Você está na página 1de 20

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN CUSHING

SYNDROME










Disusun oleh :
1. Anggita Adistiara P. (121.00)
2. Farikhatur Rosyidah (121.0036)
3. Frisca Putri M. (121.0040)
4. Maulana Yusuf (121.00)



PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES HANG TUAH SURABAYA
2014-2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah endokrini yaitu aplikasi
asuhan keperawatan cushing syndrome . Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan HangTuah Surabaya.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, dan kami akan sangat bangga apabila makalah
yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak
lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu
kesalahan.
Terakhir kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan
tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.



Surabaya, 26 Maret 2014


Penyusun




DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ...................................................................................................................
1.1 Rumusan Masalah ..............................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................................
1.3 Manfaat Penelitian ..............................................................................................................
Bab II Pembahasan
..................................................................................................................................................
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan .........................................................................................................................
3.2 Saran ...................................................................................................................................

Daftar Pustaka








BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sindrom Cushing disebabkan hormon kortisol dihasilkan secara berlebihan. Hormon
kortisol dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Secara biologinya, kelenjar berbentuk seakan-akan
topi ini terdiri daripada dua lapisan yang dikenali sebagai korteks (lapisan luar) dan medula
(lapisan dalam). Kelenjar adrenal menghasilkan antara 30 hingga 50 sebatian steroid atau
hormon. Tiga hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal ini ialah hormon kortisol,
adolsteron dan hormon androgen.
Sindrom Cushing pula selalunya terjadi pada kaum wanita. Pesakit biasanya juga
mempunyai masalah darah tinggi, peningkatan berat badan dengan rupa bentuk
cushingoid.
Puncak utama penyakit sindrom Cushing adalah adenoma korteks adrenal, hiperplasia
menyeluruh, hiperplasia makronodul dan kanser kelenjar adrenal. Rawatan penyakit
sindrom Cushing ialah dengan merawat puncanya. Feokromositoma adalah ketumbuhan
yang jarang ditemui dan ia merembeskan hormon katekolamin. Tanda penyakit adalah
peningkatan tekanan darah, massa abdomen dan serangan panik. Ketumbuhan boleh
berpunca dari satu kelenjar adrenal (74.2%), adrenal ekstra (16.1%) atau kedua-dua kelenjar
(9.6%).
Karsinoma korteks adrenal jarang ditemui, bersifat agresif dan mempunyai
ketumbuhan yang telah merebak. Penyakit ini boleh sembuh jika dikesan lebih awal dan
menjalani pembedahan dengan segera.
Sindrom Cushing juga biasa terdapat pada anjing peliharaan atau kuda, yang
menunjukkan simptom yang sama seperti manusia, di mana ia kelihatan bulu kerinting rapat
yang tidak gugur dan kehilangan berat badan dan laminitis.


1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme kerja dan regulasi hormone adrenokortikal
2. Bagaimanakah pathogenesis dan patofisiologi Cushing Sindrom
3. Apakah dasar kriteria diagnosis Cushing Sindrome
4. Bagaimanakah penatalaksanaan Cushing Syndrom

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan umum
1. Untuk mengetahui dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada penderita
sindrome cushing.

Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada penderita sindrome cushing.
2. Mampu Merumuskan diagnosa keperawatan pada penderita sindrome cushing
Mampu membuat rencana keperawatan pada pasien gangguan sindrome cushing.
3. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien gangguan sindrome
cushing.
4. Mampu Mengevaluasi pelaksanaan askep pada pasien gangguan sindrome cushing.


