Metode: menggunakan berpori granular, luas permukaan spesifik karbon aktif adsorpsi
gas buang SO2. Sejak adsorpsi oksidasi katalitik, SO2 dihasilkan asam yang menempel pada pori-pori
karbon. Muncul dari pori-pori aktif proses adsorpsi karbon disebut desorpsi produk (atau desorpsi). Off
penyedotan air metode konsentrasi dapat diperoleh kembali dari 10 sampai 20% asam sulfat, desorpsi gas
inert dengan metode suhu tinggi dapat memiliki konsentrasi 10 sampai 40% dari SO2, desorpsi metode uap
air dapat memiliki konsentrasi 70% SO2.

Aktif oksida mangan France (DAP-Mn Perancis): The bubuk oksida mangan diaktifkan (MnOx nH2O) di
menara penyerapan gas buang SO2, yang memproses seperti foto. Dalam proses ini, beberapa MnOx
nH2O dihasilkan mangan sulfat (MnSO4). MnSO4 dipompa menara oksidasi dengan NH3 (amonia) dan
peran O2 di udara, dan kemudian menghasilkan MnOx nH2O, dapat didaur ulang.
Sulfur oksida basah

Dengan metode penyerap cairan SO2 dalam gas buang. Basah gas buang perangkat desulfurisasi memiliki
investasi yang relatif kecil, operasi dan manajemen pemeliharaan lebih mudah, respon cepat, desulfurisasi
efisiensi tinggi, jadi ini adalah unit desulfurisasi konstruksi terbaru. Basah buang desulfurisasi gas sesuai
dengan jenis penyerap atau produk dapat dibagi menjadi: penyerapan Amonia, penyerapan batu kapur atau
kapur, magnesium oksida (MgO) penyerapan, natrium (kalium) penyerapan dan oksidasi metode
penyerapan .

Amonia Penyerapan: Penyerapan amonia dalam asap SO2, menghasilkan amonium sulfit [(NH4) 2SO3]
dan amonium bisulfit (NH4HSO3). Metode ini pertama kali digunakan dalam peleburan buang
desulfurisasi gas. Karena amonia tekanan uap parsial lebih tinggi, dalam proses desulfurisasi, amonia
hilang, ketika cairan absorpsi pada 50 , nilai pH lebih besar dari 6:00, menyerap cairan (NH4) 2SO3 dan
NH4HSO3 mudah untuk menghasilkan partikel asap putih, ketika pH kurang dari 6, asap putih
menghilang, NH3 menurun kerugian, tetapi tingkat penyerapan SO2. Untuk meningkatkan tingkat
penyerapan, harus terus memasok amonia untuk mengontrol pH menyerap cairan sekitar 6. NH3 metode
penyerapan dihasilkan (NH4) 2SO3 dan NH4HSO3 dapat diperoleh dengan oksidasi (NH4) 2SO4. Pada
penyerapan SO2 cairan penyerap menggunakan metode pengolahan yang berbeda, yang berbeda dengan
produk-pulih.

Menurut jenis ditemukan oleh-produk, metode penyerapan amonia dapat dibagi menjadi: amonia -
amonium sulfat: cairan penyerapan dapat dihasilkan dengan menambahkan amonia berair (NH4) 2SO3,
menara oksidasi dengan oksidasi tekanan udara, didaur ulang (NH4) 2SO4 , dalam larutan penyerapan
dengan menambahkan H2SO4, diperoleh (NH4) 2SO4, dan memulihkan terkonsentrasi SO2. Amonia -
Metode gipsum: amonia berair untuk mengatur pH cairan menyerap dalam oksidasi (NH4) 2SO4
ditambahkan ke dalam larutan Ca (OH) 2 dan CaSO4 menghasilkan amonia, amonia sebagai penyerap
dapat didaur ulang. uap desorpsi: mengurangi penyerapan cairan pemanas NH4HSO3 dekomposisi
yang dihasilkan (NH4) 2SO3, sementara daur ulang SO2 terkonsentrasi. Memisahkan (NH4) 2SO3 solusi
dikembalikan setelah kristalisasi untuk sirkulasi cairan penyerapan. Amonia - Sulfur Recovery Act:
memanaskan solusi penyerap terkonsentrasi, biodegradable SO2, NH3 dan uap air campuran gas dalam
campuran gas ditambahkan ke gas H2S mengurangi, dipulihkan elemen sulfur.

