Você está na página 1de 2

ANALISIS DATA

Menguji Golongan Darah


Pengujian golongan darah dilakukan dengan meneteskan darah yang akan
diuji pada serum anti A dan serum anti B. Dalam kelompok kami yang diuji
adalah 2 wanita. Untuk wanita yang pertama, darah yang diteteskan pada serum
anti A tidak mengalami penggumpalan/aglutinasi setelah beberapa lama diaduk
dengan tusuk gigi, begitu pula dengan darah yang diteteskan pada serum anti B
juga tidak mengalami penggumpalan. Untuk subjek wanita yang kedua, hasil
percobaannya sama yaitu tidak terjadi penggumpalan darah baik pada yang
diteteskan pada serum anti A maupun pada serum anti B. Sehingga disimpulkan
bahwa golongan darah dari kedua subjek tersebut adalah O.

PEMBAHASAN
Penggolongan darah merupakan suatu sistem klasifikasi darah yang
didasarkan pada keberadaan protein khusus (yang berkombinasi dengan
polisakarida) pada permukaan luar plasma membran sel darah merah. Protein
semacam ini disebut dengan antigen atau aglutinogen yang dikenal bersifat
genetik. Antigen-antigen tersebut secara normal diikuti oleh protein-protein lain
yang berada di dalam plasma yaitu antibodi atau aglutinin, yang bereaksi dengan
sel darah merah yang memiliki antigen yang berbeda. Hal ini menyebabkan darah
menggumpal (aglutinasi) dan bahkan hemolisis (Basoeki, dkk, 2000).
Pada manusia darah dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB,
dan O. Pengelompokan ini didasarkan atas ada tidaknya suatu zat tertentu di
dalam sel-sel darah merah, yaitu aglutinogen (antigen). Terdapat dua macam
aglutinogen yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinogen merupakan
polisakarida, dan tidak hanya di dalam sel darah merah tetapi juga di kelenjar
ludah, hati, ginjal, paru-paru, testes dan semen. Seseorang disebut mempunyai
golongan darah A bila di dalam sel darah merahnya terdapat aglutinogen A,
golongan darah AB bila mengandung aglutinogen AB, dan golongan darah O bila
di dalam sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen (Wulangi, 1993).
Percobaan menentukan golongan darah pada kelompok kami dilakukan
dengan dua wanita. Untuk wanita pertama, darah yang diteteskan pada serum anti
A dan serum anti B setelah diaduk dengan tusuk gigi tidak mengalami
penggumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa darah subjek tidak memiliki
aglutinogen A maupun B sehingga tidak mengalami aglutinasi saat diberi anti A
dan anti B. Dari analisis itu maka golongan darah subjek adalah O. Untuk subjek
wanita kedua, saat darahnya diteteskan pada serum anti A dan B hasilnya sama
yaitu darah tidak mengalami aglutinasi baik pada yang diberi anti A maupun B,
sehingga disimpulkan bahwa subjek juga memiliki golongan darah O. Orang yang
memiliki darah O, darahnya tidak akan mengalami aglutinasi saat diberi serum
anti A ataupun B karena eritrositnya tidak memiliki aglutinogen A maupun B.
Serum anti A atau B adalah berupa antibodi yang hanya melawan aglutingen A
atau B yang dianggapnya sebagai antigen. Kejadian ini juga merupakan contoh
dari respon antigen-antibodi.

Daftar Rujukan
Basoeki,dkk . 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung: Depdikbud
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi.

Você também pode gostar