1.4 Manfaat Penulisan
Dengan penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui dasar dan
teori endokrinologi dan aplikasinya dalam proses keperawatan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik
gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang
tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik
senyawa senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, Hal. 1088).
2.2. Etiologi
Sindrom Cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang
berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hyperplasia korteks anal ginjal
berupa adenoma maupun carcinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan
sindrom Cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang
mengeluarkan ACTH. Syndrome Cushing yang disebabkan tumor hipofisis disebut
penyakit Cushing. (buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945).
Sindrom Cushing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang
dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan pada
gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing spontan,
hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab
patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal. (Sylvia A. Price;
Patofisiologi, hal 1091)

2.3. Patofisiologi
Telah dibahas diatas bahwa penyebab sindrom cishing adalah peninggian kadar
glukokortikoid dalam darah yang menetap. Untuk lebih memahami manifestasi klinik
sindrom chusing, kita perlu membahas akibat-akibat metabolik dari kelebihan
glikokorikoid.

Korteks adrenal mensintesis dan mensekresi empat jenis hormon:
a. Glukokortikoid. Glukokortikoid fisiologis yang disekresi oleh adrenal manusia
adalah kortisol.
b. Mineralokortikoid. Mineralokortikoid yang fisiologis yang diproduksi adalah
aldosteron.
c. Androgen.
d. Estrogen

Kelebihan glukokortikoid dapat menyebabkan keadan-keadaan seperti dibawah ini:
1. Metabolisme protein dan karbohidrat.
Glukokortikoid mempunyai efek katabolik dan antianabolik pada protein,
menyebabkan menurunnya kemampuan sel-sel pembentk protein untuk mensistesis
protein, sebagai akibatnya terjadi kehilangan protein pada jaringan seperti kulit,
otot, pembuluh darah, dan tulang.
Secara klinis dapat ditemukan:
a. Kulit mengalami atropi dan mudah rusak, luka-luka sembuh dengan lambat.
b. Ruptura serabut-serabut elastis pada kulit menyebabkan tanda regang pada kulit
berwarna ungu (striae).
c. Otot-otot mengalami atropi dan menjadi lemah.
d. Penipisan dinding pembuluh darah dan melemahnya jaringan penyokong
vaskule menyebabkan mudah tibul luka memar.
e. Matriks protein tulang menjadi rapuh dan menyebabkan osteoporosis, sehingga
dapat dengan mudah terjadi fraktur patologis.
f. Metabolisme karbohidrat dipengaruhi dengan meransang glukoneogenesis dan
menganggu kerja insulin pada sel-sel perifer, sebagai akibatnya penderita dapat
mengalami hiperglikemia.
g. Pada seseorang yang mempunyai kapasitas produksi insulin yang normal, maka
efek dari glukokortikoid akan dilawan dengan meningkatkan sekresi insulin
untuk meningkatkan toleransi glukosa.
h. Sebaliknya penderita dengan kemampuan sekresi insulin yang menurun tidak
mampu untuk mengkompensasi keadaan tersebut, dan menimbulkan manifestasi
klinik DM.
2. Distribusi jaringan adiposa.
a. Distribusi jaringan adiposa terakumulasi didaerah sentral tubuh.
b. Obesitas
c. Wajah bulan (moon face)
d. Memadatnya fossa supraklavikulare dan tonjolan servikodorsal (punguk bison).
e. Obesitas trunkus dengan ekstremitas atas dan bawag yang kurus akibat atropi
otot memberikan penampilan klasik perupa penampilan Chusingoid.
3. Elektrolit
Efek minimal pada elektrolit serum.
a. Kalau diberikan dalam kadar yang terlalu besar dapat menyebabkan retensi
natrium dan pembuangan kalium. Menyebabkan edema, hipokalemia dan
alkalosis metabolik.
4. Sistem kekebalan
Ada dua respon utama sistem kekebalan; yang pertama adalah pembentukan
antibody humoral oleh sel-sel plasma dan limfosit B akibat ransangan antigen
yang lainnya tergantung pada reaksi-reaksi yang diperantarai oleh limfosit T yang
tersensitasi.
Glukokortikoid mengganggu pembentukan antibody humoral dan menghabat
pusat-pusat germinal limpa dan jaringan limpoid pada respon primer terhadap anti
gen.