Kapur atau metode penyerapan kapur: CaCO3 bubuk dan Ca (OH) 2 sebagai penyerap dilucuti gas buang
SO2, produk sampingan dari CaSO4 2H2O . Efisiensi penyerapan kapur tergantung pada penyerapan SO2
penyerapan solusi pH, dan penyerapan dalam rasio gas cair. Seperti penyerapan nilai pH cairan mendekati
6, rasio gas cair lebih besar dari 4, tingkat desulfurisasi dari 90% atau lebih. Konsentrasi Kapur biasanya 5
sampai 15%, konsentrasi kapur meningkat, menurun kecepatan menyerap.

Pendekatan Pemerintahan

Buang desulfurisasi gas, dan emisi cerobong desulfurisasi bahan bakar yang tinggi. Metode ini sering juga
terkait dengan tata SO.

Dari pembakaran bahan bakar atau emisi buang desulfurisasi gas teknik produksi industri untuk
menghapus SO muncul di tahun 1880-an. 1884 di Inggris adalah dengan scrubber kapur untuk menyerap
pembakaran pembentukan belerang SO, daur ulang kalsium sulfat (caso). 1897 Jepang Motoyama smelter
kapur [Ca (OH)] Penghapusan konsentrasi tinggi smelter logam non-ferrous SO (SO konsentrasi lebih dari
3%), tingkat desulfurisasi dari 21 ~ 23%. 1930 London Power Company menyelesaikan metode pencucian
menggunakan konsentrasi rendah dalam gas buang SO (SO konsentrasi kurang dari 3%) dari pekerjaan
penelitian, dan tepi selatan Sungai Thames Power Station Battersea, pembangunan satu set modulasi
dengan Thames Water kapur bubur mencuci asap Jalan gas SO perangkat.

Buang gas baru teknologi desulfurisasi, seperti desulfurisasi beku, air laut desulfurisasi, berkas elektron
desulfurisasi desulfurisasi dan teknologi pemisahan membran dan penghapusan simultan dari gas buang
oksida sulfur dan nitrogen oksida sedang dieksplorasi. SO bakar desulfurisasi polusi udara terutama
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur. Untuk mencegah kontaminasi,
menggunakan bahan bakar rendah sulfur. Umumnya bahan bakar gas dimurnikan (seperti gas belerang, gas
dari pembuatan kokas, gas blast furnace dan gas tungku) adalah bahan bakar rendah sulfur, pembakaran
langsung SO pada dasarnya tidak menimbulkan polusi. Kandungan sulfur bahan bakar padat dan cair
karena asal bervariasi. Sebuah ton batubara yang mengandung 5 sampai 50 kg sulfur; satu ton minyak
mentah yang mengandung 5 sampai 30 kg sulfur, kandungan sulfur dari minyak berat lebih tinggi dari 1,5
sampai 2 kali. SO dibentuk oleh pembakaran kandungan sulfur yang mudah terbakar dari 2 kali. Oleh
karena itu, di muka dari desulfurisasi bahan bakar, oksida sulfur untuk mencegah metode dasar polusi
udara.

Emisi cerobong yang tinggi kontrol menggunakan kapasitas pemurnian alami gas buang SO metode
pencemaran lingkungan. Emisi jelaga cerobong yang tinggi dari sulfur dioksida dalam mendukung
penyebaran pengenceran di atmosfer. Semakin tinggi cerobong, kecepatan angin rata-rata pengenceran
difusi lebih besar lebih kuat. Metode ini saat ini digunakan di banyak negara. Namun, emisi cerobong yang
tinggi tidak mengurangi jumlah total polutan habis, namun karena atmosfer turbulensi efek dilusi difusi,
mengurangi konsentrasi polutan seperti SO. Kapasitas pemurnian alam ada batasnya, dengan jumlah total
polutan meningkat, maka akan muncul dalam kondisi cuaca tertentu penurunan kualitas lingkungan
regional, dan bahkan dapat menyebabkan daerah tetangga berikutnya dan negara. Kanada memiliki emisi
jelaga cerobong asap tertinggi di dunia, tinggi 385,5 m.

Você também pode gostar