Você está na página 1de 2

Penyebab overdosis nitrogen

Awal mula Revolusi Industri menorehkan perubahan besar yang sangat mempengaruhi
keseimbangan nitrogen. Pembakaran bahan bakar fosil besar-besaran seperti batubara dan
minyak melepaskan kadar nitrogen oksida yang tinggi (termasuk oksida nitrat atau N
2
O)
sebagai asap. Masalah nitrogen semakin parah pada Perang Dunia I dengan dikembangkannya
proses Haber-Bosch, yang memungkinkan gas N
2
lembam dibuat menjadi amonia tanpa
menggunakan bakteri pengikat nitrogen. Amonia yang dihasilkan menjadi sumberdaya yang
berharga dan bisa digunakan untuk membuat pupuk murah di perkebunan. Kontributor lain bagi
kadar nitrogen yang meningkat adalah pembakaran pohon dan tanaman untuk pertanian, dan
pembuatan pabrik nilon. Tetapi dengan menganggap industri dan pertanian yang sukses sebagai
faktor yang sangat krusial di seluruh penjuru dunia, apakah kita benar-benar akan berhenti
membuat senyawa-senyawa nitrogen bermanfaat secara buatan? Apakah kita ingin kembali ke
ambang batas alami siklus nitrogen?
Mengapa kita perlu merasa khawatir?
Ada dua unsur pokok yang dipengaruhi oleh senyawa-senyawa nitrogen ini, yaitu kesehatan
manusia dan lingkungan. Jika oksida nitrat (N
2
O) mencapai stratosfer, ia membantu merusak
lapisan ozon, sehingga menghasilkan tingkat radiasi UV yang lebih tinggi dan risiko kanker
kulit serta katarak yang meningkat. Ironisnya, jika N
2
O lebih dekat ke permukaan Bumi ia
sebetulnya bisa membuat ozon, yang mana bisa menjadi kabut di siang hari yang cerah. Kabut
terkait dengan masalah-masalah pernapasan, kerusakan paru-paru, risiko kanker yang meningkat
dan melemahnya sistem kekebalan.
Seperti dampaknya pada ozon, nitrogen oksida terlarut dalam air atmosferik membentuk hujan
asam, yang mengkorosi batuan dan barang logam dan merusak bangunan-bangunan. Pada tahun
1967, sebuah jembatan di Sungai Ohio ambruk akibat korosi hujan asam; tanaman (termasuk
tanaman pangan kita) dan bahkan manusia juga berisiko. Hubungan-hubungan antara hujan
asam, penyakit Alzheimer dan kerusakan otak telah diduga, serta dengan berbagai masalah
pernapasan. Jadi secara keseluruhan, bukan berita baik!
Tapi masalah yang terjadi semakin luas. Penggunaan pupuk secara berlebihan di lahan dan
senyawa-senyawa nitrogen dalam pakan hewan menyebabkan pelepasan nitrogen ke dalam arus
air dan sungai. Alga, yang pertumbuhannya biasanya dihambat oleh ketersediaan nitrogen,
menggunakan banjir nitrogen ini untuk tumbuh diluar kendali, sehingga mengarah pada
kerumunan alga yang besar. Ini menggunakan semua oksigen di air dan memblokir masuknya
cahaya, sehingga secara perlahan-lahan membunuh kehidupan akuatik dan mencegah tanaman-
tanaman bawah laut untuk berfotosintesis. Mengkhawatirkannya, kadar nitrogen di danau-danau
Norwegia telah bertambah dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir, dan di Eropa barat,
jumlah senyawa nitrogen yang dideposisikan lebih dari 100 kali kadar alami.
Kembali ke daratan, kadar nitrogen yang lebih tinggi dalam tana-h berarti bahwa sedikit tanaman
yang mampu bertahan karena tidak dapat berkompetisi. Tanaman-tanaman in cenderung adalah
tanaman-tanaman yang mampu dengan cepat memanfaatkan kelebihan nitrogen untuk
pertumbuhan yang cepat, sehingga menyisakan lebih sedikit sumberdaya dan lebih banyak
naungan untuk spesies lain. Ini bisa menyebabkan banyak spesies tanaman yang menjadi punah,
dan pada gilirannya akan memiliki efek insidental terhadap semua hewan, serangga dan burung-
burung yang menggunakannya. Banyak tanah tandus kaya spesies di Belanda yang telah diambil
alih oleh hutan-hutan yang kurang spesies karena alasan ini.
Terakhir, nitrogen oksida berkontribusi bagi pemanasan global. Walaupun konsentrasi oksida
nitrat di atmosfer sangat rendah dibanding karbon dioksida, potensi pemanasan global oksida
nitrat adalah sekitar 300 kali lebih besar. Jadi walaupun karbon dioksida menyebabkan
perubahan iklim dan masalah-masalah yang terkait dengannya, senyawa-senyawa nitrogen bisa
menyebabkan masalah yang lebih buruk. Senyawa-senyawa nitrogen memiliki potensi
pemanasan global yang lebih besar, bisa mengarah pada masalah perubahan iklim yang lebih
besar, dan menyebabkan malapetakan bagi kesehatan dan lingkungan. Jadi apa yang bisa kita
lakukan?
Cara mengatasi
Saat ini, 80% senyawa nitrogen di atmosfer berasal dari sumber manusia. Masalah ini adalah
produk sampingan dari masyarakat kita yang sangat tergantung pada teknologi, tetapi
didalamnya terdapat solusi. Inovasi teknologi yang serupa bisa digunakan untuk mengurangi
emisi, dan pengonversi katalitik bisa mengonversi nitrogen oksida menjadi gas nitrogen yang
tidak berbahaya. Pemerintah juga bisa memegang peranan. Di California, ladang-ladang besar
dengan lebih dari seribu ternak sapi perah sekarang ini harus meminta lisensi ke Air Resources
Board, yang mengontrol kadar pelepasan dalam jumlah banyak dari hewan.
Sebenarnya ada satu solusi yang dijamin dapat mengatasi masalah nitrogen ini: mengurangi
jumlah nitrogen yang kita gunakan untuk bahar bakar dalam kehidupan sehari-hari. Ini semuanya
baik, tetapi seperti halnya dengan semua solusi bagi masalah-masalah besar, solusi ini juga akan
sangat sangat sulit diterapkan.

Você também pode gostar