Gangguan respon imunologik dapat terjadi pada setiap tingkatan berikut ini:
a. Proses pengenalan antigen awal oleh sel-sel sistem monosit makrofag.
b. Induksi dan proleferasi limfosit imunokompeten.
c. Produksi anti bodi.
d. Reaksi peradangan.
e. Menekan reaksi hipersensitifitas lambat.
5. Sekresi lambung
a. sekeresi asam lambubung dapat ditingkatkan.
b. sekresi asam hidroklorida dan pepsin dapat meningkat.
c. Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh steroid dan faktor-faktor ini
dapat mempermudah terjadinya tukak.
6. Fungsi otak
Perubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini ditandai
dengan oleh ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan episode depresi
singkat.
7. Eritropoesis
Involusi jaringan limfosit, ransangan pelepasan neutrofil dan peningkatan
eritropoiesis.
Namun secara klinis efek farmakologis yang bermanfaat dari glukokortikoid
adalah kemampuannya untuk menekan reaksi peradangan. Dalam hal ini
glukokortikoid:
o Dapat menghambat hiperemia, ekstra vasasi sel, migrasi sel, dan permeabilitas
kapiler.
o Menghambat pelapasan kiniin yang bersifat pasoaktif dan menkan fagositosis.
o Efeknya pada sel mast; menghambat sintesis histamin dan menekan reaksi
anafilaktik akut yang berlandaskan hipersensitivitas yang dperantarai anti
bodi.
o Penekanan peradangan sangat deperlukan, akan tetapi terdapat efek anti
inflamasi yang merugikan penderita. Pada infeksi akut tubuh mungkin tidak
mampu melindungi diri sebagai layaknya sementara menerima dosis
farmakologik. (Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1090-1091)

2.4. Jenis jenis Sindrom Cushing
Sindrom cushing dapat dibagi dalam 2 jenis:
Tergantung ACTH : Hiperfungsi korteks adrenal mungkin dapat disebabkan
oleh sekresi ACTH kelenjar hipofise yang abnormal berlebihan. Tipe ini mula-
mula dijelaskan oleh oleh Hervey Cushing pada tahun 1932, maka keadaan ini
disebut juga sebagaei penyakit cushing.
Tak tergantung ACTH: Adanya adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH,
selain itu terdapat bukti-bukti histologi hiperplasia hipofisis kortikotrop, masih
tidak jelas apakah kikroadenoma maupum hiperplasia timbal balik akibat
gangguan pelepasan CRH (Cortikotropin Realising hormone) oleh
neurohipotalamus. (Sylvia A. Price; Patofisiologi. hal 1091)
2.5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada pasien dengan sindrom cushing
antaralain:
o Obesitas sentral
o Gundukan lemak pd punggung
o Muka bulat (moon face)
o Striae
o Berkurangnya massa otot & kelemahan umum.
Tanda lain yg ditemukan pd Syndrom cushing seperti:
o Atripi/ kelemahan otot sektermitas
o Hirsutisme (kelebihan bulu pada wanita)
o Ammenorrhoe
o Impotensi
o Osteoporosis
o Akne
o Edema
o Nyeri kepala, mudah memar dan gg penyembuhan luka.
2.6. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan Untuk menunjukkan pembesaran adrenal pada kasus sindro cushing.
b. Photo scanning
c. Pemeriksaan adrenal mengharuskan pemberian kortisol radio aktif secara intravena
d. Pemeriksaan elektro kardiografi Untuk menentukan adanya hipertensi
(endokrinologi edisi hal 437)
e. Uji supresi deksametason.
f. Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab sindrom
cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
g. Pengambilan sampele darah.
h. Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol, plasma.
i. Pengumpulan urine 24 jam.
j. Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid yang
merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.
2.7. Penatalaksanaan
a. Pengobatan tergantung pada ACTH yg tidak seragam. Apakah sumber ACTH ad
hipofis atau ektopik.
b. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor transfenoidal.
c. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan maka
sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.
d. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dg adrenolektomi total dan diikuti
pemberian kortisol dosis fisiologik.
e. Bila kelebihan kortisol disebabkan o/ neoplasma disusul kemoterapi pada penderita
dengan karsinoma/ terapi pembedahan
f. Digunakan obat dengan jenis metyropone, amino gluthemideo, p-ooo yang bisa
mensekresikan kortisol ( Patofisiologi Edisi 4 hal 1093 )

2.8. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Identitas
Lebih lazim sering terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai
insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.
Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat badan.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada memar pada kulit.
Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid dalam
jangka waktu yang lama.
Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom
Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pernapasan
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, tidak terlihat retraksi
intercouste hidung, pergerakan dada simetris.
Palpasi : Vocal premilis teraba rate, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan ronchi wheezing



b) Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S
1
S
2
Terdengar tunggal

c) Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering
Tenggorokan: Tidak dapat pembesaran kelenjar tiroid
Limfe : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Abdoment :
I : Simetris tidak ada benjolan
P : Tidak terdapat nyeri tekan
P : Suara redup
A : Tidak terdapat bising usus

d) Sistem Eliminasi
Tidak ada gangguan eliminasi

e) Sistem Persyarafan
Composmentis (456)

f) Sistem Integument / ekstrimitas
Kulit:Adanya perubahan-perubahan warna kulit,berminyak,jerawat

g) Sistem Muskulus keletal
Tulang:Terjadi osteoporosis
Otot :Terjadi kelemahan



2. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1) Gangguan integritas kulit b/d kulit tipis
2) Resiko cidera dan infeksi b/d kelemahan dan perubahan protein serta respon inflamasi
3) Gangguan integritas kulit b/d mudah luka dan rapuh
4) Gangguan citra tubuh b/d ekimosis
5) Gangguan pola tidur b/d diurnal kortisol

Post Op
1) Resiko aspirasi b/d meningkatnya secret
2) Gangguan pemenuhan nutrisi b/d mual muntah
3) Gangguan rasa nyaman b/d kembung
4) Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d diskontinuitas jaringan

3. Intervensi
PRE OP
No Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Gangguan
integritas
kulit b/d
kulit tipis
Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2 x 24 jam,
diharapkan integritas
kulit terjaga dan
terhindar dari lesi
teratasi dengan criteria
hasil :
1. Mencapai dan
mempertahanka
n integritas
kulit agar
Beri penjelasan
pada pasien
penyebab terjadinya
kulit tipis


Kaji / catat ukuran
warna kulit dan
jaringan kulit

Pantau masukan
cairan setiap hari
Pasien mengerti
dan kooperatif
tentang
penyebab
terjadinya kulit
tipis

Memberi
informasi dasar
tentang
kebutuhan
penanaman kulit
memiliki kulit
yang utuh tanpa
bekas adanya
luka

Kaji TTV (TD,
nadi, suhu)



Hindari pasien pada
obat golongan
kortikosteroid
Untuk
mengetahui
intake dan
output cairan
Untuk
mengetahui
perkembangan
sejak dini

Peningkatan
glukosa dalam
tubuh
2. Resiko
cidera dan
infeksi b/d
kelemahan
dan
perubahan
protein serta
respon
inflamasi
Setela diberikan
asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam,
diharapkan perbaikan
citra tubuh dapat
tercapai dengan criteria
hasil :
1. Mencapai dan
mempertahanka
n integritas
kulit yang utuh
Menjelaskan
pada pasien
penyebab
terjadinya
infeksi
Kaji apakah
terdapat infeksi
pada klien
Kaji tingkat
inflamasi yang
dalam
Observasi TTV
Kolaborasi
pemberian
anlgesik

Pasien mengerti
dan kooperatif
tentang
penyebab
infeksi
Member
informasi
tentang ada atau
tidaknya infeksi
pada klien
Pedoman pada
tindakan
selanjutnya
Pengetahuan
untuk melihat
peningkatan dan
pengurangan
inflamasi
Pengurangan
reaksi inflamasi
pada tubuh
3. Gangguan
integritas
kulit b/d
mudah luka
dan rapuh
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam
diharapkan ada
penurunan resiko
terjadinya lesi dan
penurunan integritas
pada kulit
Beri penjelasan
pada klien
tentang
penyebab
gangguan
integritas kulit
Periksa keadaan
turgor kulit
pada pasien
Pasien
mengerti
dan
kooperatif
tentang
penyebab
integritas
kulit
Sebagai
informasi
tentang
keadaan
integritas
kulit pada
pasien

POST OP
N
o
Diagnose Tujuan & KH Intervensi Rasional
1. Resiko
aspirasi b/d
meningkatny
a secret
Setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama 1 x 24
jam, diharapkan
jalan nafas bisa
terbebas dari
secret dengan
Ajarkan batuk
efektif pada
klien
Beri minum
air hangat
tanpa gula /
sedikit gula
Merangsang
keluarnya secret

Air hangat dapat
mengencerkan
secret, sehingga
secret dapat keluar

criteria hasil :
1. RR
20x/meni
t
2. Secret
berkuran
g

Kaji nyeri/
ketidaknyama
nan dan obati
dengan dosis
rutin dan
lakukan
latihan
pernapasan
Dorong
masukan
cairan per oral
(sedikitnya
2500 ml/hari)
Mendorong klien
untuk bergerak
batuk lebih efektif
dan nafas lebih
dalam untuk
mencegah
kegagalan
pernafasan

Hidrasi adekuat
untuk
mempertahankan
secret hilang /
peningkatan
pengeluaran secret
Kolaborasi
Berikan O2
tambahan
sesuai
kebutuhan
bantu
mengawasi
eek
pengobatan
nebulizer dan
fisioterapi
beri obat sesai
indikasi
muskolitik,
ekspectoran,
broncodilator

Memaksimalkan
sediaan O2


Memudahkan
pengenceran dan
pembuangansecret



Alat untuk
menurunkan
spasme bronkus
dengan mobilisasi
secret
dan analgesic.





Gangguan
pemenuhan
nutrisi b/d
mual muntah















Gangguan
rasa nyaman
(nyeri) b/d
diskontinuita
s jaringan



Setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama 3 x 24
jam, diharapkan
nutrisi dan nafsu
makan klien
meningkat
dengan kriteria
hasil :
1. Berat
badan
klien
kembali
normal




Setelah
diberikan asuhan
keperawatan
selama 2 x 24
jam diharapkan
luka bisa
sembuh dengan
kriteria hasil :
Berikan
makan sedikit
tapi sering
Anjurkan
untuktidak
memakan
makanan
yang
merangsang
asam
lambung
(pedas,
berlemak)
Kolaborasi
dengan
pemberian
obat anti
muntah

Kaji jumlah
dan
karakteristik
cairan luka

Bersihkan
permukaan
kulit dengan
Dilatasi gaster
dapat terjadi bila
makan terlalu cepat
Makanan yang
pedas merangsang
HCL







Untuk mengurangi
rasa mual




Pengenalan akan
adanya kegagalan
proses
penyembuhan luka
atau
berkembangnya
komplikasi secara
dini dapat





Luka
kering
Klien
mengatak
an nyeri
berkuran
g

menggunakan
hydrogen
peroksidaatau
dengan air
mengalir

Kolaborasi
dengan dokter
dan irigasi
luka bantu
dengan
debridemet
sesuai
kebutuhan
mencegah
terjadinya kondisi
yang lebih serius
Menurunkan
kontaminasi kulit
membantu dalam
membersihkan
eksudat
Membuang
jaringan nekrotik /
luka eksudat untuk
meningkatkan luka












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sindrom Cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik
gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap.
Puncak utama penyakit sindrom Cushing adalah adenoma korteks adrenal,
hiperplasia menyeluruh, hiperplasia makronodul dan kanser kelenjar adrenal.
Sindrom Cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang
berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hyperplasia korteks anal
ginjal berupa adenoma maupun carcinoma yang tidak tergantung ACTH juga
mengakibatkan sindrom Cushing.

3.2 Saran
Pembaca diharapkan supaya lebih memahami konsep penyakit itu sendiri
agar mampu memberikan asuhan keperawatan dengan benar.

Você também pode gostar

  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Documento11 páginas
    Kelompok 5
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Askep Kehamilan1
    Askep Kehamilan1
    Documento5 páginas
    Askep Kehamilan1
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • ER DEPT NURSING
    ER DEPT NURSING
    Documento5 páginas
    ER DEPT NURSING
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Documento11 páginas
    Kelompok 6
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento19 páginas
    Bab 1
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Kalkulasi Dosis
    Kalkulasi Dosis
    Documento50 páginas
    Kalkulasi Dosis
    Aini Hayati
    Ainda não há avaliações
  • Kalkulasi Dosis
    Kalkulasi Dosis
    Documento50 páginas
    Kalkulasi Dosis
    Aini Hayati
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Documento11 páginas
    Kelompok 6
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Documento7 páginas
    Kelompok 3
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Vitamin
    Vitamin
    Documento6 páginas
    Vitamin
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Kuliah Terapi LansiaUHT
    Kuliah Terapi LansiaUHT
    Documento84 páginas
    Kuliah Terapi LansiaUHT
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Jadi
    Jadi
    Documento1 página
    Jadi
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Vitamin
    Vitamin
    Documento6 páginas
    Vitamin
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Pilihan Antihipertensi
    Pilihan Antihipertensi
    Documento3 páginas
    Pilihan Antihipertensi
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Pilihan Antihipertensi
    Pilihan Antihipertensi
    Documento3 páginas
    Pilihan Antihipertensi
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Sop Pembidaian
    Sop Pembidaian
    Documento5 páginas
    Sop Pembidaian
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Sejarah Perkembangan Agama-Agama Besar Di Indonesia
    Sejarah Perkembangan Agama-Agama Besar Di Indonesia
    Documento22 páginas
    Sejarah Perkembangan Agama-Agama Besar Di Indonesia
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • FAKTOR
    FAKTOR
    Documento2 páginas
    FAKTOR
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Unsur Psikologi Memori Daya Ingat
    Unsur Psikologi Memori Daya Ingat
    Documento24 páginas
    Unsur Psikologi Memori Daya Ingat
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • MEMBIMBING PASIEN
    MEMBIMBING PASIEN
    Documento6 páginas
    MEMBIMBING PASIEN
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento19 páginas
    Bab 1
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • JK
    JK
    Documento2 páginas
    JK
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Askep Kehamilan1
    Askep Kehamilan1
    Documento5 páginas
    Askep Kehamilan1
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Belajar dan Berpikir
    Belajar dan Berpikir
    Documento10 páginas
    Belajar dan Berpikir
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Askep Kehamilan1
    Askep Kehamilan1
    Documento5 páginas
    Askep Kehamilan1
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Metode-Metode Psikologi
    Metode-Metode Psikologi
    Documento9 páginas
    Metode-Metode Psikologi
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Imunologi
    Imunologi
    Documento12 páginas
    Imunologi
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Imunologi
    Imunologi
    Documento12 páginas
    Imunologi
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3
    Bab 3
    Documento5 páginas
    Bab 3
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações
  • Obesitas
    Obesitas
    Documento4 páginas
    Obesitas
    FarikhaturRosyidah
    Ainda não há avaliações